Alfina Zaenimar, 2014 STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE TPSq DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TPS DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI
SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 20132014 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
3.2. Unit Analisi
Kegiatan pengumpulan data merupakan suatu hal yang sangat penting guna mengetahui karatkeristik subjek dan objek penelitian. Pada penelitian
nilai rata-rata ulangan harian siswa pada Mata Pelajaran Kearsipan dijadikan sebagai acuan dalam menentukan subjek penelitian, dimana rata-rata ulangan
harian terendah yaitu di kelas X AP 2 yaitu 66,50 dan kelas X AP 1 dengan nilai 69,30.
3.3. Populasi dan Sample Penelitian
Menurut Sambas Ali Muhidin 2010: 1 “populasi adalah keseluruhan
elemen, atau unit penelitian, atau unit analisis yang memiliki cirikarakter tertentu yang dijadikan sebagai objek penelitian atau menjadi suatu perhatian
dalam suatu penelitian pengamatan. Jadi, populasi tidak selalu berkaitan kumpulan orang saja, melainkan apa saja yang dapat menarik perhatian kita.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 1 Kota Bandung.
Sementara pengertian sampel menurut Sugiyono2013:118 adalah “ bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa Kelas X AP 2 sebagai kelas
eksperimen 1 dan X AP 1 sebagai kelas eksperimen 2.
Alfina Zaenimar, 2014 STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE TPSq DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TPS DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI
SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 20132014 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
3.4. Teknik dan Alat Pengumpul Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes. Menurut Suharsimi Arikunto 2008:
193 menyatakan “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”
Bentuk tes dalam penelitian ini adalah tes uraian, tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana pemaham kognitif siswa secara kompleks pada
materi menjelaskan penyelamatan dan penyusutan arsip. Pemilihan tes uraian ini menuntut siswa untuk mampu menganalisis, menjelaskan, dan memberikan
alasan mengenai suatu persoalan berdasarkan pemahamannya sendiri. Intrumen ini digunakan pada saat pemberian post-test. Pemberian post-
test dilakukan di dua kelas, yaitu di kelas eksperimen 1 yang menggunakan
model pembelajaran Think Pair Square TPSq dan di kelas eksperimen 2 yang menggunakan model pembelajaran Think Pair Share TPS. Pemberian post-
test dilakukan manakala fase pemberian treatment telah selesai di kedua
kelompok tersebut. Selanjutnya hasil dari pada post-test kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 di bandingkan, sehingga dapat diketahui apakah
terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang meneapkan model pembelajaran Think Pair Square TPSq dengan kelas yang menerapkan model
pembelajaran Think Pair Share TPS.
Alfina Zaenimar, 2014 STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE TPSq DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TPS DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI
SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 20132014 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
3.4.1. Pengujian Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes. Butir soal pada tes tersebut hendaknya disesuaikan dengan kompetensi dasar yang ditetapkan,
yaitu penyelamatan dan penyusutan arsip. Sebelum instrumen tersebut diberikan pada subjek penelitian siswa tes
tersebut diuji cobakan terlebih dahulu pada kelas XI AP 3. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen tersebut layak dijadikan sebagai
instrumen dalam penelitian ini atau tidak. Tes tersebut diberikan kepada siswa yang telah mempelajari materi
menjelaskan penyelamatan dan penyusutan arisp. Soal tersebut terdiri dari sepuluh soal uraian. Langkah selanjutnya yang harus dilakukan sebelum
instrumen ini diberikan pada kelas eksperimen yang sebenarnya adalah penghujian Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran Soal, dan Daya
Pembeda.
