Kajian Tentang Tunanetra a. Pengertian Anak Tuna Netra

commit to user 31 Bila siswaklien telah memperoleh pengetahuan tentang sikap masyarakat mengenai ketunanetraan, dan bila mereka sudah mulai mampu memiliki pemahaman emosional bahwa kemandirian swasembada benar- benar memungkinkan untuk dicapainya, maka akan semakin mudah baginya untuk mengatasi masalah ini. Lambat laun mereka akan belajar untuk menghadapi perlakuan masyarakat yang ganjil itu dengan senyuman, dan bahkan dengan percakapan yang bersahabat dan konstruktif bagi kedua belah pihak. 4 Penampilan Sosial Penampilan sosial seseorang sangat menentukan apakah dia dapat diterima dengan baik di dalam lingkungan sosialnya. Yang dimaksud dengan penampilan sosial di sini adalah cara orang berperilaku, yang dapat dilihat dari gerakan fisiknya, tutur katanya, caranya berpakaian, dan caranya melakukan interaksi sosial secara keseluruhan. Banyak perilaku yang ditampilkan oleh individu itu dipelajari atau dimodifikasinya dengan memperhatikan dan meniru model melakukan tindakan-tindakannya. Jadi, deskripsi verbal dari model mengenai suatu perilaku,yang disertai bimbingan fisik, merupakan cara terbaik untuk memberikan persepsi tentang perilaku kepada anak tunanetra agar dia dapat menirunya, perolehan perilaku fisik oleh individu tunanetra itu harus lebih banyak dilakukan dalam setting pembelajaran. Harus termasuk ke dalam proses pembelajaran perilaku ini adalah penghilangan perilaku kebiasaan yang berupa gerakan fisik yang tidak normal seperti bergoyang-goyang atau menusuk-nusuk mata, yang dikenal dengan istilah blindism atau stereotypic behavior, yang sering dapat diamati pada individu tunanetra tertentu.

3. Kajian Tentang Tunanetra a. Pengertian Anak Tuna Netra

Menentukan pengertian tentang tunanetra sering menjadi masalah yang komplek, karena pada kenyataanya bahwa sebagian orang akan cenderung untuk berfikir bahwa semua orang yang tunanetra sama sekali tidak mempunyai penglihatan. Namun pada faktanya tidak demikian. Ada beberapa yang masih commit to user 32 memiliki sedikit sisa penglihatan tetapi tidak dapat dipergunakan untuk membaca atau menulis huruf sebagaimana anak normal. Untuk memperjelas tentang batasan pengertian tunanetra, penulis uraikan beberapa pengertian tunanetra sebagai berikut: Dalam bidang pendidikan luar biasa dikenal istilah Tunanetra yang mana Menurut Puwaka Hadi 2007:8 istilah tunanetra secara harafiah berasal dari dua kata,yaitu: a. Tuna tuno:Jawa yang berarti rugi yang kemudian diidentikkan dengan rusak, hilang, terhambat, terganggu, tidak memiliki dan b. Netra netro:Jawa yang berarti mata. Namun demikian, kata tunanetra adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan yang berarti adanya kerugian yang disebabkan oleh kerusakan atau terganggunya organ mata, baik anatomis maupun fisiologis. Menurut Pertuni dalam situs http:kontunet.blogspot.com pengertian tunanetra bahwa,“tunanetra ialah mereka yang berindera penglihatan lemah pada kedua matanya sedemikian rupa sehingga tidak memiliki kemampuan membaca tulisan atau huruf cetak ukuran normal ukuran huruf ketik pika pada keadaan cahaya normal meskipun dibantu dengan kacamata, sampai dengan mereka buta total”. Sedangkan T.Sutjihati Somantri 2006:65 mengemukakan bahwa, “pengertian anak tunanetra adalah individu yang indera penglihatannya kedua-duanya tidak berfungsi sebagai saluran penerima informasi dalam kegiatan sehari-hari seperti halnya orang awas”. Dari Beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan tunanetra tidak hanya seorang individu yang mengalami kebutaan akan tetapi juga individu yang mengalami gangguan melihat, baik yang sebagian ataupun yang total sehingga mengalami hambatan dalam proses belajar yang mereka lakukan.

b. Faktor-faktor Penyebab Ketunanetraan

Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN MEDIA POWERPOINT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IX SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI I SEPUTIH AGUNG TAHUN 2010-2011

0 6 2

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERORIENTASI DAN MOBILITAS DENGAN PETA TIMBUL BAGI ANAK SDLB TUNANETRA KELAS I DI SLB ABC SWADAYA KENDAL TAHUN PELAJARAN 2009 2010

2 27 64

PENGGUNAAN METODE FERNALD UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MEMBACA PADA ANAK KESULITAN BELAJAR KELAS II SD DI SLB A YKAB SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010 2011

0 2 92

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE QUANTUM LEARNING ANAK TUNANETRA KELAS IV SDLB NEGERI CANGAKAN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 2011

0 7 112

PENGGUNAAN GAME PETUALANGAN BOLALA DI BUMI DALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA ANAK TUNA GRAHITA RINGAN KELAS IV DI SDLB N CANGAKAN FILIAL KARANGPANDAN TAHUN AJARAN

0 4 70

PENERAPAN METODE HAND SIGN DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SENI MUSIK PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN.

8 21 31

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN UANG PADA SISWA TUNAGRAHITA RINGAN KELAS V SDLB N CANGAKAN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 0 18

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI MENGENAL BANGUN DATAR PADA ANAK TUNAGRAHITA KELAS V DI SDLB NEGERI CANGAKAN KARANGANYAR.

0 0 1

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PERMAINAN TEBAK KATA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA BANGUN DATAR SEDERHANA PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS V DI SDLB N CANGAKAN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2012/2013 (Single Subject Research).

0 0 18

KEEFEKTIFAN TEKNIK DROPPED OBJECTS TERHADAP KEMANDIRIAN MENEMUKAN BENDA JATUH PADA ANAK TUNANETRA KELAS I DI SEKOLAH LUAR BIASA MA’ARIF BANTUL YOGYAKARTA.

1 2 215