commit to user
penjelasan dan perintah guru serta keberanian untuk mencoba menggunakan teknik-teknik orientasi dan mobilitas yang diajarkan.
B. Deskripsi Hasil Penelitian
Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yang masing- masing silkus terdiri atas 4 tahapan, yaitu: 1 perencanaan; 2 pelaksanaan
tindakan; 3 pengamatanObservasi; 4 analisis dan refleksi.
1. Siklus 1
a. Perencanaan Kegiatan perencanaan ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 12
Nopember 2010. Peneliti melakukan diskusi dengan guru kelas terkait dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian yang akan
dilakukan di kelas Guru tersebut. Diskusi ini merupakan tindak lanjut dari diskusi sebelumnya yang dilakukan peneliti dengan guru kelas saat peneliti
dalam masa melakukan penelitian awal di sekolah yang sama. Peneliti dan guru kelas mendiskusikan rancangan tindakan yang
akan dilakukan dalam proses penelitian. Dari hasil identifikasi dan penetapan masalah, peneliti kemudian mengajukan solusi alternatif untuk
meningkatkan kemandirian anak tunanetra dalam hal berorientasi dan bermobilitas khususnya dalam belajar mengenal lingkungan sekolah.
Tahap perencanaan tindakan I meliputi kegiatan sebagai berikut: 1 Peneliti dan guru menyusun RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
untuk proses mengajar Orientasi dan Mobilitas. 2 Peneliti mempersiapkan butir-butir penilian yang telah disepakati
bersama dengan guru yang akan digunakan dalam menilai kemampuan Orientasi dan Mobilitas siswa.
3 Peneliti memberikan deskripsi tentang teknik-teknik Orientasi dan Mobilitas yang akan diberikan kepada siswa agar bisa terjalin sebuah
kesamaan presepsi yang akan membantu kerjasama antara peneliti dan
commit to user
guru. Kemudian menyepakati skenario pembelajaran yang akan dilaksanakan pada tahap tindakan I.
a Langkah-langkah skenario pada pertemuan pertama:
1 Peneliti menjelaskan tentang teknik-teknik Orientasi dan Mobilitas meliputi teknik upper hand dan trailling yang akan
diajarkan kepada siswa. 2 Siswa memperhatikan penjelasan tentang teknik-teknik
orientasi dan Mobilitas yang diajarkan oleh peneliti. 3 Peneliti mengulang penjelasan tentang teknik-teknik orientasi
dan mobilitas sekali lagi. Pada tahap ini, terjadi komunikasi antara peneliti dengan siswa. Peneliti bertanya kepada siswa
apakah ada hal-hal yang belum dimengerti oleh siswa, dan peneliti akan menjelaskannya lagi.
4 Peneliti memberikan pertanyaan lisan kepada siswa. Pertanyaan lisan ini dilakukan peneliti untuk mengetahui secara cepat
bagaimana pemahaman siswa pasca memperoleh tindakan. Dengan pertanyaan lisan diharapkan akan memperkecil
kemungkinan siswa bertanya kepada teman dalam menjawab pertanyaan.
5 Peneliti meminta siswa untuk mencoba mempraktekkan teknik- teknik yang telah diajarkan bersama-sama dengan peneliti.
6 Peneliti memberikan pengarahan yang benar terhadap cara penggunaan teknik-teknik orientasi dan mobilitas yang telah
diajarkan sebelumnya oleh peneliti. b Langkah-langkah skenario pertemuan kedua:
1 Peneliti menjelaskan sekali lagi tentang teknik-teknik orientasi dan mobilitas yang berupa teknik upper hand dan trailling yang
telah diajarkan sebelumnya. 2 Siswa memperhatikan penjelasan ulang dari peneliti.
commit to user
3 Peneliti mengajarkan teknik orientasi dan mobilitas yang lain yang merupakan teknik perlindungan bawah lower hand dan
trailing. 4 Peneliti meminta siswa untuk mencoba mempraktekkan teknik-
teknik yang telah dipelajari sebelumnya yang meliputi teknik lower hand dan trailing secara bergantian dengan pengamatan dari
peneliti dan guru. 5 Peneliti dan guru mengamati siswa-siswa yang melakukan
praktek dan membenarkan jika ditemukan kesalahan posisi maupun gerakan yang dilakukan siswa.
c Langkah-langkah skenario pertemuan ketiga 1 Peneliti mengulang penjelasan tentang teknik-teknik orientasi
yang diajarkan pada siswa sebelumnya yang meliputi teknik upper hand, lower hand dan trailing.
