Objek Penelitian Defenisi Operasional

X3 :Perlakuan dengan penambahan koagulan biji kelor dengan konsentrasi 60 mg X4 :Perlakuan dengan penambahan koagulan biji kelor dengan konsentrasi80mg A1’, A2’, A3’,A4’: Pengukuran kadar besi Fe dan mangan Mn setelah perlakuan. Dalam penelitian ini akan dilakukan replikasi atau pengulangan sebanyak 3 kali pada masing-masing sampel untuk mengurangi kesalahan sekecil mungkin. 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian Pengambilan sampel air sumur gali dilakukan di Kelurahan Besar Kecamatan Medan Labuhan.Alasan pemilihan lokasi pengambilan sampel adalah berdasarkan survei yang dilakukan penulis bahwa kondisi air sumur gali di Kelurahan Besar mengandung besi Fe dan mangan Mn yang cukup tinggi. Sedangkan pemeriksaan sampel dilakukan di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan BTKL Medan.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari-Juli tahun 2012.

3.3. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah air sumur gali di Kelurahan BesarKecamatan Medan Labuhan yang kadar besi Fe dan mangan Mn nya tinggi yaitu di rumah pak Aceng. Jumlah air sumur gali yang dibutuhkan untuk masing-masing perlakuan adalah 500 ml. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan yaitu 5 sampel sebelum perlakuan, 12 sampel setelah perlakuan dan 3 kontrol tanpa perlakuan. Jadi total volume sampel yang dibutuhkan adalah 10 L yang selanjutnya akan diuji di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan BTKL Medan. Universitas Sumatera Utara 3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Data Primer Data primer diperoleh dari hasil pemeriksaan sampel air sumur gali sebelum dan sesudah penambahan koagulan biji kelor di Laboratorium Kimia Balai Teknik Kesehatan Lingkungan BTKL Medan.

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari Kantor Kelurahan di Kelurahan Besar Kecamatan Medan Labuhan.

3.5. Defenisi Operasional

1. Air sumur gali adalah air yang bersumber dari dalam tanah yang berasal dari sumur gali di Kelurahan Besar. 2. Kadar besi Fe dalam air sumur gali sebelum perlakuan adalah kadar besi Fedalam air sumur gali sebelum ditambahkan koagulan biji kelor. 3. Kadar mangan Mn dalam air sumur gali sebelum perlakuan adalah kadar mangan Mndalam air sumur gali sebelum ditambahkan koagulan biji kelor. 4. Koagulan biji kelor adalah koagulan yang berupa serbuk yang terbuat dari biji kelor yang dapat mengendapkan logam dalam air. 5. Konsentrasi koagulan biji kelor adalah konsentrasi serbuk biji kelor yang ditambahkana yaitu 20 mg, 40 mg, 60 mg, 80 mg dan 0 mg sebagai kontrol untuk setiap 500 ml air sumur. 6. Cara pengadukan adalah banyaknya pengadukan sampel setelah ditambahkan koagulan biji kelor menggunakan magnetik stirer. Universitas Sumatera Utara 7. Waktu pengadukan adalah waktu yang diperlukan dalam pengadukan sampel setelah ditambahkan koagulan biji kelor yaitu 5 menit. 8. Waktu pengendapan adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengendapkan sampel setelah ditambahkan koagulan biji kelor yaitu 60 menit. 9. Kadar besi Fe setelah perlakuan adalah kadar besi Fe dalam air sumur gali setelah ditambahkan koagulan biji kelor. 10. Kadar mangan Mn setelah perlakuan adalah kadar mangan Mn dalam air sumur gali setelah ditambahkan koagulan biji kelor. 11. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416 Tahun 1990 adalah peraturan yang mengatur tentang persyaratan kualitas air bersih. 12. Kadar besi Fe yang sesuai baku mutu adalah kadar besi Fe yang memenuhi persyaratan kesehatan berdasarkan Permenkes RI No. 416 tahun 1990 yaitu tidak melebihi nilai ambang batas 1,0 mgl. 13. Kadar mangan Mn yang sesuai baku mutu adalah kadar mangan Mn yang memenuhi persyaratan kesehatan berdasarkan Permenkes RI No. 416 tahun 1990 yaitu tidak melebihi nilai ambang batas 0,5 mgl. 14. Kadar besi Fe yang tidak sesuai baku mutu adalah kadar besi Fe yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan berdasarkan Permenkes RI No. 416 tahun 1990 yaitu melebihi nilai ambang batas 1,0 mgl. 15. Kadar mangan Mn yang tidak sesuai baku mutu adalah kadar mangan Mn yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan berdasarkan Permenkes RI No. 416 tahun 1990 yaitu melebihi nilai ambang batas 0,5 mgl. Universitas Sumatera Utara

3.6. Prosedur Pembuatan Biji Kelor sebagai Koagulan

Dokumen yang terkait

Pemeriksaan Kadar Besi (Fe) dan Mangan (Mn) Pada Air Minum Isi Ulang Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) di Balai Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Sumatera Utara

13 178 57

Efektifitas Proses Elektrokoagulasi Terhadap Penurunan Kadar Besi Air Sumur

15 101 68

Studi Penurunan Kadar Logam Mangan (Mn) Dan Nikel (Ni) Dalam Air Minum Isi Ulang Yang Diolah Dengan Sistem Reverse Osmosis

6 71 66

Efektivitas Saringan Pasir Cepat dalam Menurunkan Kadar Mangan (Mn) pada Air Sumur dengan Penambahan Kalium Permanganat (KMnO4) 1%

21 132 87

Efektivitas Penurunan Kadar Fe Dan Mn Sumur Gali Dengan Menggunakan Saringan Pasir Sistim Up Flow Berdasarkan Jenis Dan Ketebalan Media Saringan Di Dusun I Kikik Kecamatan Hamparan Perak Tahun 2007

2 60 57

Analisis Kadar Logam Besi (Fe), Mangan (Mn) Dan Kadmium (Cd) Dari Sedimen (Padatan Total) Dan Air Sungai Lau Borus Aliran Lahar Dingin Gunung Sinabung Pasca Erupsi Gunung Sinabung Di Desa Guru Kinayan Kecamatan Naman Teran Kabupaten Tanah Karo Dengan Me

4 55 97

Penggunaan Serbuk Biji Kelor (Moringa oleifera Lam) Untuk Menurunkan Kadar Cupri (Cu) dan Kromium (Cr) Air Sumur Gali Secara Spektrofotometri Serapan Atom

0 0 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air 2.1.1. Pengertian Air - Efektivitas Biji Kelor (Moringa oleifera) dalam Menurunkan Kadar Besi (Fe) dan Mangan (Mn) Air Sumur Gali di Kelurahan Besar Kecamatan Medan Labuhan Tahun 2012

0 1 33

Efektivitas Biji Kelor (Moringa oleifera) dalam Menurunkan Kadar Besi (Fe) dan Mangan (Mn) Air Sumur Gali di Kelurahan Besar Kecamatan Medan Labuhan Tahun 2012

0 0 14

PENGOLAHAN AIR SUMUR GALI MENGGUNAKAN SARINGAN PASIR BERTEKANAN (PRESURE SAND FILTER) UNTUK MENURUNKAN KADAR BESI (Fe) DAN MANGAN (Mn)

0 1 11