Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Analisis Kesintasan

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah utama yang akan diteliti ialah berapa probabilitas kesintasan 1 tahun penderita kanker serviks setelah mendapat penanganan atau perawatan dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesintasan tersebut.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini diantaranya ialah: 1. Mendapatkan nilai inferensi statistik yang meliputi estimasi fungsi kesintasan, uji log rank dan membuat kesimpulan 2. Menggambarkan kurva fungsi kesintasan dan menentukan model cox proportional hazard 3. Mendapatkan nilai probabilitas kesintasan 1 tahun dari data sekunder penderita kanker serviks yang rawat inap di RSUP. H. Adam Malik Medan tahun 2009, dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesintasan pasien

1.4 Kontribusi Penelitian

Penelitian tugas akhir ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai informasi mengenai penerapan statistika khususnya aplikasi model regresi cox proportional hazard pada analisis kesintasan, memberi kemudahan kepada para petugas medis untuk menentukan probabilitas kesintasan 1 tahun pasien penderita kanker serviks menggunakan model regresi cox proportional hazard , memberi masukan kepada petugas medis tentang kesintasan 1 tahun pasien penderita kanker serviks serta menjadi bahan bacaan yang menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi penulis maupun orang lain. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan dipaparkan teori-teori yang menjadi dasar dan landasan dalam penelitian sehingga membantu mempermudah pembahasan bab selanjutnya dan pembahasan utama dalam penelitian ini. Teori tersebut meliputi analisis kesintasan, data tersensor, fungsi kesintasan dan fungsi hazard , estimasi Kaplan-Meier, model cox proportional hazard, dan sekilas tentang kanker serviks meliputi pengertian, faktor penyebab serta faktor resikonya.

2.1 Analisis Kesintasan

Armitage dan Berry 1987 mengatakan bahwa analisis kesintasan merupakan analisis yang melibatkan uji statistik untuk menganalisis data yang variabelnya berkaitan dengan waktu atau lamanya waktu sampai terjadinya peristiwa tertentu . Menurut Kleinbaum dan Klein 2005 analisis kesintasan ialah kumpulan dari prosedur statistik untuk menganalisis data yang outcome variabel yang diteliti adalah waktu hingga suatu peristiwa muncul. Waktu kesintasan dapat didefinisikan sebagai waktu dari awal observasi hingga terjadinya peristiwa, dapat dalam hari, bulan, maupun tahun. Peristiwa tersebut dapat berupa perkembangan suatu penyakit, respon terhadap perawatan, kambuhnya suatu penyakit, kematian atau peristiwa lain yang dipilih sesuai dengan kepentingan si peneliti . Oleh karena itu waktu kesintasan dapat berupa waktu sembuhnya dari penyakit, waktu dari memulai perawatan hingga terjadi respon, dan waktu hingga terjadi kematian Lee dan Wang, 2003. Menurut Le 2003 dalam menentukan waktu kesintasan, T , terdapat 3 elemen dasar yang diperlukan yaitu : Universitas Sumatera Utara 1. Waktu awal time origin 2. Peristiwa akhirwaktu akhir failure event 3. Skala waktu sebagai satuan pengukuran waktu T lama waktu waktu awal waktu akhir T adalah lama dari waktu awal time origin misalnya dari lahir hingga terjadi peristiwa tertentu misalnya kematian dalam tahun skala waktu. Waktu awal harus didefinisikan dengan jelas, namun tidak harus waktu kelahiran misalnya waktu awal melakukan perawatan atau awal didiagnosa penyakit tertentu untuk percobaan klinis. Begitu juga waktu akhir harus didefinisikan secara jelas tidak harus kematian, misalnya waktu terjadinya struk, atau waktu kambuhnya penyakit Le, 2003. Analisis kesintasan memiliki beberapa tujuan Kleinbaum dan Klein, 2005: 1. Mengestimasi dan mengiterpretasikan fungsi kesintasan danatau fungsi hazard 2. Membandingkan fungsi kesintasan danatau fungsi hazard pada 2 kelompok atau lebih 3. Mengestimasi hubungan antara variabel penjelas dengan waktu kesintasan

