Seorang anak kehilangan ayah atau ibu, sebenarnya telah kehilangan tempat berlindung dan bersandar, ini menyebabkan rasa tidak aman,
perasaan semacam ini baik pada anak-anak ataupun dewasa, mengakibatkan melorotnya nafsu makan.
2. Gangguan Pencernaan
Perasaan sedih dan duka pada diri anak, dalam berapa kasus dapat mengganggu sistem pencernaannya, sehingga tak dapat bekerja secara baik
dan normal, akibatnya, muncullah berbagai dampak yang lain.
3. Pertumbuhan badan yang terganggu
Karena hilangnya nafsu makan dan tak mengkonsumsi makanan dengan kandungan gizi yang diperlukan tubuh maka pencernaan anak akan
mengalami gangguan sehingga tubuhnya tak dapat lagi tumbuh dengan
baik. 4.
Gerakan tak terkontrol
Yang dimaksud disini adalah gerakan syaraf sebagai tanda terjadinya pergolakan jiwa, keinginan tak terpenuhi, dan konstraksi batin. Akibatnya,
ia akan menderita. Secara tiba-tiba, ia akan melompat atau kelopak mata dan telingannya bergerak-gerak sendiri tanpa disadari atau tanpa
dikehandaki.
5. Perubahan pada raut wajah
Karena tidak mengkonsumsi makanan secara sempurna sebagai akibat berkurangnya nafsu makan, mengalami depresi, dan mengasingkan diri,
maka terbukalah peluang bagi terwujudnya berbagai ketidak-seimbangan, seperti perubahan raut wajah anak. Wajahnya terlihat muram, sendu dan
kekuning-kuningan. Ini lantaran rasa sedih, tidak adannya ketentraman batin, guncangan pikiran dan pengucilan diri.
6. Waktu istirahat tak teratur
Perasaan sedih dan duka seorang anak atas kematian ayah, dapat mengganggu waktu tidur dan beristirahat dengan baik. Sekalipun dapat
tidur maka tidurnya pun tidak pulas dan lama. Ia pun terjaga, ketika bangun dan tak melihat ayah disampingnya, ia pun tak dapat tidur kembali.
7. Penyakit
Kesedihan dan perasaan duka yang dipendam itulah yang
menyebabkan munculnya penyakit dalam diri anak. b.
Kesahidan
Adakalanya, setelah kesyahidan ayahnya, sang anak berada dalam keadaan atau suasana yang tak begitu menyedihkan. Keadaan ini terutama terjadi pada anak-
anak yang hidup dalam sebuah rumah tangga yang sibuk atau tak memiliki hubungan baik dengan ayah sewaktu masih hidup. Juga, bila sang ibu merupakan seorang
wanita cerdas dan bijaksana, yang selalu mengawasi dan mengarahkan kehidupan anak-anaknya dengan benar.
Kesyahidan disini dapat diartikan meninggalnya suatu hamba karena membela agama Allah, bagi anak akan menjadikan teladan, panutan, dan idola dalam
dirinya. Dalam keadaan tertentu, bisa saja di awal peristiwa kesyahidan, sang anak
merasakan kebahagiaan, namun, dikemudian hari, ketika telah memiliki pengetahuan tentang rahasia kehidupan dan kematian serta air mata, ia pun tak mampu lagi
menahan tangis dan kesedihannya. Adapun pengaruh rasa kehilangan terhadap anak- anak antara lain sebagai berikut :
1. Pengaruh terhadap pikiran dan kecerdasan
Karena anak terlalu lama tenggelam dalam perasaan sedih dan duka maka pertumbuhan otaknya akan terganggu dan melemah, sehingga
menjadikannya memiliki tingkat kecerdasan yang jauh lebih rendah dari teman-teman sebayannya.
2. Kesulitan belajar dan menuntut ilmu