commit to user
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diformulasikan hipotesis sebagai berikut :
H
7
: Diduga reputasi auditor berpengaruh signifikan pada tingkat underpricing.
8. Pengaruh ukuran perusahaan pada tingkat underpricing.
Ukuran perusahaan atau total aktiva dapat dipergunakan untuk menambah penghasilan emiten dan mampu menutupi kewajibannya akan dapat
memperkecil ketidakpastian dimana mendatang Yolana dan Martani, 2005. Investor mempertimbangkan besarnya ukuran perusahaan dalam melakukan
investasi, semakin besar ukuran perusahaan semakin tinggi tingkat return yang akan didapatkan investor, karena semakin besar ukuran perusahaan, semakin
banyak informasi yang dapat diperoleh Triani dan Nikmah, 2005. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diformulasikan hipotesis sebagai berikut :
H
8
: Diduga ukuran perusahaan berpengaruh signifikan pada tingkat underpricing.
9. Pengaruh umur perusahaan pada tingkat underpricing.
Perusahaan yang sudah lama berdiri, kemungkinan sudah mempunyai banyak pengalaman yang diperoleh Rosyati dan Sebeni, 2002. Semakin lama
umur perusahaan maka semakin banyak informasi yang telah diperoleh masyarakat tentang perusahaan tersebut Hartono, 2005. Berdasarkan uraian di
atas, maka dapat diformulasikan hipotesis sebagai berikut :
H
9
: Diduga umur perusahaan berpengaruh signifikan pada tingkat underpricing.
10. Pengaruh tipe perusahaan pada tingkat underpricing.
commit to user
Jenis industri yang berisiko tinggi biasanya akan memberikan kompensasi yang besar atas keberanian dan ekspektasi investor untuk
berinvestasihigher return higher risk. Penelitian Beatty dan Ritter 1986 menyatakan bahwa harga saham perdana pada perusahaan yang lebihberisiko
relatif lebih underpriced daripada perusahaan dengan risiko relatif rendah. Perusahaan keuangan akan memiliki pengawasan yang lebih efektif
dibandingkan perusahaan non keuangan.
H
10
: Diduga tipe perusahaan signifikan secara pada tingkat underpricing.
11. Pengaruh financial leverage, ROA, EPS, nilai penawaran saham, kondisi
pasar, reputasi underwriter, reputasi auditor, ukuran perusahaan, umur
perusahaan, dan tipe perusahaan pada tingkat underpricing.
Informasi dalam prospektus mencakup informasi keuangan dan informasi non keuangan yang menggambarkan keadaan perusahaan pada saat
IPO maupun proyeksi pada masa mendatang serta informasi yang terkait dengan penawaran perdana. Asimetri informasi menyebabkan munculnya
ketidakpastian, ketidakpastian pada penawaran perdana IPO terkait dengan nilai intrinsik perusahaan emiten dan permintaan saham. Adanya ketidakpastian
tersebut menimbulkan risiko bagi underwriter. Risiko tersebut terkait dengan kerugian karena kesalahan dalam menetapkan harga dan kemungkinan
pertanggungjawaban hukum yang ditimbulkan. Hartono, 2005. Dalam prospektus tersebut selain menyajikan informasi keuangan dan
juga menyajikan informasi non keuangan seperti underwriter, auditor independen, konsultan hukum, nilai penawaran saham, presentase saham yang
ditawarkan, unmur perusahaan dan juga informasi lainnya Caster dan Manaster, 1990 dalam Triani dan Nikmah, 2005. Namun menurut Trisnawati 1998
commit to user
dalam Triani dan Nikmah 2005 menemukan bahwa para investor di BEI tidak menggunakan informasi non keuangan dalam pembuatan keputusan. Bertolak
dari hasil penelitian yang saling bertentangan maka peneliti mengambil hipotesis sebagai berikut. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diformulasikan hipotesis
sebagai berikut :
H
11
: Diduga financial leverage, ROA, EPS, nilai penawaran saham, kondisi pasar, reputasi underwriter, reputasi auditor, ukuran perusahaan, umur
perusahaan, dan tipe perusahaan berpengaruh signifikan secara bersama-
sama pada tingkat underpricing
commit to user
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. DESAIN PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan event study, yaitu penelitian yang hanya mengamati suatu kejadian tertentu dengan melihat tanggal perusahaan listing di
Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini didesain untuk melihat pengaruh variabel- variabel independen terhadap tingkat underpricing saham perdana. Sedangkan
menurut dimensi waktunya bersifat cross sectional, yaitu penelitian yang hanya mengambil sampel waktu dan kejadian pada suatu waktu tertentu.
