Yakni mereka tidak rela hak-haknya dirampas atau diabaikan, meskipun itu berkaitan dengan masalah remeh. Ini biasanya dialami anak-anak yang selalu
dimanja atau diagungkan.
5. Kepribadian dan mental
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa anak-anak miskin dan tidak berayah, bila diasuh dan dibimbing dengan baik pertumbuhan dan
perkembangan mental serta kepribadiannya akan mengalami gangguan, sehingga tidak memiliki perilaku yang normal dan stabil.
Hasil penelitian Dr. John Balby menunjukkan bahwa keterpisahan dalam rentang waktu yang cukup panjang, terlebih pada usia tiga tahun
pertama, akan memberikan dampak dan pengaruh yang tidak baik secara kejiwaan dan kepribadian. Bahkan anak-anak anak melakukan perbuatan
tercela, membangkang, merasa terhina dan rendah diri, bermuka-masam, serta berperilaku buruk.
6. Kelainan jiwa
Boleh jadi, peristiwa kematian tersebut mengakibatkan munculnya kelainan jiwa, meskipun ini jarang terjadi. Ini bukan hanya menimpa anak-
anak namun juga orang dewasa. Mereka menjadi gila dan tenggelam dalam khayalan serta angan-angan.
c. Perceraian
Sedangkan perceraian disini dapat berarti berakhirnya sebuah rumah tangga, dengan berbagai alasan sehingga dibubarkan, di mana baik suami atau isteri tidak
menjalankan tugasnya masing-masing, tidak terdapat rasa saling memaafkan dan menyadari kekurangan dan kelebihan yang dimiliki masing-masing.
Menurut majalah Nikah No.5 Vol.4 thn,2005 Bagi anak yang masih kecil dan belum memahami perceraian, dan belum mengerti tentang berbagai peristiwa
yang terjadi setelah perceraian. Ia akan kebingungan, dan menangis, mau tinggal dengan siapakah ia kelak. Itu jika orang tua mereka tidak menikah lagi, tetapi jika
kedua orang tuanya menikah lagi ini akan memberikan efek yang buruk pada anak karena anak merasa berbeda dengan teman-temannya anak merasa mempunyai dua
ayah dan dua ibu, mendapat perhatian yang berlebih sehingga dapat mempengaruhi sikap dan perilakunya.
d. Ditinggal suami bekerja berjihat
Ayah yang berjihat, atau sekarang dapat diartikan ayah yang karena sesuatu hal harus tinggal terpisah dari keluarga, entah karena bekerja atau lain sebagainya,
bagi anak laki-laki akan melahirkan teladan, figur, dan idola. Sementara bagi anak perempuan tidak terlalu demikian. Oleh karena itu, pengaruh yang muncul dari
peristiwa tersebut lebih banyak menyentuh anak laki-laki dari pada anak perempuan. Bertapa banyak anak lelaki mengalami berbagai penderitaan, gangguan jiwa,
dan melakukan tindakan kasar. Bahkan terkadang kehilangan akan keberaniannya. Sementara bagi anak perempuan, hanya terbentuk perasaan kehilangan tempat
bergantung dan mungkin merasa bahwa kelangsungan hidup mereka tengah dalam bahaya.
C. Pemecahan masalah pada wanita sebagai orang tua tunggal
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pemecahan masalah pada wanita sebagai orang tua tunggal adalah kemampuan dan kecakapan wanita sebagai orang
tua tunggal dalam menyelesaikan permasalahan secara efektif yang meliputi usaha untuk memikirkan, memilih dan mempertahankan alternatif jawaban kepada satu
pemecahan atau solusi yang ideal dengan meminimalkan dampak negatif yang ditimbulkan ditengah pilihan hidup yang dipilihnya ketika menduduki dua jabatan
sekaligus; sebagai ibu yang merupakan jabatan alamiah dan sebagai ayah. Dan harus memiliki dua bentuk sikap, sebagai wanita dan ibu harus bersikap lembut terhadap
anaknya, dan sebagai ayah yang bersikap jantan dan bertugas memegang kendali aturan dan tata tertib, serta berperan sebagai penegak keadilan dalam kehidupan
rumah tangga.
D. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang ada maka rumusan pertanyaan penelitiannya adalah :
1. Alasan-alasan yang melatar belakangi adannya pemecahan masalah.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi wanita sebagai orang tua tunggal dalam
memecahkan masalahnya.