KAJIAN PUPUK ORGANIK ENCENG GONDOK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAYAM PUTIH DAN BAYAM MERAH ( Amaranthus tricolor L )

(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KAJIAN PUPUK ORGANIK ENCENG GONDOK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAYAM PUTIH DAN BAYAM MERAH

( Amaranthus tricolor L.)

SKRIPSI

Jurusan / Program Studi Agronomi

Oleh:

DELTA SETYA NUGROHO H1107025

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011


(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

KAJIAN PUPUK ORGANIK ENCENG GONDOK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAYAM PUTIH DAN BAYAM MERAH

( Amaranthus tricolor L.)

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana Pertanian

Di Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret Surakarta Jurusan / Program Studi

Agronomi

Oleh:

DELTA SETYA NUGROHO H1107025

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011


(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

KAJIAN PUPUK ORGANIK ENCENG GONDOK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAYAM PUTIH DAN BAYAM MERAH

( Amaranthus tricolor L.)

Yang dipersiapkan dan disusun oleh: DELTA SETYA NUGROHO

H 1107025

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal: Juli 2011

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan tim penguji:

Ketua

Ir. Eddy Triharyanto, MP NIP. 19600205 198601 1 001

Anggota I

Ir. Djoko Mursito, MP NIP. 19481202 197811 1 001

Anggota II

Dr. Ir. Pardono, MS NIP. 19550806 198303 1 003

Surakarta, Juli 2011

Universitas Sebelas Maret Fakultas pertanian

Dekan

Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS NIP. 19560225 198601 1 001


(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, penyusun sanjungkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena hanya dengan hidayah dan pertolongan Allah SWT penyusun dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Kajian Pupuk Organik Enceng Gondok Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bayam Putih dan Bayam Merah (Amaranthus

tricolor L.)”. Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini maupun

dalam masa studi tidak terlepas dari bantuan, dorongan semangat serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penyusun mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS, selaku Dekan Fakultas Pertanian UNS Surakarta.

2. Prof. Dr. Ir. Djoko Purnomo, MP, selaku Pembimbing Akademik atas bimbingan selama masa studi.

3. Ir. Eddy Triharyanto, MP, selaku Pembimbing Utama atas nasehat dan bimbingan hingga akhir penelitian dan penyusunan skripsi.

4. Ir. Djoko Mursito, MP, selaku Pembimbing Pendamping atas bimbingan dan pengarahan selama penelitian dan penyusunan skripsi.

5. Dr. Ir. Pardono, MS, selaku Dosen Pembahas atas saran dan masukannya dalam penyempurnaan skripsi ini.

6. Kedua orang tua, untuk doa dan dukungannya.

7. Semua pihak yang telah membantu kelancaran penelitian dan penyusunan skripsi.

Penyusun menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangannya, sehingga segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat diharapkan. Semoga Skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Surakarta, Juli 2011


(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

RINGKASAN ... ix

SUMMARY ... x

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 2

C. TujuanPenelitian ... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Bayam (Amaranthustricolor L.) ... 4

B. Pupuk Organik ... 5

C. Tanaman Enceng Gondok ... 7

D. Pembuatan Pupuk Organik Enceng Gondok ... 8

E. Hipotesis ... 8

III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 9

B. Bahan dan Alat ... 9

C. Tata Laksana Penelitian ... 9

D. Variabel Pengamatan ... 13

E. Analisis Data ... 14

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Tinggi Tanaman ... 15


(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

C. Luas Daun ... 20

D. Berat Segar Tanaman Per Petak ... 23

E. Berat Tanaman Segar Per Tanaman ... 26

F. Berat Tanaman Kering Per Tanaman ... 28

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 31

B. Saran ... 31

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(7)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

1. Rerata tinggi tanaman bayam putih dan bayam merah (Amaranthus

tricolor L.) pada perlakuan dosis pupuk kompos enceng gondok

pada umur 5 MST . ... 15 2. Rerata jumlah daun tanaman bayam putih dan bayam merah

(Amaranthus tricolor L.) pada perlakuan dosis pupuk kompos

enceng gondok pada umur 5 MST ... 18 3. Rerata luas daun tanaman bayam putih dan bayam merah

(Amaranthus tricolor L.) pada perlakuan dosis pupuk kompos

enceng gondok . ... 20 4. Rerata berat segar tanaman per petak tanaman bayam putih dan

bayam merah (Amaranthus tricolor L.) pada perlakuan dosis pupuk

kompos enceng gondok pada saat panen ... 23 5. Rerata berat tanaman segar per tanaman bayam putih dan bayam

merah (Amaranthus tricolor L.) pada perlakuan dosis pupuk

kompos enceng gondok pada saat panen ... 26 6. Rerata berat tanaman kering per tanaman bayam putih dan bayam

merah (Amaranthus tricolor L.) pada perlakuan dosis pupuk


(8)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

1. Grafik rerata tinggi tanaman bayam putih dan bayam merah

(Amaranthus tricolor L.) pada berbagai dosis pupuk kompos

enceng gondok pada umur 5 MST ... 16 2. Grafik regresi rerata tinggi tanaman bayam putih dan bayam

merah (Amaranthus tricolor L.) pada berbagai dosis pupuk

kompos enceng gondok pada umur 5 MST ... 17 3. Histogram rerata jumlah daun bayam putih dan bayam merah

(Amaranthus tricolor L.) pada berbagai dosis pupuk kompos

enceng gondok………... ... 19 4. Histogram rerata luas daun bayam putih dan bayam merah

(Amaranthus tricolor L.) pada berbagai dosis pupuk kompos

enceng gondok pada saat panen ……….. ... 22 5. Histogram rerata berat segar tanaman per petak bayam putih dan

bayam merah (Amaranthus tricolor L.) pada berbagai dosis pupuk kompos enceng gondok pada saat panen ………. ... 24 6. Grafik regresi rerata berat segar tanaman per petak bayam putih

dan bayam merah (Amaranthus tricolor L.) pada berbagai dosis pupuk kompos enceng gondok pada saat panen ………. ... 25 7. Histogram rerata berat segar tanaman per tanaman bayam putih

dan bayam merah (Amaranthus tricolor L.) pada berbagai dosis pupuk kompos enceng gondok pada saat panen. ... 27 8. Histogram rerata berat kering tanaman per tanaman bayam putih

dan bayam merah (Amaranthus tricolor L.) pada berbagai dosis pupuk kompos enceng gondok setelah panen ... 29


(9)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

1. Denah letak tanaman bayam putih dan bayam merah ... 35

2. Rata-rata tinggi tanaman ... 36

3. Tabel sidik ragam tinggi tanaman ... 36

4. Rata-rata jumlah daun ... 37

5. Tabel sidik ragam jumlah daun ... 37

6. Rata-rata luas daun ... 38

7. Tabel sidik ragam luas daun ... 38

8. Rata-rata berat segar tanaman per petak ... 39

9. Tabel sidik ragam berat segar tanaman per petak ... 39

10. Rata-rata berat tanaman segar per tanaman ... 40

11. Tabel sidik ragam berat tanaman segar per tanaman ... 40

12. Rata-rata berat tanaman kering per tanaman ... 41

13. Tabel sidik ragam berat tanaman kering per tanaman ... 41

14. Hasil analisis pupuk kompos enceng gondok ... 42


(10)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KAJIAN PUPUK ORGANIK ENCENG GONDOK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAYAM PUTIH DAN BAYAM MERAH

( Amaranthus tricolor L.) DELTA SETYA NUGROHO

H1107025

RINGKASAN

Tanaman bayam (Amaranthus tricolor L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai peranan penting dalam menyediakan zat gizi dalam bentuk mineral, vitamin, dan air. Mengingat banyaknya manfaat dari tanaman bayam, perlu diusahakan budidaya tanaman bayam secara organik. Tanaman bayam yang dibudidayakan secara organik bertujuan agar produk yang dihasilkan lebih bermutu, baik kualitas maupun kuantitas. Kompos enceng gondok merupakan salah satu sumber bahan organik yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman.

Penelitian bertujuan untuk mengetahui dosis pupuk kompos enceng gondok yang terbaik untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman bayam putih dan bayam merah serta apakah ada perbedaan pertumbuhan dan hasil tanaman bayam putih dan bayam merah terhadap pemberian pupuk kompos enceng gondok. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari - Mei 2011 di Dukuh Bunder, Desa Kedung Waduk, Kecamatan Karang Malang, Kabupaten Sragen.

Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) terdiri 2 faktor perlakuan dengan 3 kali ulangan. Faktor pertama adalah varietas tanaman bayam yang terdiri dari 2 varietas yaitu bayam merah dan bayam putih. Faktor kedua adalah dosis pupuk kompos enceng gondok yang terdiri dari 5 taraf yaitu 0 ton/ha, 5 ton/ha, 10 ton/ha, 15 ton/ha, dan 20 ton/ha. Data dianalisis dengan analisis ragam berdasarkan uji F pada taraf 5%dan apabila perlakuan berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan Uji DMRT pada taraf 5%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk kompos enceng gondok dengan dosis 20 ton/ha berpengaruh nyata terhadap variabel tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, berat segar tanaman per petak, berat tanaman segar per tanaman, berat tanaman kering per tanaman, dibandingkan pada dosis 0 ton/ha, 5 ton/ha, 10 ton/ha, dan 15 ton/ha. Berat segar tanaman bayam merah per petak menghasilkan berat segar lebih tinggi dibandingkan berat segar tanaman bayam putih pada dosis yang sama.


(11)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

STUDY OF ORGANIC FERTILIZER OF WATER HYACINTH ON GROWTH AND YIELD OF WHITE SPINACH AND RED SPINACH

(Amaranthus tricolor L.)

DELTA SETYA NUGROHO H1107025

SUMMARY

Spinach (Amaranthus tricolor L) is one of the horticultural commodities that have an important role in providing nutrients in the form of minerals, vitamins, and water. Considering the many benefits of spinach plants, should be made in organic spinach crop cultivation. Spinach cultivated crops organically so as to make better quality products, good quality and quantity. Water hyacinth compost is a source of organic materials that enhance the growth and yield.

Research aims to find a dose of water hyacinth compost is best for improving growth and yield of red spinach and white spinach and what is the difference of growth and yield of red spinach and white spinach gift to water hyacinth compost. Research was conducted in February-May 2011 in Hamlet Bunder, Kedung Waduk Village, Karang Malang district, Sragen Regency.

