Konsepsi Kerangka Teori Dan Konsepsi

25 komponen-komponen kepercayaan, resiko dan pertukaran ekonomi di masa-masa mendatang.” 38 Dalam praktek, pihak debitur hanya dapat menawar besarnya bunga yang akan dibebankan sedangkan mengenai klausul yang lain pihak bank tidak bersedia untuk merubah. Begitu juga dengan perjanjian kuasa menjual yang dibuat kemudian dapat menjadi batal, sehingga prestasi dalam perjanjian kredit ini adalah suatu yang wajib harus dipenuhi oleh debitur dalam setiap perikatan, karena prestasi merupakan isi dari pada perikatan. Apabila debitur tidak memenuhi prestasi sebagaimana yang telah ditentukan dalam perjanjian, maka debitur dikatakan wanprestasi. Terhadap wanprestasi atau perbuatan melawan hukum yang dilakukan debitur tersebut, maka tentunya diperlukan adanya jaminan yang nantinya digunakan sebagai alat untuk melakukan penagihan.

2. Konsepsi

Konsepsi merupakan definisi operasional dari intisari objek penelitian yang akan dilaksanakan. Pentingnya definisi operasional adalah untuk menghindarkan perbedaan pengertian dan penafsiran dari suatu istilah yang dipakai. Selain itu dipergunakan juga untuk memberikan pegangan pada proses penelitian ini. Oleh karena itu, dalam penelitian ini, dirumuskan serangkaian kerangka konspsi atau definisi operasional sebagai berikut : 38 O. P. Simorangkir, Seluk Beluk Bank Komersil, Aksara Persada, Jakarta, 1986, hlm. 91. Universita Sumatera Utara 26 1. Kartu kredit kartu yang dikeluarkan oleh pihak bank dan sejenisnya yang dapat digunakan oleh pembawanya untuk membeli segala keperluan dan barang-barang serta pelayanan tertentu secara hutang. 2. Perjanjian jual beli adalah suatu perjanjian yang dilakukan sesuai dengan ketentuan Pasal 1547 KUH Perdata yaitu suatu persetujuan, dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan, dan pihak yang lain untuk membayar harga yang telah dijanjikan. 39 3. Pihak penerbit kartu Issuer adalah pihak atau lembaga yang mengeluarkan dan mengelola suatu kartu kredit. Pihak penerbit dapat berupa bank, lembaga keuangan lain atau perusahaan bukan lembaga keuangan. Perusahaan yang khusus menerbitkan kartu kredit, harus memperoleh ijin terlebih dahulu dari Departemen Keuangan. Apabila penerbit adalah Bank, maka harus mengikuti ketentuan Bank Indonesia. 40 4. Pihak Acquirer adalah pihak yang berupa lembaga yang mengelola penggunaan kartu kredit, terutama dalam hal penagihan dan pembayaran antara pihak issuer dengan pihak merchantpedagang. Berdasarkan mekanisme pengelolaan kartu kredit, pihak penerbit kartu kredit Issuer dapat sekaligus berfungsi sebagai pihak pengelola kartu kredit Acquirer atau hanya akan terkonsentrasi pada salah satu fungsi saja. 41 39 Pasal 1547 Kitab Undang-undang Hukum Perdata 40 Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, Intermedia, Jakarta, 1995, hlm. 266. 41 Ibid. Universita Sumatera Utara 27 5. Pihak pemegang kartu kredit Card Holder, pihak ini berupa orang- perseorangan yang telah memenuhi prosedur atau persyaratan yang ditetapkan oleh penerbit untuk dapat diterima sebagai anggota dan berhak menggunakan kartu kredit sesuai dengan kegunaannya. Untuk dapat diterima menjadi anggota sebuah kartu kredit, calon pemegang kartu kredit harus memenuhi persyaratan pokok antara lain jumlah minimum penghasilan pertahunnya memenuhi batas yang telah ditentukan oleh bank atau lembaga bukan bank yang bergerak di bidang usaha kartu kredit. Pemegang kartu dapat dibedakan dengan pemegang kartu utama basic Card dan kartu suplemen supplementary Card. Kartu suplemen ini biasanya diterbitkan untuk digunakan pihak-pihak yang akan ditanggung oleh pemegang kartu utama, misalnya anggota keluarga dan sebagainya. 42 6. Itikad baik merupakan sendi yang terpenting dalam hukum perjanjian, karena merupakan landasan utama untuk dapat melaksanakan suatu perjanjian dengan sebaik-baiknya dan sebagaimana mestinya 43 , termasuk dalam hal ini dalam pelaksanaan penggunaan kartu kredit.

G. Metode Penelitian 1.