Alfina Zaenimar, 2014 STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE TPSq DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TPS DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI
SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 20132014 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Salah satu masalah pendidikan pada tataran mikro yang menarik untuk dikaji saat ini adalah mengenai rendahnya hasil belajar siswa. Hal tersebut
sesuai dengan data yang dilansir oleh Tempo Jumat, 6 Desember 2013 mengenai hasil studi Programme for International Student Assesment PISA
tahun 2012. Menyatakan bahwa pendidikan Indonesia berada pada peringkat 64 dari 65 negara peserta PISA. PISA merupakan studi internasional yang
diselenggarakan oleh Organization for Economic Co-operation and Development.
Pemeringkatan tersebut dilihat dari skor yang dicapai para pelajar Indonesia usia 15 tahun dalam kemampuan membaca, matematika, dan
sains. Sejak tahun 2000 hingga tahun 2012 posisi negara Indonesia selalu
berada di peringkat bawah. Rizki Puspita Sari, 2013 Melihat tidak terjadinya peningkatan prestasi dari tahun 2000 hingga
tahun 2012, menunjukkan bahwa kualitas pendidikan Indonesia masih berada pada taraf rendah. Rendahnya tingkat pendidikan Indonesia menyebabkan
sumber daya manusia tidak mampu berkompetisi dengan sumber daya manusia dari negara lain. Penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas dapat
menjadi solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Meskipun sebenarnya upaya peningkatan kualitas pendidikan telah dirintis pemerintah melalui banyak cara,
Alfina Zaenimar, 2014 STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE TPSq DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TPS DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI
SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 20132014 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
diantaranya perubahan sistem kurikulum, perbaikan sarana-prasarana, dan peningkatan kesejahteraan guru. Namun upaya tesebut belum menunjukan
Alfina Zaenimar, 2014 STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE TPSq DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TPS DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI
SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 20132014 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
hasil yang signifikan. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan salah satu jenjang pendidikan
tingkat lanjut yang diharapkan mampu menyiapkan tamatan yang berkualitas, profesional, terampil, kompetitif, dan dapat bersaing di dunia kerja.
Keberadaan sekolah menengah kejuruan ini dijelaskan dalam Pasal 15 Undang- Undang nomor 20 Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional yang
menyatakan bahwa “Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan Siswa untuk bekerja d
alam bidang tertentu”.
Tujuan Sekolah Menengah Kejuruan yaitu untuk meningkatkan kemampuan siswa melalui ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu
membentuk sikap profesional siswa guna mencetak manusia yang produktif dan kreatif. Maka dari itu, dengan adanya sekolah menengah kejuruan
diharapkan mampu memperbaiki rendahnya kualitas pendidikan saat ini. Namun pada kenyataanya output yang dihasilkan SMK pun belum sesuai
dengan tujuan yang diharapkan. Strukur Kurikulum SMK memiliki perbedaan dengan Struktur
Kurikulum pendidikan menengah atas lainnya, dimana pada Struktur Kurikulum SMK kelompok mata pelajaran tidak hanya terdiri dari pelajaran
adaptif dan normatif saja, melainkan ada kelompok pelajaran produktif. Kelompok mata pelajaran adaptif lebih menekankan pada penguasaan konsep
suatu ilmu dan teknologi yang dapat diterapkan oleh siswa dalam kehidupan
Alfina Zaenimar, 2014 STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE TPSq DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TPS DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI
SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 20132014 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
sehari-harinya. Kelompok mata pelajaran normatif membentuk siswa menjadi seorang pribadi yang utuh dan memiliki norma-norma yang digunakan dalam
kehidupan sosial bermasyarakat. Sementara kelompok mata pelajaran produktif lebih menekankan pada pembelajaran yang melatih keterampilan vokasional
siswa sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja. SMK Pasundan 1 Kota Bandung merupakan salah satu sekolah
kejuruan swasta rumpun Bisnis dan Manajemen yang diunggulkan di Kota Bandung. SMK tersebut memiliki akreditasi “A” yaitu sangat baik. Di SMK
Pasundan 1 ini memiliki beberapa program keahlian yaitu program keahlian Akuntansi, Pemasaran, dan Administrasi Perkantoran.
