69 langsung dalam cerita itu atau hanya sebagai pengamat yang berdiri di luar
cerita. Secara garis besar, sudut pandang dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu pesona pertama gaya “aku” dua pesona ketiga gaya “dia”. Pada sudut pandang yang menggunakan pesona pertama gaya “aku”, pengarang ikut
terlibat dalam cerita. Sedangkan pada sudut pandang pesona ketiga gaya “dia”, pengarang menjadi seseorang yang berada di luar cerita.
96
b. Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sisitem organisme
karya sastra.
97
Secara lebih khusus ia dapat dikatakan sebagai unsur-unsur yang mempengaruhi bangun cerita sebuah karya sastra, anmun tidak ikut menjadi
bagian di dalamnya. Akan tetapi, unsur ini cukup berpengaruh terhadap totalitas bangun cerita yang dihasilkan. Oleh karena itu, unsur ini harus dipandang
sebagai sesuatu yang penting. Pemahaman terhadap unsur ekstrinsik suatu karya akan membantu dalam hal pemahaman makna karya itu mengingat
bahwa karya sastra tidak muncul dari kekosongan budaya. Bagian dalam unsur ekstrinsik yaitu keadaan subjektivitas individu
pengarang yang memiliki sikap, keyakinan, dan pemandangan hidup, serta biografi pengarang. Unsur ekstrinsik berikutnya adalah psikologi, baik berupa
96
Ibid, h. 27.
97
Ibid, h. 27.
70 psikologi pengarang prosese kreatifnya, psikologi pembaca, maupun
penerapan prinsip psikologi dalam karya. Keadaan di lingkungan pengarang seperti ekonomi, politik dan sosial juga akan berpengaruh terhadap karyanya.
Serta unsur ekstrinsik yang lain, seperti pandangan hidup suatu bangsa dan sebagainya.
98
4 Karakteristik Novel
Novel memiliki ciri khas tersendiri bila dibandingkan karya sastra lainnya. Dari segi jumlah kata dan kalimat, novel lebih mengandung banyak kata dan kalimat
sehingga dalam proses pemaknaannya jauh lebih mudah dibandingkan dari pada memaknai puisi yang cenderung mengandung bahasa kiasan. Ciri-ciri novel antara
lain sebagai berikut: a.
Ditulis dari gaya narasi, yang terkandung dicampur dengan deskripsi untuk menggambarkan suasana.
b. Bersifat realistis, artinya tanggapan pengarang terhadap situasi dan
lingkungannya. c.
Memiliki alur yang kompleks ditampilkan saling berkaitan sehingga novel dapat bercerita panjang lebar, membahas persoalan secara luas, dan lebih
mendalam. d.
Tema dalam novel tidak hanya satu, tetapi muncul tema-tema sampingan.
98
Ibid, h. 27.
71 e.
Tokoh dalam novel bisa banyak. Dalam novel, pengarang sering menghidupkan banyak tokoh cerita yang masing-masing digambarkan secara
lengkap dan utuh.
99
BAB III TINJAUAN NOVEL SYURGA YANG TAK DIRINDUKAN
A. Sinopsis Novel Syurga yang Tak Dirindukan
Novel surga yang tak dirindukan ini menceritakan tentang kehidupan rumah tangga, seorang gadis yang selalu menghayalkan kehidupannya dalam cerita dongeng.
Pada akhirnya ceritanya akan selalu hidup bahagia dalam kehidupan nyata, tetapi
justru berbanding terbalik dengan khayalannya tersebut.
Diceritakan, pertemuan Pras Fedi Nuril dengan Arini Laudya Cynthia Bella yang terjadi karena seorang anak laki-laki yang terjatuh dari sepeda. Pras bersama
dua sahabatnya menolong anak itu dan membawanya ke sanggar hingga bertemulah Pras dengan Arini. Pras jatuh hati pada sosok Arini sejak pertemuan pertama. Pras
menyukai sisi keibuan Arini dan kecerdasan yang dimiliki gadis berjilbab itu. Arini pun tidak dapat menolak keinginan hatinya ketika Pras mempersuntingnya. Biduk
rumah tangga Pras dan Arini berjalan dengan mulus tanpa adanya masalah. Kebahagiaan mereka semakin lengkap dengan hadirnya putri kecil buah cinta
99
Burdjanah Kafrawi, dkk, Panduan Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia, Jakarta: PT RajaGrafindo, 2002, h. 46.