commit to user
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari - Mei 2011 yang bertempat di Dukuh Bunder, Desa Kedung Waduk, Kecamatan Karang
Malang, Kabupaten Sragen.
B. Bahan dan Alat Penelitian
Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu benih tanaman bayam merah, benih tanaman bayam putih, pupuk kompos enceng gondok, abu, EM-
4, pestisida hayati. Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah cangkul, sabit, ajir,
sprayer, papan nama, pisau, plastik, kamera foto, oven, timbangan, meteran dan alat tulis.
C. Tata Laksana Penelitian
1. Rancangan Penelitian Penelitian menggunakan percobaan faktorial dengan dasar
Rancangan Acak Kelompok Lengkap RAKL terdiri dua faktor perlakuan, meliputi:
a. Jenis tanaman bayam terdiri atas 2 jenis yaitu: V1: Bayam Merah
V2: Bayam Putih b. Dosis pupuk kompos yang diberikan yang terdiri atas 5 taraf yaitu:
K0: Kontrol K1: Pupuk kompos dengan dosis 5 tonha.
K2: Pupuk kompos dengan dosis 10 tonha. K3: Pupuk kompos dengan dosis 15 tonha.
K4: Pupuk kompos dengan dosis 20 tonha.
commit to user Dengan demikian terdapat 10 kombinasi perlakuan yang masing-
masing diulang 3 kali. Kombinasi perlakuan tersebut adalah: V1K0: Tanaman bayam merah tanpa pemberian pupuk kompos.
V1K1: Tanaman bayam merah dengan dosis pupuk kompos 5 tonha. V1K2: Tanaman bayam merah dengan dosis pupuk kompos 10 tonha.
V1K3: Tanaman bayam merah dengan dosis pupuk kompos 15 tonha. V1K4: Tanaman bayam merah dengan dosis pupuk kompos 20 tonha.
V2K0: Tanaman bayam putih tanpa pemberian pupuk kompos. V2K1: Tanaman bayam putih dengan dosis pupuk kompos 5 tonha.
V2K2: Tanaman bayam putih dengan dosis pupuk kompos 10 tonha. V2K3: Tanaman bayam putih dengan dosis pupuk kompos 15 tonha.
V2K4: Tanaman bayam putih dengan dosis pupuk kompos 20 tonha. 2. Pelaksanaan Penelitian
a. Pembuatan Pupuk Kompos dari Tanaman Enceng Gondok Langkah pertama dalam pembuatan pupuk kompos dari tanaman
enceng gondok yaitu mengumpulkan tanaman enceng gondok terlebih dahulu, kemudian tanaman enceng gondok dijemur dibawah sinar
matahari agar tanaman tersebut layu, setelah tanaman layu tanaman tersebut dipotong-potong dengan panjang + 5 cm, hal ini bertujuan agar
potongan tanaman enceng gondok lebih cepat terdekomposisi. Potongan-potongan tanaman enceng gondok kemudian dicampur
dengan beberapa bahan lain seperti sekam padi, dedak halus, dan gula pasir. Sekam padi ditambahkan sebagai bahan pengkaya mineral,
sedangkan dedak halus dan gula pasir ditambahkan sebagai nutrien mikroorganisme yang berperan dalam proses pembuatan kompos.
Starter EM4 disiapkan dengan melarutkan 4 ml EM4 dan 40 g gula pasir kedalam 23 liter air, kemudian difermentasikan selama 12 jam.
Enceng gondok yang telah dicacah disiapkan dengan pelayuan yaitu dijemur dibawah sinar matahari. Campuran bahan kompos tersebut
dibuat menjadi gundukan dengan ketinggian 15-20 cm dan ditutup dengan karung goni. Campuran ini dibiarkan selama 50 hari sambil
commit to user terus mengontrol suhu pupuk kompos tersebut dengan cara membolak-
balikan campuran tersebut tidak terlalu panas melewati 50°C. Apabila suhunya sudah turun menjadi 30
C dan pupuk sudah berwarna gelap maka pupuk kompos tersebut sudah siap digunakan.
