commit to user
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sayuran merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai peranan penting dalam menyediakan zat gizi. Zat gizi berfungsi melindungi
tubuh dan mengatur proses metabolisme tubuh dalam bentuk mineral, vitamin, dan air. Selain itu, dapat digunakan sebagai keindahan dan cita rasa.
Dalam perkembangan selanjutnya tanaman bayam dipromosikan sebagai bahan sumber potein, terutama untuk negara-negara berkembang Rukmana,
1994. Tanaman bayam terdiri dari beberapa jenis dan varietas, baik yang sudah
dibudidayakan maupun masih merupakan tanaman liar yang masing-masing memiliki perbedaan satu sama lain. Jenis-jenis bayam yang telah dikenal
antara lain Amaranthus caudatus L, A. spinosus, A.dubius, A. hybridus L dan A. tricolor L. Di Indonesia hanya dikenal dua jenis bayam budidaya, yaitu
Amaranthus tricolor dan A. hybridus. Jenis A. tricolor L. ditanam sebagai bayam cabut dan terdiri dari dua varietas, yaitu bayam hijau bayam putih,
bayam sekul atau bayam cina dan bayam merah karena tanamannya berwarna merah. Amaranthus hybridus sering disebut sebagai bayam kakap,
bayam tahun, bayam turus atau bayam bathok dan ditanam sebagai bayam petik. Di luar jenis bayam tersebutnmerupakan bayam liar Bandini, dan
Nurrudin, 1997. Tanaman bayam putih atau sering disebut bayam hijau banyak
mengandung protein, lemak, karbohidrat, kalium, zat besi, amarantin, rutin, purin dan vitamin A,B dan C. Secara umum, tanaman ini dapat
meningkatkan kerja ginjal dan melancarkan pencernaan, karena kandungan seratnya cukup banyak. Selain kandungan bayam merah yang hampir sama
dengan bayam putih, tetapi akar bayam merah memiliki khasiat sebagai obat untuk disentri. Tanaman bayam merah juga berkhasiat meningkatkan kerja
ginjal dan membersihkan darah sehabis bersalin. Hal tersebut di diperkuat oleh Herminia de Guzman Ladion 1988 cit. Rukmana 1994 seorang ahli
1
commit to user kesehatan di Filiphina, menyatakan tanaman bayam sebagai salah satu
tanaman obat penyembuh ajaib. Hal ini yang menyebabkan tanaman bayam merah dan bayam putih lebih banyak dibudidayakan daripada tanaman bayam
jenis yang lain. Eceng gondok Eichornia crassipes Mart Solm. merupakan gulma
air dengan laju pertumbuhan yang sangat pesat dan dapat membentuk area penutupan yang luas pada permukaan perairan. Penutupan permukaan perairan
oleh eceng gondok selain dapat mengganggu aktivitas masyarakat di sekitar perairan, juga mengurangi keanakearagaman spesies yang tumbuh di perairan.
Selain memberikan dampak negatif, eceng gondok juga memberikan dampak positif antara lain sebagai bahan baku pupuk. Kandungan NPK kompos
enceng gondok dalam berat kering masing-masing adalah 1,18 N; 1,09 P; 1,40 K, sedang kadar Corganik adalah 17,29, dan rasio CN sebesar 14,65
Ratihqah et al., 2008. Mengingat banyak sekali manfaat dari tanaman bayam, maka perlu
diusahakan budidaya tanaman bayam secara organik. Tanaman bayam yang dibudidayakan secara organik ini bertujuan agar produk yang dihasilkan lebih
bermutu, baik kualitas maupun kuantitas. Budidaya tanaman secara organik salah satunya dengan pemberian pupuk kompos. Pupuk kompos sebelumnya
harus di fermentasikan agar unsur haranya dapat diserap oleh akar tanaman. Untuk mempercepat proses fermentasi dan meningkatkan kualitas nutrisi,
perlu di tambah EM4 Jumiati, 2009. Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan penelitian tentang
pengaruh pemberian pupuk organik enceng gondok terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bayam putih dan bayam merah.
B. Perumusan Masalah