Pengaruh EPS pada tingkat underpricing. Pengaruh nilai penawaran saham pada tingkat underpricing. Pengaruh kondisi pasar pada tingkat underpricing.

commit to user

1. Pengaruh financial leverage pada tingkat underpricing.

Para investor dalam melakukan investasi akan mempertimbangkan informasi keuangan dari perusahaan yang melakukan penawaran perdana. Investor akan mempertimbangkan besarnya financial leverage, karena financial leverage menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar hutang dengan ekuitas yang dimiliki. Dengan tingginya financial leverage maka risiko suatu perusahaan juga akan tinggi. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diformulasikan hipotesis sebagai berikut : H 1 : Diduga financial leverage berpengaruh signifikan pada tingkat underpricing.

2. Pengaruh ROA pada tingkat underpricing.

Tingkat profitabilitas merupakan informasi tingkat keuntungan yang dicapai atau informasi mengenai efektivitas operasional perusahaan. Profitabilitas perusahaan yang tinggi akan mengurangi ketidakpastian IPO sehingga mengurangi tingkat underpricing. Untuk mengukur profitabilitas digunakan Rate of Return On Total AssetROA. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diformulasikan hipotesis sebagai berikut : H 2 : Diduga ROA berpengaruh signifikan pada tingkat underpricing

3. Pengaruh EPS pada tingkat underpricing.

Ketika akan melakukan pembelian saham, investor akan melakukan penilaian mengenai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan arus kas di masa mendatang yang diproksikan dengan earning per share EPS. EPS diharapkan dapat memberikan gambaran bagi investor mengenai bagian keuntungan yang dapat diperoleh dalam suatu periode tertentu dengan memiliki suatu saham. Investor yang terkecoh laba dan nilai buku aktiva yang tinggi commit to user akibat polesan laporan akuntansi diduga menyebabkan investor bersedia membeli saham-saham IPO dengan harga yang tinggi Suroso dan Utama, 2006. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diformulasikan hipotesis sebagai berikut : H 3 : Diduga EPS berpengaruh signifikan pada tingkat underpricing.

4. Pengaruh nilai penawaran saham pada tingkat underpricing.

Nilai penawaran saham diperoleh dari harga per lembar saham dikalikan jumlah saham yang ditawarkan ke publik. Jadi bila perusahaan mengeluarkan saham dalam jumlah yang tidak terlalu banyak, akan dianggap oleh investor bahwa perusahan tersebut cenderung berspekulasi dalam menawarkan sahamnya Hartono, 2005. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diformulasikan hipotesis sebagai berikut : H 4 : nilai penawaran saham berpengaruh signifikan pada tingkat underpricing.

5. Pengaruh kondisi pasar pada tingkat underpricing.

IHSG sebagai proksi dari kondisi pasar ini meliputi pergerakan- pergerakan harga untuk saham biasa dan saham preferen. IHSG yang mencakup semua saham yang tercatat yang sebagian besar kurang aktif diperdagangkan dianggap kurang tepat sebagai indikator kegiatan pasar modal Hartono, 2000: 64. Jika ada pengaruh kondisi pasar, berarti terjadinya peningkatan harga pada pasar sekunder lebih disebabkan pada pengaruh dari kondisi pasar sebelumnya. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diformulasikan hipotesis sebagai berikut : H 5 : kondisi pasar berpengaruh signifikan pada tingkat underpricing.

6. Pengaruh reputasi underwriter pada tingkat underpricing.