BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Kelurahan Besar merupakan salah satu kelurahan yang ada di Kecamatan Medan Labuhan. Kelurahan ini terdiri atas 14 Lingkungan dengan salah satu
Lingkungan yaitu Lingkungan 8 memiliki ± 400 KK dan jumlah penduduk sekitar ± 1870 jiwa.
Adapun batas-batas wilayah dari Kelurahan ini adalah: -
Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Rengas Pulau -
Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Martubung -
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Tangkahan -
Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Titi Papan
4.2. Hasil Penelitian
Karakteristik air sumur yang menjadi sampel diketahui sumur gali masyarakat tersebut mengandung logam besi Fe dengan kadar di bawah baku mutu air bersih
serta mangan Mn dengan kadar yang melebihi baku mutu air bersih. Adapun kadar besi Fe dan mangan Mn hasil pemeriksaan air dari salah satu sumur tersebut
adalah :
Tabel 4.1. Hasil Pengukuran Kadar Awal Besi Fe dan Mangan Mn di Kelurahan Besa
No. Parameter
mgl Hasil Pengukuran
mgl Standar Baku
Mutu mgl Keterangan
1. Besi Fe
0,76362 1,0
Memenuhi baku mutu
2. Mangan Mn
2,14539 0,5
Tidak memenuhi baku mutu
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa dari kedua logam yang diukur yaitu besi Fe dan mangan Mn memiliki kadar yang berbeda menurut Peraturan
Menteri Kesehatan RI No. 416MENKESPerIX1990. Dimana kadar besi Fe 0,76362 mgl di bawah baku mutu sedangkan kadar mangan Mn 2,14539 mgl
melebihi baku mutu. Sesuai Permenkes tersebut bahwa kadar besi Fe dan mangan Mn yang diperbolehkan masing-masing adalah 1,0 mgl dan 0,5 mgl.
Penggunaan serbuk biji kelor sebagai koagulan dapat mengendapkan logam besi Fe dan mangan Mn pada air sumur masyarakat di Kelurahan Besar. Dalam
penelitian ini dilakukan 3 kali pengulangan terhadap pengolahan air dalam menurunkan kadar besi Fe dan mangan Mn. Adapun data hasil pengukuran kadar
besi Fe dalam air setelah ditambahkan koagulan biji kelor adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2. Hasil Pemeriksaan Kadar Besi mgl pada Kontrol dan Setelah Penambahan Koagulan Biji Kelor
No. Kadar
Koagulan Biji Kelor
Kadar Besi Fe Air Sumur Rata-
Rata mgl
Penu- runan
Baku Mutu
Kadar Besi
mgl
Pengulangan 1
2 3
1. 0 mg
kontrol 0,76102
0,76484 0,75997
0,76194 1,0
2. 20 mg
0,07409 0,06606
0,06901 0,06972 90,85
3. 40 mg
0,11449 0,10814
0,12019 0,11427 85,00
4. 60 mg
0,10675 0,11623
0,13385 0,11894 84,39
5. 80 mg
0,06226 0,11077
0,12005 0,09769 87,18
Keterangan : Tanda = lihat pada Lampiran 6 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa rata-rata kadar besi Fe pada
kontrol tidak ditambahkan koagulan biji kelor adalah 0,76194 mgl. Dilihat dari baku mutu air bersih menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI. No 416 tahun 1990,
Universitas Sumatera Utara
nilai ini tidak melebihi baku mutu air bersih yang telah ditetapkan. Setelah penambahan koagulan biji kelor, rata-rata kadar besi Fe mengalami penurunan yang
cukup berarti. Dimana pada penambahan koagulan biji kelor sebesar 20 mg, rata-rata kadar besi Fe berubah menjadi 0,06972 mgl atau mengalami penurunan sebesar
90,85. Penambahan koagulan biji kelor 40 mg, mampu menurunkan kadar besi Fe sebesar 85,00 menjadi 0,11427 mgl. Penambahan koagulan biji kelor 60 mg
mampu menurunkan kadar besi Fe sebesar 84,39 menjadi 0,11894 mgl. Serta dengan penambahn koagulan biji kelor 80 mg, terjadi penurunan kadar besi Fe
sebesar 87,18 yang menyebabkan rata-rata kadar besi tersebut menjadi 0,09769 mgl.
Selain pemeriksaan besi Fe, juga dilakukan pemeriksaan terhadap mangan Mn. Adapun hasil pemeriksaan tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3. Hasil Pemeriksaan Kadar Mangan mgl pada Kontrol dan Setelah Penambahan Koagulan Biji Kelor
No. Kadar
Koagulan Biji Kelor
Kadar Mangan Mn Air Sumur
Rata- Rata
mgl Pening-
katan Baku
Mutu Kadar
Mangan mgl
Pengulangan 1
2 3
1. 0 mg
kontrol 2,13524
2,12388 2,19947
2,15286 0,5
2. 20 mg
2,28976 2,27464
2,36234 2,30891
7,25 3.
40 mg 2,29095
2,31151 2,33441
2,31229 7,40
4. 60 mg
2,39977 2,27065
2,31257 2,32766
8,12 5.
