Kajian Teori KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

commit to user 10

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Permainan Hoki Lapangan Hoki salah satu cabang olahraga Internasional yang dimainkan oleh putra dan putri dengan memakai alat yang keras berupa tongkat atau stick dan bola sebesar bola tennis. PB PHSI, 20012002:2-3, dalam peraturan permainan Hoki Lapangan disebutkan bahwa, Bola yang digunakan bulat, keras dan boleh terbuat dari sembarang bahan, berat bola antara 156 dan 163 gram dengan garis tengah bola antara 224 dan 235 mm, permukan bola mulus tapi jahitannya atau lekuk-lekuk diperkenankan, bola berwarna putih atau sesuai persetujuan. Stick yang dipergunakan memiliki pegangan yang lurus dan kepala yang bengkok, semua pinggiran harus membulat, seluruh permukaan stick mulus dan bebas dari proyeksi yang kasar atau tajam, bagian stick datar dibelahan kiri dan melengkung dibagian kanan. Bagian stick yang boleh memainkan bola adalah wajah stick yaitu seluruh panjang belahan kiri stick yang kepalanya bagian bawah berbidang datar. Stick termasuk semua pembalutnya harus lolos sebuah gelang pengukur berdiameter – dalam 51 mm, dengan berat maksimum stick adalah 737 gram. Hoki dimainkan dilapangan yang berumput rata, terdiri dari dua regu yang masing-masing regu berjumlah sebelas 11 orang pemain dengan susunan penjaga gawang goal kiper, pemain belakang back, pemain commit to user 11 tengahgelandang half, pemain depanpenyerang forwart dengan lapangan berbentuk empat persegi panjang berukuran 100 x 60 yard 91,40 x 55,00 m. Tujuan permainan ini adalah memasukkan bola sebanyak-banyaknya kedalam gawang lawan dengan menggunakan stick sesuai dengan peraturan permainan. PB PHSI, 20012002:5 dalam peraturan permainan Hoki disebutkan pula bahwa, Sebuah goal tercipta bila saat bola berada dalam lingkaran kena stick peserang dan setelah itu tidak melintas keluar lingkaran lagi dan bola seutuhnya melintas garis – gawang di antara kedua tiang gawang, di bawah mistar gawang. Kemenangan suatu regu ditentukan oleh jumlah gol terbanyak yang berhasil dicetak oleh salah satu regu ke dalam gawang lawannya. Permainan hoki terbagi dalam dua babak, setiap babak lama permainannya 35 menit 2 x 35 menit dengan masa isrirahat selama 5-10 menit. Permainan dipimpin oleh dua orang wasit, wasit satu dan wasit dua dan sebelum memulai pertandingan terlebih dahulu wasit mengundi untuk menentukanmemilih bola atau lapangan bagi masing-masing regu. Untuk memulai babak kedua dilakukan pertukaran gawang. Hoki merupakan sebuah olahraga gerak cepat dengan keahlian tinggi, dengan para pemain yang menggunakan gerakan cepat dengan stik, mengumpan yang akurat dan cepat, dan pukulan yang keras, dalam upaya untuk menjaga possession penguasaan dan menggerakkan bola kearah gawang. Setiap pemain membawa sebuah “stick”, normalnya kecil dengan panjang 90 cm 3 kaki dan secara tradisional terbuat dari kayu tetapi commit to user 12 seringkali dibuat dengan fiberglass, kevlar dan campuan karbon fiber, dengan pegangan bulat yang rata pada sisi kanan dan sebuah kait di bagian bawahnya. Logam tidak dapat diguankan pada stick hoki. Saat ini ditemukan bahwa semakin dalam lengkungan bagian depan maka semakin mudah untuk menambah kecepatan dari dragflick dan membuat pemukulan menjadi lebih mudah dilakukan. Pertama-tama, sesudah fitur ini diperkenalkan, Dewan Pengurus Hoki menempatkan suatu batas 50 mm pada ke dalaman maksimum lengkungan di atas panjang stick tetapi pengalaman yang ditunjukkan dengan cepat ini terlalu berlebihan. Peraturan baru sekarang membatasi lengkungan ini menjadi di bawah 25 mm untuk membatasi kekuatan flick terhadap bola http:www Field hockey – Wikipedia, the free encyclopedia.htm. Teknik utama untuk menggerakkan bola disekitar lapangan yang digunakan oleh para pemain adalah: “dribble”, dimana pemain mengontrol bola dengan stick dan lari dengan bola, yang mendorong bola sambil lari; “dorongan”, dimana pemain menggunakan pergelangan tangan mereka untuk mendorong bola; “flick” atau “scoop”, yang hampir sama dengan dorongan tetapi dengan gerakan pergelangan tambahan untuk menggerakkan stick melalui sebuah sudut dan mengangkat bola dari tanah; dan “memukul”, dimana sebuah angkatan ke belakang dilakukan dan kontak dengan bola dibuat benar- benar dengan penuh kekuatan. http:www Field hockey – Wikipedia, the free encyclopedia.htm. commit to user 13 a. Konsep Permainan Hoki Lapangan Permainan Hoki hampir sama dengan sepak bola namun ada perbedaannya, dalam permainan Hoki istilah, tembakan jarak jauh tidak ditemui, penentuan suatu goal terjadisyah jika dilakukan dalam daerah lingkaran pukulan sesuai dengan peraturan, sementara teknik dasarnya adalah memukul, mendorong, menghentikan bola, mengontrol bola, mengangkat bola semuanya dilakukan dengan menggunakan stick. Meskipun permainannya hampir sama dengan sepak bola namun Hoki mempunya unsur tersendiri untuk dipelajari dan dikuasai terutama mengenai pengolahan bola atau stick work. Dalam Jones, C.I.M., Syikes, J.A., and Cadman, J.F, 1971: 33 “ Stick Work is the fondation of hockey and mastery of the skills is an indispensable part of players equipment”. Tujuan teknik dasar adalah untuk dapat mengolah bola “ ball controll ” dan keterampilan menggunakan stick adalah unsur utama dalam bermain, hal ini merupakan keterampilan dasar yang dituntut oleh permainan Hoki. Selanjutnya Glencross, 1984 : 25 mengemukakan bahwa, “ In order to execute skills with a high degree of consistency under the pressures of competition, players mush first learn to perform the skills using correct methods”. Kemudian Harsono, 1988:235 mengatakan : “Dan kesempurnaan teknik kelak tidak akan dapat dikuasai apabila teknik-teknik yang mendasar tersebut belum dikuasai dengan baik, apabila keterampilan teknik belum dikuasai maka sukar kelak akan dapat melatih keterampilan taktis dengan efisien dan efektif “. Dengan demikian penguasaan commit to user 14 keterampilan dasar dalam permainan Hoki akan sangat menentukan keberhasilan dalam suatu pertandingan. Pukulan atau dorongan yang kuat akan menghasilkan kecepatan bola yang tinggi maka dituntut seorang atlit Hoki harus memiliki power otot lengan yang baik. b. Teknik Dasar Permainan Hoki Telah diutarakan bahwa semua jenis olahraga memiliki spesifikasi teknik dan cara. Teknik yang mengandung pengertian sama dengan keterampilan dalam suatu cabang olahraga disebut keterampilan dasar atau “Fundamental Skills =Basic Skills ”. Glencross, 1984 : 25 mengemukakan “The Basic Skills” 1. The grips. 2. Moving with the ball – The dribbling ball. 3. Receiving and controlling the ball; the trapping skills, the areal trap 4. Distributing the ball; the push, the hit, the flick, the scoop,the reverse push, the reverse hit, the reverse stick flick or scoop. 5. The dispossessions – The tacling skills 6. Specialist skill; goal shooting, goal keeping “ Untuk dapat bermain dengan baik maka seseorang pemain Hoki harus mengembangkan semua sistem organ tubuhnya. Sementara penguasaan teknik bermain dengan sempurna masih diperlukan pembinaan yang spesifik sesuai dengan sifat dari keterampilan dasarnya. commit to user 15 Agar dapat menggunakan stick untuk memainkan bola baik mengontrol bola, merobah arah, menghindar dari takle lawan, memperhatikan posisi kawan satu tim pada saat dribble dan pass bola, maka si atlet harus mengembangkan koordinasi yang sebaik mungkin. Untuk dapat mempassing bola atau menshooting bola dengan kuat, cepat dan terarah baik dengan hitting atau pushing atau dengan teknik stroke lainnya pemain harus memiliki power otot lengan yang diperlukan untuk gerak mengayun stick kebelakang dan kedepan, sebelum, pada saat dan setelah perkenaan stick dengan bola. c. Keterampilan Menembak Hoki Lapangan Sebelum membahas keterampilan menembak Hoki Lapangan, peneliti terlebih dahulu membahas tentang pengertian keterampilan, dimana keterampilan berkaitan dengan tugas gerak yang akan dilakukan baik secara efisien dan efektif. Untuk menulusuri konsep keterampilan menembak Hoki Lapangan, maka perlu ditulusuri tentang konsep keterampilan dan konsep keterampilan dalam olahraga. Keterampilan berasal dari kata “terampil” atau Skill. Antonio Dal. Mote,1978: 96, mengartikan keterampilan sebagai suatu kemampuan melaksanakan gerakan-gerakan secara tepat, cepat dan harmonis sehingga tidak mungkin disederhanakan lagi. Gagne and Robert, M. 1988:89, mengartikan terampil sebagai suatu rangkaian respon gerakan terpadu yang menyatu dalam penampilan yang unik. Selanjutnya Singer, R.N, 1980:32 mengartikan bahwa keterampilan adalah gerak otot atau commit to user 16 gerakan tubuh untuk mengsukseskan pelaksanaan aktivitas yang diinginkan. Berdasarkan ketiga pendapat tersebut jelas tampak kesamaan arti dari konsep keterampilan, yakni kemampuan melakukan tugas gerak yang dilakukan secara efektif dan efisien. Keterampilan dalam olahraga terkait erat dengan kemampuan melakukan suatu rangkaian tugas gerak yang dilakukan secara efektif dan efisien. Kata efektif dalam arti keberhasilan mencapai