Lokasi Perusahaan Uraian Proses Produksi

IV.1.3 Pemasaran

Crumb rubber diperdagangkan dalam bentuk bongkahan bal berukuran 28 x 14 x 6,5 inci 3 dengan bobot 35 kg per bongkah, terbungkus rapi menggunakan plastik, dan dikemas di dalam palet yang terbuat dari kayu, di mana satu palet berisikan 36 bal crumb rubber. Produk crum rubber yang dihasilkan mutunya terdiri dari SIR 5, SIR 10 dan SIR 20. Umumnya produksi utama adalah crumb rubber dengan mutu SIR 20, tetapi hal ini tetap disesuaikan dengan pesanan atau keinginan konsumen. Seluruh hasil produksi PT.Hadi Baru dipasarkan keluar negeri seperti Amerika Serikat, Jerman, Kanada, Chekoslavakia, Spanyol, Itali, Belanda dan negara- negara Amerika latin dan Jepang. Perusahaan memilih pasar luar negeri karena pasar luar negeri lebih luas dan kebutuhan yang besar atas Crumb rubber yang nantinya diolah menjadi produk yang mempunyai nilai lebih tinggi.

IV.1.4 Lokasi Perusahaan

Lokasi PT. Hadi Baru terbagi menjadi dua, yaitu: 1. Pabrik Crumb Rubber PT. Hadi Baru dengan luas ±10 Ha yang berlokasi di Jalan Medan-Binjai Km. 16,75 Desa Sumber Melati Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang, 2. Kantor Pemasaran PT. Hadi Baru berlokasi di Jalan Kumango no. 16 Medan.

