85 Berikut ini narasi yang menggambarkan penggunaan sudut pandang pesona
ketiga “dia” serba tahu. Arini terpaku di tempatnya. Pelan matanya menelusuri kamar yang
didominasi warna putih. Tempat tidur, lampu meja, lemari dan gorden di kamar yang senada itu dulu tampak semourna di matanya. Dengan tangannya
pula ia selalu menjaga kebersihan dan kerapihan kamar, meski tiga anaknya tak jarang memberi pekerjaan ekstra karena kesukaan mereka mengekpansi
tiap sudut rumah.
123
C. Unsur Ekstrinsik
1. Biografi Asma Nadia
Nama asli dari Asma Nadia ialah Asmarani Rosalba. Asma Nadia lahir di Jakarta, pada tanggal 26 Maret 1972. Asma Nadia berasal dari keluarga menengah, ia
merupakan anak kedua dari pasangan Amin Usman yang berasal dari Aceh dan Maria Eri Susanti yang merupakan mualaf keturunan Tionghoa dari Medan. Ia memiliki
seorang kakak bernama Helvy Tiana Rosa, dan seorang adik bernama Aeron Tomino. Mereka bertiga menekuni minat mereka menulis sebagaimana sang kakek dari pihak
ayah yaitu Teuku Muhammad Usman El Muhammady. Ia menikah dengan Isa Alamsyah yang juga seorang penulis. Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai
dua anak yang bernama Eva Maria Putri Salsabila dan Adam Putra Firdaus. Anak mereka juga menekuni karier sebagai penulis.
124
123
Ibid, h. 3.
124
http:fuadfauzi.web.idindex.php20151109asma-nadia-status-sosial-ideologi-latar- belakang 24-2-17. 10.23
86 Asma Nadia mulai tertarik pada tulis-menulis saat pertama kali menciptakan
lagu di sekolah dasar. Sejak saat itu ia mulai aktif menulis cerpen, puisi, dan berbagai resensi di dunia media sekolah. Asma Nadia bersekolah di SMA 1 Budi Utomo dan
melanjutkan kuliah di Intitut Pertanian Bogor Fakultas Teknologi Pertanian. Saat ia sedang sibuk dengan kuliahnya, Asma Nadia sakit sehingga mengharuskan dirinya
untuk beristirahat dan tidak bisa menamatkan kuliahnya. Asma Nadia mempunyai obsesi untuk terus menulis, sehingga ketika kesehatannya menurun, ia tetap
bersemangat untuk menulis. Di samping itu, dorongan dan semangat yang diberikan keluarga dan orang yang menyayanginya memotivasi untuk terus menulis. Asma
Nadia tetap aktif mengirimkan tulisannya ke majalah Islam. Hingga akhirnya sampai saat ini Asma Nadia dikenal sebagai salah satu
penulis
best seller
paling produktif di Indonesia. Sudah 50 bukunya diterbitkan dalam bentuk novel, kumpulan cerpen, dan fiksi. Sejak tahun 2011, Asma Nadia menjadi
kolumnis tetap rubrik Resonansi di harian nasional
Republika
, setiap sabtu.
Komunitas Internasional juga mengakui kiprah Asma Nadia. Iatercatat sebagai salah satudari 500 muslim paling berpengaruh di dunia, 2013 dan 2014.
Diundang menjadi penulis tamu selama 6 bulan dalam program
writers in residence
yang diselenggarakan Korean Literatur Translation Institute KLTI, 2006. Dua minggu sebagai penulis tamu Le Chateau de Lavigny, di Geneva-Swiss, 2009. Selam
sebulan tinggal dalam program
writers in residence
di CanSerrat-Spanyol, 2011.
87 Serta terpilih sebagai peserta Internasional Writing Program IWP di lowa-Amerika
selama 3 bulan.
125
Sebagai
Public speaker
dan motivator, Asma Nadia sudah berbicara di hadapan lebih dari satu juta
audience
. Ia kerap memberikan
Workshop
dan dialog kepenulisan ke berbagai pelosoktanah air, hingga lima benua. Antara lain di kota di
Jepang Tokyo, Kyoto, Nagoya, Fukuoka dan beberapa kota di benua Eropa Roma, Jenewa, Berlin, manchester, New Castle, Wina, Paris, Moscow hingga ke benua
Australia, Amerika dan Afrika.
Selain itu, Asma Nadia juga di nobatkan sebagai Sahabat Badan Narkotika Nasional 2015, ia cukup eksis di media sosial.
Fan base
di
fanpage
Facebook mencapai 2,4 juta
liker
dan
follower
di twitter mencapai 425 ribu dan instagram 230 ribu
follower.
Ia dinobatkan sebagai salah satu tokoh kebanggaan Indonesia versi yahoo 2013, dan terpilih sebagai penulis fiksi terfavorit Goodreads Indonesia 2011. Ia
juga peraih penghargaan tupperware she Can 2011 dan wanita Inspirasi Wardah.
Sejak 2009,Asma Nadia menjadi CEO AsmaNadia Publishing House, yang telah menerbitkan buku-buku
best seller
.
Writerpreneur
ini juga mempunyai usaha tas ransel, taselegan, dan perlengkapan travel berlabel
Asma Nadia.
Asma Nadia kini juga dikenal sebagai
Jilbab Traveler.
Sudah lebih dari 60 negara dan 323 kota dikunjungi. Sepanjang perjalanan, ia menyalurkan hobi dibidang
125
Asma Nadia, Cinta di Ujung Sajadah, Depok: AsmaNadia Publishing House, 2015, h. 309.
88 fotografi. Selain itu menggunakan aktivitas travel sebagai ajang uji kualitas ransel
produksinya.
126
2. Karya-karya Asma Nadia