The research was used factorial with Randomized Complete Block Design (RCBD) consist of two factors with the three repetition. The first factor was the spinach crop varieties consisting of two varieties,varieties is red spinach and white spinach. The second factor is the water hyacinth compost doses ranging from 5 standard that is 0 tons / ha, 5 tons / ha, 10 tons / ha, 15 tons / ha, and 20 tons / ha. Data analyzed by modal analysis based on the test F at 5% level and the real influence behavior, then followed by a Test DMRT at 5% level.

The result of the research shows supply of water hyacinth compost at a dose 20 tons/ha significantly affect the variables plant heigh, leaf number, leaf area, plant fresh weight of crop plants, compared to the doses of 0 tons/ha, 5 tons/ha, 10 tons/ha, and 15 tons/ha. Red spinach weight of plot produced a higher fresh weight than the weight of fresh white spinach at the same doses.


(12)

KAJIAN PUPUK ORGANIK ENCENG GONDOK PERTUMBUHAN DAN HASIL BAYAM PUTIH DAN BAYAM

MERAH ( Amaranthus tricolor L.) Delta Setya Nugroho1)

Ir. Eddy Triharyanto, MP2) dan Ir. Djoko Mursito, MP2)

Departemen of Agronomy, Agriculture Faculty, Sebelas Maret University Surakarta

RINGKASAN

Tanaman bayam (Amaranthus tricolor L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura

yang mempunyai peranan penting dalam menyediakan zat gizi dalam bentuk mineral, vitamin, dan air. Mengingat banyaknya manfaat dari tanaman bayam, perlu diusahakan budidaya tanaman bayam secara organik. Tanaman bayam yang dibudidayakan secara organik bertujuan agar produk yang dihasilkan lebih bermutu, baik kualitas maupun kuantitas. Kompos enceng gondok merupakan salah satu sumber bahan organik yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman.

Penelitian bertujuan untuk mengetahui dosis pupuk kompos enceng gondok yang terbaik untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman bayam putih dan bayam merah serta apakah ada perbedaan pertumbuhan dan hasil tanaman bayam putih dan bayam merah terhadap pemberian pupuk kompos enceng gondok. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari - Mei 2011 di Dukuh Bunder, Desa Kedung Waduk, Kecamatan Karang Malang, Kabupaten Sragen.

Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) terdiri 2 faktor perlakuan dengan 3 kali ulangan. Faktor pertama adalah varietas tanaman bayam yang terdiri dari 2 varietas yaitu bayam merah dan bayam putih. Faktor kedua adalah dosis pupuk kompos enceng gondok yang terdiri dari 5 taraf yaitu 0 ton/ha, 5 ton/ha, 10 ton/ha, 15 ton/ha, dan 20 ton/ha. Data dianalisis dengan analisis ragam berdasarkan uji F pada taraf 5%dan apabila perlakuan berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan Uji DMRT pada taraf 5%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk kompos enceng gondok dengan dosis 20 ton/ha berpengaruh nyata terhadap variabel tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, berat segar tanaman per petak, berat tanaman segar per tanaman, berat tanaman kering per tanaman, dibandingkan pada dosis 0 ton/ha, 5 ton/ha, 10 ton/ha, dan 15 ton/ha. Berat segar tanaman bayam merah per petak menghasilkan berat segar lebih tinggi dibandingkan berat segar tanaman bayam putih pada dosis yang sama.

Kata kunci: pupuk kompos enceng gondok, varietas tanaman bayam

1) Mahasiswa Jurusan Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta.


(13)

STUDY OF ORGANIC FERTILIZER OF WATER HYACINTH ON GROWTH AND YIELD OF WHITE SPINACH AND RED

SPINACH (Amaranthus tricolor L.)

Delta Setya Nugroho1)

Ir. Eddy Triharyanto, MP2) dan Ir. Djoko Mursito, MP2)

Departemen of Agronomy, Agriculture Faculty, Sebelas Maret University Surakarta

SUMMARY

Spinach (Amaranthus tricolor L) is one of the horticultural commodities that have an

important role in providing nutrients in the form of minerals, vitamins, and water. Considering the many benefits of spinach plants, should be made in organic spinach crop cultivation. Spinach cultivated crops organically so as to make better quality products, good quality and quantity. Water hyacinth compost is a source of organic materials that enhance the growth and yield.

Research aims to find a dose of water hyacinth compost is best for improving growth and yield of red spinach and white spinach and what is the difference of growth and yield of red spinach and white spinach gift to water hyacinth compost. Research was conducted in February-May 2011 in Hamlet Bunder, Kedung Waduk Village, Karang Malang district, Sragen Regency.

The research was used factorial with Randomized Complete Block Design (RCBD) consist of two factors with the three repetition. The first factor was the spinach crop varieties consisting of two varieties,varieties is red spinach and white spinach. The second factor is the water hyacinth compost doses ranging from 5 standard that is 0 tons / ha, 5 tons / ha, 10 tons / ha, 15 tons / ha, and 20 tons / ha. Data analyzed by modal analysis based on the test F at 5% level and the real influence behavior, then followed by a Test DMRT at 5% level.

The result of the research shows supply of water hyacinth compost at a dose 20 tons/ha significantly affect the variables plant heigh, leaf number, leaf area, plant fresh weight of crop plants, compared to the doses of 0 tons/ha, 5 tons/ha, 10 tons/ha, and 15 tons/ha. Red spinach weight of plot produced a higher fresh weight than the weight of fresh white spinach at the same doses.

Keywords: organic fertilizer of water hyacinth, varieties of spinach

1) Student of Departement of Agronomi, Agriculture Faculty, Sebelas Maret University,

Surakarta

2) Lecturer of Departement of Agronomi, Agriculture Faculty, Sebelas Maret University,


(14)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Sayuran merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai peranan penting dalam menyediakan zat gizi. Zat gizi berfungsi melindungi tubuh dan mengatur proses metabolisme tubuh dalam bentuk mineral, vitamin, dan air. Selain itu, dapat digunakan sebagai keindahan dan cita rasa. Dalam perkembangan selanjutnya tanaman bayam dipromosikan sebagai bahan sumber potein, terutama untuk negara-negara berkembang (Rukmana, 1994).

Tanaman bayam terdiri dari beberapa jenis dan varietas, baik yang sudah dibudidayakan maupun masih merupakan tanaman liar yang masing-masing memiliki perbedaan satu sama lain. Jenis-jenis bayam yang telah dikenal antara lain Amaranthus caudatus L, A. spinosus, A.dubius, A. hybridus L dan

A. tricolor L. Di Indonesia hanya dikenal dua jenis bayam budidaya, yaitu

Amaranthus tricolor dan A. hybridus. Jenis A. tricolor L. ditanam sebagai

bayam cabut dan terdiri dari dua varietas, yaitu bayam hijau (bayam putih, bayam sekul atau bayam cina) dan bayam merah karena tanamannya berwarna merah. Amaranthus hybridus sering disebut sebagai bayam kakap, bayam tahun, bayam turus atau bayam bathok dan ditanam sebagai bayam petik. Di luar jenis bayam tersebutnmerupakan bayam liar (Bandini, dan Nurrudin, 1997).

Tanaman bayam putih atau sering disebut bayam hijau banyak mengandung protein, lemak, karbohidrat, kalium, zat besi, amarantin, rutin, purin dan vitamin (A,B dan C). Secara umum, tanaman ini dapat meningkatkan kerja ginjal dan melancarkan pencernaan, karena kandungan seratnya cukup banyak. Selain kandungan bayam merah yang hampir sama dengan bayam putih, tetapi akar bayam merah memiliki khasiat sebagai obat untuk disentri. Tanaman bayam merah juga berkhasiat meningkatkan kerja ginjal dan membersihkan darah sehabis bersalin. Hal tersebut di diperkuat oleh Herminia de Guzman Ladion (1988) cit. Rukmana (1994) seorang ahli


(15)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kesehatan di Filiphina, menyatakan tanaman bayam sebagai salah satu tanaman obat penyembuh ajaib. Hal ini yang menyebabkan tanaman bayam merah dan bayam putih lebih banyak dibudidayakan daripada tanaman bayam jenis yang lain.

Eceng gondok (Eichornia crassipes (Mart) Solm.) merupakan gulma air dengan laju pertumbuhan yang sangat pesat dan dapat membentuk area penutupan yang luas pada permukaan perairan. Penutupan permukaan perairan oleh eceng gondok selain dapat mengganggu aktivitas masyarakat di sekitar perairan, juga mengurangi keanakearagaman spesies yang tumbuh di perairan. Selain memberikan dampak negatif, eceng gondok juga memberikan dampak positif antara lain sebagai bahan baku pupuk. Kandungan NPK kompos enceng gondok (dalam % berat kering) masing-masing adalah 1,18 N; 1,09 P; 1,40 K, sedang kadar Corganik adalah 17,29, dan rasio C/N sebesar 14,65 (Ratihqah et al., 2008).

Mengingat banyak sekali manfaat dari tanaman bayam, maka perlu diusahakan budidaya tanaman bayam secara organik. Tanaman bayam yang dibudidayakan secara organik ini bertujuan agar produk yang dihasilkan lebih bermutu, baik kualitas maupun kuantitas. Budidaya tanaman secara organik salah satunya dengan pemberian pupuk kompos. Pupuk kompos sebelumnya harus di fermentasikan agar unsur haranya dapat diserap oleh akar tanaman. Untuk mempercepat proses fermentasi dan meningkatkan kualitas nutrisi, perlu di tambah EM4 (Jumiati, 2009).

Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh pemberian pupuk organik enceng gondok terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bayam putih dan bayam merah.

B. Perumusan Masalah

Tanaman bayam merupakan tanaman sayuran yang masih perlu dibudidayakan secara organik dalam skala besar. Masyarakat sekarang ini ingin mengkonsumsi sayuran-sayuran yang organik, bebas pestisida karena sayuran-sayuran yang organik lebih baik bagi kesehatan dan tidak


(16)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menimbulkan kerugian bagi kesehatan dan untuk mendukung pertanian berkelanjutan. Untuk itu diperlukan usaha budidaya secara organik agar produksi bayam secara organik dapat ditingkatkan, sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat luas.

Beberapa cara budidaya yang dapat mendukung produksi bayam dan berdampak positif terhadap lingkungan antara lain dengan pemberian pupuk kompos. Pupuk kompos dapat berasal dari seresah daun, kotoran ternak dan masih banyak lagi. Dalam penelitian ini pupuk kompos yang digunakan berasal dari tanaman enceng gondok yang telah di jadikan pupuk.