80 mg 2,31221
2,24292 2,24918
2,26810 5,35
Keterangan : Tanda = lihat pada Lampiran 6 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa rata-rata kadar mangan Mn
yang tidak ditambahkan koagulan biji kontrol adalah sebesar 2,15286 mgl. Setelah
Universitas Sumatera Utara
ditambahkan koagulan biji kelor tidak terjadi penurunan kadar mangan Mn tersebut, melainkan terjadi peningkatan. Penambahan koagulan biji kelor sebesar 20 mg, 40
mg, 60 mg dan 80 mg mampu meningkatkan kadar mangan masing-masing 7,25, 7,40, 8,12, dan 5,35. Pada penambahan koagulan biji kelor 20 mg, rata-rata
kadar mangan Mn nya adalah 2,30891 mgl. Penambahan koagulan biji kelor 40 mg, rata-rata kadar mangan Mn nya adalah 2,31229 mgl. Serta penambahan
koagulan biji kelor sebesar 60 mg dan 80 mg, rata-rata kadar mangan Mn pada masing-masing kadar secara berurutan adalah sebesar 2,32766 mgl dan 2,26810
mgl. Penambahan koagulan biji kelor ini menyebabkan peningkatan kadar mangan Mn dalam air sumur tersebut.
4.3. Analisa Statistik Pengaruh Penambahan Koagulan Biji Kelor terhadap Kadar Besi Fe Sampel Air Sumur
Berdasarkan data hasil pengukuran kadar besi Fe yang diperoleh, maka selanjutnya dilakukan analisis data secara statistik untuk mengetahui ada tidaknya
penurunan kadar besi Fe setelah ditambahkan berbagai kadar koagulan biji kelor.
Tabel 4.4. Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Kadar Besi Fe Setelah Penambahan Koagulan Biji Kelor dengan Berbagai Kadar
Kadar Besi
N 15
Rata-rata 0.2325147
Std. Deviasi 0,27490032
Absolut 0.440
Positif 0.440
Negatif -0.268
Kolmogorov-Smirnov Z 1.705
Asymp. Sig. 2-tailed 0.006
Universitas Sumatera Utara
Pada tabel 4.4 diketahui dari jumlah data yang diperiksa yaitu 15 data menunjukkan bahwa nilai rata-rata keseluruhannya yaitu sebesar 0,23251 mgl
dengan standar deviasi 0,27490032. Pada tabel tersebut diperoleh nilai p = 0,006 0,05 maka Ho ditolak. Dengan demikian dapat diketahui bahwa distribusi populasi
yang diwakili sampel berdistribusi tidak normal.
Tabel 4.5. Hasil Uji Kesamaan Varians Kadar Besi Fe Uji Levene
df1 df2
Sig.
6.646 4
10 0.007
Pada tabel 4.5 diketahui bahwa nilai p = 0,007 0,05, maka Ho ditolak. Hal ini menyatakan bahwa varians data populasi darimana data sampel ditarik tidak
seragam heterogen.
Tabel 4.6. Hasil Uji Kruskal Wallis Kadar Besi Fe Penurunan Kadar Besi
Hubungan variabel 9.833
Degree free derajat bebas 4
Asymp. Sig. 0.043
Berdasarkan tabel 4.6 diperoleh nilai p = 0,043 0,05, maka Ho ditolak. Artinya bahwa ada perbedaan yang signifikan kadar besi Feair sumur gali dengan
penambahan berbagai koagulan biji kelor. Setelah diketahui adanya perbedaan rata-rata dari hasil uji Kruskal Wallis,
maka dilanjutkan dengan uji beda nyata sesuai dengan nilai Koefisien Keragaman
Universitas Sumatera Utara
KK. Untuk pengujian kadar besi Fe ini, hasil perhitungan nilai koefisien keragaman KK yang diperoleh adalah 22,06 . Nilai ini tergolong sedang antara
10-20 dari kondisi heterogen, maka hasil uji kruskal wallis di atas dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil BNT. Adapun hasil uji BNT tersebut dapat dilihat
sebagai berikut:
Tabel 4.7. Hasil Uji Beda Nyata Terkecil BNT Kadar Besi Fe pada Berbagai Kadar Koagulan Biji Kelor
I Kadar Koagulan Biji
Kelor J Kadar
Koagulan Biji Kelor
Beda Nyata I-J Sig.
0 mg 20 mg
40 mg 60 mg
80 mg 0,69222333
0,64767000 0,64300000
0,66425000 0,000
0,000 0,000
0,000
20 mg 0 mg kontrol
40 mg 60 mg
80 mg -0,69222333
-0,04455333 -0,04922333
-0,02797333 0,000
0,006 0,003
0,052
40 mg 0 mg kontral
20 mg 60 mg
80 mg 0,64767000
0,04455333 -0,00467000
0,01658000 0,000
0,006 0,721
0,221
60 mg 0 mg kontrol
20 mg 40 mg
80 mg -0,64300000
0,04922333 0,00467000
0,02125000 0,000
0,003 0,721
0,126
80 mg 0 mg kontrol
20 mg 40 mg
60 mg 0,66425000
-0,02797333 0,01658000
0,02125000 0,000
0,052 0,221
0,126
Keterangan : Tanda = Berbeda nyata p 0,05
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa perbedaan rata-rata kadar besi Fe sampel air dengan koagulan biji kelor pada kadar 0 mg kontrol berbeda nyata dibandingkan
dengan kadar 20 mg, 40 mg, 60 mg, dan 80 mg dengan masing-masing nilai p 0,000
Universitas Sumatera Utara
0,05. Akan tetapi, perbedaan rata-rata kadar besi Fe pada kadar koagulan biji kelor 20 mg tidak berbeda nyata dengan kadar koagulan biji kelor 80 mg dimana nilai
p 0,052 0,05. Perbedaan rata-rata kadar besi Fe pada koagulan biji kelor 40 mg tidak berbeda nyata dengan kadar koagulan biji kelor 60 mg dimana nilai p 0,721
0,05. Begitu juga untuk kadar koagulan 60 mg. Dimana, rata-rata kadar besi Fe pada kadar koagulan biji kelor 60 mg tidak berbeda nyata dengan kadar koagulan biji
kelor 80 mg dengan nilai p 0,126 0,05.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Kualitas Air Sumur Gali