107 Pada bagian lain Asma Nadia juga menampilkan gambaran lain tentang sabar.
Arini berusaha sekuat tenaga meredam gelegak di hatinya. Dia sangat terluka. Tapi dia bukan perempuan yang terbiasa mengekspresikan
kemarahannya. Apalagi mengumbarnya dengan cara tidak terpelajar.
146
Kutipan diatas menceritakan perasaan marah Arini saat ia menemui istri kedua suaminya. Arini marah terhadap perempuan yang telah merebut suaminya tersebut.
Namun Arini tidak meluapkan kemarahannya. Arini menahan kemarahannya agar ia tidak meluapkannya dengan cara yang tidak terpelajar. Hal tersebut membuktikan
bahwa Arini memiliki nilai karakter sabar.
7. Kasih-sayang
Kasih sayang adalah kelembutan dalam hati yang dihubungkan dengan rasa sakit ketika terasa oleh indra, atau kasih sayang adalah mendampingi teman di waktu
suka dan duka. Sebagai seorang muslim hendaklah kita saling berpesan dan saling mengajak kepada kasih sayang. Sebagaimana Allah SWT berfirman:
Artinya: “Dan dia Tidak pula termasuk orang
-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang.
Mereka orang-orang yang beriman dan saling berpesan itu adalah
golongan kanan”. Q.S al-Balad [90] : 17-18 Pada novel
Syurga yang Tak Dirindukan,
Asma Nadia menampilkan nilai akhlak tentang kasih-sayang. Berikut penulis tampilkan bagian pada novel
Syurga yang Tak Dirindukan
yang menggambarkan tentang kasih-sayang.
146
Ibid, h. 279.
108 Di antara mereka, Akbar tampak manja tidak hanya pada Mei, juga Arini.
Memeluk-meluk leher Bunda Nadia itu. Menimbulkan kegemasan tersendiri. Nadia berkali-kali mencubit pipi tembam anak lelaki yang begitu disayangi
seperti saudara kandung.
147
Dalam bagian ini, Asma Nadia menampilkan gambaran nilai pendidikan akhlak tentang kasih-sayang. Arini yang dahulu merawat Akbar anak Mei Ros, ia
didik dalam asuhannya dengan penuh kasih-sayang, tanpa membedakan antara kasih- sayangnya terhadap anak kandungnya dengan Akbar. Sehingga hal tersebut pun
dirasakan oleh anaknya. Dan setelah sekian lama mereka berpisah, kasih-sayang itupun masih sama. Akbar yang masih bertingkah manja dengan Arini sambil
memelu-meluknya, juga Nadia yang sudah menyayanginya seperti saudara kandung.
8. Syaja’ah
Syaja‟ah artinya berani, tapi bukan berani dalam arti siap menantang siapa saja tanpa mempedulikan apakah dia berada dipihak yang benar atau salah, dan bukan
pula berani memperturutkan hawa nafsu. Tetapi berani yang berlandaskan kebenaran dan dilakukan dengan penuh pertimbangan. Keberanian tidaklah ditentukan oleh
kekuatan fisik, tetapi ditentukan oleh kekuatan hati dan kebersihan jiwa. Betapa banyak orang yang fisiknya lemah, tapi hatinya seperti singa.
148
Rasulullah Saw menyatakan:
147
Asma Nadia 2, Op.Cit, h. 240.
148
Yunahar Ilyas, Op.Cit, h. 116.
109 Artinya:
“Jihad yang paling afdhal adalah memperjuangkan keadilan di hadapan penguasa yang dzalim.” HR. Abu Daud dan Tirmidzi
Berikut penulis tampilkan bagian pada novel Syurga yang tak dirindukan nilai keberanian syaja‟ah:
Nyaris seluruh perempuan akan memilih setia di sisi suami mereka, bahkan jika lelaki itu sakit dan tidak bisa memenuhi kewajiban suami-istri.
Tidak seperti lelaki yang begitu mudah berpaling, bahkan jika perlu mencari- cari kesalahan untuk menutupi hasrat mereka pada perempuan lain
Pemikiran itu lambat laun membantu Arini bangkit. Dia tidak menolak ketentuan Allah, tapi menuntut keadilan, dan menolak kesalahan melulu
dituduhkan kepada perempuan. Sebab lebih dari siapapun, Arini tahu, kecuali kondisi fisiknya yang berubah, bertahun-tahun dia telah meladeni Pras sebaik
yang dia bisa.
Cukup
Arini bangkit dari keterpurukan. Perempuan itu mulai mengetik lagi, jemarinya bermain cepat di atas
keyboard.
Meski kisah-kisah yang ditulisnya tak lagi berakhir bahagia.
Dongeng-dongeng telah mati, ketika Arini tahu Pras mengkhianatinya.
149
Kutipan di atas menceritakan Arini yang bangkit dari keterpurukannya karena merasa sedih dan kecewa dengan perilku Pras. Namun Arini masih bisa bangkit dari
keterpurukan itu. Ia tetap berkarya dengan melanjutkan pengetikan novel yang ia buat. Meski kisah-kisah yang Arini tulis tidak berakhir bahagia, ia tetap melanjutkan
karyanya itu. Hal tersebut membuktikan bahwa Arini memiliki nilai berani syaja‟ah.
9. Pemaaf