Subjek Penelitian Sumber Data Penelitian Teknik Pengumpulan Data

commit to user Skema 3.1. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2006: 74

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa Kelas I di SDLB N Cangakan Karanganyar sejumlah 2 siswa yang terdiri dari 2 orang siswi. Selain siswi, subjek penelitian ini adalah guru kelas dan orangtua siswa.

D. Sumber Data Penelitian

Data penelitian yang dikumpulkan berupa informasi tentang kemandirian siswa dalam melakukan kegiatan sehari-hari khususnya dalam mengenal lingkungan sekolah. Data penelitian itu dikumpulkan dari berbagai sumber yang meliputi: Permasalahan Permasalahan baru hasil refleksi Apabila permasalahan belum terselesaikan Perencanaan tindakan I Perencanaan tindakan II Refleksi I Refleksi II Dilanjutkan ke siklus berikutnya Pelaksanaan tindakan I Pengamatan mengumpulkan data I pelaksanaan tindakan II Pengamatan mengumpulkan data II commit to user 1. Informan. Informan dalam penelitian ini adalah guru kelas dan orangtua siswa. 2. Dokumen. Dokumen atau arsip, yang antara lain berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, hasil pengamatan kegiatan siswa, foto kegiatan orientasi dan mobilitas, dan hasil wawancara yang dilakukan dengan siswa, guru kelas ataupun orangtua siswa.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi observasi, wawancara dan tes yang masing-masing secara singkat diuraikan berikut ini:

