Latar Belakang Efektivitas Biji Kelor (Moringa oleifera) dalam Menurunkan Kadar Besi (Fe) dan Mangan (Mn) Air Sumur Gali di Kelurahan Besar Kecamatan Medan Labuhan Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Air merupakan komponen yang sangat penting dalam kehidupan. Bagi manusia, air digunakan dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari seperti mencuci, mandi, memasak dan sebagainya. Air yang dibutuhkan ini berupa air bersih dengan kualitas air yang baik serta cukup kuantitasnya. Jika air yang digunakan kualitasnya tidak baik maka hal ini dapat mengganggu kesehatan. Kualitas air yang baik yaitu jika memenuhi syarat fisik, kimia, biologis dan radioaktif. Kurang terpenuhinya kebutuhan air bersih di Indonesia menyebabkan masih banyak penduduk yang menggunakan air yang kurang layak kualitasnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tentu saja penggunaan air yang tidak layak ini dapat menimbulkan masalah kesehatan. Menurut Kusnaedi 2002, air dengan kualitas yang kurang baik jika digunakan dapat mengakibatkan muntaber, diare, kolera, tipus, atau disentri. Salah satu sumber air bersih yang dimanfaatkan oleh manusia adalah air tanah. Air tanah biasanya banyak mengandung bahan-bahan kimia yang berbahaya jika digunakan. Menurut Said 1999, air tanah sering mengandung zat besi Fe dan mangan Mn cukup besar. Adanya kandungan Fe dan Mn dalam air menyebabkan warna air tersebut berubah menjadi kuning-coklat setelah beberapa saat kontak dengan udara. Air ini selain dapat mengganggu kesehatan juga menimbulkan bau Universitas Sumatera Utara yang kurang enak serta menyebabkan warna kuning pada dinding bak serta bercak- bercak kuning pada pakaian. Kedua logam ini yaitu Fe dan Mn, keberadaannya di dalam tubuh memang dibutuhkan tetapi hanya dalam konsentrasi yang rendah. Menurut Achmad 2004, kandungan kedua logam ini dalam air seperti besi pada konsentrasi di atas ± 0,31 mgl dapat menyebabkan bekas karat pada pakaian, porselin, dan alat-alat lainnya serta menimbulkan rasa yang tidak enak pada air minum. Untuk mangan, konsentrasi yang diperbolehkan menurut Permenkes no 416 adalah 0,5 mgl. Kandungan kedua logam ini ditemukan pada air sumur gali yang digunakan warga di daerah Kelurahan Besar, Kecamatan Medan Labuhan. Kondisi air sumur gali yang digunakan warga yaitu warnanya kuning hingga kecoklatan serta berbau menyerupai seperti tanda-tanda terkandungnya logam besi dan mangan. Kondisi air yang seperti ini ditemukan hampir di semua sumur gali yang digunakan warga. Air yang akan digunakan oleh warga setempat biasanya disaring terlebih dahulu. Hal ini diketahui oleh penulis setelah penulis melakukan survei pendahuluan sampai akhirnya mengambil beberapa sampel untuk diperiksa kandungan besi Fe dan mangan Mn nya. Sampel yang diambil yaitu air yang diambil dari sumur langsung dan air yang telah disaring terlebih dahulu. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa dari kedua sampel tersebut baik air yang diambil dari sumur langsung maupun air yang telah disaring, konsentrasi Fe dan Mn-nya dapat dijelaskan sebagai berikut. Pada air sumur gali yang telah disaring, kandungan logam besi dan mangan secara berurutan yaitu 0, 44525 mgl dan 1,65309 mgl. Sedangkan pada air yang diambil langsung dari sumur gali tersebut, kandungan logam besi dan mangan secara Universitas Sumatera Utara berurutan yaitu 0,60139 mgl dan 3,79557 mgl. Kandungan kedua logam ini bisa berubah-ubah sesuai dengan iklim saat mengambil sampel tersebut. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 416MenkesPerIX1990 yang mengatur tentang persyaratan kualitas air bersih telah menetapkan standar baku mutu air bersih yang menunjukkan suatu air bersih telah memenuhi persyaratan kesehatan. Untuk logam besi dan mangan mempunyai standar baku mutu masing-masing 1,0 mgl dan 0,5 mgl. Apabila kadar kedua logam berat itu melebihi baku mutu, maka air bersih tersebut tidak memenuhi syarat dan harus dilakukan pengolahan sebelum dipakai untuk keperluan sehari-hari. Biji kelor merupakan salah satu alternatif yang bisa digunakan untuk menurunkan kadar logam besi dan mangan pada air. Biji kelor yang berfungsi sebagai koagulan mampu mengadsorpsi dan menetralisir partikel-partikel logam yang terkandung dalam air. Biji kelor sebagai koagulan dapat digunakan dengan dua cara yaitu: biji kering dengan kulitnya dan biji kering tanpa kulitnya Ndabigengesere et al dalam Rambe, 2009. Mekanisme yang paling mungkin terjadi dalam proses koagulasi adalah adsorpsi dan netralisasi tegangan atau adsorpsi dan ikatan antar partikel yang tidak stabil. Dari kedua mekanisme tersebut, untuk menentukan mekanisme mana yang terjadi merupakan suatu hal yang sangat sukar karena kedua mekanisme koagulasi dengan biji kelor adalah adsorpsi dan netralisasi tegangan. Percobaan di Malawi, menunjukkan bahwa koagulan serbuk biji kelor dapat menurunkan kekeruhan air sungai yang keruh dari 270-380 NTU menjadi di bawah 4 NTU Sutherland et al dalam Rambe, 2009. Berdasarkan uraian di atas, penulis Universitas Sumatera Utara tertarik untuk mengembangkan penggunaan biji kelor sebagai koagulan untuk menurunkan kadar logam berat dalam air sumur gali. Adapun logam tersebut seperti besi Fe dan mangan Mn yang terkandung dalam sumur gali masyarakat di Kelurahan Besar, Kecamatan Medan Labuhan.