tujuan yang telah ditetapkan, sedangkan efisien terkait dengan pencapaian dalam jumlah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan tugas gerak tersebut. Schmidt, R.A,1991:4, mejelaskan keterampilan sebagai kemampuan menghasilkan beberapa hasil akhir dengan ketentuaan yang maksimum, pengeluaran energi dan waktu yang minimum. Oleh sebab itu keterampilan dalam olahraga berhubungan dengan kerja otot dalam melakukan serangkaian tugas gerak yang dilakukan secara maksimal dengan jumlah energi yang dikeluarkan seminimum mungkin. Menurut Magill, R.A, 1980:11, dari dimensi penggunaan otot, keterampilan dibagi menjadi: 1 keterampilan kasar gross skill dan 2 keterampilan halus fine skill. Dari dimensi stabilitas lingkungan yang dihadapi, keterampilan terdiri dari: 1 keterampilan terbuka open Skill dan 2 keterampilan tertutup closed skill. Dari dimensi awal dan akhirnya suatu kegiatan keterampilan dibagi menjadai tiga kelompok: 1 keterampilan terputus diskrit; 2 keterampilan berangkai serial: dan 3 keterampilan berkelanjutan Kontinyu. Dari dimensi pengunaan otot, permainan hoki dominan merupakan keterampilan kasar groos skill dan sedikit unsur keterampilan commit to user 17 halus fine skill kemudian dari dimensi stabilitas lingkungan yang dihadapi, permainan hoki termasuk keterampilan terbuka open skill, serta dari dimensi awal sampai akhirnya tindakan, permainan hoki termasuk keterampilan terputus diskrit skill. Berdasarkan pengertian keterampilan secara umum yang dikemukakan di atas, peneliti mengkaji tentang pengertian belajar gerak motor learning. Singer, R. N, 1980: 9, mengemukakan bahwa belajar gerak merupakan perubahan yang relatif permanen dalam performan atau yang berhubungan dengan perubahan perilaku akibat latihan atau pengalaman sebelumnya dalam situasi tertentu. Dalam konteks yang hampir sama, Siedentop, Daryl, 1994: 291, menegaskan bahwa belajar gerak sebagai perubahan yang relatif permanen melekat di dalam performan keterampilan gerak yang dihasilkan dari pengalaman atau latihan. Selanjutnya ditambahkan, meskipun tekanan belajar gerak ialah penguasaan keterampilan, tidaklah berarti aspek lain seperti peranan domain kognitif diabaikan, sebab penguasaan keterampilan baru diperoleh melalui penerimaan dan pemilikan pengetahuan, perkembangan koordinasi dan kondisi fisik sebagaimana halnya kepercayaan dan semangat juang Rusli Lutan 1988: 101- 102. Annario, Anthony., Charles, Cowel, C., and Helen, W. Haselton 1980: 8-11, mengemukakan bahwa salah satu pertanda seseorang telah belajar gerak adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut meliputi suatu kemampuan, baik yang bersifat pengetahuan kognitif, sikap afektif, konatif termasuk keterampilan commit to user 18 psikomotor ataupun fisik physical. Lebih lanjut dijelaskan, perubahan tingkah laku kognitif i t u pada dasarnya terjadi pada aspek pikiran, atau intelek yang meliputi pengetahuan dan fakta, informasi, keterampilan dan kemampuan intelektual. Perubahan perilaku afektif berhubungan dengan perkembangan emosi dan tingkah sosial, yang meliputi respon terhadap aktivitas jasmani, perwujudan diri, harga diri dan konsep diri. Perubahan perilaku psikomotorik yang dituju adalah perubahan yang terjadi pada gerak, meliputi gerak perseptual, gerak dasar dan keterampilan olahraga dan lari. Sedangkan perubahan perilaku, berhubungan dengan perubahan pada aspek kemampuan fisik, meliputi kekuatan otot, daya tahan otot, daya tahan umum dan kelentukan. Proses belajar gerak terjadi karena adanya masukan yang diterima oleh indera penglihatan. pendengaran, rasa dan indera kinestesi. Masukan tersebut diteruskan kesistem syaraf pusat untuk diproses yang kemudian ditafsirkan serta disimpan. Pada akhirnya masukan tersebut diterjemahkan dalam bentuk gerakan hasil atau keluaran. Masukan sensori berkaitan dengan penerimaan stimulus oleh organ-organ sensori, yaitu stimulus dari luar tubuh dan yang terjadi dalam tubuh. Masukan sensori ini kemudian diproses dalam sistem ingatan, yang selanjutnya diteruskan kepenyimpanan jangka pendek sementara. Informasi persepsi ini hanya dapat bertahan dalam sistem penyimpanan untuk sementara, yang apabila tidak digunakan dalam waktu yang singkat akan dilupakanhilang. Pada penyimpanan jangka pendek ini masukan yang dapat disimpan terbatas, sehingga apabila ada commit to user 19 masukan informasi berikutnya maka masukan yang pertama akan hilang dengan sendirinya apabila tidak ada penguatan untuk mengingat masukan tersebut. Selanjutnya masukan yang telah diproses dalam sistem penyimpanan jangka pendek diteruskan ke saluran konsentrasi terbatas, dan pada saluran konsentrasi terbatas ini, proses informasi seseorang hanya dapat menyelesaikan satu masalah saja dalam satu saat. Proses informasi yang telah diselesaikan dalam saluran konsentrasi terbatas kemudian disimpan dalam gudang penyimpanan hasil belajar penyimpanan jangka panjang. Semua proses informasi di atas adalah merupakan proses kegiatan kognitif, yang belum tentu informasi tersebut dapat dilakukan atau diterjemahkan dalam bentuk gerakan. Beberapa cara dan jenis pukulan yang dapat dilakukan untuk menembak ke gawang diantaranya saat dalam permainan belangsung, shoot corner, finalti corner, dan free hit. Kemudian jenis pukulan yang digunakan hit, reverse hit, reverse flick, push, flick, scoop, dan taving. Semua bertujuan untuk mencetak gol sebanyak-banyaknya ke gawang lawan tetapi harus dilakukan di area lingkaran tembakan. Semua keterampilan harus dikembangkan untuk digunakan dalam permainan umum juga bermanfaat dalam lingkaran gol. Pada dasarnya, keterampilan menggiring yang pendek dan tajam menciptakan peluang bagi anda untuk mendapatkan bola, keterampilan memerangkap bola yang kokoh membuat anda mampu mengontrol bola dalam suatu posisi yang baik untuk membuat tembakan gol yang efektif dan sedikit variasi pada metode commit to user 20 melempar yang anda gunakan dalam permainan umum juga digunakan untuk mencetak gol. Ada beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan saat mencetak gol, antara lain menembus lingkaran dengan posisi yang sebaik mungkin untuk memberi anda peluang terbaik untuk mencetak gol, penempatan seringkali lebih bermanfaat dari pada tembakan yang kuat, dan eksekusi keahlian yang tepat dan pemilihan tembakan yang cerdas adalah yang terpenting. Dikatakan oleh Purwanto, 2004: 18, teknik memukul bola ada dua macam hitting dan taping. Hitting merupakan teknik yang efektif untuk operan-operan jarak jauh dan untuk dan untuk situasi khusus, seperti: pukulan bebas free hits, pukulan dari sudut jauh long corner, pukulan gawang, dan tembakan ke gawang. Sedangkan taping merupakan teknik yang efektif untuk operan-operan jarak pendek. Dalam melakukan latihan menembak nantinya, dan dalam pelaksaan tes keterampilan menembak dilakukan dengan pukulan hit. Adapun teknik melakukan hit adalah sebagai berikut: • Berdiri dengan kaki kiri sedikit lebih ke depan daripada kaki kanan menyamping arah sasaran, badan condong ke depan, lutut kaki kiri ditekuk, kaki kanan hmis, stick dipegang kedua tangan lurus di depan badan, bola diletakkan di depan kaki kiri. • Stick diangkat setinggi bahu. • Dengan gerakan secara berurutan, stick diangkat ke arah kanan setinggi bahu, kemudian ayunkan kedua lengan dari samping kanan atas kebawah memukul bola ke arah sasaran di kiri badan. commit to user 21 • Ayunan stick ke arah kiri tidak melebihi tinggi bahu kiri. • Pandangan mengikuti arah jalannya bola. d. Lingkaran Tembakan Shooting Circle Dalam Hoki Lapangan mencetak sebuah gol atau melakukan tembakan ke gawang seorang pemain harus terlebih dahulu memasuki areal lingkaran menembak atau dengan kata lain seorang pemain harus menyentuh bola dengan sticknya tongkat pemukul didalam lingkaran menembak baru dikatakan sah terjadinya sebuah gol. Tepat dimuka tiap gawang ditarik garis sepanjang 3,66 meter sejajar dan berjarak 14,63 meter dari garis gawang, diukur dari sudut muka dalam kedua tiang gawang sampai sisi luar garis 3,66 meter itu. Kedua ujung garis ini dihubungkan dengan garis gawang oleh sebuah busur seperempat lingkaran, dengan sudut muka dalam dari kedua tiang titik pusatnya. Daerah yang dibatasi garis-garis itu dan garis gawang termasuk seluruh garis-garis itu disebut lingkaran pukulan atau lingkaran tembakan. Gambar 1. Lingkaran Tembakan Hoki Lapangan Purwanto, 2004 : 8 commit to user 22 e. Teknik Menembak dan Mencetak Gol Menurut Micthell, C. Taverner. WWW. HumanKinetics.com Field Hockey Techniques Tactics - Google Book Search.htm. Steve davies mengatakan tentang bagaimana cara menembak serta mencetak gol . Berikut ini adalah tipsnya: a Sikap. Sebagai seorang pemain harus tekun untuk mencetak gol dan memiliki keinginan untuk membuat nama anda masuk dalam daftar pencetak gol apapun motivasinya harus cerdik dan mencoba melepaskan diri dari pemain bertahan. Perlu memiliki derajat keegoisan tentang permainan guna mengambil resiko pada waktu yang tepat. Seorang pemain yang sangat baik adalah seseorang yang dapat membuat keputusan yang tepat tentang kapan waktu