2 Peneliti meminta siswa untuk mencoba menggunakan teknik upper hand, lower hand an trailing secara bergantian.
3 Peneliti dan
guru mengawasi
kegiatan siswa
dan membenarkan jika ditemukan kesalahan atau kekeliruan dalam
gerakan yang dilakukan siswa. d Langkah-langkah skenario pertemuan keempat
1 Peneliti meminta siswa untuk melakukan teknik-teknik orientasi yang telah diajarkan sebelumnya yang meliputi
teknik upper hand, lower hand dan trailing. 2 Peneliti dan guru melakukan pengamatan atau observasi
dengan menggunakan lembar observasi pada siklus I. b. Tindakan
Siklus I terdiri dari empat pertemuan, yaitu pada hari senin, 15 Nopember 2010; Selasa, 16 Nopember 2010; Kamis, 18 Nopember 2010
dan Jum’at, 19 nopember 2010. Dalam tahap ini dilakukan tindakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
commit to user
1 Pertemuan pertama Pelaksanaan pertemuan pertama adalah pada Senin tanggal 15
Nopember 2010. Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pelaksanakan pembelajaran orientasi dan mobilitas dengan menggunakan
teknik upper hand dan trailling. Peneliti berkolaborasi dengan guru, sehingga antara peneliti dan guru memiliki tugas masing-masing.
Peneliti melaksanakan pembelajaran orientasi dan mobilitas dengan menggunakan teknik upper hand dan trailing di kelas. Peneliti juga
melakukan observasi terhadap keaktifan siswa saat pembelajaran berlangsung. Guru berperan dalam melakukan observasi terhadap
kemampuan peneliti dalam menjelaskan dan mengelola kelas. Pada tahap pertama peneliti menayangkan tentang kemampuan
orientasi dan mobilitas siswa.Kemudian peneliti mengajarkan materi tentang teknik-teknik orientasi dan mobilitas yang meliputi teknik upper
hand dan trailing pada siswa dan siswa memperhatikan apa yang diajarkan peneliti. Peneliti juga mengajarkan contoh gerakan yang
terdapat dalam teknik-teknik upper hand dan trailing. Peneliti meminta siswa untuk mencoba mempraktekkan teknik-
teknik orientasi dan mobilitas yang meliputi teknik upper hand dan trailing yang telah diajarkan oleh peneliti. Peneliti bersama dengan guru
kelas melakukan pengamatan terhadap kegiatan siswa, dan memberikan pengarahan dan perbaikan jika ditemukan kesalahan atau kekeliruan
dalam gerakan-gerakan yang dilakukan oleh siswa. 2 Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 16 Nopember 2010. Pertemuan ini merupakan lanjutan dari pertemuan
pertama. Fokus dalam pertemuan ini adalah latihan penggunaan teknik upper hand dan trailing yang telah diajarkan pada pertemuan pertama dan
ditambah dengan teknik orientasi dan mobilitas yang baru yaitu teknik lower hand dan trailing.
commit to user
Sesuai dengan RPP yang telah dibuat, awalnya peneliti
menerangkan kembali tentang teknik upper hand dan trailing yang telah diterangkan sebelumnya. Siswa mendengarkan dan mempraktekkan
teknik-teknik tersebut secara bergantian. Kemudian peneliti menerangkan materi tambahan yaitu teknik lower hand dan trailing. Peneliti juga
mengajarkan contoh gerakan teknik lower hand dan trailing. Siswa memperhatikan dan mencatat materi yang diajarkan oleh peneliti.
Selanjutnya peneliti menjelaskan kembali tentang materi teknik lower hand dan trailing yang baru saja diajarkan. Peneliti memulai untuk
memberikan pertanyaan lisan sederhana untuk mengetahui seberapa tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan oleh peneliti.
Kemudian peneliti meminta siswa untuk mempraktekkan teknik lower hand dan trailing secara bergantian. Peneliti dan guru mengamati dengan
seksama dan melakukan pembenaran dan perbaikan apabila ditemukan kekeliruan yang dilakukan siswa dalam praktek menggunakan teknik.
Siswa memperhatikan penjelasan dari peneliti di saat peneliti
membenarkan kekeliruan yang dilakukan siswa. Peneliti mengulang kembali teknik-teknik yang telah diajarkan yaitu upper hand, lower hand
dan trailing. 3 Pertemuan ketiga
Pertemuan ketiga pada silkus 1 dilakukan pada Kamis tanggal 18 Nopember 2010. Pada tahap ini peneliti memfokuskan pada latihan
penggunaan teknik upper hand, lower hand dan trailing. Peneliti meminta siswa mencoba menggunakan teknik tersebut secara bergantian.