Sebagai variabel dependen dalam penelitian ini adalah underpricing. Variabel ini dapat dideteksi melalui fenomena underpricing melalui pengukuran
initial return, yang merupakan return awal yang diterima pemodal. Ukuran underpricing disini menggunakan intial return dan bukan abnormal return karena
underpricing hanya dilihat dari beberapa capital gains yang dinikmati pemodal pada hari pertama saham diperdagangkan di bursa tanpa dibandingkan dengan return
pasar dan atau memperhatikan faktor risiko Irniawan dan Payamta, 2004.
B. POPULASI DAN SAMPEL
Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang melakukan penawaran saham perdana dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2005-
2009. Bursa Efek Indonesia dijadikan acuan sebagai sumber pengambilan populasi
commit to user
karena BEI merupakan bursa efek terbesar di Indonesia dan memiliki data-data perusahaan yang lengkap.
Pemilihan sampel yang akan diuji dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Pusposive sampling dilakukan dengan
mengambil sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu Hartono, 2004:79. Beberapa kriteria untuk sampel dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut : a. Perusahaan yang melakukan Penawaran Perdana Umum IPO di Bursa Efek
Jakarta pada periode 1 Januari 2005 sampai dengan 31 Desember 2009. b. Perusahaan yang mengalami underpricing saat Penawaran Umum Perdana.
C. SUMBER DATA
Strategi pengumpulan data dan sumber data adalah strategi arsip yaitu data yang dikumpulkan dari catatan atau basis data yang sudah ada. Sumber data
dari strategi ini adalah data sekunder secondary data yaitu teknik pengumpulan data yang dapat digunakan adalah teknik pengumpulan data dari basis data
Hartono, 2004: 81. Data sekunder tersebut terdiri dari closing price, offering price, total hutang, total ekuitas, laba bersih, total asset, jumlah saham yang beredar,
jumlah saham yang diterbitkan,underwriter, auditor, umur perusahaan, dan tipe perusahaan. Adapun pengambilan data yang digunakan sebagai sampel diperoleh
dari : a. Perusahaan yang melakukan IPO pada periode 1 Januari 2005 sampai dengan
31 Desember 2009. Data ini diperoleh dari Fact book, JSX, dan Indonesia Capital Market Directory tahun 2006, 2007, 2008, 2009, dan 2010 yang
tersedia di Pojok Bursa Efek Indonesia UNS.
commit to user
b. Data harga saham harian pada harga penutupan yang menjadi harga pada hari pertama saat diperdagangkan di pasar sekunder dapat diperoleh secara online
melalui komputer yang terdapat di Pojok Bursa Efek Indonesia UNS.
D. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
1. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang menjadi pusat perhatian peneliti. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah underpricing yang diukur
dengan initial return, berupa selisih antara harga penutupan saham closing price di pasar perdana dengan harga penawaran umum offering price di pasar
sekunder pada hari pertama kemudian dibagi dengan harga penawaran umum offering price
UDP = Closing price – Offering price Offering price
2. Variabel Independen
a. Financial Leverage
Financial leverage menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar hutangnya dengan ekuitas yang dimilikinya. Diukur dengan
menggunakan rasio debt to equity yaitu rasio total utang terhadap modal perusahaan.
Financial Leverage = Total hutang Total ekuitas
b. Return On Asset
Variabel ini menunjukkan ukuran profitabilitas perusahaan yang memberikan informasi kepada pihak luar mengenai efektivitas operasi
perusahaan. Variabel ini diukur dengan rasio laba bersih terhadap total asset.
commit to user
ROA = Laba bersih Total Asset
c. Earning Per Shares
Laba per lembar saham EPS adalah rasio laba antara laba bersih dengan jumlah saham biasa yang beredar. Rasio ini sering digunakan
investor untuk menganalisis kemampuan perusahaan mencetak laba berdasarkan saham yang dimiliki.