Program keahlian Administrasi Perkantoran mendidik siswa untuk menjadi seorang sekretaris yang terampil dalam pengelolaan dokumen,
berkomunikasi dan dapat mengaplikasikan kemampuannya dalam bidang teknologi guna mempermudah penyelesaian pekerjaan. Maka dari itu, untuk
menjadi seorang calon sekretaris yang kompeten, siswa hendaknya dapat menguasi berbagai materi pembelajaran, terutama mata pelajaran produktif.
Namun pada kenyataanya, output yang diperoleh siswa pada mata pelajaran produktif belumlah maksimal. Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan pada tabel
berikut:
Alfina Zaenimar, 2014 STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE TPSq DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TPS DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI
SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 20132014 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Tabel 1 Nilai Rata-Rata Ulangan Harian
Mata Pelajaran Produktif Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran
di SMK Pasundan 1 Kota Bandung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 20132014
Kelas KKM
Mata Pelajaran Korespondensi
Otomatisasi Perkantoran
Kearsipan X AP 1
75 77,82
80,25 77,17
X AP 2 80,39
78,47 76,69
X AP 3 78,88
78,37 79,38
X AP 4 79,58
78,97 79,74
Rata-Rata 79,16
79,01 78,30
Sumber : Arsip SMK Pasundan 1 Kota Bandung data diolah Tahun 2013, Terlampir
Berdasarkan tabel diatas, nampak bahwa nilai yang diperoleh siswa kelas X pada mata pelajaran produktif masih belum optimal. Meskipun nilai
dari ketiga mata pelajaran tersebut telah mencapai kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa dengan KKM yang
ditetapkan belum menunjukkan peningkatan yang signifikan. Jika dianalisis dari ketiga mata pelajaran diatas, nampak bahwa nilai
rata-rata mata pelajaran Kearsipan berada di bawah nilai rata-rata mata pelajaran Korespondensi dan Otomatisasi Perkantoran. Rendahnya nilai rata-
rata pada mata pelajaran Kearsipan tersebut dikarenakan nilai yang diperoleh siswa dari setiap kompetensi dasar tersebut lebih rendah dari nilai dari
Alfina Zaenimar, 2014 STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE TPSq DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TPS DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI
SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 20132014 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
kompetensi dasar mata pelajaran lainnya. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 2 Nilai Rata-Rata Ulangan Harian
Mata Pelajaran Kearsipan Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran
di SMK Pasundan 1 Kota Bandung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 20132014
Kelas KKM
Rata-Rata Nilai Mata Pelajaran Kearsipan KD 1
KD 2 KD 3
X AP 1
75 76,56
77,70 77,25
X AP 2 76,27
77,34 76,46
X AP 3 78,88
77,91 78,66
X AP 4 78,52
80,84 79,75
Rata-Rata
77,55 78,44
77,91 Sumber : Arsip SMK Pasundan 1 Kota Bandung data diolah Tahun 2013,
Terlampir
Mengacu pada tabel diatas, maka nilai Kompetensi Dasar Pertama lebih rendah dibandingkan dengan nilai Kompetensi Dasar lainnya. Kompetensi
Dasar Pertama tersebut membahas mengenai Menjelaskan Pengertian Dokumen dan Mengidentifikasi Perbedaan serta Jenis-Jenis Dokumen.
Berdasarkan pemaparan guru mata pelajaran Kearsipan Kelas X, rendahnya nilai siswa pada KD pertama diindikasikan karena siswa masih menyesukaikan
pembelajaran ketika SMP dengan pembelajaran di SMK. Sebab ketika di bangku SMP siswa hanya memperoleh mata pelajaran normatif dan adaptif,
Alfina Zaenimar, 2014 STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE TPSq DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TPS DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI
SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 20132014 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
sehingga ketika menginjak bangku SMK siswa masih sedikit bingung akan makna dari mata pelajaran produktif itu sendiri.
