Skala Sikap Lembar Observasi

59 Tabel 3.9 Perhitungan Daya Pembeda Tes Pemecahan Masalah Matematis No. Item \ ] \ ]_ \ ] \ ] Skor maksimun DP Keterangan 1 7,82 4,09 3,73 10 0,37 Baik 2 6,91 3,55 3,36 10 0,34 Baik 3 4,45 1,36 3,09 10 0,31 Baik 4 6,73 2,73 4,00 10 0,40 Baik 5 6,64 3,27 3,36 10 0,34 Baik 6 6,18 3,27 2,91 10 0,29 Cukup Tabel 3.10 Perhitungan Daya Pembeda Tes Komunikasi Matematis No. Item \ ] \ ]_ \ ] \ ] Skor maksimun DP Keterangan 1 6,64 3,91 2,73 10 0,27 Cukup 2 6,55 4,00 2,55 10 0,25 Cukup 3 4,27 1,27 3,00 10 0,30 Baik 4 4,36 1,36 3,00 10 0,30 Baik 5 7,00 3,27 3,73 10 0,37 Baik 6 7,18 4,45 2,73 10 0,27 Cukup

3.5.3 Skala Sikap

Skala sikap digunakan untuk menjaring kecenderungan atau sikap atau pandangan siswa terhadap setiap pernyataan yang diajukan yang berkaitan dengan matematika dan kegunaannya dalam kehidupan, pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, serta soal-soal pemecahan masalah dan komunikasi matematis. Angket skala sikap disusun dengan mengacu pada model skala Likert. Pada tahap awal penyusunan angket ini terlebih dahulu disusun kisi-kisi skala sikap sebagai acuan merumuskan butir-butir pernyataannya. 60 Agar pernyataan dalam angket ini memenuhi persyaratan yang baik, maka terlebih dahulu meminta pertimbangan dosen pembimbing untuk memvalidasi isi setiap itemnya. Pada angket disediakan empat skala pilihan yaitu: Sangat Setuju SS, Setuju S, Tidak Setuju TS dan Sangat Tidak Setuju STS. Pilihan netral N tidak digunakan, untuk menghindari jawaban aman, sekaligus mendorong siswa untuk menunjukkan keberpihakannya terhadap pernyataan yang diajukan. Angket yang digunakan terdiri dari 24 pernyataan dengan 12 pernyataan positif dan 12 pernyataan negatif. Pernyataan positif dan negatif ini bertujuan agar jawaban siswa menyebar, tidak menuju pada satu arah saja di samping itu untuk menjaring kekonsistenan siswa dalam memberikan respon. Angket sikap diisi kelompok eksperimen setelah melaksanakan postes. Pengolahan skala sikap didahului dengan penentuan skor setiap pilihan jawaban pada setiap pernyataan. Skor ditentukan dengan bantuan tabel Z dari proporsi frekwensi jawaban siswa.

3.5.4 Lembar Observasi

Lembar observasi diberikan kepada pengamat, untuk memperoleh gambaran secara langsung aktivitas belajar siswa dalam kelompok kooperatif tipe Jigsaw, dan aktivitas guru dalam menyajikan pembelajaran pada setiap pertemuan. Tujuan dari pedoman ini adalah sebagai acuan dalam membuat refleksi terhadap proses pembelajaran dan keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Pengamat akan mengisikan nomor-nomor kategori yang sering muncul dalam lembar observasi yang tesedia. Format lembar observasi dapat dilihat pada Lampiran C halaman 185 61

3.6 Prosedur Penelitian

Rangkaian kegiatan penelitian ini secara berurutan dibagi menjadi empat tahapan yaitu: tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap pengolahan dan analisis data, dan tahap penulisan laporan.

3.6.1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan penelitian dimulai dari sejak pembuatan proposal, kemudian melaksanakan seminar proposal untuk meperoleh koreksi dan masukan dari tim pembimbing tesis, menyusun instrumen dan rancangan pembelajaran. Setelah melalui tahapan-tahapan bimbingan dan perbaikan, selanjutnya instrumen diujicobakan. Hasil ujicoba dianalisis untuk memeriksa validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran serta daya pembeda instrumen.

3.6.2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

3.6.2.1 Jadual Pelaksanaan Penelitian di Kelas

Penelitian di lapangan dilaksanakan setelah mendapat izin dan persetujuan dari Direktur Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia dan persetujuan dari kedua Dosen pembimbing tesis. Penelitian dimulai sejak tanggal 2 April 2009 sampai dengan tanggal 17 April 2009. Rangkaian kegiatan di kelas, terdiri dari empat bagian yaitu pelaksanaan pretes, pelaksanaan pembelajaran dan observasi, pelaksanaan postes, pengisian angket skala sikap. Sesuai dengan pemilihan yang dilakuan, penelitian dilaksanakan pada kelas Xb sebagai kelas eksperimen dan kelas Xa sebagai kelompok kontrol. Jadual selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.11 berikut.

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VII MTS NEGERI 2 MEDAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD.

0 1 43

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 5 PADANG SIDIMPUAN.

0 1 9

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DENGAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK.

0 0 39

MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NOVICK PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS.

3 5 58

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW:Studi Eksperimen di SMA Negeri 1 Rengat.

0 2 63

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENANGAH PERTAMA DENGAN PEMBELAJRAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW.

0 0 38

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI, PENALARAN, DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SERTA KECERDASAN EMOSIONAL MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS-MASALAH PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS.

0 0 170

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBANTUAN MAPLE.

0 1 45

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI, PENALARAN, DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SERTA KECERDASAN EMOSIONAL MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS-MASALAH PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS.

0 1 170

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS MELALUI PEMBELAJARAN ANALITIK SINTETIK.

0 2 41