Melalui penelitian ini akan dikaji lebih dalam mengenai pengaruh pemberian pupuk kompos enceng gondok terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bayam putih dan bayam merah. Dari uraian tersebut, maka dapat dirumuskan beberapa masalah yaitu :

1. Apakah ada perbedaan antara dua varietas tanaman bayam dengan pemberian dosis pupuk kompos sesuai perlakuan terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bayam putih dan bayam merah?

2. Berapakah dosis pemberian pupuk kompos yang tepat untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman bayam putih dan bayam merah?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk :

1. Mengetahui apakah ada perbedaan antara dua varietas tanaman bayam dengan pemberian dosis pupuk kompos sesuai perlakuan terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bayam putih dan bayam merah.

2. Mengetahui dosis pupuk kompos yang terbaik untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman bayam putih dan bayam merah.


(17)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Botani Tanaman Bayam (Amaranthus tricolor L.)

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Caryophyllales Famili : Amaranthaceae Genus : Amaranthus

Spesies : Amaranthus tricolor L. (Ronoprawiro, 1993).

Bayam (Amaranthus tricolor L.) merupakan tumbuhan yang biasa ditanam untuk dikonsumsi daunnya sebagai sayuran hijau. Tanaman bayam berasal dari Amerika tropik namun sekarang tersebar ke seluruh dunia. Tanaman ini dikenal sebagai sayuran sumber zat besi yang penting. Merupakan tanaman semusim yang berumur pendek dan dapat dibudidayakan dengan mudah di pekarangan rumah atau lahan pertanian. Berdasarkan cara panennya bayam dibagi dua, yaitu bayam cabut dan bayam petik (Kirana et al.,2006).

Salah satu kandungan paling kaya dalam bayam adalah zat besi. Inilah zat yang diperlukan tubuh untuk merangsang pembentukan sel-sel darah merah. Menyantap sayur bayam sama artinya dengan melindungi diri dari gejala-gejala penyakit kurang darah yang membuat tubuh menjadi lemah. Daun bayam baik untuk ginjal dan organ pencernaan oleh karena kandungan seratnya yang cukup tinggi sehingga dapat mengatasi sembelit dan melancarkan buang air besar. Kandungan nutrisi yang ada di bayam dapat menurunkan kolesterol, gula darah, melancarkan peredaran darah dan menurunkan tekanan darah yang berlebihan. Bayam juga dapat berkashiat membersihkan darah kotor (Magdalena, 2006).


(18)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tanaman bayam sekarang sudah tersebar ke daerah tropika dan daerah beriklim sedang. Tanaman ini dapat tumbuh baik pada ketinggian antara 5-1300 m dpl. Di Indonesia sering ditanam dipekarangan, tegalan, sepanjang tanah lumpur/endapan sungai. Kadang-kadang di jumpai juga yang hidup liar di tempat- tempat yang tidak terurus (Sastrapradja, 1980).

Hasil Survai produksi tanaman sayuran dan buah-buahan di Indonesia (Biro Pusat Statistik, 1996 cit. Wijaya 2006) menunjukkan bahwa luas panen bayam mencapai 30.769 hektar dengan produksi sebesar 72.575 ton atau rata-rata 23,56 kuintal per hektar, sedangkan tingkat potensial produksi bayam dapat mencapai 20 sampai 25 ton per hektar. Salah satu usaha untuk meningkatkan hasil dan kualitas tanaman bayam antara lain melalui pemupukan. Kebutuhan pupuk untuk setiap jenis tanaman berbeda tergantung pada tingkat kesuburan tanahnya dan kebutuhan masing-masing tanaman. Pemupukan diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hara bagi tanaman, terlebih lagi apabila unsur hara dalam tanah tidak mencukupi.

B. Pupuk Organik

Pertanian organik adalah teknik budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sintetis. Tujuan utama pertanian organik adalah menyediakan produk-produk pertanian, terutama bahan pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumennya serta tidak merusak lingkungan. Gaya hidup sehat demikian telah melembaga secara internasional yang mensyaratkan jaminan bahwa produk pertanian harus beratribut aman dikonsumsi (food safety attributes),

kandungan nutrisi tinggi (nutritional attributes) dan ramah lingkungan

(eco-labelling attributes). Preferensi konsumen seperti ini menyebabkan

permintaan produk pertanian organik dunia meningkat pesat. Indonesia memiliki kekayaan sumberdaya hayati tropika yang unik, kelimpahan sinar matahari, air dan tanah, serta budaya masyarakat yang menghormati alam, potensi pertanian organik sangat besar. Pasar produk pertanian organik dunia meningkat 20% per tahun, oleh karena itu pengembangan budidaya pertanian


(19)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

organik perlu diprioritaskan pada tanaman bernilai ekonomis tinggi untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor (Raharjo, 2009).

Kompos dibuat dari bahan organik yang berasal dari bermacam-macam sumber. Dengan demikian kompos merupakan sumber bahan organik dan nutrisi tanaman. Kemungkinan bahan dasar kompos mengandung selulose 15%-60%, hemiselulose 10%-30%, lignin 5%-30%, protein 5%-40%, bahan mineral (abu) 3-5%, di samping itu, terdapat bahan larut air panas dan dingin (gula, pati, asam amino, urea, garam ammonium) sebanyak 2%-30%, dan 1%-15% lemak larut eter dan alkohol, minyak dan lilin. Komponen organik ini mengalami proses dekomposisi dibawah kondisi mesofilik dan termofilik. Pengomposan dengan metode timbunan di permukaan tanah, lubang galian tanah, indor menghasilkan bahan yang terhumifikasi berwarna gelap setelah 3-4 bulan dan merupakan sumber bahan organik untuk pertanian berkelanjutan (Sutanto, 2002).

Pupuk kompos bermanfaat untuk meningkatkan dan menjaga kestabilan produksi pertanian, khususnya tanaman pangan. Penerapan teknologi ini cukup murah dan mudah bagi petani, di samping ramah lingkungan petani juga dapat memanfaatkan seluruh potensi sumberdaya alam yang ada di sekitar lingkungan sehingga tidak memutus rantai sistem pertanian (Yuliarti, 2009). Menurut Surung dan Gusasi (2007), pemberian bahan organik atau pupuk organik ke dalam tanah sangat baik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Pemberian pupuk organik. Sangat penting untuk menyangga air dan ketersediaan hara bagi tanaman, meningkatkan kapasitas produksi dan produktivitas tanaman (). Untuk memperlancar perombakan atau penguraian pupuk organik maka dilakukan suatu upaya melalui pemberian efektif mikroorganisme (EM-4).

Indriani (2000) menyebutkan kompos mempunyai beberapa sifat menguntungkan antara lain :

- Memperbaiki struktur tanah berlempung sehingga menjadi ringan. - Memperbesar daya ikat tanah berpasir sehingga tanah tidak berderai. - Menambah daya ikat air pada tanah.


(20)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user - Memperbaiki drainase dan tata udara tanah. - Mempertinggi daya ikat tanah terhadap zat hara

Penggunaan pupuk kompos terbukti dapat memperbaiki struktur dan kesuburan tanah sebab berhasil mengikat unsur organik dalam tanah yang umumnya tinggal sekitar 1 %. Dengan penggunaan pupuk organik perbaikan akan terus berlangsung (Murbandono, 2000).

C. Tanaman Enceng Gondok

Tanaman asal Brasil yang didatangkan Kebun Raya Bogor pada tahun 1894, dahulu merupakan tanaman hias yang digandrungi karena bunga yang berwarna ungu sangat menarik sebagai penghias kolam seperti teratai. Eceng gondok yang pada mulanya hanya dikenal sebagai tanaman gulma air, karena pertumbuhan yang begitu cepat sehingga menutupi permukaan air, dan menimbulkan dampak pada produksi yang menurun di sektor perikanan juga menimbulkan permasalahan lingkungan yang lain, seperti cepat terjadi penguapan perairan. Namun, dilain sisi tanaman eceng gondok juga memberikan nilai tambah yang cukup prospektif yaitu dapat digunakan sebagai bahan pupuk kompos dan bahan baku kerajinan (Anonima, 2010).

Komposisi tanaman air seperti enceng gondok terbanyak adalah air, kandungan bahan kering rendah, pada umumnya berkisar antara 5%-15%. Apabila dibandingkan dengan tanaman pakan jenis rumput mengandung 10%-30% bahan padat. Komposisi kimia gulma air sangat dipengaruhi kondisi lingkungan tempat tumbuh. Jenis tanaman yang mengapung memerlukan kerangka yang kuat pada bagian atas yang langsung berhadapan dengan atmosfer,dan lebih banyak mengandung serat daripada daripada tanaman daratan. Gulma air pada umumnya mengandung 16%-21% protein jenuh (berat kering), kisaran tersebut sama dengan jenis tanaman daratan. Kandungan 80% nitrogen total dalam bentuk protein, sedangkan asam amino yang dikandung hampir sama dengan rumput pakan (Sutanto, 2002).


(21)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

D. Pembuatan Pupuk Organik Enceng Gondok

Kompos dibuat dengan bahan utama enceng gondok yang dicampur dengan beberapa bahan lain seperti sekam padi, dedak halus, dan gula pasir. Sekam padi ditambahkan sebagai bahan pengkaya mineral, sedangkan dedak halus dan gula pasir ditambahkan sebagai nutrien mikroorganisme yang berperan dalam proses pembuatan bokashi. Starter EM4 disiapkan dengan melarutkan 4 ml EM4 dan 40 g gula pasir kedalam 23 liter air, kemudian difermentasikan selama 12 jam. Enceng gondok yang telah dicacah disiapkan dengan pelayuan yaitu dijemur dibawah sinar matahari. Campuran bahan kompos tersebut dibuat menjadi gundukan dengan ketinggian 15-20 cm dan ditutup dengan karung goni. Campuran ini dibiarkan selama 50 hari sambil terus mengontrol suhu pupuk kompos tersebut dengan cara membolak-balikan campuran tersebut tidak terlalu panas (melewati 50°C). Apabila suhunya sudah turun menjadi 300C dan pupuk sudah berwarna gelap maka pupuk kompos tersebut sudah jadi (Dariman, 2006).

Pada kondisi tertentu petani dapat memanfaatkan enceng gondok sebagai pemasok hara, terutama untuk tanaman sayuran. Enceng gondok cukup banyak mengandung hara seperti N,P,K dan hara mikro. Beberapa pusat penghasil sayuran di Jawa Tengah telah memanfaatkan kompos enceng gondok untuk pupuk organik. Kandungan N, P, K dalam kompos eceng gondok masing-masing adalah 0,4% N, 0,114% P dan 7,63% K sedangkan C-organik adalah 47,61% bahan kering (Anonimb, 2010) .