1. Observasi

a. Pengertian Observasi Observasi merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk memperoleh data. Sutrisno Hadi dalam Sugiyono, 2008:203 mengemukakan bahwa “Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan”. Sugiyono 2008:203 mengemukakan bahwa, “Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain”. Suharsimi Arikunto 2003: 51 menjelaskan bahwa: Observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Jadi, mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap. commit to user b. Macam-Macam Observasi Ada tiga jenis teknik pokok dalam observasi yang masing-masing umumnya cocok untuk keadaan-keadaan tertentu Tarmudi juli 2007 dalam http:mastarmudi.blogspot.com201007pengertian- observasi.html yaitu: 1. Observasi Partisipan Suatu observasi disebut observasi partisipan jika orang yang rnengadakan observasi observer turut ambil bagian dalam perikehidupan observer. Jenis teknik observasi partisipan umumnya digunakan orang untuk penelitian yang bersifat eksploratif. Untuk menyelidiki satuan-satuan sosial yang besar seperti masyarakat suku bangsa karena pengamatan partisipatif memungkinkankan peneliti dapat berkomunikasi secara akrab dan leluasa dengan observer, sehingga memungkinkan untuk bertanya secara lebih rinci dan detail terhadap hal-hal yang akan diteliti. Dalam observasi partisipan, observer berperan ganda yaitu sebagai pengamat sekaligus menjadi bagian dan yang diamati. Sedangkan dalam observasi nonpartisipan, observer hanya memerankan diri sebagai pengamat. Perhatian peneliti terfokus pada bagaimana mengamati, merekam, memotret, mempelajari, dan mencatat tingkah laku atau fenomena yang diteliti. Observasi nonpartisipan dapat bersifat tertutup, dalam arti tidak diketahui oleh subjek yang diteliti, ataupun terbuka yakni diketahui oleh subjek yang diteliti. 2. Observasi Sistematik Observasi sistematik biasa disebut juga observasi berkerangka atau structured observation. Ciri pokok dari observasi ini adalah kerangka yang memuat faktor-faktor yang telah di atur kategorisasinya lebih dulu dan ciri-ciri khusus dari tiap-tiap faktor dalam kategori-kategori itu. commit to user 3. Observasi Eksperimental Observasi dapat dilakukan dalam lingkup alamiahnatural ataupun dalam lingkup experimental. Dalam observasi alamiah observer rnengamati kejadian-kejadian, peristiwa-peristiwa dan perilaku- perilaku observee dalam lingkup natural, yaitu kejadian, peristiwa, atau perilaku murni tanpa adanya usaha untuk mengontrol. Observasi eksperimental dipandang sebagai cara penyelidikan yang relatif murni, untuk menyeidiki pengaruh kondisi-kondisi tertentu terhadap tingkah laku manusia. Sebab faktor-faktor lain yang mempengaruhi tingkah laku observee telah dikontrol secermat- cermatnya, sehingga tinggal satu-dua faktor untuk diamati bagaimana pengaruhnya terhadap dimensi-dimensi tertentu terhadap tingkah laku. Ciri-ciri penting dan observasi eksperimental adalah sebagai berikut: 1. Observer dihadapkan pada situasi perangsang yang dibuat seseragam mungkin untuk semua observee. 2. Situasi dibuat sedemikian rupa, untuk memungkinkan variasi timbulnya tingkah laku yang akan diamati oleh observee. 3. Situasi dibuat sedemikian rupa, sehingga observee tidak tahu maksud yang sebenannya dan observasi. 4. Observer, atau alat pencatat, membuat catatan-catatan dengan teliti mengenai cara-cara observee mengadakan aksi reaksi, bukan hanya jumlah aksi reaksi semata. c. Observasi yang digunakan Pengamatan yang peneliti lakukan adalah pengamatan berperan serta secara pasif. Pengamatan itu dilakukan terhadap guru ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas maupun kinerja siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Pengamatan dilakukan terhadap kegiatan belajar mengajar metode Orientasi dan Mobilitas pada siswa. commit to user Pengamatan dilakukan oleh peneliti dengan mengambil tempat satu ruangan dengan siswa. Dalam posisi itu, peneliti dapat secara lebih leluasa melakukan pengamatan terhadap aktivitas belajar mengajar siswa dan guru di kelas. Pengumpulan data ini dilakukan dengan format observasi yang telah disusun sebelumnya, observasi dilakukan kepada guru dan siswa. Skala yang dipakai untuk lembar observasi ini adalah skala penilaian. Menurut Nana Sudjana 2007:77, “Skala penilaian merupakan alat untuk mengukur penampilan atau perilaku orang lain oleh seesorang melalui pernyataan perilaku