105 “Ya Allah, duniaku bukan Cuma Mas Pras. Duniaku sekarang juga milik
anak-anak yang menjadi bukti kebersamaan manis yang pernah ada. Sejenak Arini menyesali diri yang telah terbawa arus kesedihan.”
142
Pada bagian lain Asma Nadia juga menampilkan gambaran lain tentang taubat.
“Ini...kok, bantal Bunda basah? Bunda nangis ya?‟ Merasa tak punya jawaban yang lebih baik, Arini menyahut asal, “Bunda
kecapean . Barangkali tadi Bunda ngiler waktu ketiduran.”
Dalam hati, Arini menyesali jawabannya sendiri. Ia selalu mengajari anak-anak untuk setia pada kejujuran, tapi sesaat tadi ia malah melanggar.
143
Dalam bagian ini tampak dengan jelas bahwa Asma Nadia nilai-nilai pendidikan akhlak tentang taubat. Dijelaskan dalam dialog tersebut Arini telah
menyesali dirinya yang telah terbawa arus kesedihan, dan ia menyadari atas apa yang telah ia lakukan adalah sebuah kesalahan karena tidak jujurnya atas pertanyaan
anaknya. Karena selama ini ia selalu mengajari anak-anaknya untuk setia pada kejujuran, tetapi ia malah mengingkari.
6. Sabar
Sabar adalah suatu sikap yang betah atau dapat menahan diri pada kesulitan yang dihadapinya. Namun yang perlu dicatat, tidak berarti bahwa sabar itu langsung
menyerah tanpa upaya untuk melepaskan diri dari kesulitan yang dihadapi oleh manusia. Maka sabar dalam definisi yang paling tepat adalah sikap yang diawali
142
Ibid, h. 10.
143
Ibid, h. 12.
106 dengan ikhtiar, lalu diakhiri dengan rida dan ikhlas, bila seseorang dilanda suatu
cobaan dari Tuhan.
144
Allah SWT berfirman:
Artinya: “Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. yaitu orang-
orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: Inna lillaahi wa innaa ilaihi raajiuun.
Q.S al-Baqarah [2]: 155-156 Pada novel
Syurga yang Tak Dirindukan,
Asma Nadia banyak menampilkan nilai akhlak tentang sabar. Berikut penulis tampilkan bagian pada novel
Syurga yang Tak Dirindukan
yang menggambarkan tentang sabar. Seperti bunga rumput yang diempaskan angin pada musim kemarau.
Begitulah hati Arini. Allah… desah Arini dengan lidah yang terasa kelu.
145
Kutipan di atas menceritakan hati Arini setelah melihat Pras bersama dengan istri keduanya. Arini merasa sangat sedih dan tidak berdaya. Ia mengumpamakan
dirinya bagai bunga rumput yang diempaskan angin pada musim kemarau. Hal itu berarti Arini sangat merasa kecewa dengan Pras. Namun Arini tetap mengingat nama
Allah walaupun dalam keadaannya yang sangat sedih dan kecewa. Dalam keadaannya yang tak berdaya, Arini masih bisa menyebut nama Allah meski lidahnya terasa kelu
karena masalah besar yang ia hadapi.
144
Mahjudin, Op.Cit, h. 10.
145
Asma Nadia, Op.Cit, h. 226.
107 Pada bagian lain Asma Nadia juga menampilkan gambaran lain tentang sabar.
Arini berusaha sekuat tenaga meredam gelegak di hatinya. Dia sangat terluka. Tapi dia bukan perempuan yang terbiasa mengekspresikan
kemarahannya. Apalagi mengumbarnya dengan cara tidak terpelajar.
146
Kutipan diatas menceritakan perasaan marah Arini saat ia menemui istri kedua suaminya. Arini marah terhadap perempuan yang telah merebut suaminya tersebut.
Namun Arini tidak meluapkan kemarahannya. Arini menahan kemarahannya agar ia tidak meluapkannya dengan cara yang tidak terpelajar. Hal tersebut membuktikan
bahwa Arini memiliki nilai karakter sabar.
7. Kasih-sayang