IV.1.5 Uraian Proses Produksi

Universitas Sumatera Utara Proses pembuatan crumb rubber dapat dibagi menjadi beberapa tahapan proses produksi, yang diuraikan sesuai dengan urutan-urutan prosesnya. Tahapan- tahapan proses produksi tersebut adalah sebagai berikut: 1. Stasiun Kerja Penimbangan Bahan baku yang diterima dari pemasok disimpan dalam gudang bahan baku. Bahan baku untuk pembuatan crumb rubber ini biasanya disebut dengan Bokar atau bahan olah karet. Bahan baku kemudian ditimbang dengan timbangan bokar untuk dibawa ke stasiun pencincangan dan pembersihan. 2. Stasiun Kerja Pencincangan dan Pembersihan Bahan olah karet Bokar yang berasal dari tempat penimbangan diangkut dengan Shovel Loader ke bak air untuk dicuci. Air yang digunakan dialirkan dari menara air melalui pipa. Dari hasil pencucian air buangan diolah untuk digunakan kembali. Pengolahannya melalui 2 tahap di stasiun pengolahan limbah. Pada tahap pertama air disaring di bak I untuk mendapatkan sisa getah yang dibawa kembali ke gudang bahan baku secara manual. Sedangkan air yang masih mengandung kotoran diendapkan kotorannya dengan tawas di bak II pengolahan limbah. Air yang telah bersih dibawa kembali ke menara air. Bokar yang telah dicuci diangkut dengan bucket elevator ke Mesin Slab Cutter I. Pada mesin tersebut, Bokar dicincang menjadi potongan-potongan kecil sebesar kepalan tangan. Hasil olahan dengan mesin Slab Cutter I diangkut dengan Belt Conveyor ke Bak Pembersihan I. Fungsi Bak Pembersihan ini adalah supaya pasir, tanah, batu dan kayu yang masih bercampur dengan Bokar tenggelam akibat berat jenisnya yang lebih besar. Setelah dicuci dalam Bak Pembersihan I, Bokar Universitas Sumatera Utara diangkut ke Mesin Slab Cutter II dengan Bucket Elevator. Prinsip mesin kerja Slab Cutter II sama dengan Slab Cutter I, perbedaannya adalah hasil olahan mesin Slab Cutter II berukuran lebih kecil. Bokar kemudian dijatuhkan dengan corong gravitasi untuk diayak dengan Vibrating Screen dengan ukuran saringan 0.5 cm yang juga berfungsi untuk memisahkan kotoran, selama pengayakan terus dilakukan penyiraman air pada Bokar. Selanjutnya Bokar ditampung oleh Belt Conveyor untuk diangkut ke Bak Pembersihan II yang berfungsi untuk memisahkan kotoran. Kemudian Bokar diangkut dengan Bucket Elevator ke Mesin Hammer Mill, yang mencincang Bokar menjadi potongan-potongan kecil. Gerakan di dalam Hammer Mill juga menyebabkan kotoran-kotoran yang berada di dalam gumpalan karet menjadi terpisah. Hasil keluaran dari Hammer Mill kembali dijatuhkan melalui corong gravitasi ke dalam Vibrating Screen dan disirami air secara kontiniu. Bokar yang lolos dari Vibrating Screen dialirkan ke Bak Pembersihan III dengan belt conveyor untuk memisahkan kotoran. Kemudian Bokar diangkut dengan Bucket Elevator ke Rotary Cutter. Hasil olahan Rotary Cutter yang berupa potongan-potongan kecil Bokar, dimasukkan ke dalam Bak Pembersihan IV dengan belt conveyor, dan dilakukan pemisahan kotoran. Setiap air buangan dari bak pembersihan diolah di Bak I dan II pengolahan limbah, sedangkan air buangan dari vibrating screen hanya diolah di Bak II pengolahan limbah. 3. Stasiun Kerja Penggilingan dan Pembentukan Lembaran Bokar diangkut ke stasiun kerja ini dengan menggunakan Bucket Elevator. Proses awal dari tahap ini adalah pembentukan lembaran oleh mesin Creper I. Lembaran Universitas Sumatera Utara karet hasil olahan Creper I ini masih berbentuk agak kasar dan kadang masih terputus-putus. Lembaran kemudian diangkut ke Creper II dengan Belt Conveyor untuk diproses menjadi lembaran yang lebih tipis dan lebih halus. Hasil olahan Creper II diangkut dengan Belt Conveyor ke mesin Shredder untuk dicincang kembali menjadi potongan-potongan kecil. Kemudian, potongan-potongan Bokar diangkut ke Creper III untuk dibentuk kembali menjadi lembaran. Proses selanjutnya adalah melalui mesin Creper IV, V, VI, VII dan VIII dengan pola proses yang sama dengan alat angkut belt conveyor. Lembaran karet yang dihasilkan oleh Creper VIII dibawa ketempat pemotongan dengan belt conveyor dan dipotong dengan panjang sekitar 1 m kemudian dilipat menjadi 4 lipatan untuk diangkut dengan Hand Truck ke Stasiun Penjemuran. 4. Stasiun Kerja Penjemuran Lembaran karet dari stasiun kerja sebelumnya untuk dijemur pada rak-rak penjemuran yang dibuat bertingkat-tingkat. Lembaran diangkut dengan lift ke rak penjemuran. Fungsi penjemuran adalah untuk pengeringan dan peningkatan PRI Plasticity Retention Index yaitu indeks ketahanan karet terhadap degradasi oleh oksidasi. Penjemuran dilakukan sekitar 15 hari. Lembaran diturunkan kembali dengan lift ke hand truck. 5. Stasiun Kerja Peremahan dan Pembutiran Lembaran karet kering dari penjemuran dibawa ke mesin Shredder dengan Hand Truck. Pada mesin tersebut, lembaran dicincang menjadi butiran-butiran kecil dan langsung ditampung pada Bak Pembersihan. Butiran-butiran tersebut kemudian diangkut dengan hydrocylone ke corong pengisi yang berfungsi untuk Universitas Sumatera Utara memudahkan pengisian butiran-butiran Bokar ke dalam Troli Biscuit Crumb. Troli tersebut terdiri atas kotak-kotak besi yang berjumlah 24 buah. Setelah penuh, troli-troli tersebut dimasukkan ke dalam Drier dengan didorong. 6. Stasiun Kerja Pengeringan Troli yang sudah terisi penuh dengan butiran-butiran Bokar dimasukkan ke dalam Drier. Di dalam Drier Bokar dikeringkan dalam burner I dengan suhu 135 o C selama 50 menit, dilanjutkan dikeringkan di burner II dengan suhu 115 o C selama 50 menit. Bagian akhir proses pengeringan melibatkan pendinginan hingga suhu 31 o C selama 210 menit dengan hembusan udara dari Blower. 7. Stasiun Kerja Penimbangan dan Pengepresan Butiran-butiran yang dari drier dikeluarkan dari dalam Troli secara manual dengan alat bantu gancu, lalu ditimbang dan disesuaikan beratnya hingga tepat 35 kg dengan timbangan duduk. Kemudian Crumb Rubber tersebut dibawa ke mesin pres secara manual dan dipres menjadi berbentuk empat persegi dengan ukuran 28 in. x 14 in. x 6,5 in. Lama pengepresan adalah kurang lebih 15 detik dengan tekanan 1500 Psi. Bongkahan Crumb Rubber yang telah dipres dilewatkan operator ke metal detector dengan belt conveyor untuk pengujian ada atau tidaknya logam. Bongkahan yang mengandung logam akan dibawa ke gudang bahan baku untuk diproses ulang. Bongkahan yang lewat pemeriksaan akan dibawa ke stasiun pengepakan dengan belt conveyor. 8. Stasiun Kerja Pengepakan Di stasiun pengepakan bongkahan dibungkus dengan plastik secara manual lalu disusun dalam pallet dan forming box yang telah dilapisi plastik, kemudian Universitas Sumatera Utara dibawa ketempat pengepresan dengan forklift, dimana forming box akan ditimpa oleh besi press seberat 1 ton selama satu hari. Setelah itu besi press diangkat dari forming box dan forming box dibuka secara manual. Bal diberi label, dan disimpan di gudang bahan jadi. IV.2 STRUKTUR ORGANISASI PT.HADI BARU IV.2.1 Struktur Organisasi