b. Pengolahan Tanah · Persiapan
Sebelum pengolahan lahan dilakukan, telah dilakukan uji pH terlebih dahulu. Jenis tanah yang di tanami adalah tanah vertisol
dengan PH 6,5. Lahan dicangkul sedalam 30-40 cm, bongkah tanah dipecah,
gulma dan seluruh sisa tanaman diangkat dan disingkirkan lalu diratakan. Lahan kemudian dibiarkan selama beberapa waktu agar
tanah terkena sinar matahari. · Pembentukan Bedengan
Setelah tahap pencangkulan kemudian dibuat bedengan dengan lebar 100 cm dan panjang 100 cm. Dibuat parit antar bedengan
selebar 20 cm, kedalaman 15 cm untuk drainase. Pada bedengan tanah diratakan, sehingga nanti dalam penyebaran benih lebih
mudah. · Pemupukan
Pemupukan diberikan 2 minggu sebelum tanam, di campur pada saat pengolahan tanah. Dosis pupuk tiap perlakuan berbeda-
beda, dosis pupuk masing-masing perlakuan yaitu 0 kgm², 0,5 kgm², 1 kgm², 1,5 kgm², 2 kgm².
c. Penanaman Penyebaran benih dilakukan pada pagi hari, dilakukan dengan
di sebar di atas bedengan, tiap satu meter persegi benih yang disebar yaitu 0,5 g. Setelah benih tersebar rata permukaan bedengan ditutup
dengan lapisan tipis tanah halus dan disiram hingga cukup basah. Benih bayam merah dan bayam putih yang akan digunakan berasal
dari Benih Citra Asia Jember, nama produknya Bintang Asia. Benih
commit to user bayam merah dalam satu bungkus mempunyai berat 100 g, untuk
bayam putih dalam satu bungkus mempunyai berat 50 g. d. Pemeliharaan Tanaman
· Penyiraman Penyiraman dilakukan 1 kali sehari, karena pada saat
penelitian sering turun hujan. Waktu penyiram tanaman bayam adalah pagi hari, dengan menggunakan alat bantu gembor emrat
agar air siraman merata. · Penyiangan
Penyiangan dilakukan saat muncul gulma. Tumbuhnya gulma dapat menurunkan produksi bayam. Gulma yang muncul adalah
rumput teki dan rumput gelang. Penyiangan dapat dilakukan dengan mencabut gulma dengan tangan dan dilakukan satu minggu
sekali. · Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara mekanis dan pestisida hayati. Hama yang menyerang tanaman bayam antara
lain belalang dan ulat. Pengendalian hama secara mekanis dengan menggerak-gerakkan tanaman atau mengambil belalang dan ulat
yang menyerang.
Selain pengendalian
secara mekanis,
pengendalian hama belalang juga menggunakan pestisida hayati. Penyemprotan dilakukan dengan dosis 10 mll, dilakukan satu
minggu sekali sejak tanaman berumur 1 minggu.
e. Panen
Pemanenan dilakukan apabila tanaman bayam akan muncul bunga yaitu pada panen pertama umur 5 minggu setelah tanam MST,
sedangkan panen kedua untuk tanaman kontrol sendiri dipanen pada umur 7 minggu setelah tanam MST. Panen dilakukan dengan
mencabut seluruh bagian tanaman.
commit to user
D. Variabel Pengamatan
Pengamatan dilakukan terhadap 5 tanaman sampel tiap petak perlakuan yang diambil secara acak. Adapun variabel-variabel yang
diamati antara lain : a. Tinggi tanaman cm
Tinggi tanaman di ukur setiap minggu dengan cara mengukur dari leher akar sampai dengan ujung tunas daun.
b. Jumlah daun helai Dihitung jumlah daun yang tumbuh sempurna, dilakukan
seminggu sekali mulai dari minggu pertama setelah penanaman sampai panen
c. Luas daun cm² Luas daun dihitung dengan metode penimbangan. Sampel daun di
ambil dari bagian atas, bagian tengah, dan bagian pada saat tanaman siap panen, maka luas daun dapat di taksir dengan persamaan sebagai
berikut: LD =
² 1
70gr m
Bkd ´
Keterangan : LD
: Luas Daun Bkd
: Berat Kertas Seukuran Daun Trifoliate 70gr
: Berat Kertas Seluas 1 m²
d. Berat tanaman segar per petak g Berat tanaman per petak dihitung setelah panen, yaitu dengan cara
di timbang. e. Berat tanaman segar per tanaman g
Berat tanaman segar per tanaman dihitung setelah panen, yaitu dengan cara di timbang.
commit to user f. Berat tanaman kering per tanaman g
Berat tanaman kering per tanaman di hitung setelah dikeringkan terlebih dahulu menggunakan oven, setelah di oven berat kering
dihitung dengan menggunakan timbangan. g. Analisis N, P, K pupuk kompos enceng gondok
Analisis dilakukan di Laboraturium Kimia dan Kesuburan Tanah. Data hasil analisis pupuk kompos enceng gondok terletak di halaman