untuk menembak dan kapan waktu menemukan sebuah pilihan yang lebih baik didalam lingkaran tersebut. b Keterampilan Keterampilan merangkap yang baik dibawah tekanan adalah penting. Jika anda tidak dapat membuat perangkap yang baik, tidak akan menciptakan peluang untuk mencetak gol, jadi tetaplah merendah dan waspadalah. Berhati-hatilah dengan apa yang ada disekitar dan mengetahui dimana pemain bertahan dan pemain pendukung disekitar dan memiliki perasaan yang baik tentang dimana seorang pemain berada dalam kaitannya dengan gol. Kemampuan untuk membaca permainan antisipasi permainan sebelum terjadi atau yang kedua – commit to user 23 menembak apa yang dilakukan oleh pemain bertahan dan rekan timnya selanjutnya akan memberi anda keunggulan. Seorang striker perlu memiliki berbagai macam, pemilihan tembakan yang bagus dan pengambilan keputusan untuk mengembalikannya. Jadi berlatihlah pada tembakan-tembakan yang belum anda kuasai. Kecepatan tangan dan kaki penting untuk membuat tembakan yang berkualitas dalam waktu yang singkat. c MemukulPukulan Jika memukul bola di gawang, atlet jarang memiliki waktu untuk melakukan ayunan besar ke belakang. Waktu yang digunakan untuk melakukan hal ini akan memberi pemain bertahan peluang untuk mencuri bola dari bawah hidung anda, karena anda tidak melindungi bola dengan menjaga agar stick tongkat tetap didekatnya. Dapat memperpendek ayunan kebelakang dengan membuat tangan kiri menurunkan tongkat untuk bertemu dengan tangan kanan. Hal ini mungkin tidak alami bagi, tetapi dengan latihan dapat menguasai hal ini. Dengan ayunan kebelakang yang lebih pendek, tembakan menjadi pukulan yang lebih berguna dari pada yang sebaliknya gunakan dalam permainan umum. Akan tetapi hal ini efektif karena hal ini cepat dan lebih memperdaya daripada sebuah pukulan dengan ayunan kebelakang yang lebih lamban dan berputar. commit to user 24 d Penempatan Tembakan yang baik ke gawang selalu berkaitan dengan keakurasian dan keutamaan penempatan bola. Bahkan meskipun memukul bola sekeras mungkin, itu tidak akan menjadi tembakan yang efektif kecuali berada pada sasaran. Hal itu berarti bahwa hal ini setidaknya memerlukan sebuah pengaman bagi penjaga gawang, memberikan peluang sebuah ‘tip-in’ sedikit sentuhan bagi pemain depan atau memberikan peluang untuk sebuah lambungan. Kadang-kadang para pemain mengorbankan keakurasian dan penempatan untuk kekuatan, akan tetapi hal ini tidak perlu menjadi kompromi yang terbaik bagi tim. Kebalikan dari hal ini mengorbankan kekuatan untuk keakurasian biasanya lebih bermanfaat. e Gerakan kaki Seperti pada kasus dengan semua keterampilan permainan tersebut, gerakan kaki yang baik dapat menimbulkan perbedaan antara pelaksanaan sebuah keterampilan dengan ketelitian dan membuang- buang kesempatan yang baik. Gerakan kaki merupakan komponen yang cenderung diabaikan oleh para pemain saat mereka sibuk, lelah atau dibawah tekanan. Dapatkan komponen ini dengan tepat, dan akan berada pada posisi untuk mencetak gol dengan ketelitian dan kekuatan maksimum. Saat telah membuat perangkap, jagalah agar stick tetap pada bola saat memposisikan kaki pada posisi terbaik. Hal ini melibatkan keseimbangan antara kaki anda dengan sasaran dengan cara commit to user 25 yang sama untuk sebuah operan. Walaupun ini merupakan gerakan kaki yang ideal saat memukul bola, perlu menyesuaikan posisi ideal ini jika anda sibuk. Di lain pihak, pemain dapat memilih untuk tidak memukul bola dan memilih pilihan tembakan yang lain karena tidak ada waktu yang cukup untuk menempatkan kaki anda pada posisi yang baik. Seorang pemain juga dapat membuat operan atau mendapatkan sudut penalty sebagai pengganti tembakanshooting. Jika anda menjaga stick pada bola ketika anda membuat kaki anda tetap pada posisi, akan melindungi bola dari lawan sambil anda mengarahkan gerakan kaki ke kiri. Ketika kaki sejajar dengan arah sasaran atau seperti saat mau mengoper pada permainan umum, siap untuk melakukan tembakan. Posisi yang ideal kaki sejajar dengan sasaran tetap sama apakah memilih untuk memukul atau mendorong bola, tetapi tidak akan selalu memiliki waktu untuk membuat posisi ini sempurna, terutama didalam lingkaran serangan. Kesalahan umum yang lain bagi pemain depan adalah kerepotan dengan tembakan, dan untuk itu jangan memperhatikan posisi kaki. Situasi yang tidak seimbang kadang-kadang dibutuhkan, tetapi akan mendapatkan nilai yang lebih baik untuk menceta gol jika anda menyediakan waktu bagi untuk membawa gerakan kaki anda kekanan. commit to user 26 2. Pendekatan Pembelajaran a. Konsep Belajar Gerak Berdasarkan teori belajar, berkembang pandangan tentang difinisi belajar sebagai berikut: menurut Oemar Hamalik, 2006: 154, belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman. Selanjutnya oleh Hergenhahm, B.R. and Mattew, H.O, 1997:2 bahwa dalam belajar ditunjukkan dengan adanya: 1 suatu perubahan tingkah laku, 2 perubahan tingkah laku relatif permanen, 3 perubahan tingkah laku akibat dari pengalaman atau praktek, 4 pengalaman atau praktek harus diperkuat. Jenis perubahan dan belajar itu sendiri merupakan perubahan perilaku dan penjelasan tentang belajar yang dilakukan dengan membandingkan perilaku apa yang mungkin ada sebelum individu ditempatkan pada situasi belajar dan perilaku apa yang terjadi setelah perlakuan. Perubahan tersebut merupakan peningkatan kemampuan untuk beberapa jenis Performance dan juga merupakan sebuah cara pandang yang berbeda yang disebut sikap atau nilai. Perubahan tersebut harus lebih dari sekedar kemampuan sesaat tetapi harus dapat dipanggil kembali setelah beberapa waktu. Belajar harus dapat dibedakan dari jenis perubahan yang mencirikan perkembangan seperti perubahan tinggi atau perkembangan otot selama latihan. Menurut Kingsley, H.L., and Garry, 1957: 12 Learning is the by process which behavior in the broader sense is originated or changed thought practice and training. Sehingga apabila seorang anak belum berhasil dalam belajar, ia harus mengulang proses atau aktivitas yang pernah dilakukan. Proses commit to user 27 ia sesuatu yang ada di lingkungannya, melalui manusia, hewan, tumbuh- tumbuhan maupun benda-benda lain yang dijadikan bahan belajar. Setiap aktivitas belajar akan menghasilkan perubahan-perubahan yang dapat berupa tingkah laku, kecakapan, sikap, minat, nilai maupun pola beraktivitas. Perubahan sebagai prestasi belajar biasanya merupakan peningkatan menjadi lebih baik. Dari beberapa pengertian belajar yang telah dikemukakan terdapat beberapa perumusan yang berbeda, tetapi secara umum dapat didifinisikan bahwa pengertian belajar menurut penulis adalah suatu proses perubahan tingkah laku, cara pandang, dan kemampuan seseorang dan perubahan yang terjadi relatif tetap atau permanen yang merupakan hasil dari pengalaman atau latihan. Belajar adalah seperangkat yang bertalian dengan latihan atau pengalaman yang mengantarkan kearah perubahan yang permanen dalam prilaku terampil. Gerak dapat diartikan sebagai perubahan tempat, posisi, kecepatan tubuh atau bagian tubuh manusia yang terjadi dalam suatu dimensi ruang dan waktu serta dapat diamati secara objektif. http:por.sps.upi.edu .. Pengertian belajar gerak tidak terlepas dari pengertian belajar pada umumnya. Belajar gerak merupakan salah satu bentuk belajar yang mempunyai penekanan pada suatu spesifik yaitu untuk tujuan peningkatan kualitas gerak tubuh. Belajar gerak adalah belajar yang diwujudkan melalui respon-respon muskular yang diekspresikan dalam gerakan tubuh atau bagian tubuh Sugiyanto, 2000: 7-37. Di dalam pendidikan jasmani, belajar gerak berperan dalam aspek-aspek pengembangan keterampilan gerak tubuh, penguasaan pola- commit to user 28 pola gerak keterampilan olahraga, dan pengekspresian pola-pola prilaku personal dan interpersonal yang baik di dalam pertandingan. Pengertian belajar gerak menurut Amung Mamun, 2000:45 adalah sebagai salah satu proses yang mengarah pada upaya untuk memperoleh perubahan perilaku yang berhubungan dengan gerak. Berdasarkan pengertian belajar gerak di atas, maka dapat ditarik 3 hal pokok yaitu: 1 Belajar merupakan proses yang didalamnya terjadi pemberian latihan dan pengalaman, 2 Terjadinya perubahan-perubahan dari gerakan yang ditampilkan, 3 Perubahan yang terjadi relatif permanen. Untuk mengetahui belajar gerak dalam pembelajaran maka terlebih dahulu kita perlu mengetahui pengertian pendidikan jasmani. Istilah pendidikan jasmani dimaksudkan sebagai terjemahan dari istilah Physical Education, berasal dari Amerika Serikat dan Indonesia meminjam istilah itu untuk menyebutkan suatu kegiatan yang bersifat mendidik dengan memanfaatkan kegiatan jasmani. Sedangkan istilah olahraga seperti yang berkembang di Indonesia dewasa ini dianggap sebagai terjemahan dari istilah sport namun dalam bahasa sehari-hari kedua istilah tersebut yaitu Pendidikan Jasmani dan Olahraga masih sering digunakan secara berganti-ganti. Peranan belajar gerak dalam pendidikan jasmani dilihat dari segi aspek fisik adalah aspek yang pertama untuk meningkatkan kemampuan fisik, sedangkan aspek yang kedua untuk meningkatkan kualitas gerak tubuh. Untuk meningkatkan kemampuan fisik, kegiatan yang dilakukan perlu mengacu pada prinsip-prinsip latihan fisik physical training, sedangkan untuk meningkatkan commit to user 29 kualitas gerak, kegiatan yang dilakukan perlu mengacu pada prinsip-prinsip belajar gerak motor learning. Proses belajar dan berlatih diperlukan untuk menguasai keterampilan gerakan. Gerakan biasa dikuasai dengan baik apabila dipraktekkan berulang-ulang. Jangka waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan proses belajar dan berlatih untuk setiap kategori gerakan keterampilan tidak sama. Semakin kompleks gerakan keterampilan yang dipelajari akan memerlukan waktu yang lebih lama. Lamanya waktu yang dperlukan bukan hanya tergantung pada kompleksnya gerakan, tetapi juga dipengaruhi oleh bakat si pelajar. Tahapan- tahapan atau fase-fase dalam belajar gerak. Fitts dan Posner dalam Sugiyanto. 