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN ADAPTASI TERHADAP KEBISINGAN DENGAN STRES KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. HENDRATNA PLYWOOD

0 7 2

HUBUNGAN ANTARA KEBISINGAN DENGAN STRES KERJA PADA PEKERJA BAGIAN GRAVITY PT. DUA KELINCI

2 35 94

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN DAN IKLIM KERJA DENGAN STRES KERJA PADA PEKERJA DI BAGIAN PRODUKSI PT. NUSANTARA BUILDING INDUSTRIES

0 5 147

Hubungan Intensitas Kebisingan dengan Stres Kerja pada Pekerja Bagian Pengolahan di Pabrik Kelapa Sawit Rambutan PTPN III Tahun 2016

0 4 133

HUBUNGAN INTENSITAS KEBISINGAN DAN BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA PEKERJA BAGIAN SPINNING Hubungan Intensitas Kebisingan Dan Beban Kerja Dengan Stres Kerja Pada Pekerja Bagian Spinning Di PT. Kusumaputra Santosa Karangayar.

0 2 15

HUBUNGAN INTENSITAS KEBISINGAN DAN BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA PEKERJA BAGIAN SPINNING Hubungan Intensitas Kebisingan Dan Beban Kerja Dengan Stres Kerja Pada Pekerja Bagian Spinning Di PT. Kusumaputra Santosa Karangayar.

0 5 15

Hubungan Intensitas Kebisingan dengan Stres Kerja pada Pekerja Bagian Pengolahan di Pabrik Kelapa Sawit Rambutan PTPN III Tahun 2016

0 0 17

Hubungan Intensitas Kebisingan dengan Stres Kerja pada Pekerja Bagian Pengolahan di Pabrik Kelapa Sawit Rambutan PTPN III Tahun 2016

0 0 2

Hubungan Intensitas Kebisingan dengan Stres Kerja pada Pekerja Bagian Pengolahan di Pabrik Kelapa Sawit Rambutan PTPN III Tahun 2016

0 1 6

Hubungan Intensitas Kebisingan dengan Stres Kerja pada Pekerja Bagian Pengolahan di Pabrik Kelapa Sawit Rambutan PTPN III Tahun 2016

0 0 24