E. Hipotesis

Pada penelitian ini diduga pemberian pupuk kompos enceng gondok pada dosis 20 ton/ha mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman bayam putih dan bayam merah, serta diduga tanaman bayam merah memberikan hasil berat segar lebih baik dibandingkan tanaman bayam putih.


(22)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari - Mei 2011 yang bertempat di Dukuh Bunder, Desa Kedung Waduk, Kecamatan Karang Malang, Kabupaten Sragen.

B. Bahan dan Alat Penelitian

Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu benih tanaman bayam merah, benih tanaman bayam putih, pupuk kompos enceng gondok, abu, EM-4, pestisida hayati.

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah cangkul, sabit, ajir, sprayer, papan nama, pisau, plastik, kamera foto, oven, timbangan, meteran dan alat tulis.

C. Tata Laksana Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian menggunakan percobaan faktorial dengan dasar Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) terdiri dua faktor perlakuan, meliputi:

a. Jenis tanaman bayam terdiri atas 2 jenis yaitu: V1: Bayam Merah

V2: Bayam Putih

b. Dosis pupuk kompos yang diberikan yang terdiri atas 5 taraf yaitu: K0: Kontrol

K1: Pupuk kompos dengan dosis 5 ton/ha. K2: Pupuk kompos dengan dosis 10 ton/ha. K3: Pupuk kompos dengan dosis 15 ton/ha. K4: Pupuk kompos dengan dosis 20 ton/ha.


(23)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dengan demikian terdapat 10 kombinasi perlakuan yang masing- masing diulang 3 kali. Kombinasi perlakuan tersebut adalah:

V1K0: Tanaman bayam merah tanpa pemberian pupuk kompos. V1K1: Tanaman bayam merah dengan dosis pupuk kompos 5 ton/ha. V1K2: Tanaman bayam merah dengan dosis pupuk kompos 10 ton/ha. V1K3: Tanaman bayam merah dengan dosis pupuk kompos 15 ton/ha. V1K4: Tanaman bayam merah dengan dosis pupuk kompos 20 ton/ha. V2K0: Tanaman bayam putih tanpa pemberian pupuk kompos.

V2K1: Tanaman bayam putih dengan dosis pupuk kompos 5 ton/ha. V2K2: Tanaman bayam putih dengan dosis pupuk kompos 10 ton/ha. V2K3: Tanaman bayam putih dengan dosis pupuk kompos 15 ton/ha. V2K4: Tanaman bayam putih dengan dosis pupuk kompos 20 ton/ha. 2. Pelaksanaan Penelitian

a. Pembuatan Pupuk Kompos dari Tanaman Enceng Gondok

Langkah pertama dalam pembuatan pupuk kompos dari tanaman enceng gondok yaitu mengumpulkan tanaman enceng gondok terlebih dahulu, kemudian tanaman enceng gondok dijemur dibawah sinar matahari agar tanaman tersebut layu, setelah tanaman layu tanaman tersebut dipotong-potong dengan panjang + 5 cm, hal ini bertujuan agar potongan tanaman enceng gondok lebih cepat terdekomposisi. Potongan-potongan tanaman enceng gondok kemudian dicampur dengan beberapa bahan lain seperti sekam padi, dedak halus, dan gula pasir. Sekam padi ditambahkan sebagai bahan pengkaya mineral, sedangkan dedak halus dan gula pasir ditambahkan sebagai nutrien mikroorganisme yang berperan dalam proses pembuatan kompos. Starter EM4 disiapkan dengan melarutkan 4 ml EM4 dan 40 g gula pasir kedalam 23 liter air, kemudian difermentasikan selama 12 jam. Enceng gondok yang telah dicacah disiapkan dengan pelayuan yaitu dijemur dibawah sinar matahari. Campuran bahan kompos tersebut dibuat menjadi gundukan dengan ketinggian 15-20 cm dan ditutup dengan karung goni. Campuran ini dibiarkan selama 50 hari sambil


(24)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

terus mengontrol suhu pupuk kompos tersebut dengan cara membolak-balikan campuran tersebut tidak terlalu panas (melewati 50°C). Apabila suhunya sudah turun menjadi 300C dan pupuk sudah berwarna gelap maka pupuk kompos tersebut sudah siap digunakan.

b. Pengolahan Tanah · Persiapan

Sebelum pengolahan lahan dilakukan, telah dilakukan uji pH terlebih dahulu. Jenis tanah yang di tanami adalah tanah vertisol dengan PH 6,5.

Lahan dicangkul sedalam 30-40 cm, bongkah tanah dipecah, gulma dan seluruh sisa tanaman diangkat dan disingkirkan lalu diratakan. Lahan kemudian dibiarkan selama beberapa waktu agar tanah terkena sinar matahari.

· Pembentukan Bedengan

Setelah tahap pencangkulan kemudian dibuat bedengan dengan lebar 100 cm dan panjang 100 cm. Dibuat parit antar bedengan selebar 20 cm, kedalaman 15 cm untuk drainase. Pada bedengan tanah diratakan, sehingga nanti dalam penyebaran benih lebih mudah.

· Pemupukan

Pemupukan diberikan 2 minggu sebelum tanam, di campur pada saat pengolahan tanah. Dosis pupuk tiap perlakuan berbeda-beda, dosis pupuk masing-masing perlakuan yaitu 0 kg/m², 0,5 kg/m², 1 kg/m², 1,5 kg/m², 2 kg/m².

c. Penanaman

Penyebaran benih dilakukan pada pagi hari, dilakukan dengan di sebar di atas bedengan, tiap satu meter persegi benih yang disebar yaitu 0,5 g. Setelah benih tersebar rata permukaan bedengan ditutup dengan lapisan tipis tanah halus dan disiram hingga cukup basah. Benih bayam merah dan bayam putih yang akan digunakan berasal dari Benih Citra Asia Jember, nama produknya Bintang Asia. Benih


(25)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bayam merah dalam satu bungkus mempunyai berat 100 g, untuk bayam putih dalam satu bungkus mempunyai berat 50 g.

d. Pemeliharaan Tanaman · Penyiraman

Penyiraman dilakukan 1 kali sehari, karena pada saat penelitian sering turun hujan. Waktu penyiram tanaman bayam adalah pagi hari, dengan menggunakan alat bantu gembor (emrat) agar air siraman merata.

· Penyiangan

Penyiangan dilakukan saat muncul gulma. Tumbuhnya gulma dapat menurunkan produksi bayam. Gulma yang muncul adalah rumput teki dan rumput gelang. Penyiangan dapat dilakukan dengan mencabut gulma dengan tangan dan dilakukan satu minggu sekali.

· Pengendalian hama dan penyakit

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara mekanis dan pestisida hayati. Hama yang menyerang tanaman bayam antara lain belalang dan ulat. Pengendalian hama secara mekanis dengan menggerak-gerakkan tanaman atau mengambil belalang dan ulat yang menyerang. Selain pengendalian secara mekanis, pengendalian hama belalang juga menggunakan pestisida hayati. Penyemprotan dilakukan dengan dosis 10 ml/l, dilakukan satu minggu sekali sejak tanaman berumur 1 minggu.

e. Panen

Pemanenan dilakukan apabila tanaman bayam akan muncul bunga yaitu pada panen pertama umur 5 minggu setelah tanam (MST), sedangkan panen kedua untuk tanaman kontrol sendiri dipanen pada umur 7 minggu setelah tanam (MST). Panen dilakukan dengan mencabut seluruh bagian tanaman.


(26)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

D. Variabel Pengamatan

Pengamatan dilakukan terhadap 5 tanaman sampel tiap petak perlakuan yang diambil secara acak. Adapun variabel-variabel yang diamati antara lain :

a. Tinggi tanaman (cm)

Tinggi tanaman di ukur setiap minggu dengan cara mengukur dari leher akar sampai dengan ujung tunas daun.

b. Jumlah daun (helai)

Dihitung jumlah daun yang tumbuh sempurna, dilakukan seminggu sekali mulai dari minggu pertama setelah penanaman sampai panen

c. Luas daun (cm²)

Luas daun dihitung dengan metode penimbangan. Sampel daun di ambil dari bagian atas, bagian tengah, dan bagian pada saat tanaman siap panen, maka luas daun dapat di taksir dengan persamaan sebagai berikut:

LD = 1 ²

70gr m

Bkd

´ Keterangan :

LD : Luas Daun

Bkd : Berat Kertas Seukuran Daun Trifoliate 70gr : Berat Kertas Seluas 1 m²

d. Berat tanaman segar per petak (g)

Berat tanaman per petak dihitung setelah panen, yaitu dengan cara di timbang.

e. Berat tanaman segar per tanaman (g)

Berat tanaman segar per tanaman dihitung setelah panen, yaitu dengan cara di timbang.


(27)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user f. Berat tanaman kering per tanaman (g)

Berat tanaman kering per tanaman di hitung setelah dikeringkan terlebih dahulu menggunakan oven, setelah di oven berat kering dihitung dengan menggunakan timbangan.

g. Analisis N, P, K pupuk kompos enceng gondok (%)

Analisis dilakukan di Laboraturium Kimia dan Kesuburan Tanah. Data hasil analisis pupuk kompos enceng gondok terletak di halaman lampiran.

E. Analisis Data

Data hasil pengamatan dianalisis dengan analisis ragam berdasarkan uji F pada taraf 5%, apabila perlakuan berpengaruh nyata dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%.


(28)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Tinggi Tanaman

Tinggi tanaman banyak dipengaruhi oleh unsur nitrogen. Nitrogen adalah komponen utama dari berbagai substansi penting di dalam tanaman. Nitrogen dibutuhkan dalam jumlah relatif besar pada setiap pertumbuhan tanaman, khususnya pada tahap pertumbuhan vegetatif, seperti pembentukan tunas atau perkembangan batang dan daun. Jika tanaman kekurangan nitrogen maka tanaman akan mengalami pertumbuhan yang lambat dan kerdil (Novizan, 2005). Produk sayuran yang berkualitas baik mempunyai tinggi tanaman yang optimal. Semakin tinggi suatu tanaman maka semakin banyak pula jumlah daunnya, hal ini berpengaruh juga pada harga jualnya yang tinggi.

Tabel 1. Rerata tinggi tanaman bayam putih dan bayam merah (Amaranthus

tricolor L.) pada perlakuan dosis pupuk kompos enceng gondok

pada umur 5 MST.