individu pada suatu titik kontinum atau suatu kategori yang bermakna nilai”. “Skala penilaian lebih tepat digunakan untuk mengukur proses mengajar guru, proses belajar siswa, atau hasil belajar dalam bentuk perilaku seperti keterampilan, hubungan sosial siswa, dan cara memecahkan masalah” Nana Sudjana, 2007:79. Pengamatan terhadap guru difokuskan pada kegiatan guru dalam mengajarkan teknik upper hand, lower hand dan trailling pada siswa. Pengamatan terhadap kinerja guru, juga diarahkan pada kegiatan guru dalam menjelaskan teori sebelum memberikan praktek, memotivasi siswa, mengajukan pertanyaan dan menanggapi jawaban siswa, memberikan umpan balik, dan melakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa. Sementara itu, pengamatan pada siswa difokuskan pada hasil belajar siswa, keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, keaktifan siswa dalam bertanya, dan sebagainya. Dalam pedoman atau format observasi untuk kemampuan guru dalam mengelola kelas, aspek yang akan diamati ada 7 tujuh aspek yang dapat digambarkan pada tabel berikut: commit to user Tabel 3.2. Format Pedoman Observasi untuk Kemampauan Guru dalam Mengelola Kelas NO Aspek Yang Diamati Nomor Item Kriteria penilaian 1 2 3 4 1 Bersikap tanggap 1, 2, dan 3 2 Membagi perhatian 4 dan 5 3 Memusatkan perhatian kelompok 6, 7, dan 8 4 Petunjuk yang jelas 9 dan 10 5 Memberikan teguran 11, 12, 13, 14, dan 15 6 Memberikan penguatan 16, 17, dan 18 7 Menuntut tanggung jawab 19 dan 20 Dengan menggunakan 4 skala penilaian sebagai berikut;1: tidak pernah, 2: pernah, 3: kadang-kadang dan 4: sering. Dimana pedoman penilaian yang digunakan adalah sebagai berikut: Total nilai 60-80 = baik, 40-59 = cukup, dan kurang dari 40 = kurang. Dalam pedoman atau format observasi untuk kemampuan guru dalam menjelaskan ada 5 aspek yang akan diamati, yang dapat digambarkan pada tabel berikut : Tabel.3.3. Format pedoman Observasi Untuk Kemampuan Guru Dalam Menjelaskan NO Aspek Yang Diamati Nomor Item Kriteria Penilaian 1 2 3 4 1 Kejelasan 1 dan 2 2 Penggunaan contohilustrasi 3, 4 dan 5 3 Pengorgasasian 6 dan 7 4 Penekanan pada yang penting 8, 9 dan 10 5 Balikan 11 dan 12 commit to user Dengan skala penilaian sebagai berikut: 1: tidak pernah, 2: pernah, 3: kadang-kadang dan 4: sering. Adapun pedoman penilaian yang digunakan adalah sebagai berikut: total nilai 45-60 = baik, 31-44 = cukup, dan kurang dari 30 = kurang. Tabel.3.4. Format Pedoman Observasi Keaktifan Siswa NO Aspek Yang Diamati Nomor Item Kriteria penilaian 1 2 3 4 1 Siswa memperhatikan guru dari awal pelajaran dibuka 1 2 Siswa tidak sibuk dengan hal lain 2 3 Siswa menanyakan hal-hal yang dianggap sulit dari penjelasan guru 3 4 Siswa mampu menjawab pertanyaan guru secara lisan 4 5 Siswa terlihat aktif berdiskusi dengan teman 5 6 Siswa dapat menceritakan pengalamannya dalam berorientasi 6 7 Siswa mau mencoba latihan dengan teknik Upper hand, Lower hand dan trailing 7 8 Siswa mau membantu teman yang belum bisa 8 9 Siswa mau mencatat penjelasan dari guru 9 10 Siswa memberikan masukan kepada guru 10 commit to user Dengan skala penilaian sebagai berikut: 1: tidak pernah, 2: pernah, 3: kadang-kadang dan 4: sering. Adapun pedoman penilaian yang digunakan adalah sebagai berikut: total nilai 31-40 = baik, 20-30 = cukup dan kurang dari 20 = kurang. Tabel.3.5. Format Pedoman Observasi Hasil Belajar Siswa NO Aspek Yang Diamati Nomor Item Kriteria penilaian 1 2 3 4 1 Siswa mampu masuk ke dalam kelas 1 2 Siswa mampu keluar kelas 2 3 Siswa mampu mencari tempat duduknya sendiri di dalam kelas 3 4 Siswa mampu mencari tempat duduk guru di dalam kelas 4 5 Siswa mampu mencari tempat duduk teman dalam kelas 5 6 Siswa mampu mencari tempat alat-alat belajar di dalam kelas 6 7 Siswa mampu pergi ke toilet 7 8 Siswa mampu pergi ke dapur 8 9 Siswa mampu pergi ke kantorruang guru 9 10 Siswa mampu pergi ke kelas lain 10 11 Siswa mampu pergi ke musholatempat ibadah 11 12 Siswa mampu pergi ke perpustakaan 12 13 Siswa mampu pergi ke ruang olahraga 13 14 Siswa mampu pergi ke lapangan tempat upacara bendera 14 15 Siswa mampu pergi ke kantin sekolah 15 commit to user Dengan skala penilaian yang digunakan sebagai berikut: 1: tidak bisa, 2: bisa dengan bantuan penuh, 3: bisa dengan bantuan tidak penuh, dan 4: bisa mandiri. Adapun pedoman penilaian yang digunakan adalah sebagai berikut: total nilai 45-60 = baik, 31-40 = cukup dan kurang dari 30 = kurang.