Rendahnya nilai pada KD pertama dapat di jabarkan pada tabel berikut:
Tabel 3 Nilai Rata-Rata Ulangan Harian Mata Pelajaran Kearsipan
Kompetensi Dasar Menjelaskan Penyelamatan dan Penyusutan Arsip Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran
di SMK Pasundan 1 Kota Bandung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 20132014
Kelas KKM
Nilai Rata-Rata Kompetensi Dasar Menjelaskan
Penyelamatan dan Penyusutan Arsip
Afektif Kognitif
Psikomotor X AP 1
75 80,50
69,30 79,90
X AP 2 80,07
66,50 81.60
X AP 3 81,89
71,80 82,96
X AP 4 80,31
72,29 83,31
Rata-Rata 80,69
69,97 81,94
Sumber : Arsip SMK Pasundan 1 Kota Bandung data diolah Tahun 2013, Terlampir
Rendahnya nilai pada Kompetensi Dasar Menjelaskan Penyelamatan dan Penyusutan Arsip dipengaruhi karena nilai siswa pada aspek Kognitif
rendah. Nilai siswa pada aspek kognitif tersebut berada dibawah kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan.
Berdasar tabel diatas, nampak pula siswa Kelas X AP 2 memperoleh nilai pengetahuan yang paling rendah. Sedangkan Kelas X AP 4 memperoleh
Alfina Zaenimar, 2014 STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE TPSq DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TPS DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI
SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 20132014 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
nilai paling tinggi. Namun pada dasarnya, nilai dari Kelas X AP 1 hingga Kelas X AP 4 berada di bawah KKM yang telah ditentukan..
Rendahnya hasil belajar siswa pada ranah kognitif ini, dapat menggambarkan bahwasanya informasi dan pengetahuan yang diperoleh siswa
selama pembelajaran berlangsung tidak dapat dicerna secara optimal. Rendahnya hasil belajar ini harus segera ditangani. Sebab jika dibiarkan
akan berdampak pada lulusan SMK yang tidak kompeten dalam bidang keahliannya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar
yaitu faktor internal siswa dan faktor eksternal siswa. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa dapat berupa minat, motivasi, daya nalar, dan sebagainya. Hal
tersebut akan berpengaruh pada kecepatan siswa memahami pelajaran. Semakin tinggi minat dan motivasi yang dimiliki siswa, maka semakin tinggi
pula perhatian yang dicurahkan siswa pada mata pelajaran tersebut. Sementara faktor Internal, sepenuhnya timbul dari dalam diri siswa tanpa memerlukan
rangsangan luar diri siswa. Faktor eksternal yang berasal dari luar diri siswa diantaranya adalah kurikulum, sarana, dan model pembelajaran yang
digunakan. Kecepatan siswa untuk mencerna pelajaran dan mencurahkan perhatiannya pada pembelajaran akan bergantung pada rangsangan dari luar
diri siswa. Salah satu faktor eksternal yang dapat membantu siswa dalam pembelajaran adalah pemilihan model pembelajaran yang tepat.
Pembelajaran konvensional atau pembelajaran yang berpusat pada guru Teacher Centered masih umum dan banyak digunakan oleh guru dalam
Alfina Zaenimar, 2014 STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE TPSq DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TPS DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI
SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 20132014 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
menyampaikan materi pembelajaran. Pembelajaran yang bersifat transmitif membuat siswa pasif dalam pembelajaran. Siswa hanya memperhatikan,
mendengarkan, kemudian mencatat apa yang disampaikan oleh guru. Maka tidak heran jika pembelajaran konvensional ini akan membuat siswa cepat
bosan, jenuh, sehingga berdampak pada terganggunya perhatian dan konsentrasi belajar siswa.