Dosis Pupuk Kompos Tinggi Tanaman (cm)

0 ton/ha 7,42c

5 ton/ha 16,33a

10 ton/ha 17,03a

15 ton/ha 17,58ab

20 ton/ha 23,35b

Keterangan : Angka-angka pada baris yang sama dan huruf yang tidak sama menunjukkan berbeda nyata berdasarkan uji DMRT 5 %. Hasil analisis ragam (lampiran 3) menunjukkan tidak terjadi interaksi dari kedua faktor perlakuan. Perlakuan macam dosis pupuk kompos enceng gondok berpengaruh nyata terhadap variabel tinggi tanaman. Hasil uji DMRT taraf 5 % (tabel 1) menunjukkan dosis pupuk kompos 20 ton/ha memberikan rerata lebih tinggi daripada dosis dibawahnya. Hal ini terjadi karena kandungan unsur hara N, P, K pada dosis 20 ton/ha lebih banyak daripada dosis yang lebih rendah. Menurut Fazry dan Krishna (2004) semakin banyak


(29)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

hasil fermentasi kompos yang dicampur kedalam tanah akan meningkatkan jumlah populasi dan aktivitas mikroorganisme yang terdapat dalam kompos, sehingga proses dekomposisi dan mineralisasi oleh mikroorganisme menjadi lebih baik dan dapat lebih meningkatkan kandungan bahan organik dalam tanah sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman, salah satunya tinggi tanaman.

Ket : V1K0 (tanaman bayam merah dengan dosis pupuk kompos 0 ton/ha), V1K1 (tanaman bayam merah dengan dosis pupuk kompos 5 ton/ha), V1K2 (tanaman bayam merah dengan dosis pupuk kompos 10 ton/ha), V1K3 (tanaman bayam merah dengan dosis pupuk kompos 15 ton/ha), V1K4 (tanaman bayam merah dengan dosis pupuk kompos 20 ton/ha), V2K0 (tanaman bayam putih dengan dosis pupuk kompos 0 ton/ha), V2K1 (tanaman bayam putih dengan dosis pupuk kompos 5 ton/ha), V2K2 (tanaman bayam putih dengan dosis pupuk kompos 10 ton/ha), V2K3 (tanaman bayam putih dengan dosis pupuk kompos 15 ton/ha), V2K4 (tanaman bayam putih dengan dosis pupuk kompos 20 ton/ha).

Gambar 1. Grafik rerata tinggi tanaman bayam putih dan bayam merah

(Amaranthus tricolor L.) pada berbagai dosis pupuk kompos

enceng gondok pada umur 5 MST.

Berdasarkan gambar 1, pada perlakuan tanaman bayam putih dengan dosis 20 ton/ha menunjukan hasil yang paling baik yaitu 25,25 cm (lampiran 2), sedangkan untuk tanaman bayam merah dengan dosis 20 ton/ha menunjukkan rata-rata tinggi tanaman yang lebih rendah yaitu 21,46 cm (lampiran 2). Hal ini diduga tanaman bayam putih lebih cepat merespon ketersediaan unsur hara di dalam tanah yang berasal dari pupuk kompos enceng gondok, sehingga tanaman bayam putih menunjukan rata-rata tinggi


(30)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tanaman yang lebih baik di bandingkan rata-rata tinggi tanaman bayam merah.

Semakin banyak pemberian dosis pupuk kompos enceng gondok yang diberikan, semakin bertambah tinggi tanaman. Hal ini terjadi karena ada banyak kandungan unsur hara yang terdapat pada pupuk kompos enceng gondok, bahan organik yang terdekomposisi sempurna memiliki ketersediaan unsur hara yang lebih cepat diserap oleh akar tanaman.

Gambar 2. Grafik regresi rerata tinggi tanaman bayam putih dan bayam merah (Amaranthus tricolor L.) pada berbagai dosis pupuk kompos enceng gondok pada umur 5 MST.

Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa persamaan regresi masih bersifat linier, dengan nilai R yang relatif tinggi. Perlakuan pemberian pupuk kompos enceng gondok belum diperoleh dosis pupuk yang memberikan hasil stabil atau menurun, artinya masih perlu ditingkatkan pemberian dosis pupuk untuk mengetahui apakah pemberian dosis yang lebih tinggi mampu memberikan hasil yang lebih baik atau justru memberikan hasil yang menurun.

B. Jumlah Daun

Fungsi daun adalah sebagai penghasil fotosintat yang sangat diperlukan tanaman sebagai sumber energi dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Daun merupakan pabrik karbohidrat bagi tanaman budidaya, dimana daun diperlukan untuk penyerapan dan pengubahan energi cahaya matahari melalui proses fotosintesis akan menghasilkan sumber makanan yang digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Selain


(31)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sebagai tempat fotosintesis daun juga berperan dalam proses respirasi dan transpirasi.

Daun merupakan pabrik karbohidrat bagi tanaman. Daun diperlukan untuk mengubah CO2 dan H2O menjadi cadangan makanan melalui proses

fotosintesis dengan energi cahaya matahari. Jumlah daun dipengaruhi oleh kandungan unsur hara yang tersedia dan lingkungan (Gardner, 1991). Lingkungan yang mendukung pertumbuhan secara otomatis juga mampu mendorong pertambahan jumlah daun.

Tabel 2. Rerata jumlah daun tanaman bayam putih dan bayam merah

(Amaranthus tricolor L.) pada perlakuan dosis pupuk kompos enceng

gondok pada umur 5 MST.

Dosis Pupuk Kompos Jumlah Daun (helai)

0 ton/ha 5,26c

5 ton/ha 7,52a

10 ton/ha 6,91a

15 ton/ha 7,83ab

20 ton/ha 8,71b

Keterangan : Angka-angka pada baris yang sama dan huruf yang tidak sama menunjukkan berbeda nyata berdasarkan uji DMRT 5 %. Hasil sidik ragam (lampiran 5) menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pupuk kompos pada berbagai dosis berpengaruh nyata terhadap jumlah daun, dan tidak terjadi interaksi dari kedua faktor perlakuan. Hasil uji DMRT taraf 5% pada rerata jumlah daun (tabel 2), tanaman bayam yang diberi pupuk kompos dengan dosis 20 ton/ha menghasilkan rerata jumlah daun lebih banyak (8,71 helai) di bandingkan dengan dosis yang lebih rendah. Hal ini karena pengaruh ketersediaan unsur hara yang tedapat pada dosis 20 ton/ha lebih banyak, sehingga dapat diserap oleh akar tanaman secara optimal. Semakin tinggi dosis pupuk kompos enceng gondok yang diberikan maka jumlah daun tanaman bayam juga semakin banyak, karena tanaman mendapat asupan unsur hara lebih banyak daripada dosis yang lebih rendah.


(32)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Seperti pertumbuhan vegetatif tanaman lainnya, peningkatan jumlah daun dipengaruhi oleh unsur hara N. Unsur hara yang terkandung dalam pupuk kompos enceng gondok mampu meningkatkan jumlah daun. Hal ini dapat kita lihat bahwa tanaman bayam yang di pupuk dengan dosis 20 ton/ha menghasilkan daun yang paling banyak. Menurut Yulianti dan Juremi (2003) bahwa semakin tinggi dosis bahan organik enceng gondok memberikan pengaruh terhadap peningkatan nilai parameter yang di amati, salah satunya adalah jumlah daun. Ditambahkan oleh Sarief (1986) bahwa pupuk organik merupakan sumber unsur hara N, P, K yang sangat penting untuk pertumbuhan bagian vegetatif tanaman. Maka perlakuan pemberian bahan organik secara sinergis dapat memberikan efek terhadap perbaikan pertumbuhan tanaman dan peningkatan komponen.

Ket : V1K0 (tanaman bayam merah dengan dosis pupuk kompos 0 ton/ha), V1K1 (tanaman bayam merah dengan dosis pupuk kompos 5 ton/ha), V1K2 (tanaman bayam merah dengan dosis pupuk kompos 10 ton/ha), V1K3 (tanaman bayam merah dengan dosis pupuk kompos 15 ton/ha), V1K4 (tanaman bayam merah dengan dosis pupuk kompos 20 ton/ha), V2K0 (tanaman bayam putih dengan dosis pupuk kompos 0 ton/ha), V2K1 (tanaman bayam putih dengan dosis pupuk kompos 5 ton/ha), V2K2 (tanaman bayam putih dengan dosis pupuk kompos 10 ton/ha), V2K3 (tanaman bayam putih dengan dosis pupuk kompos 15 ton/ha), V2K4 (tanaman bayam putih dengan dosis pupuk kompos 20 ton/ha).

Gambar 3. Histogram rerata jumlah daun bayam putih dan bayam merah

(Amaranthus tricolor L.) pada berbagai dosis pupuk kompos

enceng gondok pada umur 5 MST.

Berdasarkan gambar 3, menunjukan bahwa pemberian pupuk kompos enceng gondok pada berbagai dosis memberikan pengaruh terhadap pertambahan jumlah daun pada tanaman bayam merah, sedangkan untuk

7,3

5,05

8,08

7,58 8,42 6,5

7,75

5,48 7,33


(33)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tanaman bayam putih pemberian dosis pupuk kompos sesuai perlakuan tidak menunjukan pertumbuhan jumlah daun yang normal. Histogram rerata jumlah daun pada perlakuan tanaman bayam putih dengan dosis 10 ton/ha dan 15 ton/ha menunjukkan jumlah daun yang lebih sedikit dibandingkan dengan perlakuan tanaman bayam putih dengan dosis 5 ton/ha. Hal ini terjadi karena pada perlakuan tanaman bayam putih dengan dosis 10 ton/ha dan 15 ton/ha daun tanaman bayam putih dimakan oleh hama ulat daun, sehingga menunjukan rerata jumlah daun yang lebih rendah dibandingkan dengan dosis 5 ton/ha. Pada perlakuan tanaman bayam merah pertumbuhan jumlah daun berjalan normal, jumlah daun tanaman bayam merah dengan dosis 20 ton/ha lebih tinggi dengan rata-rata 9 helai dibandingkan tanaman bayam putih dengan dosis yang sama yaitu dengan rata-rata 8,42 helai.

C. Luas Daun

Luas daun berkaitan dengan luas permukaan penyerapan sinar matahari. Fungsi utama daun adalah sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis. Pengamatan luas daun didasarkan pada fungsinya sebagai penerima cahaya dan tempat terjadinya fotosintesis (Sitompul dan Guritno, 1995). Luas Daun dipengaruhi oleh jumlah dan ukuran daun, semakin banyak jumlah daun dan ukurannya yang semakin lebar maka luas daun makin besar dan berdampak pada berat segar brangkasan yang semakin besar pula.

