commit to user
signifikan terhadap tingkat underpricing pada tingkat signifikasi 5. Yunahar 2006 meneliti perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Jakarta pada tahun
2002-2004 menyimpulkan bahwa pada tingkat signifikasi 5 secara parsial earning per share, financial leverage, nilai penawaran saham, tipe perusahaan, besaran
perusahaan, umur perusahaan, reputasi underwriter, dan reputasi auditor tidak berpengaruh terhadap tingkat underpricing. Namun, secara serempak variabel
earning per share, financial leverage, nilai penawaran saham, dan besaran perusahaan berpengaruh terhadap tingkat underpricing. Dan secara serempak
earning per share, financial leverage, nilai penawaran saham, tipe perusahaan, besaran perusahaan, umur perusahaan, reputasi underwriter, dan reputasi auditor
tidak berpengaruh terhadap tingkat underpricing. Dian 2008 meneliti perusahaan yang melakukan IPO pada tahun 2001 –
2005 di Bursa Efek Indonesia. Dengan tingkat signifikansi 5 , penelitian ini tidak berhasil menunjukkan pengaruh financial leverage, return on aseets, earning per
share, nilai penawaran saham, reputasi underwriter, reputasi auditor, umur perusahaan, dan tipe perusahaan terhadap underpricing. Walaupun secara simultan
hasil penelitian ini menunjukkan bahwa financial leverage, return on aseets, earning per share, nilai penawaran saham, kondisi pasar, reputasi underwriter,
reputasi auditor, ukuran perusahaan, umur perusahaan, dan tipe perusahaan berpengaruh terhadap underpricing.
N. KERANGKA PENELITIAN
Penelitian ini akan menguji pengaruh financial leverage, return on assets, earning per share, nilai penawaran saham, kondisi pasar, reputasi underwriter,
reputasi auditor, ukuran perusahaan, umur perusahaan, dan tipe perusahaan sebagai
commit to user
variabel independen sedangkan underpricing sebagai variabel dependen. Kerangka teoritis dapat digambarkan sebagai berikut:
Variabel Independen
Variabel Dependen
GAMBAR II.1 KERANGKA PENELITIAN
Keterangan : Sepuluh variabel diatas financial leverage, Return On Asset ROA,
Earning Per Share EPS, Nilai Penawaran Saham, kondisi pasar, reputasi underwriter, reputasi auditor, ukuran perusahaan, umur perusahaan dan tipe
perusahaan yang diduga signifikan berpengaruh terhadap underpricing perusahaan digunakan sebagai variabel independent untuk menguji underpricing dengan
menggunakan perusahaan yang melakukan IPO pada tahun 2005-2009 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI, sedangkan Initial return digunakan sebagai
proksi dari underpricing. Indonesia digunakan sebagai variabel dependen.
O. HIPOTESIS
1. Financial Leverage, 2. ROA
3. EPS 4. Nilai Penawaran Saham
5. Kondisi Pasar IHSG 6. Reputasi Underwriter,
7. Reputasi Auditor, 8. Ukuran Perusahaan,
9. Umur Perusahaan, 10. Tipe Perusahaan
Underpricing
commit to user
1. Pengaruh financial leverage pada tingkat underpricing.
Para investor dalam melakukan investasi akan mempertimbangkan informasi keuangan dari perusahaan yang melakukan penawaran perdana.
Investor akan mempertimbangkan besarnya financial leverage, karena financial leverage menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar hutang dengan
ekuitas yang dimiliki. Dengan tingginya financial leverage maka risiko suatu perusahaan juga akan tinggi. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat
diformulasikan hipotesis sebagai berikut :
H
1
: Diduga financial leverage berpengaruh signifikan pada tingkat
underpricing.
2. Pengaruh ROA pada tingkat underpricing.
Tingkat profitabilitas merupakan informasi tingkat keuntungan yang dicapai atau informasi mengenai efektivitas operasional perusahaan.
Profitabilitas perusahaan yang tinggi akan mengurangi ketidakpastian IPO sehingga mengurangi tingkat underpricing. Untuk mengukur profitabilitas
digunakan Rate of Return On Total AssetROA. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diformulasikan hipotesis sebagai berikut :
H
2 :
Diduga ROA berpengaruh signifikan pada tingkat underpricing
3. Pengaruh EPS pada tingkat underpricing.
Ketika akan melakukan pembelian saham, investor akan melakukan penilaian mengenai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan arus kas di
masa mendatang yang diproksikan dengan earning per share EPS. EPS diharapkan dapat memberikan gambaran bagi investor mengenai bagian
keuntungan yang dapat diperoleh dalam suatu periode tertentu dengan memiliki suatu saham. Investor yang terkecoh laba dan nilai buku aktiva yang tinggi