Keberadaan pembelajaran konvensional pada saat ini sebenarnya sudah kurang relevan dengan Kurikulum 2013 yang menuntut siswa untuk aktif
dalam pembelajaran. Pembelajaran pada Kurikulum 2013 menuntut proses pembelajaran yang berpusat pada siswa Student Centered. Keadaan ini
menuntut guru untuk merancang suatu upaya guna meningkatkan kualitas pembelajaran yang dapat berpengaruh pada partisipasi aktif dan hasil belajar
siswa. Penerapan model pembelajaran yang dapat merangsang aktivitas siswa diharapkan dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Model pembelajaran merupakan strategi untuk mempermudah guru dalam mencapai tujuan pembelajaran. Jika model pembelajaran yang
digunakan oleh guru tidak sesuai dengan karakteristik siswa maka tujuan pembelajaran yang ditetapkan tidak akan tercapai. Keberhasilan dari proses
pembelajaran dapat ditentukan oleh metode ataupun model pembelajaran apa yang digunakan oleh guru ketika menyampaikan materi ajar. Sebab tidak dapat
dipungkiri, bahwasanya guru adalah ujung tombak dari proses pembelajaran,
Alfina Zaenimar, 2014 STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE TPSq DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TPS DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI
SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 20132014 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
sehingga keberhasilan pembelajaran salah satunya ditentukan oleh bagaimana guru mengelola pembelajaran tersebut.
Dalam penggunaan model pembelajaran kerapkali guru sulit menemukan metode yang sesuai dengan karakteristik siswa dikelas. Hal
tersebut banyak peneliti temukan ketika melaksanakan Program Pengalaman Lapangan PPL di SMK Pasundan 1 Kota Bandung. Ketika seorang guru
menerapkan suatu model pembelajaran yang tidak sesuai maka siswa cenderung bersikap acuh dan kurang memperhatikan akan materi yang
disampaikan oleh guru tesebut. Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu cara yang dapat
menjadikan proses pembelajaran lebih efektif dan tidak berpusat pada guru. Dalam pembelajaran ini, siswa diajak terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
Siswa dibagi kedalam kelompok-kelompok kecil dengan kemampuan yang beragam. Pengelompokan tersebut bertujuan untuk memecahkan permasalahan
secara bersama-sama, saling bertukar informasi sesuai dengan pemahamannya, dan menciptakan suasana pembelajaran yang aktif.
Tujuan dari pembelajaran kooperatif ini berbeda dengan pembelajaran lainnya. Pembelajaran ini tidak sepenuhnya menuntut siswa memperoleh nilai
akademik yang lebih baik. Point utama pembelajaran ini terdiri dari dua hal yaitu keberlangsungan proses pembelajaran dan siswa mampu bekerja sama
dalam memahami materi yang telah diajarkan oleh gurunya. Unsur proses
Alfina Zaenimar, 2014 STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE TPSq DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TPS DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI
SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 20132014 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
pembelajaran dan kerja sama ini merupakan ciri utama dari pada pembelajaran kooperatif.
Meskipun pembelajaran kooperatif ini dibentuk dalam beberapa kelompok kecil, bukan berarti pembelajaran ini sama dengan belajar kelompok
pada umumnya. Pembelajaran kooperatif berbeda dengan belajar kelompok biasa. Ada aturan dalam penyelenggaraannya, tidak seenaknya membagi
kelompok kemudian belajar secara bersama-sama. Johnson Johnson Anita Lie,2008:7 menyatakan bahwa suasana belajar cooperative learning
menghasilkan prestasi yang lebih tinggi, hubungan yang lebih positif, dan penyesuaian psikologis yang lebih baik dari pada suasana belajar biasa yang
penuh persaingan dan mengkotak-kotakan siswa. Pembelajaran kooperatif memiliki berbagai macam tipe, diantaranya :
Student Teams Achievement Division STAD, Jigsaw, Group Investigation
investigasi kelompok, Think Pair Share berfikir-berpasangan-berbagi, Think Pair Square
berfikir-berpasangan-berempat, Number Head Together kepala bernomor terstruktur,
Teams Games Tournament pertandingan
permainan tim, Two Stay Two Stray dua tinggal dua tamu dan kancing gemerincing.