Tabel 3. Rerata luas daun tanaman bayam putih dan bayam merah

(Amaranthus tricolor L.) pada perlakuan dosis pupuk kompos enceng

gondok pada saat panen.

Dosis Pupuk Kompos Bayam merah (cm²) Bayam putih (cm²)

0 ton/ha 99,65ab 95,36a

5 ton/ha 243,59bc 241,25bc

10 ton/ha 235,51bc 273,68c

15 ton/ha 297,59c 334,26c

20 ton/ha 542,79d 341,06c

Keterangan : Angka-angka pada baris yang sama dan huruf yang tidak sama menunjukkan berbeda nyata berdasarkan uji DMRT 5 %.


(34)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Hasil analisis ragam terhadap luas daun (lampiran 7) ada interaksi antara macam varietas tanaman bayam dengan dosis pupuk kompos. Perlakuan pemberian dosis pupuk kompos enceng gondok berpengaruh nyata terhadap luas daun.

Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa rerata luas daun pada dosis 20 ton/ha pada tanaman bayam merah lebih tinggi (542,79 cm²) dibandingkan dengan tanaman merah dengan dosis 5 ton/ha (243,59 cm2), tetapi pada perlakuan tanaman bayam merah dengan dosis 10 ton /ha menunjukkan rerata luas daun yang lebih rendah dibandingkan pada peralakuan tanaman bayam merah dengan dosis 5 ton/ha. Hal ini diduga pada perlakuan tanaman bayam merah dengan dosis 10 ton/ha pupuk kompos enceng gondok yang ada didalam tanah sebagian ada yang larut oleh air hujan, karena pada waktu penelitian intensitas curah hujan cukup sering, sehingga pada perlakuan tanaman bayam merah dengan dosis 10 ton/ha menunjukkan hasil rerata luas daun yang lebih rendah, karena tanaman tidak mendapatkan kecukupan unsur hara untuk mendukung pertumbuhan tanaman terutama luas daun.

Perlakuan tanaman bayam putih terhadap dosis pemberian pupuk kompos enceng gondok berjalan normal. Semakin tinggi dosis pupuk kompos enceng gondok yang diberikan maka semakin tinggi juga nilai variabel luas daun tanaman bayam putih. Menurut Sudarsana (2001) kompos merupakan pupuk organik yang mampu memperbaiki sifat kimia, fisika, dan biologi tanah dan sebagai media yang baik untuk perkembangan mikroorganisme yang bermanfaat didalam tanah, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan luas daun. Semakin bayak dosis pupuk kompos enceng gondok yang diberikan maka semakin banyak pula unsur hara N, P, K yang tersedia bagi tanaman, sehingga akar dapat menyerap unsur hara secara optimum untuk pertumbuhan vegetatif tanaman bayam baik tinggi tanaman, jumlah daun, dan luas daun.

Untuk pertumbuhan dan hasil tanaman yang optimal, selain harus selalu tersedia di dalam tanah, unsur hara juga harus disediakan dalam pupuk. Namun demikian tidak semua jenis pupuk berpengaruh terhadap tanaman,


(35)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Fitter dan Hay (1991) berpendapat bahwa respon tanaman terhadap pemberian pupuk berkaitan dengan kandungan hara pupuk tersebut di dalam tanah.

Ket : V1K0 (tanaman bayam merah dengan dosis pupuk kompos 0 ton/ha), V1K1 (tanaman bayam merah dengan dosis pupuk kompos 5 ton/ha), V1K2 (tanaman bayam merah dengan dosis pupuk kompos 10 ton/ha), V1K3 (tanaman bayam merah dengan dosis pupuk kompos 15 ton/ha), V1K4 (tanaman bayam merah dengan dosis pupuk kompos 20 ton/ha), V2K0 (tanaman bayam putih dengan dosis pupuk kompos 0 ton/ha), V2K1 (tanaman bayam putih dengan dosis pupuk kompos 5 ton/ha), V2K2 (tanaman bayam putih dengan dosis pupuk kompos 10 ton/ha), V2K3 (tanaman bayam putih dengan dosis pupuk kompos 15 ton/ha), V2K4 (tanaman bayam putih dengan dosis pupuk kompos 20 ton/ha).

Gambar 4. Histogram rerata luas daun bayam putih dan bayam merah

(Amaranthus tricolor L.) pada berbagai dosis pupuk kompos enceng

gondok pada saat panen.

Berdasarkan gambar 4, menunjukkan bahwa pemberian pupuk kompos enceng gondok pada berbagai dosis memberikan pengaruh nyata terhadap pertambahan luas daun antara bayam putih dan bayam merah. Rerata luas daun tanaman bayam merah dengan bayam putih terliat begitu begitu berbeda pada dosis 20 ton/ha, tanaman bayam merah pada dosis 20 ton/ha rerata uas daun sebesar 542,79 cm2, sedangkan pada tanaman bayam putih dengan dosis yang sama rerata luas daun sebesar 341,06 cm2. Pada perlakuan tanaman bayam putih dengan dosis pupuk kompos enceng gondok 15 ton/ha dan 10 ton/ha menunjukkan hasil yang lebih tinggi dibandingkan tanaman bayam merah dengan dosis pupuk yang sama, sedangkan pada dosis 0 ton/ha dan 5 ton/ha tanaman bayam merah menunjukkan rerata luas daun yang lebih

99,65

243,59 235,51 297,59

542,79

273,68 241,25

95,36


(36)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tinggi dibandingkan tanaman bayam putih. Hal ini diduga terjadi karena pupuk kompos enceng gondok yang ada didalam tanah sebagian ada yang larut oleh air hujan, karena pada waktu penelitian intensitas curah hujan cukup sering, sehingga hasil rerata luas daun tanaman bayam merah dan bayam putih dengan pemberian ppupuk kompos enceng gondok dengan dosis yang sama menunjukkan hasil yang berbeda.

D. Berat Segar Tanaman Per Petak

Pertumbuhan Tanaman merupakan suatu proses yang ditandai dengan bertambahnya ukuran dan berat tanaman. Penambahan ini disebabkan oleh bertambahnya ukuran organ tanaman seperti tinggi tanaman, diameter batang, luas daun, dan luas daun sebagai akibat dari metabolisme tanaman yang juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan di daerah pertanaman seperti suhu, sinar matahari, air nutrisi dalam tanah (Arifin, 2001). Pupuk yang diberikan kedalam tanah sebelum diserap tanaman telah mengalami proses dekomposisi atau pelapukan sehingga berubah wujud menjadi unsur hara yang tersedia dan siap diserap tanaman untuk menopang kelangsungan hidup dan meningkatakan produktivitas tanaman.

Tabel 4. Rerata berat segar tanaman per petak tanaman bayam putih dan bayam merah (Amaranthus tricolor L.) pada perlakuan dosis pupuk kompos enceng gondok pada saat panen.

Dosis Pupuk Kompos Rata-rata (g)

0 ton/ha 62,16d

5 ton/ha 210a

10 ton/ha 313,3ab

15 ton/ha 416,66bc

20 ton/ha 538,33c

Keterangan : Angka-angka pada baris yang sama dan huruf yang tidak sama menunjukkan berbeda nyata berdasarkan uji DMRT 5 %. Hasil analisis ragam terhadap berat segar tanaman per petak (lampiran 9) menunjukkan perlakuan pemberian dosis berpengaruh nyata terhadap berat segar tanaman per petak, dan tidak terjadi interaksi antara varietas tanaman


(37)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bayam dengan dosis pupuk kompos. Pemberian dosis pupuk yang optimal dapat meningkatkan berat segar tanaman per petak. Pada Uji DMRT taraf 5% (tabel 4) menunjukkan berat tanaman per petak paling tinggi yaitu pada perlakuan pemberian pupuk kompos enceng gondok dengan dosis 20 ton /ha dengan rata-rata berat 538,33 g. Semakin rendah dosis pupuk kompos enceng gondok yang di berikan maka berat tanaman per petak juga semakin rendah, sebaliknya pada dosis pupuk kompos enceng gondok 20 ton/ha menghasilkan berat segar yang paling tinggi. Menurut pendapat Rini et al,. (1998) pemupukan yang kurang tepat merupakan salah satu faktor pembatas terhadap peningkatan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pemberian dosis pupuk kompos yang tepat dapat meningkatkan berat tanaman bayam merah dan bayam putih.

Ket : V1K0 (tanaman bayam merah dengan dosis pupuk kompos 0 ton/ha), V1K1 (tanaman bayam merah dengan dosis pupuk kompos 5 ton/ha), V1K2 (tanaman bayam merah dengan dosis pupuk kompos 10 ton/ha), V1K3 (tanaman bayam merah dengan dosis pupuk kompos 15 ton/ha), V1K4 (tanaman bayam merah dengan dosis pupuk kompos 20 ton/ha), V2K0 (tanaman bayam putih dengan dosis pupuk kompos 0 ton/ha), V2K1 (tanaman bayam putih dengan dosis pupuk kompos 5 ton/ha), V2K2 (tanaman bayam putih dengan dosis pupuk kompos 10 ton/ha), V2K3 (tanaman bayam putih dengan dosis pupuk kompos 15 ton/ha), V2K4 (tanaman bayam putih dengan dosis pupuk kompos 20 ton/ha).

Gambar 5. Histogram rerata berat segar tanaman per petak bayam putih dan bayam merah (Amaranthus tricolor L.) pada berbagai dosis pupuk kompos enceng gondok pada saat panen.

59,33 213,33

330

423,33 546,67

410 530

296,67

206,67


(38)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Histogram rerata berat segar tanaman per petak menunjukkan bahwa pemberian pupuk kompos enceng gondok pada berbagai dosis berpengaruh nyata terhadap berat tanaman per petak. Histogram menunjukkan bahwa rerata berat segar tanaman perpetak berjalan normal, semakin besar dosis pupuk kompos enceng gondok yang diberikan maka semakin besar pula rerata berat segar tanman per petak. Berat segar tanaman bayam merah per petak lebih tinggi dibandingkan hasil berat segar tanaman bayam putih per petak. Hal ini terjadi karena tanaman bayam merah memiliki rata-rata ukuran batang yang lebih besar dibandingkan tanaman bayam putih, selain jumlah daun kandungan air yang terdapat pada bagian batang tanaman bayam merah sangat mempengaruhi berat segar tanaman per petak.

Gambar 6. Grafik regresi rerata berat segar tanaman per petak bayam putih dan bayam merah( Amaranthus tricolor L.) pada berbagai dosis pupuk kompos enceng gondok pada saat panen.

Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa persamaan regresi masih bersifat linier, dengan nilai R yang relatif tinggi. Perlakuan pemberian pupuk kompos enceng gondok belum diperoleh dosis pupuk yang memberikan hasil stabil atau menurun, artinya masih perlu ditingkatkan pemberian dosis pupuk untuk mengetahui apakah pemberian dosis yang lebih tinggi mampu memberikan hasil yang lebih baik atau justru memberikan hasil yang menurun.


(39)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

E. Berat Tanaman Segar Per Tanaman

Berat segar tanaman merupakan salah satu parameter yang sering digunakan untuk mempelajari pertumbuhan tanaman dan memiliki kepentingan ekonomi. Berat segar tanaman dipengaruhi oleh kadar air dan kandungan unsur hara yang ada dalam sel-sel jaringan tanaman. Pertumbuhan tanaman seperti tinggi tanaman, jumlah daun, dan luas daun akan mempengaruhi berat segar tajuk suatu tanaman.

Tabel 5. Rerata berat tanaman segar per tanaman bayam putih dan bayam merah (Amaranthus tricolor L.) pada perlakuan dosis pupuk kompos enceng gondok pada saat panen.

Dosis Pupuk Kompos Berat

0 ton/ha 3,52c

5 ton/ha 6,87a

10 ton/ha 7,63a

15 ton/ha 8,48a

20 ton/ha 12,58b

Keterangan : Angka-angka pada baris yang sama dan huruf yang tidak sama menunjukkan berbeda nyata berdasarkan uji DMRT 5 %. Hasil analisis ragam terhadap berat tanaman segar per tanaman (lampiran 11) menunjukkan tidak terjadi interaksi antara macam dosis pupuk kompos dengan varietas tanaman bayam. Perlakuan pemberian dosis pupuk kompos enceng gondok berpengaruh nyata terhadap berat segar tanaman sampel, sedangkan varietas tanaman bayam tidak berpengaruh nyata terhadap berat segar tanaman sampel. Hasil uji DMRT taraf 5% (tabel 5) duketahui rerata berat tanaman segar per tanaman angka paling tinggi pada dosis 20 ton/ha (12,58 g), dan yang paling rendah pada dosis 0 ton/ha (3,52 g). Pemberian dosis pupuk yang optimal dapat meningkatkan berat segar tanaman. Semakin tinggi N tersedia dalam tanah maka semakin tinggi biomasa total. Menurut Syekfani (1997) penggunaan pupuk organik selain dapat menambah unsur hara juga memperbaiki sifat fisik. Unsur hara yang tersedia dapat diserap tanaman, karena itu pertumbuhan daun lebih lebar dan


(40)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

fotosintesis terjadi lebih banyak. Hasil fotosintesis ini ini digunakan untuk membuat sel-sel batang, daun dan akar, sehingga dapat mempengaruhi berat segar tanaman.

Ket : V1K0 (tanaman bayam merah dengan dosis pupuk kompos 0 ton/ha), V1K1 (tanaman bayam merah dengan dosis pupuk kompos 5 ton/ha), V1K2 (tanaman bayam merah dengan dosis pupuk kompos 10 ton/ha), V1K3 (tanaman bayam merah dengan dosis pupuk kompos 15 ton/ha), V1K4 (tanaman bayam merah dengan dosis pupuk kompos 20 ton/ha), V2K0 (tanaman bayam putih dengan dosis pupuk kompos 0 ton/ha), V2K1 (tanaman bayam putih dengan dosis pupuk kompos 5 ton/ha), V2K2 (tanaman bayam putih dengan dosis pupuk kompos 10 ton/ha), V2K3 (tanaman bayam putih dengan dosis pupuk kompos 15 ton/ha), V2K4 (tanaman bayam putih dengan dosis pupuk kompos 20 ton/ha).

Gambar 7. Histogram rerata berat segar tanaman per tanaman bayam putih dan bayam merah( Amaranthus tricolor L.) pada berbagai dosis pupuk kompos enceng gondok setelah panen.

Histogram rerata berat segar tanaman per tanaman di atas menunjukkan bahwa pemberian pupuk kompos enceng gondok pada berbagai dosis memberikan pengaruh terhadap berat segar tanaman sampel dan berbeda nyata dengan perlakuan berbagai dosis. Tanaman bayam putih pada dosis pupuk enceng gondok 5 ton/ha dan 20 ton/ha memberikan rerata berat segar tanaman per tanaman lebih tinggi dibandingkan pada tanaman bayam merah dengan dosis yang sama. Sedangkan pada tanaman bayam merah rerata berat segar tanaman per tanaman dengan dosis pupuk kompos enceng gondok 0 ton/ha, 10 ton/ha, dan 15 ton/ha menunjukkan rerata berat segar tanaman per tanaman lebih tinggi dibandingkan tanaman bayam putih dengan dosis yang sama. Adanya unsur N dalam pupuk kompos memilki peranan penting dalam fase vegetatif yaitu membantu dalam pembentukan fotosintat yang selanjutnya

6,87 6,88 7,45

7,84

12,8

3,9

7,82

9,13

12,37


(41)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dugunakan untuk membentuk sel-sel baru, perpanjangan sel dan penebalan jaringan. Laju pembelahan sel dan pemanjangan serta pembentukan jaringan berjalan cepat sesuai dengan meningkatnya persediaan karbohidrat, sehingga pertumbuhan batang, baik tinggi maupun diameternya berjalan dengan baik (Irdiana et al., 2002). Hal tersebut dapat meningkatkan berat segar tanaman.

F. Berat Tanaman Kering Per Tanaman

Pertumbuhan tanaman ditunjukkan oleh pertambahan ukuran dan berat kering tanaman merupakan indikator yang paling mewakili dibandingkan dengan variabel yang lain. Pertumbuhan dapat dianggap sebagai suatu peningkatan berat segar dan penimbunan bahan kering. Jadi semakin baik pertumbuhan tanaman maka berat brangkasan juga semakin meningkat.

Tabel 6. Rerata berat tanaman kering per tanaman bayam putih dan bayam merah (Amaranthus tricolor L.) pada perlakuan dosis pupuk kompos enceng gondok setelah panen.

Dosis Pupuk Kompos Rata-rata (g)

0 ton/ha 0,57a

5 ton/ha 0,65ab

10 ton/ha 0,73b

15 ton/ha 0,87c

20 ton/ha 1,14d

Keterangan : Angka-angka pada baris yang sama dan huruf yang tidak sama menunjukkan berbeda nyata berdasarkan uji DMRT 5 %. Analisis ragam berat tanaman kering per tanaman (lampiran 13) perlakuan macam dosis pupuk kompos enceng gondok berpengaruh nyata terhadap berat tanaman kering per tanaman dan tidak terjadi interaksi dari dua faktor perlakuan. Hasil uji DMRT taraf 5% (tabel 6) diketahui rerata berat tanaman kering per tanaman angka paling tinggi pada dosis 20 ton/ha (1,14 g), dan yang paling rendah pada dosis 0 ton/ha (0,57 g). Semakin tinggi dosis pupuk kompos enceng gondok yang diberikan pada tanaman rerata berat tanaman kering per tanaman juga akan semakin meningkat, karena pengaruh ketersediaan unsur hara yang terdapat pada dosis 20 ton/ha lebih banyak


(42)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dibandingan dosis dibawahnya, sehingga tanaman bayam putih dan bayam merah yang di pupuk dengan dosis tersebut memberikkan berat kering tertinggi. Menurut Joko (2004), bahan organik dapat meningkatkan ketersediaan beberapa unsur hara dan meningkatkan efisiensi pemupukan, sehingga pemupukan yang tepat dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman baik jumlah daun, tinggi tanaman yang mana semua itu akan mempengaruhi barat kering tanaman.

Ket : V1K0 (tanaman bayam merah dengan dosis pupuk kompos 0 ton/ha), V1K1 (tanaman bayam merah dengan dosis pupuk kompos 5 ton/ha), V1K2 (tanaman bayam merah dengan dosis pupuk kompos 10 ton/ha), V1K3 (tanaman bayam merah dengan dosis pupuk kompos 15 ton/ha), V1K4 (tanaman bayam merah dengan dosis pupuk kompos 20 ton/ha), V2K0 (tanaman bayam putih dengan dosis pupuk kompos 0 ton/ha), V2K1 (tanaman bayam putih dengan dosis pupuk kompos 5 ton/ha), V2K2 (tanaman bayam putih dengan dosis pupuk kompos 10 ton/ha), V2K3 (tanaman bayam putih dengan dosis pupuk kompos 15 ton/ha), V2K4 (tanaman bayam putih dengan dosis pupuk kompos 20 ton/ha).

Gambar 8. Histogram rerata berat tanaman kering per tanaman bayam putih dan bayam merah( Amaranthus tricolor L.) pada berbagai dosis pupuk kompos enceng gondok setelah panen.

Histogram rerata berat kering tanaman per tanaman di atas menunjukkan pemberian pupuk kompos enceng gondok pada berbagai dosis memberikan pengaruh nyata terhadap berat kering tanaman sampel. Histogram rerata berat tanaman kering per tanaman antara bayam merah dan bayam putih menunjukkan rerata berat kering yang normal, semakin tinggi dosis pupuk kompos enceng gondok maka semakin meningkat berat tanaman kering per tanaman. Rerata berat kering tanaman bayam merah lebih tinggi

0,69 0,56 1,19

0,92 0,77 0,62 0,58

0,70

0,82


(43)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dibandingkan nilai rerata berat kering tanaman bayam putih. Hal ini terjadi karena tanaman bayam merah memiliki rata-rata ukuran batang yang lebih besar daripada ukuran batang tanaman bayam putih.


(44)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan mengenai pengaruh pemberian dosis pupuk kompos enceng gondok terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bayam putih dan bayam merah, dapat diambil kesimpulan:

1. Perlakuan pemberian pupuk kompos enceng gondok dengan dosis 20 ton/ha berpengaruh nyata terhadap variabel tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, berat segar tanaman per petak, berat tanaman segar per tanaman, berat tanaman kering per tanaman dibandingkan pada dosis 0 ton/ha, 5 ton/ha, 10 ton/ha, dan 15 ton/ha.

2. Dengan penambahan dosis pupuk kompos enceng gondok akan mengakibatkan semakin tinggi berat segar tanaman bayam merah dan bayam putih.

3. Berat segar tanaman bayam merah per petak dengan dosis 20 ton/ha memberikan berat yang lebih tinggi yaitu 546,67 g dibandingkan berat segar tanaman bayam putih per petak dengan dosis 20 ton/ha yaitu 530 g.

