commit to user
tinggi maka menandakan bahwa perusahaan tersebut mampu memberikan tingkat kesejahteraan yang baik kepada pemegang saham, sedangkan laba per lembar saham
EPS yang dibagikan rendah maka menandakan bahwa perusahaan tersebut gagal memberikan kemanfaatan sebagaimana diharapkan oleh pemegang saham. EPS
merupakan informasi tentang laba yang bersih untuk setiap unit saham, yang dinyatakan dalam mata uang. Rasio ini sering digunakan oleh investor untuk
menganalisis kemampuan perusahaan mencetak laba berdasarkan saham yang dimiliki Kartini dan Payamta, 2002.
Menurut Brigham 2000:83 laba per lembar saham EPS, adalah : “Earning Per Share is called ‘the bottom line’, denoting that of all the items of on
the income statement.” Dengan demikian, laba per lembar saham EPS menunjukan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dan mendistribusikan laba yang
diraih perusahaan kepada pemegang saham. Laba per lembar saham EPS dapat dijadikan sebagai indikator tingkat nilai perusahaan. Laba per lembar saham EPS
juga merupakan salah satu cara untuk mengukur keberhasilan dalam mencapai keuntungan bagi para pemiliki saham dalam perusahaan.Laba per saham dapat
mengukur perolehan tiap unit investasi pada laba bersih badan usaha dalam satu periode tertentu. Besar kecilnya laba per saham ini dipengaruhi oleh perubahan
variabel-variabelnya. Setiap perubahan laba bersih maupun jumlah lembar saham biasa yang beredar dapat mengakibatkan perubahan laba per saham EPS.
F. NILAI PENAWARAN SAHAM PROCEED
Pada saat perusahaan menawarkan saham baru maka terdapat aliran kas masuk dari proceeds penerimaan dari pengeluaran saham. Proceeds menunjukkan
besarnya ukuran penawaran saham saat IPO. Ukuran penawaran saham diukur dengan nilai penawaran saham saat IPO. Melalui IPO diharapkan prospek
commit to user
perusahaan semakin lebih baik karena ekspansi dan investasi yang akan dilakukan atas hasil IPO Chandradewi, 2000.
Nilai penawaran merupakan salah satu indikator ketidakpastian yang dihadapi oleh calon investor. Nilai penawaran saham yang lebih kecil cenderung
lebih spekulatif dibanding nilai penawaran yang besar Kooli dan Suret, 2002: 8. Nilai penawaran saham dihitung dari dengan harga penawaran dikalikan jumlah
lembar saham yang diterbitkan shares.
G. KONDISI PASAR
Kondisi pasar dalam penelitian ini diproksikan dengan Indeks Harga Saham Gabungan, karena suatu indeks diperlukan sebagai sebuah indikator untuk
mengamati pergerakan harga dari sekuritas-sekuritas Hartono, 2000: 60. Perbedaan kondisi pasar modal akan menyebabkan perbedaan perilaku pasar modal
tersebut Kooli dan Suret, 2002: 8. Kondisi pasar akan mempengaruhi perilaku pasar underwriter dalam
menentukan harga saham perdana yang dijaminkannya Indrawati, 2005. Menurut Kunz dan Aggarwal 1994 dalam Rosyati dan Sebeni 2002 metode ini digunakan
untuk mencari hubungan antara penawaran perdana dengan kondisi pasar yaitu dengan menggunakan selisih indeks harga saham pada masa satu bulan sebelum
saham perusahaan listing di pasar modal. Jika ada pengaruh kondisi pasar berarti terjadinya peningkatan harga pada pasar sekunder lebih disebabkan pada pengaruh
dari kondisi pasar sebelumnya Rosyati dan Sebeni, 2002. Menurut Kim et. all 1995 dalam Chandradewi 2000 menunjukkan bahwa
investor memandang prospek pasar secara luas sebagai faktor yang relevan dalam penentuan harga saham dengan tidak memperhatikan masing-masing indutri effect.
commit to user
H. REPUTASI UNDERWRITER
Emiten dan underwriter merupakan pihak yang menentukan harga saham saat IPO. Underwriter merupakan pihak yang mengetahui atau memiliki banyak
informasi pasar modal. Underwriter akan menyediakan saran-saran yang penting yang dibutuhkan selama proses rencana pelemparan sekuritas ke publik. Saran yang
yang diberikan dapat berupa 1 Volume saham, 2 harga dari sekuritas,dan 3 waktu pelemparannya Kooli dan Suret, 2002: 8
Dalam proses IPO underwriter bertanggung jawab atas terjualnya saham. Apabila ada saham yang masih tersisa, maka underwriter bertanggung jawab untuk
membelinya. Bagi underwriter yang mempunyai reputasi, akan sangat berhati-hati menghindari risiko. Bagi underwriter yang yang memiliki reputasi tinggi, mereka
akan berani memberikan harga yang tinggi pula sebagai konsekuensi dari kualitas penjaminannya Daljono, 2000.