Mata pelajaran Kearsipan merupakan salah satu keahian yang harus dikuasi siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran. Kearsipan memiliki
peranan penting dalam organisasi, yaitu sebagai sumber informasi dan pusat
Alfina Zaenimar, 2014 STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE TPSq DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TPS DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI
SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 20132014 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
ingatan organisasi. Dalam mata pelajaran Kearsipan siswa mempelajari bagaimana penanganan arsip, mulai dari proses penerimaan, pencatatan,
pengiriman, hingga pemusnahan surat atau warkat. Kegiatan pengarsipan ini bertujuan, agar ketika warkat atau surat tersebut dibutuhkan dapat dengan cepat
dan tepat ditemukan kembali. Dalam Kurikulum 2013, guru tidak menjadi satu-satunya sumber
belajar siswa, melainkan teman-temannya pun dapat menjadi sumber belajar bagi siswa lainnya. Siswa dituntut untuk aktif, mencari, dan berbagi informasi
mengenai materi yang sedang dibahas bersama teman-temannya berdasarkan sumber yang telah dibacanya. Dengan adanya keterlibatan langsung dalam
pembelajaran maka siswa akan lebih mudah mengingat mengenai materi yang sedang dibahas. `Keterlibatan tersebut dapat diwujudkan melalui pembelajaran
kelompok yang lebih menekankan pada kerja sama guna meraih keberhasilan belajar bersama. Berdasarkan kriteria diatas, model pembelajaran kooperatif
yang relevan digunakan pada penelitian ini adalah Model Kooperatif tipe Think Pair Square
TPSq dan Model Kooperatif tipe Think Pair Share TPS. Model ini sangat cocok dengan Kompetensi Dasar Penyelamatan dan
penyusutan arsip. Karena model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square
TPSq dan Think Pair Share TPS menuntut siswa untuk berfikir mengenai suatu permasalahan kemudian membagi dan mendiskusikannya
dalam suatu kelompok kecil. Kegiatan berfikir, berbagi informasi dan berdiskusi tersebut sangat cocok dengan materi pembelajaran yang bersifat
Alfina Zaenimar, 2014 STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE TPSq DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TPS DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI
SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 20132014 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
teoritis. Kedua model pembelajaran yang dipilih tersebut dan kompetensi dasar yang ditentukan sama-sama menekankan pada aspek kognitif siswa.
Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square TPSq dan Think Pair Share
TPS kini mulai banyak digunakan dalam pembelajaran. Sebab, pembelajaran ini lebih mengoptimalkan partisipasi dan keaktifan siswa
dalam proses pembelajaran. Kegiatan tersebut dapat mendorong siswa untuk aktif berdiskusi dan memecahkan masalah secara bersama. Model ini pun
memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih banyak menunjukan keaktifan kepada teman-temannya di bandingkan dengan pembelajaran
klasikal. Penerapan model pembelajaran di kelas yang menerapkan model Think Pair Square
TPSq dan Think Pair Share TPS ini dilakukan guna melihat perbedaan hasil belajar siswa pada masing-masing kelas tersebut.
Model pembelajaran Think Pair Square TPSq dan Think Pair Share TPS banyak melibatkan interaksi antar siswa. Siswa dituntut untuk mencari
sendiri akan suatu pengetahuan baru dengan cara memikirkannya secara mandiri terlebih dahulu, kemudian mendiskusikan pemikirannya dengan
pasangannya, dan terakhir membagi informasi yang telah didiskusikan dengan pasangannya dalam kelompok kecil. Dengan dilibatkannya siswa dalam
pembelajaran, diharapkan siswa tidak akan mudah lupa dengan materi tersebut dan akan berdampak baik pada peningkatan hasil belajar siswa.
Alfina Zaenimar, 2014 STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE TPSq DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TPS DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI
SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 20132014 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan fenomena-fenomena yang telah diungkapkan diatas, maka permasalah yang disoroti adalah mengenai bagaimana cara guru untuk
memperbaiki aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk itu diperlukan adanya
model pembelajaran yang dapat mendorong interaksi aktif siswa dalam belajar. Guna memecahkan fenomena mengenai rendahnya hasil belajar siswa
pada mata pelajaran Kearsipan, maka peneliti ingin melakukan penelitian mengenai sejauh mana
“STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA
MATA PELAJARAN
KEARSIPAN ANTARA
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE TPSq
DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TPS DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
DI SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 20132014
”.
1.2. Identifikasi dan rumusan masalah