Pada pertemuan ketiga ini peneliti bersama dengan guru juga mengoreksi gerakan-gerakan yang keliru atau yang kurang tepat yang
dilakukan oleh siswa. 4 Pertemuan keempat
Pertemuan keempat pada siklus 1 dilakukan pada tanggal 19 Nopember 2010. Pada pertemuan ini peneliti memfokuskan untuk
melakukan observasi dan pengamatan terhadap kemandirian siswa dalam
commit to user
menggunakan teknik-teknik orientasi dan mobilitas yang meliputi teknik upper hand, lower hand dan trailing dalam belejer mengenal lingkungan
sekolah. Peneliti meminta siswa melakukan teknik-teknik orientasi dan mobilitas
yang meliputi teknik upper hand, lower hand dan trailing secara bergantian. Peneliti melakukan penilaian terhadap kegiatan siswa
berdasarkan pedoman observasi yang telah disetujui bersama antara peneliti dan guru sebelumnya. Peneliti mencatat hasil pengamatan pada
siklus 1. c. Pengamatan
Tahap pengamatan siklus I dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan yaitu pada tanggal 15 sd 19 Nopember 2010. Pada
saat pembelajaran Orientasi dan Mobilitas berlangsung peneliti sebagai partisipan aktif. Mengamati kegiatan belajar mengajar dari awal sampai
akhir dan mencatat hasil siklus I di dalam kelas. Dikatakan partisipasi aktif, karena peneliti terlibat langsung dalam kegiatan yang dilakukan oleh
anak dalam kegiatan belajar mengajar sebagai guru. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 15 Nopember 2010, pertemuan
kedua dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 16 Nopember 2010, pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Kamis 18 nopember 2010
sedangkan pertemuan keempat dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 19 Nopember 2010 dan dengan waktu pembelajaran selama 2x35 menit.
Peneliti mengawali pembelajaran dengan melakukan apersepsi terhadap siswa, mengabsen siswa, dan memberikan pertanyaan pancingan yang
mengarah ke pelajaran. Peneliti berkolaborasi dengan guru, sehingga antara peneliti dan
guru memiliki tugas masing-masing. Peneliti melaksanakan pembelajaran orientasi dan mobilitas dengan menggunakan teknik upper hand, lower
hand dan trailing. Peneliti juga melakukan observasi terhadap keaktifan siswa saat pembelajaran berlangsung. Guru berperan dalam melakukan
commit to user
observasi terhadap kemampuan peneliti dalam menjelaskan dan mengelola kelas.
Dari hasil pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran Orientasi dan Mobilitas dengan menggunakan teknik upper hand, lower hand dan
trailing pada siklus 1, hasil yang dapat diungkap adalah hasil kemandiriran siswa dan juga keaktifan siswa dalam proses pembelajaran orientasi dan
mobilitas. Dari tes yang mengungkap kemandirian orientasi dan mobilitas
menggunakan teknik upper hand, lower hand dan trailing, hasilnya tertuang dalam table 4.3 berikut:
Tabel. 4.3 Hasil Pengamatan Kemandirian Orientasi dan Mobilitas Menggunakan Teknik Upper hand, Lower hand dan Trailing Siklus 1
Pada tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa kedua siswa berada dalam kategori cukup dengan rata-rata nilai 34,5 atau 57,5. Jika
meninjau dari Kriteria Ketuntasan Minimal KKM, belum ada siswa yang mencapai nilai ≥ 45. Jadi dapat disimpulkan bahwa pada
pelaksanaan tindakan siklus 1 ini, sudah
terjadi peningkatan kemandirian siswa
dari kondisi awal yaitu sebesar 15,85, tetapi masih belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal.
