II.2 Stres II.2.1 Pengertian Stres
Menurut Morgan dan King ”..as an internal state can be caused by physical demand on the body disease condition, exercise, extremes of temperature, and the
like or by environmental and cosial situations which are evaluated as potentially harmful, uncontrollable, or exceeding our resources for coping”. Jadi stres adalah
suatu keadaan yang bersifat internal yang bisa disebabkan oleh tuntutan fisik badan, atau lingkungan dan situasi sosial yang berpotensi merusak dan tidak terkontrol
Widyasari, 2007. Stres juga didefinisikan sebagai tanggapan atau proses internal atau eksternal
yang mencapai tingkat fisik dan psikologis sampai pada batas atau melebihi batas kemampuan subyek. Pengertian ini disampaikan oleh Profesor Cary Cooper dari The
University of Manchester Institude of Science and Technology UMIST. Dengan penjelasan bahwa stres itu sangat bersifat personal. Setiap orang memiliki toleransi
tertentu pada tekanan di setiap waktunya, yaitu kemampuan untuk mengatasi atau tidak mengatasinya Agung, 2008.
Atau dengan cara yang lebih sederhana lagi, stres merupakan bentuk tanggapan seseorang baik secara fisik maupun mental terhadap suatu perubahan di
lingkungan yang dirasakan menggangu dan mengakibatkan dirinya terancam Anoraga, 1998.
II.2.2 Stres di Tempat Kerja
Menurut Phillip L.Rice, Penulis buku Stress and Health, seseorang dikategorikan stres kerja jika : Rini, 2002
Universitas Sumatera Utara
• Urusan stres yang dialami melibatkan juga pihak organisasi atau
perusahaan tempat individu bekerja. Namun penyebabnya tidak hanya di dalam perusahaan, karena masalah rumah tangga yang terbawa ke
pekerjaan dan masalah yang terbawa ke rumah juga dapat menjadi penyebab stres kerja.
• Mengakibatkan dampak negatif bagi perusahaan dan juga individu.
Oleh karenanya diperlukan kerjasama antara kedua pihak untuk menyelesaikan persoalan stres tersebut.
“Work stress is an individual’s response to work related environtmental stressors. Stress as the reaction of organism, which can be
physiological, psychological, or behavioral reaction” Berdasarkan definisi di atas, stres kerja dapat diartikan sebagai sumber atau stressor kerja yang menyebabkan
reaksi individu berupa reaksi fisiologis, psikologis, dan perilaku. Seperti yang telah diungkapkan di atas, lingkungan pekerjaan berpotensi sebagai stressor kerja. Stressor
kerja merupakan segala kondisi pekerjaan yang di persepsikan karyawan sebagai suatu tuntutan dan dapat menimbulkan stres kerja Widyasari, 2007.
Luthans mendefinisikan stres sebagai suatu tanggapan dalam menyesuaikan diri yang dipengaruhi oleh perbedaan individu dan proses psikologis, sebagai
konsekuensi dari tindakan lingkungan, situasi atau peristiwa yang terlalu banyak mengadakan tuntutan psikologis dan fisik seseorang, Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa stres kerja timbul karena tuntutan lingkungan dan tanggapan
Universitas Sumatera Utara
setiap individu dalam menghadapinya dapat berbeda. Masalah Stres kerja di dalam organisasi perusahaan menjadi gejala yang penting diamati sejak mulai timbulnya
tuntutan untuk efisien di dalam pekerjaan. Akibat adanya stres kerja tersebut yaitu orang menjadi nervous, merasakan kecemasan yang kronis, peningkatan ketegangan
pada emosi, proses berpikir dan kondisi fisik individu. Selain itu, sebagai hasil dari adanya stres kerja karyawan mengalami beberapa gejala stres yang dapat mengancam
dan mengganggu pelaksanaan kerja mereka, seperti : mudah marah dan agresi, tidak dapat relaks, emosi yang tidak stabil, sikap tidak mau bekerja sama, perasaan tidak
mampu terlibat, dan kesulitan dalam masalah tidur Agung, 2008.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terjadinya stres kerja adalah dikarenakan adanya ketidakseimbangan antara karakteristik kepribadian karyawan
dengan karakteristik aspek-aspek pekerjaannya dan dapat terjadi pada semua kondisi pekerjaan. Adanya beberapa atribut tertentu dapat rnempengaruhi daya
tahan stres seorang karyawan Agung, 2008.
Seperti yang telah diartikan, stres merupakan masalah yang serius dalam lingkungan kerja zaman modern ini. Stres berhubungan dengan biaya kesehatan yang
akan dikeluarkan oleh perusahaan dan biaya jumlah absen dari pekerja yang nilainya lebih dari 150 miliar rupiah. Hampir 15 dari keseluruhan penyakit akibat kerja
berhubungan dengan stres yang dialami pekerja David L Goetsch, 2000.
Universitas Sumatera Utara
II.2.3 Penyebab Stres di Tempat Kerja