Empat macam tipe underwriter: a. Full Firm Commitment Kesanggupan Penuh
Penjamin emisi menyatakan kesanggupan penuh dalam hal sahamobligasi terjual sebagian maupun seluruhnya, penjamin emisi akan membeli seluruh
sahamobligasi yang tidak laku dengan harga yang sama dengan harga penawaran kepada pemodal secara umum. Umumnya, IPO di Bursa Efek
Indonesia dilakukan dengan metode ini. b. Best Effort Kesanggupan Terbaik
Kesanggupan ini menuntut penjamin emisi agar berusaha sebaik mungkin menjual sahamobligasi emiten supaya semuanya terjual. Bila pada akhir masa
penjualan masih terdapat sisa yang tidak laku, maka sahamobligasi tersebut akan dikembalikan pada emiten.
commit to user
c. Standby Commitment Kesanggupan Siaga Penjamin emisi akan bersedia membeli sahamobligasi yang tidak terjual sampai
batas waktu penjualan yang telah ditentukan, tetapi harga pembelian oleh penjamin emisi telah dilakukan perjanjian sebelumnya, tentunya di bawah harga
penawaran umum. d. All or None Commitment Kesanggupan semua atau tidak sama sekali
Penjamin emisi akan berusaha menjual saham emiten sampai terjual semuanya. Jadi sahamobligasi yang tidak terjual dikembalikan pada emiten dan emiten
tidak mendapat dana sedikitpun.
Dalam menentukan harga saham perdana, underwriter cenderung mengambil risiko terkecil, yaitu dengan menetapkan harga saham perdana lebih rendah
dibanding dengan harga pasar sekunder pada saham yang sama. Reputasi underwriter berkaitan erat dengan besar kecilnya tingkat underpricing. Reputasi
underwriter yang baik akan memberikan sinyal yang baik pada pasar. Karena underwriter yang bereputasi baik dikategorikan sebagai informed investor. Pasar
relatif mengenal underwriter yang bereputasi baik dan pasar percaya underwriter yang bereputasi baik tidak akan menjamin perusahaan yang berkualitas rendah dan
harga saham yang overprice Hartono, 2005. Sehingga diharapkan pemilihan underwriter dapat memperkecil tingkat underpricing. Dengan pemilihan
underwriter yang bereputasi baik akan membantu calon investor dalam membedakan perusahaan yang berkualitas baik dan buruk.
I. REPUTASI AUDITOR
Semakin tinggi kualitas auditor maka diharapkan tingkat underpricing semakin rendah. Karena reputasi auditor berpengaruh pada kredibilitas laporan
commit to user
keuangan ketika suatu perusahaan go public dan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor yang bereputasi baik akan lebih dipercaya oleh investor.
Pentingnya kredibilitas laporan keuangan ini mendorong perusahaan untuk mendorong perusahaan untuk memilih auditor yang bereputasi baik Hartono,
2005. Sehingga reputasi auditor ini dapat digunakan sinyal dari perusahaan dalam melakukan penawaran perdana saham dan investor juga akan dapat membedakan
perusahaan yang baik dan buruk dengan memperhatikan variabel tersebut. Auditor yang mempunyai reputasi tinggi, akan mempertahankan reputasinya
dengan memberikan kualitas pengauditan yang tinggi pula. Atas kualitas pengauditan yang tinggi auditor akan dihargai dalam bentuk premium harga oleh
klien. Dengan menggunakan adviser auditor dan underwriter yang profesional dapat digunakan sebagai tanda atau petunjuk terhadap kualitas perusahaan emiten.
Dengan adviser yang berkualitas, akan mengurangi kesempatan emiten untuk berlaku curang dalam menyajikan informasi yang tidak akurat ke pasar.
Pengorbanan emiten untuk memilih adviser yang berkualitas akan diintepretasikan oleh investor, bahwa emiten mempunyai informasi yang tidak menyesatkan
mengenai prospeknya dimasa mendatang. Hal ini berarti penggunaan adviser yang memiliki reputasi tinggi akan mengurangi ketidakpastian di masa mendatang
Daljono, 2000. Pengorbanan perusahaan untuk memilih auditor yang memiliki reputasi akan
ditanggapi oleh investor sebagai sinyal bahwa informasi yang disajikan tidak menyesatkan. Oleh karena itu investor mau melakukan investasi meskipun tanpa
underpricing tanpa menerima initial return Daljono, 2000.
J. UKURAN PERUSAHAAN
commit to user
Aktiva merupakan tolak ukur dari besaran perusahaan. Biasanya perusahaan besar akan memiliki aktiva yang besar pula. Secara teoritis perusahaan yang lebih
besar akan mempunyai kepastian yang lebih besar daripada perusahaan kecil sehingga akan mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan untuk
tahun yang akan datang Yolana dan Martani, 2005. Sehingga hal ini membantu investor dalam memprediksi risiko yang mungkin terjadi pada perusahaan tersebut.
Perusahaan yang lebih besar umumnya lebih dikenal oleh masyarakat dibandingkan perusahaan yang berukuran kecil. Karena lebih dikenal maka
informasi mengenai perusahaan besar lebih banyak dibandingkan perusahaan yang berukuran kecil. Banyak sedikitnya informasi yang diungkapkan oleh perusahaan
emiten akan mengurangi asimetri informasi dan tingkat ketidakpastian di masa yang akan datang Indrawati, 2005.
K. UMUR PERUSAHAAN