B. Saran

Pakailah pupuk kompos enceng gondok dengan dosis 20 ton/ha untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman bayam putih dan bayam merah.


(1)

commit to user E. Berat Tanaman Segar Per Tanaman

Berat segar tanaman merupakan salah satu parameter yang sering digunakan untuk mempelajari pertumbuhan tanaman dan memiliki kepentingan ekonomi. Berat segar tanaman dipengaruhi oleh kadar air dan kandungan unsur hara yang ada dalam sel-sel jaringan tanaman. Pertumbuhan tanaman seperti tinggi tanaman, jumlah daun, dan luas daun akan mempengaruhi berat segar tajuk suatu tanaman.

Tabel 5. Rerata berat tanaman segar per tanaman bayam putih dan bayam

merah (Amaranthus tricolor L.) pada perlakuan dosis pupuk

kompos enceng gondok pada saat panen.

Dosis Pupuk Kompos Berat

0 ton/ha 3,52c

5 ton/ha 6,87a

10 ton/ha 7,63a

15 ton/ha 8,48a

20 ton/ha 12,58b

Keterangan : Angka-angka pada baris yang sama dan huruf yang tidak sama menunjukkan berbeda nyata berdasarkan uji DMRT 5 %. Hasil analisis ragam terhadap berat tanaman segar per tanaman (lampiran 11) menunjukkan tidak terjadi interaksi antara macam dosis pupuk kompos dengan varietas tanaman bayam. Perlakuan pemberian dosis pupuk kompos enceng gondok berpengaruh nyata terhadap berat segar tanaman sampel, sedangkan varietas tanaman bayam tidak berpengaruh nyata terhadap berat segar tanaman sampel. Hasil uji DMRT taraf 5% (tabel 5) duketahui rerata berat tanaman segar per tanaman angka paling tinggi pada dosis 20 ton/ha (12,58 g), dan yang paling rendah pada dosis 0 ton/ha (3,52 g). Pemberian dosis pupuk yang optimal dapat meningkatkan berat segar tanaman. Semakin tinggi N tersedia dalam tanah maka semakin tinggi biomasa total. Menurut Syekfani (1997) penggunaan pupuk organik selain dapat menambah unsur hara juga memperbaiki sifat fisik. Unsur hara yang tersedia dapat diserap tanaman, karena itu pertumbuhan daun lebih lebar dan


(2)

commit to user

fotosintesis terjadi lebih banyak. Hasil fotosintesis ini ini digunakan untuk membuat sel-sel batang, daun dan akar, sehingga dapat mempengaruhi berat segar tanaman.

Ket : V1K0 (tanaman bayam merah dengan dosis pupuk kompos 0 ton/ha), V1K1 (tanaman bayam merah dengan dosis pupuk kompos 5 ton/ha), V1K2 (tanaman bayam merah dengan dosis pupuk kompos 10 ton/ha), V1K3 (tanaman bayam merah dengan dosis pupuk kompos 15 ton/ha), V1K4 (tanaman bayam merah dengan dosis pupuk kompos 20 ton/ha), V2K0 (tanaman bayam putih dengan dosis pupuk kompos 0 ton/ha), V2K1 (tanaman bayam putih dengan dosis pupuk kompos 5 ton/ha), V2K2 (tanaman bayam putih dengan dosis pupuk kompos 10 ton/ha), V2K3 (tanaman bayam putih dengan dosis pupuk kompos 15 ton/ha), V2K4 (tanaman bayam putih dengan dosis pupuk kompos 20 ton/ha).

Gambar 7. Histogram rerata berat segar tanaman per tanaman bayam putih

dan bayam merah( Amaranthus tricolor L.) pada berbagai dosis

pupuk kompos enceng gondok setelah panen.

Histogram rerata berat segar tanaman per tanaman di atas menunjukkan bahwa pemberian pupuk kompos enceng gondok pada berbagai dosis memberikan pengaruh terhadap berat segar tanaman sampel dan berbeda nyata dengan perlakuan berbagai dosis. Tanaman bayam putih pada dosis pupuk enceng gondok 5 ton/ha dan 20 ton/ha memberikan rerata berat segar tanaman per tanaman lebih tinggi dibandingkan pada tanaman bayam merah dengan dosis yang sama. Sedangkan pada tanaman bayam merah rerata berat segar tanaman per tanaman dengan dosis pupuk kompos enceng gondok 0 ton/ha, 10 ton/ha, dan 15 ton/ha menunjukkan rerata berat segar tanaman per tanaman lebih tinggi dibandingkan tanaman bayam putih dengan dosis yang sama. Adanya unsur N dalam pupuk kompos memilki peranan penting dalam fase vegetatif yaitu membantu dalam pembentukan fotosintat yang selanjutnya

6,87 6,88 7,45

7,84

12,8

3,9

7,82

9,13

12,37


(3)

commit to user

dugunakan untuk membentuk sel-sel baru, perpanjangan sel dan penebalan jaringan. Laju pembelahan sel dan pemanjangan serta pembentukan jaringan berjalan cepat sesuai dengan meningkatnya persediaan karbohidrat, sehingga pertumbuhan batang, baik tinggi maupun diameternya berjalan dengan baik (Irdiana et al., 2002). Hal tersebut dapat meningkatkan berat segar tanaman.

F. Berat Tanaman Kering Per Tanaman

Pertumbuhan tanaman ditunjukkan oleh pertambahan ukuran dan berat kering tanaman merupakan indikator yang paling mewakili dibandingkan dengan variabel yang lain. Pertumbuhan dapat dianggap sebagai suatu peningkatan berat segar dan penimbunan bahan kering. Jadi semakin baik pertumbuhan tanaman maka berat brangkasan juga semakin meningkat.

Tabel 6. Rerata berat tanaman kering per tanaman bayam putih dan bayam

merah (Amaranthus tricolor L.) pada perlakuan dosis pupuk

kompos enceng gondok setelah panen.

Dosis Pupuk Kompos Rata-rata (g)

0 ton/ha 0,57a

5 ton/ha 0,65ab

10 ton/ha 0,73b

15 ton/ha 0,87c

20 ton/ha 1,14d

Keterangan : Angka-angka pada baris yang sama dan huruf yang tidak sama menunjukkan berbeda nyata berdasarkan uji DMRT 5 %. Analisis ragam berat tanaman kering per tanaman (lampiran 13) perlakuan macam dosis pupuk kompos enceng gondok berpengaruh nyata terhadap berat tanaman kering per tanaman dan tidak terjadi interaksi dari dua faktor perlakuan. Hasil uji DMRT taraf 5% (tabel 6) diketahui rerata berat tanaman kering per tanaman angka paling tinggi pada dosis 20 ton/ha (1,14 g), dan yang paling rendah pada dosis 0 ton/ha (0,57 g). Semakin tinggi dosis pupuk kompos enceng gondok yang diberikan pada tanaman rerata berat tanaman kering per tanaman juga akan semakin meningkat, karena pengaruh ketersediaan unsur hara yang terdapat pada dosis 20 ton/ha lebih banyak


(4)

commit to user

dibandingan dosis dibawahnya, sehingga tanaman bayam putih dan bayam merah yang di pupuk dengan dosis tersebut memberikkan berat kering tertinggi. Menurut Joko (2004), bahan organik dapat meningkatkan ketersediaan beberapa unsur hara dan meningkatkan efisiensi pemupukan, sehingga pemupukan yang tepat dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman baik jumlah daun, tinggi tanaman yang mana semua itu akan mempengaruhi barat kering tanaman.

Ket : V1K0 (tanaman bayam merah dengan dosis pupuk kompos 0 ton/ha), V1K1 (tanaman bayam merah dengan dosis pupuk kompos 5 ton/ha), V1K2 (tanaman bayam merah dengan dosis pupuk kompos 10 ton/ha), V1K3 (tanaman bayam merah dengan dosis pupuk kompos 15 ton/ha), V1K4 (tanaman bayam merah dengan dosis pupuk kompos 20 ton/ha), V2K0 (tanaman bayam putih dengan dosis pupuk kompos 0 ton/ha), V2K1 (tanaman bayam putih dengan dosis pupuk kompos 5 ton/ha), V2K2 (tanaman bayam putih dengan dosis pupuk kompos 10 ton/ha), V2K3 (tanaman bayam putih dengan dosis pupuk kompos 15 ton/ha), V2K4 (tanaman bayam putih dengan dosis pupuk kompos 20 ton/ha).

Gambar 8. Histogram rerata berat tanaman kering per tanaman bayam putih

dan bayam merah( Amaranthus tricolor L.) pada berbagai dosis

pupuk kompos enceng gondok setelah panen.

Histogram rerata berat kering tanaman per tanaman di atas menunjukkan pemberian pupuk kompos enceng gondok pada berbagai dosis memberikan pengaruh nyata terhadap berat kering tanaman sampel. Histogram rerata berat tanaman kering per tanaman antara bayam merah dan bayam putih menunjukkan rerata berat kering yang normal, semakin tinggi dosis pupuk kompos enceng gondok maka semakin meningkat berat tanaman kering per tanaman. Rerata berat kering tanaman bayam merah lebih tinggi

0,69 0,56 1,19

0,92 0,77 0,62 0,58

0,70

0,82


(5)

commit to user

dibandingkan nilai rerata berat kering tanaman bayam putih. Hal ini terjadi karena tanaman bayam merah memiliki rata-rata ukuran batang yang lebih besar daripada ukuran batang tanaman bayam putih.


(6)

commit to user

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan mengenai pengaruh pemberian dosis pupuk kompos enceng gondok terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bayam putih dan bayam merah, dapat diambil kesimpulan:

1. Perlakuan pemberian pupuk kompos enceng gondok dengan dosis 20

ton/ha berpengaruh nyata terhadap variabel tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, berat segar tanaman per petak, berat tanaman segar per tanaman, berat tanaman kering per tanaman dibandingkan pada dosis 0 ton/ha, 5 ton/ha, 10 ton/ha, dan 15 ton/ha.

2. Dengan penambahan dosis pupuk kompos enceng gondok akan

mengakibatkan semakin tinggi berat segar tanaman bayam merah dan bayam putih.

3. Berat segar tanaman bayam merah per petak dengan dosis 20 ton/ha

memberikan berat yang lebih tinggi yaitu 546,67 g dibandingkan berat segar tanaman bayam putih per petak dengan dosis 20 ton/ha yaitu 530 g.

B. Saran

Pakailah pupuk kompos enceng gondok dengan dosis 20 ton/ha untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman bayam putih dan bayam merah.