Nama Hasil pengamatan
kemandirian siswa Kategori
Kriteria Ketuntasan
Minimal KKM RK
32 Cukup
Belum Tuntas U
37 Cukup
Belum Tuntas Rata-rata ketuntasan
57,5
commit to user
Berdasarkan observasi peneliti pada pelaksanaan tindakan siklus 1, dengan pengamatan terhadap keaktifan siswa saat pembelajaran
orientasi dan Mobilitas melalui lembar observasi diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel. 4.4 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus 1
Pada tabel 4.4 di atas, menunjukkan bahwa kedua siswa berada pada kategori cukup aktif dengan rata-rata nilai yang di peroleh 22
atau 55. Sehingga dapat dilihat mulai ada peningkatan keaktifan pada pelaksanaan tindakan pada siklus 1 ini jika dibandingkan dengan
kondisi awal yang baru mencapai angka rata-rata 20 atau 50. Jadi ada peningkatan sebesar 5 jika dibandingkan dari kondisi awal.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar Orientasi dan Mobilitas tindakan 1, diperoleh hasil sebagai
berikut: a
Kedua siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung termasuk dalam kategori cukup aktif.
b Peneliti sebagai guru dalam kemampuan menjelaskan mendapat kategori baik dengan skor 38 dari skor maksimal 48.
c Peneliti sebagai guru dalam kemampuan mengelola kelas mendapat kategori baik dengan skor 76 dari skor maksimal 80.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap kemandirian siswa dalam menggunakan teknik upper hand, lower hnd dan trailing pada
siklus 1, belum ada siswa yang dapat mencapai ketuntasan minimal. Nama
Hasil Pengamatan
Keaktifan Kategori
RK 20
Cukup aktif U
23 Cukup aktif
commit to user
Jadi, jika ditinjau dari indikator ketercapaian yang telah ditentukan yaitu kedua siswa memperoleh nilai ≥ 45 dan kedua siswa termasuk
dalam kategori aktif dalam pembelajaran, dengan kata lain indikator ketercapaian belum bisa dicapai pada silkus 1, sehingga akan diadakan
siklus 2. d. Refleksi
Pada tahap refleksi ini diawali dengan poses analisis terlebih dahulu, peneliti bersama dengan guru kelas mengadakan diskusi terkait
pelaksanaan tindakan 1. Analisis yang dimaksud adalah terhadap hasil observasi, serta hasil pekerjaan siswa. Secara umum terdapat beberapa
kelemahan yang terjadi saat proses belajar mengajar yaitu: 1
Peneliti dalam menjelaskan kurang begitu percaya diri dan masih sedikit ragu, sehingga ditakutkan penerimaan siswa terhadap
materi yang diajarkan tidak maksimal. 2
Teknik-teknik yang diajarkan masih bersifat baru bagi siswa sehingga siswa masih sedikit kesulitan dalam hal pemahaman
materi, dan proses pembelajaran membutuhkan waktu yang cukup lama.
3 Siswa sangat jarang menerapkan teknik-teknik yang diajarkan pada
kegiatan sehai-hari,sehingga menyebabkan siswa terlihat sedikit kaku dan takut untuk mencoba menggunakan teknik-teknik yang
diajarkan. Bertolak dari hasil analisis tersebut, maka guru dan peneliti
merumuskan refleksi sebagai berikut: 1
Agar siswa lebih antusias, aktif dan sungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran, sebaiknya dalam menyampaikan meteri
tentang teknik-teknik orientasi dan mobilitas yang meliputi teknik upper hand, lower hand dan trailing jangan menggunakan kalimat
yang terlalu panjang, supaya tujuan dari pembelajaran itu sendiri dapat tercapai.
commit to user
2 Membantu siswa dalam pemahaman materi dengan menggunakan
porsi pratek atau latihan yang lebih banyak atau dengan memberikan materi di tengah-tengah praktek, sehingga membantu
siswa lebih mudah memahami karena teori langsung diterapkan dalam kegiatan.
3 Membantu siswa untuk terbiasa menggunakan teknik-teknik yang
diajarkan dalam kegiatan sehari-hari dan meyakinkan siswa dengan menggunakan teknik upper hand, lower hand dan trailing akan
menambah keamanan diri bagi siswa sehingga siswa tidak perlu merasa takut dalam menggunakan teknik upper hand, lower hand
dan trailing setiap hari.
2. Siklus 2
a. Perencanaan Kegiatan perencanaan ini dimulai pada hari Sabtu, 20 Nopember
2010. Perencanan ini berdasar pada refleksi dari siklus 1, sehingga diharapkan segala kekurangan yang terjadi pada siklus 1 dapat dihindari
dalam pelaksanaan siklus 2 ini dan indikator ketercapaian akan terpenuhi. Adapun kegiatan perencanaan adalah mencakup langkah-
langkah sebagai berikut: 1
Peneliti dan guru menyusun RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran untuk proses mengajar Orientasi dan Mobilitas.
2 Peneliti mempersiapkan butir-butir penilaian yang telah disepakati
bersama dengan guru yang akan digunakan dalam menilai kemampuan Orientasi dan Mobilitas siswa.