2000:315 mengemukakan bahwa proses belajar gerak meliputi tiga tahap atau fase, yaitu: 1 Fase kognitif atau fase awal, 2 Fase asosiatif atau fase menengah, 3 Fase otonom atau fase akhir. Penjelasan setiap fase belajar gerak tersebut adalah sebagai berikut: 1 Fase Awal, merupakan fase awal dalam belajar gerak keterampilan, karena perkembangan yang menonjol terjadi pada diri pelajar adalah pelajar menjadi tahu tentang gerakan yang di pelajari, sedangkan penguasaan gerakannya masih belum baik karena masih dalam taraf mencoba-coba gerakan, disini gerakan yang di pelajari adalah shooting dalam permainan hoki. 2 Fase Asosiatif, disebut juga fase menengah. Fase ini ditandai dengan tingkat penguasaan gerakan dimana pelajar sudah mampu melakukan geraka-gerakan dalam bentuk rangkaian yang tidak tersendat-sendat pelaksanaanya. Dengan tetap mempraktekkan berulang-ulang, commit to user 30 pelaksanaan gerakan akan menjadi efesien, lancar, sesuai dengan keinginan dan kesalahan gerakan semakin berkurang. Pada fase asosiatif ini merangkaikan bagian-bagian gerakan menjadi rangkaian gerakan secara terpadu merupakan unsur penting untuk menguasai berbagai gerakan keterampilan. Setelah rangkaian-rangkaian gerakan bisa dilakukan dengan baik, maka pelajar segera bisa dikatakan memasuki fase belajar yang disebut fase otonom. 3 Fase Otonom, bisa dikatakan sebagai fase akhir dalam belajar gerak. Fase ini ditandai dengan tingkat penguasaan gerakan dimana pelajar mampu melakukan gerakan keterampilan secara otomatis tanpa terpengaruh walaupun pada saat melakukan gerakan itu pelajar harus memperhatikan hal-hal selain gerakan yang dilakukan. Hal ini bisa terjadi karena gerakannya sendiri sudah bisa dilakukan secara otomatis. b. Belajar Keterampilan Gerak Hoki Lapangan Keterampilan dalam berbagai cabang olahraga memiliki struktur tersendiri, lengkap dengan konsep dan prinsip yang mendasarinya. Memahami konsep-konsep itu merupakan syarat untuk menguasai keterampilan yang dipelajari. Semakin terkuasai konsepnya, semakin mudah suatu keterampilan dikuasai. Menurut Magill, R.A, 1980: 11 mengklasifikasikan keterampilan gerak berdasarkan beberapa sudut pandang, yaitu: a. Klasifikasi berdasarkan kecermatan gerakan. Kecermatan pelaksanaan gerakan bisa ditentukan antara lain oleh jenis otot- otot yang terlibat. Ada gerakan yang melibatkan otot-otot besar, dan ada commit to user 31 yang melibatkan otot-otot halus. Berdasarkan jenis otot-otot yang terlibat, keterampilan gerak dikategorikan menjadi dua 2 yaitu: 1 Keterampilan gerak agal gross motor skills adalah gerakan yang di dalam pelaksanaan otot-otot besar sebagai basis utama gerakan, contohnya; keterampilan gerakan meloncat tinggi dan lempar lembing. 2 Keterampilan gerak halus fine motor skills adalah gerakan yang di dalam pelaksanaannya melibatkan otot-otot halus sebagai basis utama gerakan, contohnya; gerak menarik pelatuk senapan, dan pelepasan busur dalam memanah. Pada keterampilan gerak agal diperlukan keterlibatan bagian-bagian tubuh secara keseluruhan; sedangkan pada keterampilan gerak halus hanya melibatkan sebagian dari anggota badan yang digerakkan oleh anggota badan yang digerakkan oleh otot-otot halus. b. Klasifikasi berdasarkan perbedaan titik awal dan akhir gerakan Gerakan keterampilan ada yang mudah bisa diketahui bagian awal dan bagian akhir gerakannya; tetapi ada juga yang sukar untuk bisa diketahui, Deagan karakteristick seperti itu, keterampilan gerak bisa dibedakan menjadi 3 kategori, yaitu: 1 Keterampilan gerak diskret discrete motor skill adalah keterampilan gerak di mana dalam pelaksanaannya bisa dibedakan secara jelas titik awal dan titik akhir dari gerakan. 2 Keterampilan gerak serial serial motor skill adalah keterampilan gerak diskret yang diiakukan beberapa kali secara berlanjut. commit to user 32 3 Keterampilan gerak kontinyu continous motor skill adalah keterampilan gerak yang tidak bisa dengan mudah ditandai titik awal atau titik akhir dari gerakannya. Keterampilan gerak kontinyu untuk melakukannya dipengaruhi oleh kemauan si pelaku dan stimulusi eksternal, dibandingkan dengan pengaruh bentuk gerakannya sendiri. Misalnya sewaktu memukul bola, yang menentukan adalah keadaan bola dan maunya si pelaku untuk memukulnya, sedangkan bentuk gerakannya sendiri tidak berubah-ubah atau tidak terpaku pada bentuk gerakan tertentu yang baku c. Klasifikasi berdasarkan stabilitas lingkungan Gerakan keterampilan dilakukan ada kalanya pelaku menghadapi kondisi lingkungan yang tidak berubah dan ada kalanya berubah-ubah. Berdasarkan kondisi lingkungan seperti ini gerakan keterampilan dibedakan menjadi 2, yaitu: 1 Keterampilan tertutup closed skill adalah keterampilan gerak dimana pelaksanaannya terjadi pada kondisi lingkungan yang tidak berubah, dan stimulus gerakannya timbul dari dalam diri si pelaku sendiri. 2 Keterampilan terbuka open skill adalah keterampilan gerak dimana dalam pelaksanaannya terjadi pada kondisi lingkungan yang berubah-ubah, dan pelaku bergerak menyesuaikan dengan stimulus yang timbul dari lingkungannya. Perubahan kondisi ini bisa bersifat kontemporal dan bersifat spasial. Contohnya adalah dalam melakukan gerakan menggiring bola. Dalam hal ini pelaku dipaksa mengamati kecepatan, arah, dan jarak bola, kemudian menyesuaikan stick dengan bola. commit to user 33 Pembelajaran dalam mata kuliah Hoki Lapangan harus mampu membangkitkan minat anak untuk menggali potensinya dalam hal gerak. Karena itu anak harus diberi dorongan untuk terus menerus menjelajahi kemampuan- kemampuannya. Tugas ini tidak mudah dan hasilnya tidak segera. Dari pertemuan ke pertemuan, mungkin dosen hanya akan melihat kemajuan yang lambat, tersendat-sendat, serta seolah-olah berjalan di tempat. Memang itulah yang harus disadari oleh semua dosen. Tidak ada kemajuan dalam hal belajar gerak yang bersifat kejutan. Semua kemajuan mengikuti pola yang teratur. Jangan mengharapkan keajaiban. Harus sabar dan bersikap optimis bahwa mahasiswa kita akan mencapai kemajuan. Bila tiba waktunya, jangan kaget jika tiba-tiba dosen sadar mahasiswa sudah bertambah tinggi dan besar serta semakin terampil gerakannya. Itulah upah dari kesabaran dosen dalam mendidik mahasiswa. Disitulah dosen akan merasakan betapa mulianya tugas dosen. Di pihak lain, sebagai dosen kita harus maklum bahwa setiap mahasiswa memiliki kekhasannya masing-masing. Artinya, ada mahasiswa yang kelihatan mudah dalam mempelajari gerak-gerak tertentu, sementara yang lainnya menemui kesulitan. Ada mahasiswa yang gigih ingin bisa, ada juga mahasiswa yang mudah menyerah. Perbedaan individual dalam hal kematangan dan pengalaman masa lalunya, menyebabkan kita sulit untuk menyeragamkan kecepatan kemajuan mahasiswa dalam hal belajar gerak. commit to user 34 Keluhan-keluhan seperti saya tidak bisa atau saya tidak berbakat dan ucapan sejenis lainnya akan sering terdengar dari mulut anak-anak. Bahkan ada anak yang belum mencoba sekalipun sudah mengatakan tidak mau melakukan, karena dia yakin tidak akan berhasil. Bagaimanakah dosen seharusnya menghadapi kasus serupa itu? Tentu jawaban dan caranya harus benar-benar tepat agar tidak kian membenamkan mahasiswa dalam citra rendah diri yang dibuatnya sendiri. Menanamkan kesadaran pada mahasiswa bahwa mempelajari keterampilan dan gerak, bukanlah proses yang tergesa-gesa. Sebab diperlukan waktu dan usaha yang tidak sebentar untuk menguasai sesuatu. Yang penting jangan cepat menyerah. Ungkapan dosen seperti, cobalah lakukan lagi. Kamu bukan tidak bisa, tapi belum bisa, adalah salah satu ungkapan yang bisa membesarkan hati mahasiswa. Perbedaan para mahasiswa tersebut harus membuat dosen matakuliah Hoki Lapangan menjadi lebih arif dalam menentukan tugas bagi masing- masing mahasiswa. Jangan sampai mahasiswa diberi tugas yang seragam dengan kriteria keberhasilan yang sama bagi semua orang. Kenali kemampuan mahasiswa, baik perkelompok maupun perorangan, agar penentuan tugas mereka bisa disesuaikan. Dengan cara itu mahasiswa akan merasa bahwa dosen memang mendorong semua mahasiswa untuk mau dan mampu belajar. Melalui program pendidikan jasmani yang teratur, terencana, terarah dan terbimbing, diharapkan