2.1.1 Data Tersensor

Perbedaan antara analisis kesintasan dengan analisis statistika lainnya ialah terdapatnya suatu peristiwa yang lama waktu terjadinya terhadap objek adalah bervariasi. Selain itu adanya kemungkinan beberapa objek yang waktu sampai terjadinya peristiwa tidak diobservasi secara penuh sensor. Menurut Machin et al 2006 data dikatakan tersensor jika observasi waktu kesintasan hanya sebagian, tidak sampai failure event. Penyebab terjadinya data tersensor antara lain Le, 2003: 1. Loss to follow up, terjadi bila objek pindah, meninggal atau menolak untuk berpartisipasi 2. Drop out, terjadi bila perlakuan dihentikan karena alasan tertentu Universitas Sumatera Utara 3. Termination of study, terjadi bila masa penelitian berakhir sementara objek yang diobservasi belum mencapai failure event 4. Death, jika penyebab kematian bukan dibawah penyelidikan misalnya bunuh diri Sedangkan menurut Kleinbaum dan Klein 2005 ada 3 alasan umum terjadinya penyensor, yaitu: 1. Objek tidak mengalami peristiwa sebelum masa penelitian berakhir 2. Objek hilang selama masa follow-up ketika masa penelitian 3. Objek ditarik dari penelitian karena kematian jika kematian bukan peristiwa yang diobservasi atau disebabkan alasan lain Situasi ini diilustrasikan dengan grafik di bawah ini. Grafik menggambarkan beberapa orang atau objek yang diikuti. � menyatakan orang atau objek yang mendapatkan peristiwa. 2 4 6 8 10 12 A X B Penelitian berakhir C dikeluarkan D Penelitian berakhir E hilang F X Gambar 2.1 Grafik Data Tersensor Dalam bukunya Crowder et al 1991 mengatakan bahwa ada 3 jenis penyensoran, yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. Left-censored, observasi dikatakan left-cencored jika objek yang diobservasi mengalami peristiwa di bawah waktu yang telah ditetapkan atau ketika masa observasi belum selesai 2. Right-censored, obsevasi dikatakan right-cencored jika objek masih hidup atau masih beroperasi ketika masa observasi telah selesai 3. Interval-censored, ketika objek mengalami peristiwa diantara interval waktu tertentu maka observasi dikatakan interval-censored Menurut Lee dan Wang 2003 ada 3 tipe penyensoran data, yaitu: 1. Tipe I, jika objek-objek diobservasi selama waktu tertentu, namun ada beberapa objek yang mengalami peristiwa setelah periode atau masa observasi selesai, dan sebagian lagi mengalami peristiwa diluar yang ditetapkan 2. Tipe II, masa observasi selesai setelah sejumlah objek yang diobservasi diharapkan mengalami peristiwa yang ditetapkan, sedang objek yang tidak mengalami peristiwa disensor 3. Tipe III, jika waktu awal dan waktu berhentinya observasi dari objek berbeda- beda. Sensor tipe III ini sering disebut sebagai random-censored Pada penelitian ini jenis penyensoran yang digunakan ialah right-cencored , yaitu ketika waktu kesintasan objek tidak lengkap di sisi kanan masa follow-up , ketika penelitian berakhir objek masih bertahan atau objek hilang pada masa follow-up atau dikeluarkan dari penelitian.

2.1.2 Fungsi Kesintasan dan Fungsi

Hazard Pada analisis kesintasan ada 2 hal yang mendasar yaitu fungsi kesintasan dan fungsi hazard . Fungsi kesintasan merupakan dasar dari analisis ini, karena meliputi probabilitas kesintasan dari waktu yang berbeda-beda yang memberikan informasi penting tentang data kesintasan. Secara teori, fungsi kesintasan dapat digambarkan dengan kurva mulus dan memiliki karakteristik sebagai berikut Kleinbaum dan Klein, 2005: 1. Tidak meningkat, kurva cenderung menurun ketika meningkat Universitas Sumatera Utara 2. Untuk = 0, = 0 = 1 adalah awal dari penelitian, karena tidak ada objek yang mengalami peristiwa, probabilitas waktu kesintasan 0 adalah 1 3. Untuk = ∞, = ∞ = 0; secara teori, jika periode penelitian meningkat tanpa limit maka tidak ada satu pun yang bertahan sehingga kurva kesintasan mendekati nol 0 = 1 1 ∞ = 0 ∞ t Gambar 2.2 Kurva Fungsi Kesintasan Berbeda dengan fungsi kesintasan yang fokus pada tidak terjadinya peristiwa, fungsi hazard fokus pada terjadinya peristiwa. Oleh karena itu fungsi hazard dapat dipandang sebagai pemberi informasi yang berlawan dengan fungsi kesintasan. Sama halnya dengan kurva fungsi kesintasan, kurva fungsi hazard juga memiliki karakteristik, yaitu Kleinbaum dan Klein, 2005: 1. Selalu nonnegatif, yaitu sama atau lebih besar dari nol 2. Tidak memiliki batas atas Selain itu fungsi hazard juga digunakan untuk alasan: 1. Memberi gambaran tentang keadaan failure rate 2. Mengidentifikasi bentuk model yang spesifik 3. Membuat model matematik untuk analisis kesintasan biasa Universitas Sumatera Utara ℎ Gambar 2.3 Kurva Fungsi Hazard Misalkan T melambangkan waktu kesintasan dari waktu awal sampai terjadinya peristiwa yang merupakan variabel acak yang memiliki karakteristik fungsi kesintasan dan fungsi hazard . Jika fungsi kesintasan dinotasikan dengan , didefinisikan sebagai probabilitas suatu objek yang bertahan lebih dari waktu, maka Le, 2003: = � , 0 2.1 dikenal juga sebagai rata-rata kesintasan, dan fungsi hazard merupakan laju failure atau kegagalan sesaat dengan asumsi objek telah bertahan sampai waktu ke- t , yang didefinisikan sebagai berikut : ℎ = 2.2 dengan ft adalah fungsi kepadatan probabilitas T . Sekarang misalkan = Pr = , 0 adalah fungsi distribusi kumulatif dari T , maka fungsi kesintasan menjadi Korosteleva, 2003: = � = ∞ = 1 − , 0 2.3 dan fungsi hazard kumulatif , didefinisikan sebagai: = ℎ 2.4 Universitas Sumatera Utara

2.2 Kaplan-Meier