1.2. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Pemeriksaan Kadar Besi (Fe) dan Mangan (Mn) Pada Air Minum Isi Ulang Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) di Balai Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Sumatera Utara

13 178 57

Efektifitas Proses Elektrokoagulasi Terhadap Penurunan Kadar Besi Air Sumur

15 101 68

Studi Penurunan Kadar Logam Mangan (Mn) Dan Nikel (Ni) Dalam Air Minum Isi Ulang Yang Diolah Dengan Sistem Reverse Osmosis

6 71 66

Efektivitas Saringan Pasir Cepat dalam Menurunkan Kadar Mangan (Mn) pada Air Sumur dengan Penambahan Kalium Permanganat (KMnO4) 1%

21 132 87

Efektivitas Penurunan Kadar Fe Dan Mn Sumur Gali Dengan Menggunakan Saringan Pasir Sistim Up Flow Berdasarkan Jenis Dan Ketebalan Media Saringan Di Dusun I Kikik Kecamatan Hamparan Perak Tahun 2007

2 60 57

Analisis Kadar Logam Besi (Fe), Mangan (Mn) Dan Kadmium (Cd) Dari Sedimen (Padatan Total) Dan Air Sungai Lau Borus Aliran Lahar Dingin Gunung Sinabung Pasca Erupsi Gunung Sinabung Di Desa Guru Kinayan Kecamatan Naman Teran Kabupaten Tanah Karo Dengan Me

4 55 97

Penggunaan Serbuk Biji Kelor (Moringa oleifera Lam) Untuk Menurunkan Kadar Cupri (Cu) dan Kromium (Cr) Air Sumur Gali Secara Spektrofotometri Serapan Atom

0 0 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air 2.1.1. Pengertian Air - Efektivitas Biji Kelor (Moringa oleifera) dalam Menurunkan Kadar Besi (Fe) dan Mangan (Mn) Air Sumur Gali di Kelurahan Besar Kecamatan Medan Labuhan Tahun 2012

0 1 33

Efektivitas Biji Kelor (Moringa oleifera) dalam Menurunkan Kadar Besi (Fe) dan Mangan (Mn) Air Sumur Gali di Kelurahan Besar Kecamatan Medan Labuhan Tahun 2012

0 0 14

PENGOLAHAN AIR SUMUR GALI MENGGUNAKAN SARINGAN PASIR BERTEKANAN (PRESURE SAND FILTER) UNTUK MENURUNKAN KADAR BESI (Fe) DAN MANGAN (Mn)

0 1 11