dapat dicapai seperangkat tujuan yang meliputi pembentukan dan pembinaan bagi pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani. Liputan tujuan itu terdiri atas pertumbuhan dan perkembangan commit to user 35 aspek jasmani, intelektual, emosional, sosial dan moral spiritual. Tujuan itu dapat dicapai melalui pengajaran gerak atau latihan jasmani yang diantaranya beruba cabang-cabang olahraga formal. Namun dibalik kegiatan itu yang diutamakan bukanlah kesempatan bergerak atau berolahraga untuk memperoleh keterampilan. Yang diutamakan ialah suasana kependidikan. Dari uraian di atas, kegiatan pendidikan jasmani harus mengandung pengalaman belajar yang bersifat mendidik. Pendidikan sama sekali tak lengkap tanpa pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani merupakan bagian tak terpisahkan dari pendidikan secara keseluruhan. Pendidikan jasmani bertujuan untuk memberikan bantuan kepada peserta didik untuk mengenal dirinya dan dunia sekitarnya guna meningkatkan kesehatan jasmani, rohani dan sosial. Pengalaman belajar dalam pendidikan jasmani menyiagakan seseorang untuk siap dalam menghadapi tugas dalam bekerja dan mengisi waktu senggang. Sasaran akhir ialah bimbingan untuk menguasai kewajiban sebagai orang dewasa yang kreatif. Dengan melihat fungsi pendidikan jasmani seperti di atas, ternyata bahwa belajar gerak mempunyai peranan penting di dalam pendidikan jasmani. Belajar gerak berperan dalam pendidikan jasmani yang melibatkan domain psikomotor, yaitu dalam upaya mencapai tujuan yaitu : a Mengembangkan keterampilan gerak.. b. Menguasai pola-pola gerak keterampilan olahraga. c Mengekspresikan pola-pola perilaku personal dan interpersonal yang baik di dalam pertandingan. commit to user 36 Agar menjadi lebih jelas mengenai peranan belajar gerak di dalam pendidikan jasmani bisa diberikan gambaran seperti berikut ini. Dilihat dari segi kegiatan fisik, pendidikan jasmani memiliki dua aspek pokok. Aspef yang pertama adalah meningkatkan kernampuan fisik, sedangkan aspek yang kedua untuk meningkatkan kualitas gerak tubuh, untuk meningkatkan kemampuan fisik, kegiatan yang dilakukan perlu mengacu pada prinsip-prinsip latihan fisik physical training; sedangkan untuk meningkatkan kualitas gerak, gerakan yang dilakukan perlu mengacu pada prinsip-prinsip belajar gerak motor learning. Pelajaran dalam mata kuliah ini adalah salah satu tempat untuk meningkatkan kemampuan pemahaman mahasiswa terhadap berbagai konsep dasar keterampilan gerak. Kemampuan pemahaman ini akan menjadi bekal yang sangat berguna bagi mahasiswa untuk menjadi pembelajar dalam banyak cabang olahraga ketika mereka menjadi dewasa kelak. Bahkan kemampuan ini dapat ditransfer untuk memahami bidang lain. Untuk mendukung tujuan tersebut pelajaran pendidikan jasmani harus mampu memberikan kesempatan kepada anak untuk memahami konsep dasar dari berbagai keterampilan yang dipelajarinya. Secara potensial setiap individu memiliki kemampuan gerak yang berbeda. Perbedaan kemampuan gerak akan mempunyai implikasi terhadap hasil pembelajaran. Secara umum kemampuau gerak dipengaruhi variabel keturunan dan lingkungan. Variabel ini akan mempunyai pengaruh kepada potensial mahasiswa dalam pencapaian berbagai usaha. Motor ability berarti bersifat potensial, karena bersifat potensial maka dapat digunakan memprediksi commit to user 37 kemampuan seorang anak. Guna memprediksi seorang gerak anak diperlukan pengukuran kemampuan gerak measurement motor ability. Motor Ability Test telah dikembangkan oleh para ahli seperti Cozens, Scotts dan Barrows Singer, R.N. 1975: 216, dan masih banyak bentuk tes lainnya. Lebih lanjut dijelaskan oleh Singer bahwa motor ability test mempunyai kegunaan untuk mengklasifikasikan dan memprediksi seseorang dalam keberhasilan kegiatan fisik. Penelitian ini menggunakan kemampuan gerak sebagai variabel atribut. Guna melihat apakah ada perbedaan pengaruh seseorang mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi dan gerak rendah terhadap hasil pembelajaran menembak Hoki Lapangan. Mengapa dibagi kemampuan gerak tinggi dan rendah, karena suatu kecenderungan bahwa mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi mempunyai karakteristik gerak berbeda dengan mereka yang memiliki kemampuan gerak rendah. Implikasinya adalah anak yang memiliki kemampuan gerak tinggi memiliki kecenderungan suka bergerak walaupun tanpa diperintah, mempunyai pengalaman kerja yang banyak, dengan demikian lebih cocok pada pendekatan pembelajaran bagian progresif. Anak-anak memiliki kemampuan rendah memiliki kecenderungan malas bergerak, pengalaman gerak rendah dan untuk bergerak perlu bimbingan dan didorong sosial terus menerus dengan demikian yang lebih cocok melalui pendekatan pembelajaran repetitif. Model-model tes kemampuan gerak, banyak dan beraneka ragam. Guna mengklasifikasikan kemampuan gerak mahasiswa Barrow motor ability test dipilih sebagai instrumen dalam mengklasifikasikan kemampuan gerak. commit to user 38 Test ini dipilih karena memiliki kelebihan antara lain: jumlah tes sedikit, mudah dilaksanakan, memiliki validitas dan reliabilitas tinggi, keakuratan dan ketepatan cukup meyakinkan artinya bahwa tes ini betul-betul mengukur apa yang harus diukur. Jenis item tes ini terdiri dari: I standing broad jump, 2 soft ball throw, 3 zigzag run, 4 wall pass, 5 medicine ball put, 6 60 yard dash Johnson, B. L. and Nelson, J.K, 1970 : 362-366. c. Pendekatan Pembelajaran Menembak Hoki Lapangan Dalam proses belajar mengajar diperlukan adanya suatu pendekatan pembelajaran untuk membantu kelancaran proses pembelajaran, semakin tepat pendekatan yang digunakan dalam proses belajar mengajar maka semakin efektif, tujuannya juga akan lebih cepat tercapai. Pendekatan pembelajaran merupakan bagian dari strategi yang merupakan langkah-langkah taktis bagi guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan. Menurut Sunaryo Basuki., dan Soetrisno Moeh Subroto, 1979:181, pendekatan pembelajaran yaitu cara bekerja yang telah diperkirakan dengan seksama sehingga merupakan pola tertentu untuk mencapai tujuan, sedangkan metode mengajar adalah cara mengajar yang sudah merupakan pola tertentu guna mencapai tujuan pengajaran. Menurut Joyce B., Weil M., and Calhoun, 2000:12 pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu cara atau pola yang digunakan untuk mengatur proses pembelajaran. Menurut Atwi Suparman, 1997:16 metode mengajar berfungsi dalam menyajikan menguraikan, memberi contoh dan memberi latihan isi pelajaran kepada mahasiswa untuk mencapai tujuan commit to user 39 tertentu. Program yang diberikan kepada mahasiswa untuk mencapai tujuan tertentu. Berdasarkan beberapa definisi yang telah diuraiakan oleh para ahli tersebut dapat kita kemukakan bahwa pendekatan pembelajaran dan metode pembelajaran merupakan suatu penyebutan istilah yang berbeda namun memiliki makna yang sama, yaitu cara menyajikan materi pembelajaran dengan pola tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Cara untuk menyajikan materi pembelajaran harus berdasarkan pada rencana program pengajaran, yang dalam hal ini disebut sebagai program pengajaran. Program pengajaran yang diberikan kepada mahasiswa harus disusun secara sistimatis, berurutan, berulang-ulang dan kian hari kian bertambah bebannya dari yang mudah sampai yang sulit, sehingga dapat memperoleh keterampilan secara optimal. Oleh karena itu peranan pendekatan pengajaran sebagai cara untuk menciptakan suatu proses belajar mengajar, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan kegiatan belajar mahasiswa dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu pendekatan pembelajaran yang baik adalah suatu pendekatan dalam mengajar yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar mahasiswa melalui progam-program pengajaran yang telah disusun dengan baik. Dengan demikian pendekatan pembelajaran pada dasarnya adalah tindakan nyata yang dilakukan oleh dosen dalam melaksanakan pengajaran dengan cara tertentu yang lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pengajaran. Metode atau pendekatan pembelajaran ada beberapa macam, yaitu: 1. Metode bagian Part Method, 2. Metode keseluruhan Whole commit to user 40 Method, 3. Metode keseluruhan-bagian-keseluruhan Whole – Part - Whole Method menurut Sunaryo Basuki., dan Soetrisno Moeh Soebroto, 1979: 189 Begitu juga menurut Sukintaka, 2004:18 ada beberapa metode dalam mengajarkan sesuatu kegiatan olahraga yaitu: a. Metode bagian Part Method. Cara mengajar dengan menggunakan metode bagian yaitu dalam mengajarkan gerakan anak harus mempelajari semua unsur-unsur atau teknik-teknik gerakan itu terlebih dahulu. Semua unsur dari gerakan itu dipelajari sehingga semuanya dapat dikuasai atau dapat dilakukan dengan baik. Kalau semua unsur itu sudah dikuasai, baru kemudian anak disuruh melakukan rangkaian gerakan itu secara keseluruhan. Jadi sebelum semua dikuasai anak belum disuruh melakukan kegiatan secara keseluruhan Sukintaka, 2004: 21. Menurut Mc.Geach yang dikutif Sukintaka, 2004: 21. Membagi metode bagian menjadi 3 yaitu: 1 metode bagian murni; cara mengajar dengan metode ini setiap unsur dipelajari sendiri-sendiri secara khusus misalnya: unsur pertama dipelajari sampai dikuasai, kemudian unsur kedua dipelajari sampai dikuasai pula. Setelah itu unsur ketiga dikuasai kemudian baru dirangkaikan untuk melakukan gerakan secara keseluruhan. 