3 Peneliti memberikan deskripsi tentang teknik-teknik Orientasi dan
Mobilitas yang akan diberikan kepada siswa agar bisa terjalin sebuah kesamaan presepsi yang akan membantu kerjasama antara
peneliti dan guru. Kemudian menyepakati skenario pembelajaran yang akan dilaksanakan pada tahap tindakan 2.
commit to user
a. Langkah-langkah skenario pada pertemuan pertama:
1 Peneliti menjelaskan kembali tentang teknik-teknik Orientasi
dan Mobilitas meliputi teknik upper hand, lower hand dan trailling yang akan diajarkan kepada siswa.
2 Siswa memperhatikan penjelasan tentang teknik-teknik
orientasi dan Mobilitas yang diajarkan oleh peneliti. 3 Peneliti memberikan contoh dari gerakan-gerakan upper hand,
lower hand dan trailing. 4 Peneliti meminta siswa untuk mencoba mempraktekkan
teknik-teknik yang telah diajarkan bersama-sama dengan peneliti.
5 Peneliti memberikan pengarahan yang benar terhadap cara penggunaan teknik-teknik orientasi dan mobilitas yang telah
diajarkan sebelumnya oleh peneliti. b.
Langkah-langkah skenario pertemuan kedua: 1 Peneliti meminta siswa untuk mencoba menggunakan teknik-
teknik yang sudah diajarkan di lingkungan sekitar sekolah seperti ruang guru kantor, perpustakaan, dapur, kamar mandi,
mushola dan tempat-tempat lain yang berada di lingkungan sekolah.
2 Siswa melaksanakan perintah guru. 3 Peneliti melakukan perbaikan dan pembenaran jika peneliti dan
guru masih menemukan kekeliruan yang dilakukan oleh siswa pada saat praktek melakukan gerakan-gerakan teknik upper
hand, lower hand dan trailing. c.
Langkah-langkah skenario pertemuan ketiga: 1
Peneliti melakukan pengamatan atau observasi terhadap kemandirian siswa dalam melakukan orientasi dan mobilitas
dengan menggunakan teknik upper hand, lower hand dan trailing dan juga keaktifan siswa.
commit to user
2 Peneliti mencacat hasil pengamatan dan melakukan analisis dan
juga refleksi terhadap hasil yang telah diperoleh.
b. Tindakan Pelaksanaan tindakan siklus 2 adalah pada hari Selasa tanggal 23
Nopember 2010 untuk pertemuan pertama, pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 24 Nopember 2010 dan untuk pertemuan terakhir
di siklus kedua dilaksanakan pada hai Kamis tanggal 25 Nopember 2010. Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pelaksanakan
pembelajaran orientasi dan mobilitas dengan menggunakan teknik upper hand, lower hand dan trailing dalam belajar mengenal lingkungan sekolah.
Peneliti berkolaborasi dengan guru, sehingga antara peneliti dan guru memiliki tugas masing-masing.
Peneliti melaksanakan pembelajaran orientasi dan mobilitas dengan menggunakan teknik upper hand, lower hand dan trailing dikelas. Peneliti
juga melakukan observasi terhadap keaktifan siswa saat pembelajaran berlangsung. Guru berperan dalam melakukan observasi terhadap
kemampuan peneliti dalam menjelaskan dan mengelola kelas. Pada tahap pertama peneliti mengajarkan teknik-teknik orientasi
dan mobilitas yang terdiri dari teknik upper hand, lower hand dan trailing. Pada langkah berikutnya peneliti memperbanyak waktu untuk latihan atau
praktek menggunakan teknik upper hand, lower hand dan trailing dan sesekali diselingi dengan materi yang terkait dengan teknik yang
diajarkan. Kemudian peneliti meminta siswa untuk mempraktekkan
teknik yang diajarkan secara individu dan bergantian, sementara peneliti dan guru melakukan pengamatan terhadap hasil belajar siswa.
c. Pengamatan Tahap pengamatan siklus 2 dilaksanakan bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan yaitu pada tanggal 23 sampai dengan 25 Nopember
commit to user
2010. Pada saat pembelajaran Orientasi dan Mobilitas berlangsung peneliti sebagai partisipan aktif. Mengamati kegiatan belajar mengajar dari awal
sampai akhir dan mencatat hasil siklus 2 di dalam kelas. Dikatakan partisipasi aktif, karena peneliti terlibat langsung dalam kegiatan yang
dilakukan oleh anak dalam kegiatan belajar mengajar sebagai guru. Pertemuan siklus 2 ini dilaksanakan pada hari Selasa,Rabu dan
Kamis tanggal 22-24 Nopember 2010 dan berlangsung selama 2x35 menit. Peneliti mengawali pembelajaran dengan melakukan apersepsi terhadap
siswa, mengabsen siswa, dan memberikan pertanyaan pancingan yang mengarah ke pelajaran.