EPS = Laba bersih Jumlah saham yang beredar
d. Nilai Penawaran Saham
Proceeds merupakan hasil yang diterima dari pengeluaran saham yang menunjukkan besarnya nilai penawaran saham pada saat melakukan
IPO. Nilai penawaran saham dihitung dari dengan harga penawaran dikalikan jumlah lembar saham yang diterbitkan shares.
e. Kondisi Pasar Saham
Indeks Harga Saham Gabungan merupakan nilai indeks harga saham secara keseluruhan industri tanpa dibedakan menurut masing-masing
sektornya Chandradewi, 2000. Kondisi pasar diproksikan dengan pergerakan pasar yang ditunjukkan oleh harga saham gabungan IHSG pada
setiap tanggal penawaran.
f. Reputasi underwriter
Variabel ini diukur dengan memperingkat underwriter berdasarkan pada besarnya nilai yang dijamin oleh underwriter,volume penjualan dan
frekuensi dari underwriter..
commit to user
Underwriter dikelompokkan menjadi 5 lima underwriter teraktif Big Five berdasarkan volume, frekuensi dan nilai penawarannya. Adapun 5
underwriter teraktif adalah : 1. eTrading Securities
2. Indo Premier Securities 3. CIMB Securities Indonesia
4. Danareksa Sekuritas 5. Kim Eng Securities
Perusahaan yang menggunakan underwriter teraktif akan diberi nilai 1 satu sedangkan perusahaan yang tidak menggunakan 5 lima
underwriter ter-aktif akan diberi nilai 0 nol.
g. Reputasi Auditor
Variabel ini diukur dengan memperingkat auditor berdasarkan Big Four Kantor Akuntan Publik terbesar di Indonesia dan di dunia
internasional. The Big Four KAP Terbesar di Indonesia adalah: 1. Pricewaterhouse Coopers dengan partner lokal Haryanto Sahari
2. Delloite dengan partner lokal Hans Tuanokotta, Mustofa Halim. 3. ErnestYoung dengan partner lokal Purwantono, Sarwoko, Sandjaya
4. KPMG dengan partner lokal Siddharta, Siddharta dan Wijaya Emiten
yang menggunakan
The Big Four KAP diatas akan diberi nilai 1 satu sedangkan emiten yang tidak menggunakan The Big Four KAP
akan diberi nilai 0 nol.
h. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan dijadikan proksi tingkat ketidakpastian, karena perusahaan yang berskala besar umumya lebih dikenal daripada perusahaan
berskala kecil. Ukuran perusahaan dihitung dari log total aktiva perusahaan
commit to user
berdasarkan pada laporan keuangan perusahaan sebelum melakukan penawaran perdana.
i. Umur Perusahaan
Umur perusahaan ini dihitung dari perusahaan tersebut berdiri sampai dengan perusahaan tersebut melakukan penawaran saham yang dihitung
dalam skala bulanan.
j. Tipe Perusahaan
Penilaian tipe perusahaan dalam penelitian ini menggunakan dummy variabel. Jika perusahaan tersebut termasuk dalam perusahaan keuangan
maka akan diberi nilai 1 satu tetapi jika tidak termasuk dalam perusahaan keuangan maka akan diberi nilai 0 nol. Hal ini dikarenakan perusahaan
keuangan memiliki pengawasan lebih efektif dibandingkan perusahaan non keuangan.
E. TEKNIK ANALISIS DATA
1. Perumusan Model
Untuk mengetahui adanya pengaruh variabel independen yang telah ditetapkan diatas pada variabel dependen digunakan analisis regresi berganda
multiple linear regression. Persamaan regresi ini digunakan untuk menguji pengaruh financial
leverage, ROA, EPS, ukuran penawaran saham, kondisi pasar, reputasi underwriter, reputasi auditor, ukuran perusahaan, umur perusahaan, dan tipe
perusahaan terhadap tingkat underpricing. Persamaan regresi berganda yang dipakai adalah :
commit to user
UDP =
o
b + b
1
LEV + b
2
ROA + b
3
EPS + b
4
LNPROCEEDS + b
5
LNMARKET + b
6
UDW + b
7
AUD + b
8
LNSIZE + b
9
LNAGE + b
10
TYPE + e
Keterangan :
UDP : Underpricing
o
b : konstanta
b
1
-b
10
: koefisien regresi dari tiap-tiap variabel–variabel independen.
LEV : Financial Leverage
ROA : Return On Assets
EPS : Earning Per share
LNPROCEEDS : LN nilai penawaran saham LNMARKET
: LN Indeks Harga Saham Gabungan UDW
: reputasi underwriter AUD :
reputasi auditor
LNSIZE : LN ukuran perusahaan
LNAGE : LN umur perusahaan
TYPE : tipe perusahaan
e : error
2. Uji Normalitas Data