2 Metode bagian progresif maju berkelanjutan cara mengajar dengan metode ini unsur pertama dan kedua dipelajari secara terpisah, kemudian setelah dipelajari baru disatukan, selanjutnya unsur ketiga dipelajari secara terpisah pula, setelah dikuasai baru digabungkan unsur satu dan dua. Demikian seterusnya hingga dapat dikuasai setelah commit to user 41 itu baru melakukan gerakan sesungguhnya. 3 Metode bagian repetitif berulang untuk metode ini pertama kali yang diajarkan unsur ke satu, setelah unsur satu dikuasai, berikutnya diajarkan unsur kesatu dan unsur kedua secara bersamaan, berikutnya lagi diajarkan unsur kesatu, kedua ketiga bersamaan pula dan seterusnya. b. Metode Keseluruhan Whole Method. Cara mengajar metode keseluruhan, anak langsung disuruh melakukan gerakan. Jadi seluruh pelajaran dipelajari sekaligus, dengan demikian teknik-teknik gerakan tidak dipelajari secara tersendiri atau secara khusus, kesalahan teknik dibetulkan dengan diberi demontrasi lagi, kemudian mahasiswa disuruh melakukan gerakan kembali. c. Metode keseluruhan-bagian-keseluruhan Whole Part-Whole Method Metode ini merupakan perpaduan dari pengajaran secara keseluruhan dengan mengajarkan pula bagian perbagian, agar semua mahasiswa dalam menerima materi keseluruhan, mengajarkan bagian-bagian ini perlu karena proses pengenalan dalam belajar adalah bertahap. Pertama- tama seluruh aktifitas sekaligus dengan dijelaskan dan didemontrasikan agar mahasiswa mendapat gambaran yang jelas apa yang dicapai nanti. Kemudian aktifitas diuraikan dalam bagian-bagian. Setelah bagian- bagian dikuasai kemudian dilakukan pengintegrasian dari bagian-bagian itu kedalam keseluruhan yang terkoordinasi secara baik. Mengingat macam-macam metode mengajar tersebut diatas, bahwa dalam upaya peningkatan keterampilan menembak Hoki lapangan pada mahasiswa commit to user 42 akan digunakan metode pendekatan pembelajaran bagian progresif dan repetitif dalam menyampaikan pelajaran tersebut. Dalam penelitian ini hanya dibatasi pada pendekatan pembelajaran bagian progresif dan repetitif yang secara lengkap akan diuraikan dan diungkapkan. 1 Pendekatan Pembelajaran Bagian Progresif Pendekatan pembelajaran bagian progresif merupakan cara yang dilakukan untuk meminimaliskan persoalan kegiatan belajar yang tidak mentransfer kepada keseluruhan. Pendekatan pembelajaran bagian progresif maju berkelanjutan adalah cara mengajar dimana unsur pertama dan kedua dipelajari secara terpisah, kemudian setelah dikuasai baru disatukan, selanjutnya unsur ketiga dipelajari secara teipisah pula, setelah dikuasai digabungkan dengan unsur satu dan dua. Demikian seterusnya sehingga dapat dikuasai, setelah itu baru melakukan gerakan yang sesungguhnya. Amung Mamun, 2000: 91 mengatakan bahwa dalam pendekatan pembelajaran bagian - progresif keterampilan yang kompleks disajikan secara terpisah, tetapi kegiatan-kegiatan terintegrasi kedalam bagian yeng lebih besar dan keseluruhan, Sedangkan menurut Magill,R.A. 2001: 34 dalam pendekatan pembelajaran bagian progresif mahasiswa mempraktekkan bagian pertama sebagai suatu unit yang independen kemudian mempelajari bagian kedua secara terpisah kemudian bagian kedua bersama dengan bagian pertama, sehingga tiap bagian yang independen secara progresif bergabung pada bagian yang lebih besar. commit to user 43 Menurut Christina, Robert W., and Corcos, D.M, 1988:76 Pendekatan pembelajaran bagian progresif adalah suatu metode yang digunakan dalam pembelajaran dimana mahasiswa mempelajari satu bagian sampai dikuasai kemudian mempelajari bagian yang lain sampai dikuasai selanjutnya dipraktekkan bersama sampai dikuasai, kemudian bagian ketiga diajarkan tersendiri setelah bagian ini dikuasai. Ketiga bagian dikombinasikan dan dipraktekkan bersama sampai dikuasai. Prosedur ini dilanjutkan untuk masing-masing bagian yang tersisa sampai semua bagian dapat dipraktekkan, sebagai satu gerakan keseluruhan. Dengan demikian pendekatan pembelajaran bagian progresif menurut peneliti adalah suatu pembelajaran dimana mahasiswa mempelajari bagian pertama dan mempelajari bagian kedua secara terpisah kemudian bagian pertama dan kedua dipraktekkan bersama kemudian bagian ketiga dipelajari secara terpisah, bagian satu, dua, dan tiga dipelajari secara bersama sampai dikuasai. Prosedur ini dilakukan sampai selesai. Sebagai contoh dalam mengajarkan menembak Hoki Lapangan: 1 mempelajari sikap awal sampai dikuasai, 2 mempelajari posisi perkenaan stick dengan bola sampai dikuasai, 3 mengkombinasikan teknik sikap awal dan teknik posisi perkenaan stick dengan bola sampai dikuasai, 4 mempelajari teknik menembak dengan pukulan hit sampai dikuasai, 5 mengkombinasikan sikap awal, teknik posisi perkenaan stick dengan bola, teknik menembak dengan pukulan hit sampai dikuasai, 6 mempelajari teknik menembak dengan taving sampai dikuasai, 7 mengkombinasikan sikap awal, teknik posisi commit to user 44 perkenaan stick dengan bola, teknik menembak dengan pukulan hit dan teknik menembak dengan taving sampai dikuasai, 8 mempelajari teknik menembak push sampai dikuasai, 9 mengkombinasikan sikap awal, teknik posisi perkenaan stick dengan bola, teknik menembak dengan hit, teknik menembak dengan taving sampai dikuasai, 10 mempelajari teknik gerakan lanjutan sebagai sampai dikuasai, 11 mengkombinasikan sikap awal, teknik posisi perkenaan stick dengan bola, teknik menembak dengan hit, teknik menembak dengan taving dan teknik menembak push sampai dikuasai sehingga membentuk suatu rangkaian gerakan keseluruhan. Dengan demikian cara mengajar menggunakan pendekatan pembelajaran bagian progresif adalah sebagai berikut: unsur pertama dan kedua dipelajari secara terpisah, kemudian setelah dikuasai baru disatukan selanjutnya unsur ketiga dipelajari secara terpisah pula dan setelah dikuasai digabungkan dengan unsur satu dan dua. Demikian seterusnya sehingga semua unsur dapat dikuasai, setelah itu baru melakukan gerakan yang sesungguhnya secara keseluruhan. a. Kelebihan pendekatan pembelajaran bagian progresif - Dosen maupun mahasiswa dapat lebih fokus pada bagian meteri yang dipelajari, - Praktek akan lebih mudah dikuasai, - Ada kesempatan untuk mengoreksi terhadap kesalahan teknik, - Cocok untuk mempelajari gerakan yang terdiri dari beberapa unsur teknik - Mahasiswa mempunyai kesempatan untuk istirahat recovery, commit to user 45 Keuntungan dari penggunaan pendekatan pembelajaran bagian progresif adalah adanya pengurangan tuntutan perhatian dari performance keterampilan keseluruhan, sehingga orang dapat memfokuskan perhatian pada aspek khusus dari suatu bagian keterampilan Magill, R.A, 2001: 315. b. Kekurangan pendekatan pembelajaran bagian progresif - Membutuhkan waktu yang lama untuk menggabungkan unsur-unsur teknik menjadi satu rangkaian gerakan, - Perlu pembebanan tugas kepada mahasiswa agar teknik mudah dikuasai, - Mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi akan lebih cepat menguasai teknik dibanding kemampuan gerak rendah, - Perhatian guru maksimal pada mahasiswa yang mempunyai kemampuan gerak dasar rendah. 2 Pendekatan Pembelajaran Bagian Repetitif Pendekatan pembelajaran bagian repetitif atau metode berulang, adalah pendekatan pembelajaran dengan pelaksanaan pertama kali yang diajarkan adalah unsur kesatu, setelah unsur satu dikuasai, berikutnya diajarkan unsur kesatu dan kedua secara bersamaan. Berikutnya lagi diajarkan unsur kesatu, kedua, ketiga bersamaan pula dan seterusnya. Menurut Christina, Robert W., and Corcos, D.M, 1988:77 mengemukakan pendekatan pembelajaran repetitif adalah suatu pembelajaran dimana mahasiswa mempelajari sesuatu bagian sampai dikuasai dan kemudian mengkombinasikan dengan bagian yang lain baru dengan dipelajari atau dipraktekkan secara bersama sampai dikuasai. Prosedur ini diikuti oleh commit to user 46 masing-masing bagian yang tersisa sampai semua bagian dapat dipraktekkan sebagai suatu keseluruhan. Sebagai contoh dalam mengajarkan menembak dalam Hoki Lapangan yaitu: 1 Pertama-tama mempelajari teknik sikap awal menembak sampai dikuasai, 2 mengulangi pelajaran teknik sikap awal, kemudian dilanjutkan dengan mempelajari teknik posisi perkenaan stick dengan bola, sampai dikuasai, baru selanjutnya mengkombinasikan antara sikap awal dan teknik perkenaan stick dengan bola secara bersama-sama, 3 mengulangi kembali pelajaran tentang sikap awal dan teknik memegang bola, kemudian menambah materi ketiga yaitu teknik menembak, selanjutnya mengkombinasikan antara sikap awal, teknik perkenaan stick dengan bola dan teknik menembak secara bersama-sama dalam suatu rangkaian gerak. Demikian seterusnya untuk mempelajari teknik berikutnya diawali dengan mengulang teknik yang sudah dipelajari sebelumnya, kemudian dikombinasikan beberapa teknik tersebut menjadi satu rangkaian gerakan