2. Wawancara

a. Pengertian Wawancara Dalam penelitian ini wawancara ditujukan kepada siswa yang menjadi subyek penelitian, orang tua, teman dekat siswa dan guru yang mengajar di kelas I SDLB N Cangakan Karanganyar . Suharsimi Arikunto 2002: 132 menjelaskan bahwa “wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara interviewer untuk memperoleh informasi dari terwawancara interviewee.” Wawancara digunakan oleh peneliti untuk mengetahui sebab-sebab mengapa siswa mengalami kesulitan dalam melakukan orientasi dan mobilitas dengan teknik Upper hand, Lower hand dan Trailing. b. Jenis-jenis wawancara Dalam proses pengumpulan data teknik wawancara ada beberapa jenis, Andai Yani 2008 dalam http:id.shvoong.comhumanitiestheory- criticism2035973-pengertian-wawancara-dan-teknik-wawancaraantara lain: 1 Wawancara berstruktur adalah wawancara secara terencana yang berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. 2 Wawancara tak berstruktur adalah wawancara yang tidak berpedoman pada daftar pertanyaan c. Teknik wawancara yang digunakan Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik wawancra terstruktur dengan menggunakan daftar pertanyaan yang sudah disiapkan sebelumnya. Wawancara dilakukan setelah dan atas dasar hasil pengamatan di kelas maupun kajian dokumen. Wawancara dilakukan commit to user antara peneliti dan guru, siswa, dan orangtua siswa. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan peningkatan kemandirian siswa terkait dengan sebelum dan sesudah diajarkannya teknik Upper hand, Lower hand dan Trailling pada siswa. Dari wawancara serta kegiatan pengamatan dan kajian dokumen yang telah dilakukan, kemudian diidentifikasi permasalahan-permasalahan yang ada berkenaan dengan pengajaran teknik Upper hand, Lower Hand dan Trailling dan faktor-faktor penghambatnya. Adapun garis besar pedoman wawancara yang akan digunakan adalah sebagai berikut, seperti yang tergambar dalam tabel berikut: Tabel.3.6. Pedoman Wawancara Untuk Orangtua Siswa NO Pertanyaan 1 Bagaimana riwayat kehamilan Ibu ? 2 Bagaimana riwayat kesehatan anak anda? 3 Sejak kapan anda mengetahui anak anda teridentifikasi tunanetra? 4 Setelah mengetahui kondisi anak anda, apa pelatihan pertama yang anda ajarkan pada anak anda? 5 Apakah yang anda ajarkan dirumah sudah sesuai dengan yang diajarkan di sekolah? 6 Seperti apa kebiasaan anak anda jika berada dirumah ? 7 Seperti apa kemandirian anak anda jika dirumah ? 8 Dalam melakukan aktivitas berorientasi dan bermobilitas di rumah, masihkah anak anda di bantu? 9 Sejauh mana kemampuan Oreintasi dan Mobilitas yang dikuasai anak anda? 10 Apakah dalam berotientasi dan bermobilitas dirumah anak anda menggunakan teknik-teknik yang dijarkan di sekolah ? commit to user Tabel.3.7. Pedoman Wawancara untuk Guru Kelas NO Pertanyaan 1 Seperti apa kemampuan awal Siswa anda ? 2 Seberapa mandiri siswa anda dalam hal orientasi dan Mobilitas ? 3 Teknik-teknik Orientasi dan Mobilitas apa saja yang anda ajarkan pada siswa anda? 4 Apakah ada kendalakesulitan dalam mengajarkan teknik-teknik Oerientasi dan Mobilitas tersebut pada siswa anda? 5 Teknik-teknik Orientasi dan mobilitas apa saja yang sudah dikuasai siswa anda ? 6 Apakah siswa anda menggunakan teknik-teknik yang anda diajarkan dalam berorientasi dan bermobilitas di sekolah ?

3. Analisis Dokumen

Data berupa hasil observasi diklasifisikan sebagai data kuantitatif. Data tersebut dianalisis secara desktiprif, yakni dengan membandingkan skor kemandirian atarsiklus. Yang dianalisis adalah skor kemandirian siswa sebelum menggunakan teknik Upper hand, Lower hand dan Trailling; dan skor kemandirian siswa setelah menggunakan teknik Upper hand, Lower hand dan Trailling; sebanyak dua siklus. Kemudian, data yang berupa skor kemandirian antarsiklus tersebut dibandingkan hingga hasilnya dapat mencapai batas ketercapaian atau indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.

F. Uji Validitas Data

Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN MEDIA POWERPOINT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IX SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI I SEPUTIH AGUNG TAHUN 2010-2011

0 6 2

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERORIENTASI DAN MOBILITAS DENGAN PETA TIMBUL BAGI ANAK SDLB TUNANETRA KELAS I DI SLB ABC SWADAYA KENDAL TAHUN PELAJARAN 2009 2010

2 27 64

PENGGUNAAN METODE FERNALD UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MEMBACA PADA ANAK KESULITAN BELAJAR KELAS II SD DI SLB A YKAB SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010 2011

0 2 92

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE QUANTUM LEARNING ANAK TUNANETRA KELAS IV SDLB NEGERI CANGAKAN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 2011

0 7 112

PENGGUNAAN GAME PETUALANGAN BOLALA DI BUMI DALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA ANAK TUNA GRAHITA RINGAN KELAS IV DI SDLB N CANGAKAN FILIAL KARANGPANDAN TAHUN AJARAN

0 4 70

PENERAPAN METODE HAND SIGN DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SENI MUSIK PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN.

8 21 31

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN UANG PADA SISWA TUNAGRAHITA RINGAN KELAS V SDLB N CANGAKAN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 0 18

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI MENGENAL BANGUN DATAR PADA ANAK TUNAGRAHITA KELAS V DI SDLB NEGERI CANGAKAN KARANGANYAR.

0 0 1

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PERMAINAN TEBAK KATA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA BANGUN DATAR SEDERHANA PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS V DI SDLB N CANGAKAN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2012/2013 (Single Subject Research).

0 0 18

KEEFEKTIFAN TEKNIK DROPPED OBJECTS TERHADAP KEMANDIRIAN MENEMUKAN BENDA JATUH PADA ANAK TUNANETRA KELAS I DI SEKOLAH LUAR BIASA MA’ARIF BANTUL YOGYAKARTA.

1 2 215