commit to user
Aktiva merupakan tolak ukur dari besaran perusahaan. Biasanya perusahaan besar akan memiliki aktiva yang besar pula. Secara teoritis perusahaan yang lebih
besar akan mempunyai kepastian yang lebih besar daripada perusahaan kecil sehingga akan mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan untuk
tahun yang akan datang Yolana dan Martani, 2005. Sehingga hal ini membantu investor dalam memprediksi risiko yang mungkin terjadi pada perusahaan tersebut.
Perusahaan yang lebih besar umumnya lebih dikenal oleh masyarakat dibandingkan perusahaan yang berukuran kecil. Karena lebih dikenal maka
informasi mengenai perusahaan besar lebih banyak dibandingkan perusahaan yang berukuran kecil. Banyak sedikitnya informasi yang diungkapkan oleh perusahaan
emiten akan mengurangi asimetri informasi dan tingkat ketidakpastian di masa yang akan datang Indrawati, 2005.
K. UMUR PERUSAHAAN
Umur perusahaan seringkali mencerminkan pengalaman perusahaan dalam melakukan berbagai kebijakannya. Perusahaan yang berpengalaman akan lebih
berhati-hati dalam melakukan investasi, sehingga risiko investasi relatif lebih kecil. Meskipun demikian tidak berarti umur perusahaan yang muda mempunyai prospek
kedepan yang buruk. Namun investor seringkali kesulitan dalam menentukan nilai instrinsik perusahaan.
Perusahaan yang telah lama berdiri memiliki tim manajemen yang lebih berpengalaman dan solid dalam mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang
tejadi. Sedangkan, manajemen yang relatif muda, diperkirakan kurang berpengalaman sehingga manajemen tidak mempunyai pengetahuan yang luas
commit to user
terhadap faktor-faktor yang harus dipertimbangkan untuk menentukan harga penawaran saham perdana Irniawan dan Payamta, 2004.
L. TIPE PERUSAHAAN
Menurut Alli, Yau, dan Yung 1994 dalam Hartono 2005 menyatakan bahwa institusi financial mengalami ketidakpastian yang lebih kecil dibandingkan
institusi non-financial. Hal ini disebabkan adanya regulasi yang mengharuskan institusi financial mengungkapkan laporan kondisi perusahaannya ke masyarakat
secara periodik, sehingga masalah asimetri informasi dan ketidakpastian nilai sebenarnya institusi finansial lebih kecil dibandingkan institusi finansial. Sehingga
institusi financial akan mengalami tingkat underpricing lebih rendah dibandingkan institusi non-financial. Hal ini disebabkan perusahaan keuangan lebih teregulasi.
M. PENELITIAN TERDAHULU
Kecenderungan underpricing terjadi hampir di setiap negara, yang membedakan hanyalah besarnya tingkat underpricing tersebut. Telah banyak
penelitian yang dilakukan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi underpricing IPO baik di dalam maupun di luar negeri.
Beatty 1989, pada tingkat signifikansi 5 penelitian tersebut berhasil menunjukkan bahwa reputasi auditor, reputasi underwriter, persentase saham yang
ditawarkan, umur perusahaan, tipe penjamin emisi dan indikator perusahaan minyak dan gas berpengaruh negatif terhadap initial return. Daljono 2000, pada tingkat
signifikasi 5 meneliti di Bursa Efek Indonesia dengan sampel sebanyak 151 perusahaan menyimpulkan bahwa reputasi auditor, umur perusahaan, prosentase
saham yang ditawarakan ke publik, Return on Asset dan solvability ratio tidak menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dengan initial return. Tetapi
commit to user
reputasi underwriter dan financial leverage berpengaruh terhadap besarnya initial return.
Rosyati dan Sebeni 2002, melakukan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi underpricing saham pada perusahaan go public dengan sampel
sebanyak 52 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tingkat signifikasi 5. Ternyata kondisi pasar dan reputasi auditor tidak mempengaruhi
besarnya underpricing. Tetapi umur perusahaan dan reputasi underwriter berpengaruh terhadap besarnya underpricing. Arwah Arjun Madan 2003 meneliti
1368 perusahaan yang melakukan IPO di India pada tahun 1989 – 1995 menyimpulkan bahwa pada tingkat signifikansi 1 umur perusahaan secara parsial
berpengaruh secara negatif signifikan terhadap tingkat underpricing Misnen 2004, dengan signifikasi 5 meneliti sampel sebanyak 64
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berhasil menemukan bahwa Earning Per Share EPS mempengaruhi besarnya intial return. Namun variabel
lain yaitu Return On Asset ROA, financial leverage, ukuran penawaran proceed, pertumbuhan laba, current ratio, dan besaran perusahaan tidak berpengaruh dengan
initial return. Safitri 2004 menyimpulkan bahwa pada tingkat signifikasi 0,05 dengan sampel sebanyak 57 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari
bulan Juli 1997 sampai Desember 2001 berhasil menyimpulkan bahwa secara parsial ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap underpricing.