secara bersama-sama. Langkah pertama dalam penggunaan pendekatan pembelajaran bagian repetitif dalam pembelajaran adalah membagi materi pembelajaran menjadi beberapa bagian yang dapat digunakan untuk memisahkan menjadi beberapa rangkaian gerak. Dalam pendekatan pembelajaran bagian repetatif terjadi pengulangan-pengulangan gerak baik pada tiap bagian maupun pada cara mengkombinasikan antara bagian sehingga dengan pengulangan mahasiswa akan lebih mudah menguasai gerak pada tiap bagian maupun gerak secara keseluruhan. commit to user 47 Menurut Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifuddin, 1996:143 mengemukakan bahwa pendekatan pembelajaran repetitif terdiri dari mengulangi latihan-latihan tertentu yang dilakukan dengan atau tanpa istirahat. Sifat-sifat pendekatan pembelajaran repetitif ini sebagai berikut: a. Latihan dengan intensitas yang konstan b. Waktu istirahat yang optimal c. Bentuk ulangan yang bermacam-macam. Pendekatan pembelajaran repetitif dianjurkan untuk dipraktekkan terutama pada kelompok atlet remaja, dan juga untuk yang sudah maju pada periode persiapan Preparatory Period. Tujuan utamanya adalah: pertumbuhan kekuatan, daya tahan dan kelincahan, menahan keadaan badan yang diperoleh pada periode latihan terdahulu, ulangan latihan- latihan dasar pada waktu pemanasan, belajar sejumlah kegiatan dan skill, dan adaptasi atlet terhadap merasakan kadar latihan. a. Kelebihan pendekatan pembelajaran bagian repetitif - Pembelajaran dapat dilakukan dengan intensitas yang konstan, - Apabila guru dapat me-manage waktu, mahasiswa memperoleh waktu istirahat yang optimal, - Dengan pengulangan mahasiswa akan mudah mengingat-ingat materi yang sudah dipelajari, - Mahasiswa memahami betul tentang teknik bagian perbagian sehingga mampu merangkai gerakan tersebut menjadi keseluruhan gerakan yang benar - Cocok untuk mempraktekkan skill yang sifatnya individu. commit to user 48 b. Kekurangan pendekatan pembelajaran bagian repetitif - Timbul kejenuhan pada mahasiswa terhadap teknik yang telah dipelajari. - Membutuhkan waktu yang lama untuk mengulang dan menggabungkan unsur-unsur teknik menjadi satu rangkaian gerakan. - Bila dosen tidak dapat me-manage waktu dengan baik, kesempatan untuk istirahat sedikit. - Mahasiswa yang memiliki tingkat pemahaman gerak rendah akan sulit menggabungkan atau mengkombinasikan beberapa teknik. Tabel 1. Perbandingan antara Pendekatan Pembelajaran Bagian Progresif dan Repetitif Pendekatan Pembelajaran Bagian Progresif Pendekatan Pembelajaran Bagian Repetitif 1. Kesempatan mahasiswa untuk mengulang teknik per bagian lebih pendek. 2. Tingkat penguasaan teknik perbagian lebih baik. 3. Tingkat kebosanan mahasiswa terhadap teknik yang diulang rendah. 4. Waktu interval latihan teknik antar bagian cukup lama. 5. Dengan mempelajari bagian perbagian secara terpisah, menyebabkan waktu istirahat lebih lama. 6. Lebih cocok untuk mempelajari gerakan yang kompleks. 1. Kesempatan mahasiswa untuk mengulang teknik per bagian lebih lama. 2. Tingkat penguasaan teknik perbagian lebih rendah. 3. Waktu interval latihan teknik antar bagian sangat pendek. 4. Dengan mengulangi teknik yang udah diajarkan, kemudian meng gabungkan dengan teknik yang baru, menyebabkan waktu istirahat lebih pendek. 5. Lebih cocok untuk mempelajari gerakan yang sederhana. commit to user 49 3. Kemampuan Gerak Adalah hal yang biasa untuk mendengarkan istilah kemampuan dan keterampilan yang seringkali digunakan, seringkali secara bergantian. Walaupun saling berkaitan, mereka menjelaskan perilaku yang berbeda. Persamaan dan perbedaan diantara mereka sangat halus. Dalam hal ini, adalah bijak untuk mengkaji persamaan-persamaan dan perbedaan antara istilah kemampuan dengan keterampilan. Sebuah kemampuan dianggap sebagai sesuatu yang umum dan awet. Ini adalah sebuah sifat yang dipengaruhi oleh pembelajaran maupun keturunan. Sebuah keterampilan, dilain pihak, khusus untuk tugas-tugas tertentu dan diperoleh dengan pengalaman. Karena hal ini berorientasi kepada tugas, keterampilan biasanya mengacu kepada rangkaian respon tertentu yang sangat maju Singer, R.N, 1980:31. Keterampilan tampaknya diperhalus dari pola-pola gerakan dasar, yang nantinya terkait dengan tingkat keberadaan kemampuan yang relevan. Keterampilan dan pola- pola diperoleh melalui pembelajaran. Beberapa kemampuan lebih tergantung kepada faktor genetika daripada pembelajaran, akan tetapi, tampak bahwa kadang-kadang semuanya tergantung kepada keduanya. Sebuah ukuran kemampuan gerak secara teoritis akan menggambarkan semua faktor yang termasuk dalam berbagai jenis hal fisik. Kemampuan gerak secara singkat didefinisikan sebagai kemampuan yang umum dari seseorang untuk bergerak Nurhasan, 2000: 63. Sedangkan Rusli Lutan, 1988: 96, menguraikan kemampuan motorik motor ability sebagai kapasitas dari seseorang yang berkaitan dengan pelaksanaan dan peregangan dari suatu keterampilan yang relatif melekat commit to user 50 setelah masa kanak-kanak. Kemampuan gerak mengindikasikan kemampuan fisik yang ada pada seseorang, hal ini melambangkan keadaan individu untuk tampil dalam berbagai keterampilan gerakan. Kemampuan gerak sangat berkaitan dengan kebugaran fisik. Kebugaran fisik menyiratkan kemampuan untuk melakukan suatu tugas tertentu, dengan kata lain memiliki kualitas-kualitas fisik yang dikembangkan pada tingkatan yang dituntut oleh tugas Singer, R. N, 1980:184. Lebih lanjut dijelaskan bahwa pengaruh faktor biologis sebagai kekuatan yang utama berpengaruh terhadap kemampuan motorik motor ability dasar seseorang. Kemampuan motorik motor ability dasar itulah sebagai landasan bagi perkembangan keterampilan. Selain itu keterampilan banyak tergantung pada kemampuan dasar yang terdiri dari keseimbangan, kecepatan reaksi, fleksibilitas, koordinasi, daya ledak, kelincahan ketepatan, daya tahan dan stamina. Singer, R.N, 1975:36, mengatakan sebagian besar kita sangat percaya bahwa ada beberapa faktor yang memberikan sumbangan untuk dapat menghasilkan penampilan keterampilan gerak yang tinggi adalah 1 proses pembelajaran, 2 mahasiswa, dan 3 situasi belajar. Lebih lanjut dikatakan, bahwa dua di antara ketiga faktor tersebut di atas yakni faktor mahasiswa dan proses pembelajaran memberikan sumbangan yang sangat besar terhadap penampilan keterampilan gerak seseorang. Dalam uraiannya tentang faktor mahasiswa individu yang berpengaruh dalam penampilan keterampilan gerak seseorang, salah satunya disebutkan faktor motorability. Perbedaan kemampuan gerak yang ada pada mahasiswa, harus menjadi pertimbangan sebagai suatu faktor yang menentukan dalam belajar keterampilan gerakan-gerakan olahraga umumnya dan dalam commit to user 51 mempelajari keterampilan gerak teknik dasar menembak bola dalam Hoki Lapangan khususnya. Perbedaan mahasiswa dalam hal kemampuan gerak akan menjadi pertimbangan yang sangat penting ketika guru memilih dan menentukan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan karakter dari masing-masing mahasiswa. Dengan perbedaan ini, maka pada dasarnya setiap mahasiswa memerlukan perlakuan yang berbeda dalam proses belajarnya agar masing- masing bisa mencapai hasil yang optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinyaa. a. Konsep Kemampuan Gerak. Istilah-istilah seperti ketepatan gerakan, kemampuan gerakan, kapasitas gerakan, dan edukabilitas kemampuan gerakan untuk dididik seringkali digunakan secara bergantian dalam judul-judul tes. Akan tetapi, istilah mereka menjelaskan tes-tes dengan fungsi-fungsi yang berbeda. Kemampuan gerakan, ketepatan gerakan, kapasitas gerakan, dan uji edukabilitas memiliki banyak tujuan dan dianggap mengukur berbagai aspek kemampuan dan kecerdasan manusia. Ada karakteristik yang unik untuk menguji kemampuan gerakan, ketepatan gerakan, kapasitas gerakan, dan edukabilitas gerakan dan, dalam beberapa contoh, suatu jumlah tumpang tindih sifat saling melengkapi. Kemampuan gerakan kiranya mengindikasikan kemampuan seseorang yang ada. Hal ini melambangkan keadaan mendesak individu untuk tampil dalam berbagai keterampilan gerakan. Sejumlah uji kemampuan gerakan telah dikembangkan untuk diterapkan pada kedua jenis commit to user 52 kelamin pada tahapan yang berbeda dalam kehidupan. Uji-uji tersebut telah diusulkan untuk klasifikasi dan harapan prestasi, dengan tujuan memprediksikan kemampuan yang memungkinkan dari seseorang dalam kegiatan fisik. Sebuah istilah yang telah keliru dengan kemampuan gerakan dan kebugaran fisik physical fitness adalah ketepatan gerakan motor fitness. Kebugaran fisik menyiratkan kemampuan untuk melakukan suatu tugas tertentu-dengan kata lain, memiliki kualitas-kualitas fisik yang dikembangkan pada tingkatan yang dituntut oleh tugas. Ketepatan gerakan mengacu kepada banyak kualitas yang dianggap masuk dalam kebugaran fisik dan kemampuan gerakan. Ini mungkin adalah suatu istilah yang lebih umum daripada kebugaran fisik dan, pada saat yang sama, salah satu aspek dari kemampuan gerakan umum. Para pengajar pendidikan fisik tidak setuju dengan unsur-unsur yang termasuk dalam setiap kategori. Bagi banyak