3.4.1.1. Uji Validitas Instrumen
Sebuah instrumen penelitian yang valid dan reliabel akan menghasilkan data yang akurat. Data yang akurat dapat diperoleh manakala instrumen
tersebut dapat mengukur suatu hal yang diteliti secara tepat. Manakala data yang dihasilkan akurat maka tingkat kepercayaan terhadap hasil penelitian
tersebut tinggi. Pengujian valid atau tidaknya instrumen dalam penelitian ini
Alfina Zaenimar, 2014 STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE TPSq DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TPS DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI
SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 20132014 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
menggunakan bantuan software Microsoft Excel 2010 dan nilai validitas ditentukan menggunakan koefisien product moment. Adapun rumus validitas
yang digunakan adalah sebagai berikut:
Sambas Ali Muhidin, 2010: 26
Keterangan : r
xy
: Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y X : Skor tiap item X
Y : Skor tiap item Y N : Jumlah responden
3.4.1.2. Uji Reliabilitas Instrumen
Menurut Arikunto 2008:60 suatu tes dikatakan memiliki nilai kepercayaan tinggi manakala memberikan hasil yang tetap ketika diteskan
berkali-kali, sebuah tes dikatakan reliabel apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukan ketetapan. Meskipun terjadi suatu perubahan, perubahan tersebut
masih dapat dikategorikan tidak berarti dan tidak memberikan pengaruh besar. Untuk mengetahui reliabilitas instrumen penelitian ini digunakan software
Microsoft Excel 2010 , dengan rumus Cronbach Alpha sebagai berikut:
Alfina Zaenimar, 2014 STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE TPSq DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TPS DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI
SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 20132014 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Sambas Ali Muhidin, 2010: 31 Keterangan:
= Reliabilitas Instrumen k
= Banyaknya pernyataan ∑
2
= Jumlah varian butir 2
= Varian total
3.4.1.3. Uji Tingkat Kesukaran Instrumen
Sukar atau tidaknya suatu instrumen penelitian bersumber dari sudut pandang siswa. Hal yang perlu diperhatikan dalam analisis tingkat kesukaran
soal adalah bagaimana menentukan proporsi soal yang berkategori mudah, sedang, dan sukar. Soal yang baik adalah soal yang terdiri dari ketiga kriteria
tersebut, tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Menentukan tingkat kesukaran
pada soal
berbentuk uraian
dapat dilakukan
dengan mempresentasekan antara jumlah siswa yang mengikuti test dan jumlah siswa
yang gagal menjawab soal tersebut. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung tingkat kesukaran soal ini adalah :
TK =
� �
Alfina Zaenimar, 2014 STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE TPSq DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TPS DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI
SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 20132014 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Arifin, 2011 : 266 Keterangan :
TK : Tingkat Kesukaran S
: Banyak Siswa yang menjawab soal itu dengan salah N
: Jumlah seluruh Siswa peserta tes Kriteria yang menjadi acuan untuk menganalsisi tingkat kesukaran soal
tercantum dalam tabel berikut:
Tabel 2 Klasifikasi Indeks Kesukaran
Nilai Indeks Kesukaran
Interpretasi
27 Soal mudah
72 Soal sedang
72 Soal sukar
Arifin, 2011: 266
3.4.1.4. Daya Pembeda Instrumen
Tujuan dari perhitungan daya pembeda yaitu untuk mengukur seberapa jauh setiap butir soal dapat membedakan antara siswa yang telah mampu
Alfina Zaenimar, 2014 STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE TPSq DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TPS DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI
SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 20132014 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
menguasai materi dengan siswa yang kurang menguasai materi. Perhitungan daya pembeda dilakukan dengan cara menghitung rata-rata nilai siswa dari
kelompok atas dan rata-rata nilai siswa dari kelompok bawah pada setiap butir soal. Perhitungan daya pembeda dapat menggunakan rumus berikut:
� = � − �
�
1 2
+ �
2 2
�� − 1
Arifin, 2011 : 278 Keterangan:
t = Daya Pembeda
� = Rata-rata skor Siswa kelompok atas
� = Rata-rata skor Siswa kelompok bawah
�
1 2
= Jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok atas �
2 2
= Jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok bawah n
= 27 x N baik untuk kelompok atas maupun kelompok bawah
3.5. Teknik dan Analisis Data