Persyaratan Fisik Persyaratan Kimia

yang menunjukkan persyaratan–persyaratan yang harus dipenuhi agar air tersebut tidak menimbulkan gangguan kesehatan, penyakit, gangguan teknis, serta gangguan dalam segi estetika. Peraturan ini dibuat dengan maksud bahwa air yang memenuhi syarat kesehatan mempunyai peranan penting dalam rangka pemeliharaan, perlindungan serta mempertinggi derajat kesehatan masyarakat. Dengan peraturan ini telah diperoleh landasan hukum dan landasan teknis dalam hal pengawasan kualitas air bersih.

2.6. Persyaratan Kualitas Air

Persyaratan kualitas air wajib dipenuhi dalam penggunaan air untuk kebutuhan hidup manusia. Air yang baik dan aman bagi kesehatan adalah apabila memenuhi syarat fisika, kimia, mikrobiologi dan radioaktif.

2.6.1. Persyaratan Fisik

Menurut Kusnaedi 2010, persyaratan fisik air yaitu: 1. Tidak berwarna Air yang berwarna berarti air tersebut telah mengandung bahan-bahan berbahaya yang dapat mengganggu kesehatan jika dikonsumsi. 2. Temperaturnya normal Air yang baik harus memiliki temperatur sama dengan temperatur udara 20- 26 C. Menurut Permenkes RI No 416 tahun 1990, temperatur air yang baik adalah suhu udara ± 3 C. 3. Rasanya tawar Air yang terasa asam, manis, pahit, atau asin menunjukkan bahwa kualitas air tersebut tidak baik. Universitas Sumatera Utara 4. Tidak berbau Air yang baik adalah air yang apabila dicium tidak menimbulkan bau baik dicium pada jarak dekat maupun jauh. 5. Jernih atau tidak keruh Air yang keruh disebabkan oleh adanya koloid-koloid dari bahan tanah liat yang terkandung di dalam air tersebut. Semakin banyak kandungan koloid maka air tersebut akan semakin keruh. Menurut Permenkes RI Nomor 416 tahun 1990, kekeruhan yang diperbolehkan di dalam air bersih adalah 25 NTU. 6. Tidak mengandung zat padatan Air minum yang baik tidak diperbolehkan mengandung padatan, meskipun air tersebut jernih namun jika mengandung padatan yang terapung maka air tersebut tidak baik digunakan sebagai air minum. Total zat padatan terlarut TDS yang diperbolehkan di dalam air minum adalah 500 mgl menurut Permenkes RI Nomor 492 tahun 2010.

2.6.2. Persyaratan Kimia

Menurut Slamet 2000, air yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan antara lain Air Raksa Hg, Aluminium Al, Arsen As, Barium Ba, Besi Fe, Flourida F, Kalsium Ca, Derajat keasaman pH dan zat-zat kimia lainnya. Air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sebaiknya tidak mengandung zat-zat kimia tersebut dalam konsentrasi yang melebihi seperti yang tercantum dalam PerMenKes RI Nomor: 492MenkesperIV2010. Jika hal ini yang terjadi maka dapat menyebabkan Universitas Sumatera Utara gangguan kesehatan jika tetap digunakan. Contohnya Besi Fe, keberadaannya di dalam tubuh memang diperlukan namun dalam konsentrasi yang rendah. Jika di dalam air bersih, konsentrasi Besi Fe yang diperbolehkan ada yaitu hanya dalam konsentrasi 1,0 mglt saja dan untuk air minum yaitu 0,3 mgl. Menurut Permenkes RI Nomor 416 tahun 1990, untuk syarat kimia air yaitu kandungan besi Fe dan mangan Mn yang masih diperbolehkan ada dalam air bersih adalah Fe 01,0 mgl dan Mn 0,5 mgl.

2.6.3. Persyaratan Mikrobiologi

Dokumen yang terkait

Pemeriksaan Kadar Besi (Fe) dan Mangan (Mn) Pada Air Minum Isi Ulang Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) di Balai Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Sumatera Utara

13 178 57

Efektifitas Proses Elektrokoagulasi Terhadap Penurunan Kadar Besi Air Sumur

15 101 68

Studi Penurunan Kadar Logam Mangan (Mn) Dan Nikel (Ni) Dalam Air Minum Isi Ulang Yang Diolah Dengan Sistem Reverse Osmosis

6 71 66

Efektivitas Saringan Pasir Cepat dalam Menurunkan Kadar Mangan (Mn) pada Air Sumur dengan Penambahan Kalium Permanganat (KMnO4) 1%

21 132 87

Efektivitas Penurunan Kadar Fe Dan Mn Sumur Gali Dengan Menggunakan Saringan Pasir Sistim Up Flow Berdasarkan Jenis Dan Ketebalan Media Saringan Di Dusun I Kikik Kecamatan Hamparan Perak Tahun 2007

2 60 57

Analisis Kadar Logam Besi (Fe), Mangan (Mn) Dan Kadmium (Cd) Dari Sedimen (Padatan Total) Dan Air Sungai Lau Borus Aliran Lahar Dingin Gunung Sinabung Pasca Erupsi Gunung Sinabung Di Desa Guru Kinayan Kecamatan Naman Teran Kabupaten Tanah Karo Dengan Me

4 55 97

Penggunaan Serbuk Biji Kelor (Moringa oleifera Lam) Untuk Menurunkan Kadar Cupri (Cu) dan Kromium (Cr) Air Sumur Gali Secara Spektrofotometri Serapan Atom

0 0 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air 2.1.1. Pengertian Air - Efektivitas Biji Kelor (Moringa oleifera) dalam Menurunkan Kadar Besi (Fe) dan Mangan (Mn) Air Sumur Gali di Kelurahan Besar Kecamatan Medan Labuhan Tahun 2012

0 1 33

Efektivitas Biji Kelor (Moringa oleifera) dalam Menurunkan Kadar Besi (Fe) dan Mangan (Mn) Air Sumur Gali di Kelurahan Besar Kecamatan Medan Labuhan Tahun 2012

0 0 14

PENGOLAHAN AIR SUMUR GALI MENGGUNAKAN SARINGAN PASIR BERTEKANAN (PRESURE SAND FILTER) UNTUK MENURUNKAN KADAR BESI (Fe) DAN MANGAN (Mn)

0 1 11