orang, ada sedikit sekali perbedaan antara uji kebugaran fisik dengan uji ketepatan gerakan. Uji ketepatan gerakan dan kebugaran fisik biasanya memuat soal-soal seperti lari, sit-up, lompat, pull-up, dan semacamnya. Uji kemampuan gerakan dapat meliputi soal-soal tersebut serta ukuran-ukuran koordinasi. Kapasitas gerakan dianggap melukiskan potensi maksimal dari seseorang agar berhasil dalam peforma keterampilan gerakan. Ini mungkin adalah kemampuan bawaan seseorang, kecerdasan gerakannya. Sementara commit to user 53 itu sebuah uji kemampuan gerakan bertujuan untuk mengukur potensi gerakan akhir, suatu jenis “uji kecerdasan”. Yang terakhir dari istilah-istilah terkait, edukabilitas gerakan, mengacu kepada kemudahan dengan orang mempelajari keterampilan- keterampilan gerak baru. Uji-uji yang diklasifikasikan harus menggabungkan pertunjukkan ketangkasan-pertunjukkan ketangkasan baru, yang sebelumnya belum dipraktekkan atau dipelajari oleh para pemain. b. Peranan Kemampuan Gerak Terhadap Keterampilan Menembak Hoki Telah diuraikan diatas bahwa kemampuan gerak dapat berpengaruh terhadap kemampuan seseorang dalam mempelajari gerakan keterampilan suatu cabang olahraga. Singer, R.N, 1975:225, mengatakan bahwa kemampuan gerak motor abiliti biasanya dihubungkan dengan prilaku gerak. Kemampuan biasanya dianggap sebagai karakteristik relatif permanen, ditentukan oleh faktor keturunan dan perkembangan relatif secara otomatis dalam proses pertumbuhan dan kematangan, serta tak mudah diubah malalui latihan atau pengalaman Rusli Lutan, 1988:339. Sebagai kemampuan terpendam yang melandasi penampilan gerak seseorang, maka kemampuan dianggap sebagai faktor pendukung bagi pelaksanaan suatu keterampilan gerak yang selanjutnya membedakan kemampuan individual. Apabila dilihat dari jenis tes yang dipergunakan dalam mengukur kemampuan gerak oleh Barrow yang terdiri dari beberapa butir tes yaitu : I standing broad jump, 2 soft ball throw, 3 zigzag run, 4 wall pass, 5 commit to user 54 medicine ball put, 6 60 yard dash Johnson, B. L., and Nelson, J.K, 1970:362-366, maka unsure-unsur biomotorik yang diukur oleh instrument tes tersebut adalah daya ledak power otot tungkai, koordinasi lengan dan bahu, kelincahan, koordinasi mata-tangan, kekuatan otot lengan dan kecepatan. a. Daya ledak power otot Power merupakan salah satu komponen kondis fisik yang dibutuhkan hamper semua cabang olahraga untuk mencapai prestasi yang tinggi. Dalam beberapa gerakan olahraga, power merupakan selah satu kemampuan biomotorik yang sangat penting. Banyaknya gerakan olahraga yang dapat dilakukan dengan lebih baik dan sangat terampil apabila seseorang memiliki power otot yang baik, Radeliffe, J.C., and Farentinos, R.C, 1985 : 3 menjelaskan bahwa power otot merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam melaksanakan sebagian besar keterampilan olahraga. Beberapa pendapat tentang pengertian power disampaikan oleh banyak ahli seperti ; Bompa, Tudor O, 1990 : 273, menyatakan bahwa power adalah kombinasi dari kekuatan dan kecepatan gerak.. Fox, E.L., Bowers, R.W., and Foss, M..L, 1993:68 mendefinisikan power sebagai kemampuan seseorang untuk menampilkan kerja maksimal per unit waktu. Dangsina Moelek, 1984:7 mendefinisikan power adalah kemampuan otot atau sekelompok otot dalam melakukan kerja secara eksplosif. Dari pendapat diatas, maka secara lebih operasional power adalah sebagai kemampuan untuk mambangkitkan kekuatan dalam waktu yang cepat. Dengan demikian maka keselarasan antara kekuatan dan kecepatan sangat diperlukan dalam gerak keterampilan Menembak Hoki, untuk melakukan tembakan cepat dan kuat kearah sasaran gawang. commit to user 55 b. Kelincahan Menurut Johnson, B. L., and Nelson, J.K, 1970:100 kelincahan agility didefinisikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengubah arah dan posisi tubuh dengan cara yang tepat. Nossek J, 1982:144, mengatakan bahwa istilah kelincahan sering disamakan dengan koordinasi kemampuan gerakan-gerakan keterampilan, kamampuan menggerakkan otot-otot atau kecekatan dexterity. Berdasarkan pengertian yang dikemukakan diatas, disimpulkan bahwa orang yang lincah adalah orang yang memiliki kemampuan utuk mengubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu sedang dalam keadaan bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Dengan demikian maka kelincahan sangat diperlukan dalam gerak keterampilan Menembak Hoki, untuk melakukan perubahan arah tubuh saat melakukan tembakan kearah sasaran gawang. c. Koordinasi mata-tangan Menurut Thomson, 1991:519, koordinasi adalah kemampuan untuk melakukan gerakan pada berbagai tingkat kesulitan dengan cepat dan efisian, serta penuh ketepatan. Grana dan Kalenak, 1991:253, menyatakan koordinasi kemampuan otot untuk mengontrol gerak dengan tepat agar mampu mancapai suatu tugas fisik khusus. Schmidt, 1988:265, mengemukakan bahwa koordinasi adalah perpaduan dua perilaku atau lebih, dimana antara yang satu dengan yang lainnya salang berkaitan dalam menghasilkan suatu keterampilan gerak. Selanjutyan commit to user 56 Corbin, Charles B, 1980:118 menyatakan bahwa koordinasi adalah kemampuan untuk melakukan kegiatan mata-tangan dan mata-kaki seperti menendang, melampar dan sebagainya. Berdasarkan batasan- batasan koordinasi yang dikemukakan tersebut, maka koordinasi didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengkombinasikan babrapa gerakan tanpa ketegangan dengan urutan yang benar dan melakukan gerakan yang kompleks secara mulus tanpa pengeluaran energy yang berlebihan, yang menghasilkan gerakan yang efisien, halus dan mulus. Hal ini berarti seseorang yang memiliki koordinasi gerak yang baik, bukan hanya mampu melakukan keterampilan gerak dengan sempurna tetapi juga mampu melakukan gerakan keterampilan yang baru baginya. d. Kekuatan Salah satu kemampuan biomotorik yang sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan seseorang dalam melakukan suatu gerak keterampilan dalam olahraga adalah kekuatan strength. Secara umum kekuatan didefinisikan sebagai kekuatan otot yang digunakan untuk melawan objek yang dapat dipindahkan atau digerakkan atau dan juga yang tidak dapat dipindahkan Johnson, B. L., and Nelson, J.K. 1970:94. Senada dengan Davis Damien, dkk, 198:32 mengemukakan bahwa kekuatan adalah kemampuan maksimum yang dipergunakan oleh otot untuk malawan tahanan. Dari pengertian diatas, maka kekuatan merupakan factor yang sangat penting dan merupakan dasar dari semua komponen kondisi fisik. Dalam istilah yang sederahana kakuatan adalah commit to user 57 kemampuan untuk menerapkan kekuatan dalam melawan beban. Kekuatan dapat menigkatkan kemampuan seseorang dalam melakukan keterampilan gera. Tentang pentingnya peranan kekuatan dalam setiap aktivitas fisik, Harsono, 1988:177 mengemukakan : 1. Kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas fiaik, 2 kekuatan memegang peranan penting dalam melindungi seseorang dari kemungkinan cidera, dan 3 dengan kekuatan seseorang akan dapat lari lebih cepat, melempar atau menendang lebih jauh dan lebih efisien, memukul lebih keras, demikian juga dalam memperkuat stabilitas sendi-sendi tubuh. e. Kecepatan Menurut Harsono, 1988:216, kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya atau kemampuan untuk menempuh jarak dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Selanjutnya menurut Davis Damien, dkk, 1988:43 kecepatan didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk meletakkan tubuh atau bagian-bagian tubuh dalam suatu gerakan yang cepat. Lebih lanjut dikatakan bahwa factor yang mempengaruhi kecepatan adalah keturunan, jarak, durasi, kekuatan dan power, fungsi khusus dari otot dan persendian.Dari pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa kecepatan bukan hanya berarti menggerakkan seluruh tubuh dengan cepat, tetapi dapat pula terbatas pada menggerakkan anggota tubuh dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. commit to user 58 Agar dapat melakukan keterampilan menembak Hoki Lapangan, maka seorang pemain Hoki dituntut harus memiliki kemampuan biomotorik seperti tersebut diatas dengan baik. Karena bola Hoki kecil dan dapat bergerak cepat sehingga menuntut seorang pemain Hoki untuk juga dapat bergerak cepat dan kemahiran menggunakan stik memerlukan koordinasi dari seluruh organ tubuh. Untuk melakukan tembakan dalam suatu kesempatan menembak kegawang lawan memerlukan daya ledak otot lengan, kelentukan, ketepatan dan kecepatan yang baik. Untuk memperbaiki hasil tembakan, seorang pemain diyakini harus memiliki tinggi badan dan panjang lengan yang ideal sesuai dengan panjang stik berkisar 90-120 cm guna meningkatkan kecepatan alat pemukul dan untuk menyakinkan apakah pukulan itu keras atau tidak pemain harus mampu membuat ayunan stik yang besar dan cepat dengan mengkombinasikan tindakan-tindakan dari bagian-bagian tubuh. Dari uraian diatas dapat dipaparkan bahwa untuk dapat menembak kegawang dengan cepat, terarah dan tepat kesasaran gawang secara baik dan efisien harus didukung oleh faktor kemampuan biomotorik yang tinggi.

B. Penelitian Yang Relevan