BAB II LANDASAN TEORI
A. Pemecahan Masalah
1. Pengertian pemecahan masalah 1. a. Pengertian masalah
Masalah atau problem merupakan bagian dari kehidupan manusia. Hampir setiap hari orang dihadapkan kepada persoalan-persoalan yang perlu dicari jalan
keluarnya. Masalah seringkali disebut orang sebagai kesulitan, hambatan, gangguan, ketidak puasan atau kesenjangan. Anderson dalam Suharnan, 2005 mengemukakan
bahwa secara umum dan hampir semua ahli psikologi kognitif sepakat bahwa masalah adalah suatu kesenjangan antara situasi sekarang dengan situasi yang akan
datang atau tujuan yang diinginkan problem is a gap or discrepancy between present state and future state or desired goal.
Masalah dapat digolongkan menjadi berbagai jenis, tergantung dipandang dari sudut mana. Sebagian ahli membedakan masalah menurut pengetahuan seseorang,
sehingga dapat digolongkan menjadi masalah yang jelas dan tidak jelas. Sebagian ahli lain membedakan masalah menurut proses-proses kognitif yang terlibat dalam
pemecahan masalah.
Menurut Thurstone dalam Walgito, 1991 berpendapat bahwa individu dalam mengartikan suatu masalah akan bersifat positif bila masalah tersebut menimbulkan
perasaan senang, sehingga individu bersifat menerima, tetapi dapat juga bersifat negatif jika masalah tersebut menimbulkan perasaan tidak enak sehingga individu
bersifat menolak. Masalah selalu muncul dalam bentuk dan tingkat kerumitan yang bermacam-
macam. Morgan dalam Gunarsa, 1990 mengemukakan bahwa masalah adalah berbagai penyimpangan dari keadaan yang belum jelas. Apabila ada ketidaksesuaian
dalam suatu situasi antara keadaan yang sebenarnya dengan tujuan, dan di dalam situasi tersebut mengandung suatu perintang bagi seseorang dalam mencapai tujuan,
maka akan menimbulkan permasalahan. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa masalah merupakan kesenjangan
antara harapan dan kenyataan, serta memiliki bentuk dan tingkat kerumitan yang berbeda-beda tergantung bagaimana individu dapat menghadapi dan terlibat didalam
masalah yang muncul.
1.b. Pengertian pemecahan masalah
Menurut Rakhmat 2001 berpikir dilakukan untuk memahami realitas dalam rangka pengambilan keputusan, memecahkan masalah, dan menghasilkan hal yang
baru creativity. Adapun proses berfikir secara normal menurut Solso dalam Suharnan, 2005 akan meliputi tiga komponen yaitu :
a. Berfikir adalah aktivitas kognitif yang terjadi dalam mental atau pikiran
seseorang, tidak tampak, tetapi dapat disimpulkan berdasarkan perilaku yang tampak.
b. Berfikir merupakan suatu proses yang melibatkan beberapa manipulasi
pengetahuan didalam sistem kognitif. c.
Aktivitas berfikir diarahkan untuk menghasilkan pemecahan masalah.
Pemecahan masalah adalah suatu proses mencari atau menemukan jalan yang menjembatani antara keadaan yang sedang dihadapi dengan keadaan yang diinginkan
Hayes, dalam Suharnan, 2005. Jadi, ruang masalah problem space sebagai jurang atau kesenjangan sangat menentukan tingkat kemudahan atau kesulitan pencarian
pemecahan. Evans 1991 mendefinisikan pemecahan masalah sebagai suatu aktivitas
yang berhubungan dengan pemilihan jalan keluar atau cara yang cocok bagi tindakan dan pengubahan kondisi sekarang menuju pada kondisi yang diharapkan, karena
setiap individu berusaha sebisa mungkin untuk melakukan pemecahan masalah yang muncul dengan berbagai cara yang berbeda sesuai dengan pengalaman masa lalunya,
walaupun pada dasarnya tujuan pemecahan masalah adalah sama yaitu mendapatkan sebuah solusi atau jalan keluar dan melepaskan diri dari persoalan yang dihadapi.
Chaplin 2001 dalam Kamus Lengkap Psikologi menyatakan bahwa pemecahan masalah adalah proses yang tercakup dalam usaha menemukan urutan yang benar dari
alternatif-alternatif jawaban mengarah pada satu sasaran atau ke arah pemecahan yang ideal.
Sedangkan menurut Hayers dalam Suharnan, 2005 strategi penemuan jalan pemecahan dapat dibedakan menjadi dua: penemuan secara acak, semua jalan keluar
ditempuh atau dicari tanpa ada pengetahuan khusus, dan penemuan melalui strategi heuristic, yaitu proses penggunaan pengetahuan seseorang untuk mengidentifikasikan
sejumlah jalan atau cara yang akan ditempuh dan dianggap menjanjikan bagi pemenuhan pemecahan masalah.
Hal ini didukung oleh pendapat Billing’s dan Moos Susilowati, 2004 yang menyatakan bahwa menyelesaikan masalah adalah usaha individu untuk memikirkan
dan mempertahankan beberapa alternatif penyelesaian masalah yang mungkin dilakukan atau melakukan tindakan tertentu yang lebih tertuju pada cara-cara
penyelesaian masalah secara langsung. Pemecahan masalah, adalah individu yang dihadapkan pada persoalan yang
mendesak dan perlu dilakukan pemecahan atau mencari solusi dengan berpikir. Pemecahan masalah merupakan proses berpikir, belajar, mengingat serta menjawab
atau merespon dalam bentuk pengambilan keputusan. Pemecahan suatu masalah dapat dilakukan dengan insight atau pemahaman dalam memecahkan masalah
berpikir mutlak diperlukan Widayatun, 1999. Jadi kemampuan menyelesaikan masalah dapat diartikan sebagai sebuah
kemampuan aktivitas kognitif dan kecakapan individu dalam menyelesaikan permasalahan secara efektif yang meliputi usaha individu untuk memikirkan, memilih
dan mempertahankan alternatif jawaban kepada satu pemecahan atau solusi yang ideal dengan meminimalkan dampak negatif yang ditimbulkan.
2. Tahapan pemecahan masalah