Sedangkan, reputasi auditor, reputasi underwriter, umur perusahaan, prosentase saham yang ditawarkan ke publik saat IPO, jenis industri, profitabilitas perusahaan,
financial leverage, dan kondisi pasar tidak berpengaruh secara signifikan terhadap underpricing.
Tim Loughran and Jay Ritter 2004 meneliti 6391 perusahaan yang mengalami underpricing yang terdaftar di
Thomson Financial Securities Data menyimpulkan
commit to user
bahwa usia perusahaan dan underwriter tidak berpengaruh terhadap tingkat underpricing.Yolana dan Martani 2005, melakukan penelitian mengenai variabel-
variabel yang mempengaruhi fenomena underpricing IPO dengan sampel sebanyak 131 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tingkat signifikasi 5.
Kesimpulannya adalah bahwa rata-rata kurs, skala perusahaan, ROE dan jenis industri secara parsial berpengaruh terhadap besarnya underpricing. Sedangkan
reputasi penjamin emisi tidak mempengaruhi underpricing. Tetapi secara simultan variabel-variabel tersebut mempengaruhi tingkat underpricing sebesar 28, 15.
Saputro dan Agung 2005, melakukan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi underpricing IPO di Indonesia dengan sampel sebanyak 60
perusahaan dengan tingkat signifikasi 5. Secara simultan variabel ukuran perusahaan, umur perusahaan, reputasi penjamin emisi, dan reputasi auditor
berpengaruh terhadap underpricing. Secara parsial, ukuran perusahaan dan reputasi auditor yang berpengaruh terhadap underpricing, sedangkan umur perusahaan dan
reputasi penjamin emisi tidak mempengaruhi underpricing. Indrawati 2005, pada tingkat signifikasi 5 berhasil menunjukkan bahwa ukuran perusahaan dan
Leverage Ratio DER mempunyai hubungan yang signifikan terhadap underpricing pada 56 perusahaan yang melakukan penawaran perdana yang terdaftar di Bursa
Efek Jakarta. Sedangkan, proceeds, presentase penawaran saham, umur perusahaan, profitabilitas, dan kondisi pasar tidak berhasil membuktikan adanya pengaruh
terhadap underpricing. Trianingsih 2005 meneliti perusahaan yang melakukan IPO yang terdaftar
di Bursa Efek Jakarta menyimpulkan bahwa reputasi underwriter, financial leverage, dan return on assets pada syarat signifikasi 5, variabel-variabel tersebut
secara simultan berpengaruh terhadap besarnya underpricing. Namun secara parsial hanya variabel reputasi underwriter dan financial leverage yang berpengaruh
commit to user
signifikan terhadap tingkat underpricing pada tingkat signifikasi 5. Yunahar 2006 meneliti perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Jakarta pada tahun
2002-2004 menyimpulkan bahwa pada tingkat signifikasi 5 secara parsial earning per share, financial leverage, nilai penawaran saham, tipe perusahaan, besaran
perusahaan, umur perusahaan, reputasi underwriter, dan reputasi auditor tidak berpengaruh terhadap tingkat underpricing. Namun, secara serempak variabel
earning per share, financial leverage, nilai penawaran saham, dan besaran perusahaan berpengaruh terhadap tingkat underpricing. Dan secara serempak
earning per share, financial leverage, nilai penawaran saham, tipe perusahaan, besaran perusahaan, umur perusahaan, reputasi underwriter, dan reputasi auditor
tidak berpengaruh terhadap tingkat underpricing. Dian 2008 meneliti perusahaan yang melakukan IPO pada tahun 2001 –
2005 di Bursa Efek Indonesia. Dengan tingkat signifikansi 5 , penelitian ini tidak berhasil menunjukkan pengaruh financial leverage, return on aseets, earning per
share, nilai penawaran saham, reputasi underwriter, reputasi auditor, umur perusahaan, dan tipe perusahaan terhadap underpricing. Walaupun secara simultan
hasil penelitian ini menunjukkan bahwa financial leverage, return on aseets, earning per share, nilai penawaran saham, kondisi pasar, reputasi underwriter,
reputasi auditor, ukuran perusahaan, umur perusahaan, dan tipe perusahaan berpengaruh terhadap underpricing.
N. KERANGKA PENELITIAN