Peneliti berkolaborasi dengan guru, sehingga antara peneliti dan guru memiliki tugas masing-masing. Peneliti melaksanakan pembelajaran
orientasi dan mobilitas dengan menggunakan teknik upper hand, lower hand dan trailing dalam belajar mengenal lingkungan sekolah di dalam
kelas. Peneliti juga melakukan observasi terhadap keaktifan siswa saat pembelajaran berlangsung. Guru berperan dalam melakukan observasi
terhadap kemampuan peneliti dalam menjelaskan dan mengelola kelas. Dari hasil pengamatan pada siklus 2 tentang kemandirian
berorientsi dan mobilitas dengan menggunakan teknik upper hand,lower hand dan trailing dalam belajar mengenal lingkungan sekolah, hasilnya
tertuang dalam tabel 4.5 berikut:
commit to user
Tabel. 4.5 Hasil Tes Pengamatan Kemandirian Orientasi dan Mobilitas Menggunakan Teknik Upper hand,Lower hand dan Trailing Siklus 2
Pada tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa kedua siswa berada dalam kategori baik dalam hal kemandirian berorientasi dan mobilitas
dengan menggunakan teknik upper hand,lower hand dan trailing dalam belajar mengenal lingkungan sekolah dengan rata-rata nilai 51 atau
85. Jika meninjau dari Kriteria Ketuntasan Minimal KKM, kedua siswa telah mencapai nilai ≥ 45, yang berarti kedua siswa telah berhasil
mencapai indikator keetuntasan. Jadi dapat disimpulkan bahwa pada pelaksanaan tindakan siklus 2 ini, terjadi peningkatan kemandirian
siswa dalam berorientasi dan mobilitas menggunakan teknik upper hand,lower hand dan trailing dari siklus 1 yaitu sebesar 27.5.
Sedangkan hasil pengamatan terhadap keaktifan siswa dalam pembelajaran orientasi dan mobilitas pada siklus 2 diperoleh hasil
sebagai berikut : Nama
Hasil Pengamatan
Kemandirian siswa
Kategori Kriteria
Ketuntasan Minimal
KKM RK
50 Baik
Tuntas U
52 Baik
Tuntas Rata-rata ketuntasan
85
commit to user
Tabel. 4.6. Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus 2
Pada tabel 4.6 di atas, menunjukkan bahwa kedua siswa sudah berada dalam kategori aktif dengan perolehan nilai rata-rata 31,5 atau
78,75. Terlihat lagi adanya peningkatan keaktifan pada pelaksanaan tindakan pada siklus 2 ini jika dibandingkan dengan siklus 1. Jadi pada
siklus 2 ini terjadi peningkatan keaktifan siswa sebesar 23,75
dibandingkan dari siklus 1. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar
Orientasi dan Mobilitas pada tindakan 2, diperoleh hasil sebagai berikut: a Kedua siswa sudah berada dalam kategori aktif.
b Kedua siswa telah berhasil mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal c Peneliti sebagai guru dalam kemampuan menjelaskan mendapat
kategori baik dengan skor 46 dari skor maksimal 48. d Peneliti sebagai guru dalam kemampuan mengelola kelas mendapat
kategori baik dengan skor 79 dari skor maksimal 80. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap kemandirian berorientasi dan
mobilitas menggunakan teknik upper hand, lower hand dan trailing kedua siswa sudah dapat mencapai indicator ketercapaian dengan rata-rata
ketercapian 51 atau 85. d. Refleksi
Pada tahap refleksi ini, peneliti bersama dengan guru kelas mengadakan diskusi terkait pelaksanaan tindakan 2 untuk melakukan
proses analisis. Analisis yang dimaksud adalah terhadap hasil observasi, Nama
Hasil pengamatan keaktifan siswa
Kategori
RK 31
Aktif U
32 Aktif
commit to user
serta hasil pekerjaan siswa. Menurut pendapat guru, kekurangan pada 1 siklus sebelumnya sudah tidak terjadi pada siklus ke 2. Terbukti juga
dengan adanya peningkatan pada semua aspek penilaian.
C. Pembahasan Hasil Penelitian