Dengan bantuan kredit dari bank, para pengusaha dapat memperluas usahanya dan mendirikan proyek-proyek baru. Peningkatan usaha dan
pendirian proyek baru akan membutuhkan tenaga kerja untuk melaksanakan proyek-proyek tersebut. Dengan demikian mereka akan
memperoleh pendapatan. Apabila perluasan usaha serta pendirian proyek-proyek baru telah selesai, maka untuk mengelolanya juga
diperlukan tenaga kreja. Dengan tertampungnya tenaga-tenaga kerja tersebut ,maka pemerataan pendapatan akan meningkat pula.
52
g. Kredit dapat juga sebagai alat hubungan ekonomi internasional
Bank sebagai lembaga yang menyalurkan kredit tidak saja bergerak di dalam negeri tetapi juga di luar negeri. Negara yang telah kuat
perekonomiannya dalam hubungan persahabatan biasanya memberikan bantuan dana kepada negara berkembang yang sedang membangun.
Bantuan dalam bentuk kredit ini bukan saja mempererat hubungan ekonomi antara negara yang bersangkutan tetapi juga dapat
meningkatkan hubungan internasional.
53
B. Prinsip – prinsip yang Terkandung dalam kredit bank
Menurut Pasal 8 ayat 2 Undang – Undang No 7 Tahun 1992 Jo 10 Tahun 2008 Tentang Perbankan
52
Ibid.
53
Ibid., hal 17
Universitas Sumatera Utara
Bank Umum wajib memiliki dan menerapkan pedoman perkreditan dan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan
Bank Indonesia. Pokok – pokok ketentuan yang diterapkan Bank Indonesia memuat antara
lain yaitu
54
1. Pemberian kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah dibuat dalam bentuk perjanjian tertulis;
:
2. Bank harus memiliki keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan nasabah debitur yang antara lain diperoleh dari penilaian yang seksama terhadap watak,
kemampuan, modal, agunan, dan prospek usaha dari nasabah debitur; 3. Kewajiban bank untuk menyusun dan menerapkan prosedur pemberian kredit
atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah; 4. Kewajiban bank untuk memberikan informasi yang jelas mengenai prosedur
dan persyaratan kredit. Atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah; 5. Larangan bank untuk memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip
syariah dengan persyaratan yang berbeda kepada nasabah debitur atau dan atau pihak –pihak terafiliasi;
6. Penyelesaian sengketa. Sebelum kredit diberikan, untuk meyakinkan pihak bank bahwa penerima
kredit dapat dipercaya, maka terlebih dahulu dilakukan analisa kredit dengan
54
Hermansyah. Hukum Perbankan Nasional IndonesiaJakarta: Kencana, 2008hal.62-63
Universitas Sumatera Utara
memintakan berbagai persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon penerima kredit. Persyaratan –persyaratan kredit yang diminta oleh bank untuk melaksanakan
penilaian dalam pemberian suatu kredit teridiri dari beberapa prinsip yang menjadi pedoman bank adalah;
55
1. Prinsip 5 C Prinsip 5 C terdiri atas watak character, modal capital, kemampuan capacity,
kondisi ekonomi condition of economic, dan jaminan collateral a.
Tentang watak character
Bahwa calon nasabah debitur memiliki watak, moral,dan sifat-sifat pribadi yang baik. Penilaian terhadap karakter ini dilakukan untuk mengetahui
tingkat kejujuran, integritas, dan kemampuan dari calon nasabah debitur untuk memenuhi kewajiban dan menjalankan usahanya. Informasi ini
dapat diperoleh oleh bank melalui riwayat hidup. Riwayat usaha, dan informasi dari usaha-usaha yang sejenis.
56
b. Tentang modal Capital
Bank harus meneliti modal calon debitur selain besarnya juga strukturnya. Hal ini diperlukan untuk mengukur tingkat rasio likuiditas dan
sovabilitasnya. Rasio ini diperlukan berkaitan dengan pemberian kredit untuk jangka pendek atau jangka panjang.
55
Johanes Ibrahim. Op. Cit., hal 100 - 101
56
Hermansyah. Op. Cit., hal 64
Universitas Sumatera Utara
c. Tentang kemampuan capacity
Bank harus mengetahui secara pasti atas kemampuan calon debitur dengan melakukan analisis usahanya dari waktu ke waktu. Pendapatan yang selalu
meningkat deiharapkan kelak mampu melakukan pembayarankembali atas kreditnya.sedangkan bila diperkirakan tidak mampu, bank dapat menolak
permohonan daari calon debitur.
57
d. Tentang kondisi ekonomi condition of economic
Bahwa dalam pemberian kredit oleh bank, kondisi ekonomi secara umum dan kondisi sektor usaha pemohon kredit perlu memperoleh perhatian dari
bank untuk memperkecil resiko yang mungkin terjadi yang diakibatkan oleh kondisi ekonomi tersebut.
e. Tentang prinsip kepercayaan collateral
Collateral adalah jaminan untuk persetujuan pemberian kredit yang merupakan sarana pengaman back up atas resiko yang mungkin terjadi
atas wanprestasinya nasabah debitur dikemudian hari, misalnya terjadi kredit macet. Jaminan ini diharapkan mampu melunasi sisa utang kredit
baik untuk pokok maupun bunganya.
58
2. Prinsip 5 P
57
Johanes Ibrahim. Op. Cit., hal 101
58
Hermansyah. Log. Cit.
Universitas Sumatera Utara
Prinsip ini terdiri atas penggolongan peminjaman party, tujuan purpose, sumber pembayaran payment, kemampuan memperoleh laba
profitbility, dan perlindungan protection
59
a. Tentang penggolongan pinjaman party
Bank perlu melakukan penggolongan calon nasabah debitur berdasarkan watak, kemampuan dan modal untuk dapat memberikan arah bagi analisis
bank dalam pemberian kredit. b.
Tentang tujuan purpose Bank perlu mengetahui tujuan yang hendak dicapai oleh pihak debitur
dalam rangka peminjaman kredit. c.
Tentang Sunber Pembayaran payment Bank harus mengetahui pendapat calon nasabah debitur. Pendapatan calon
nasabah debitur harus cukup untuk pengembalian pokok kredit sekalian ataupun diangsur dan bunga serta biaya- biaya lainnya.
d. Tentang kemampuan memperoleh laba profitability
Kemampuan ini diukur dari jumlah kewajiban, baik angsuran, bunga dan biaya-biaya kredit yang harus dibayar calon debitur. Bila calon debitur
diperkirakan mampu mengatasinya, naka calon debitur dipandang memiliki kemampuan memperoleh keuntungan.
e. Tentang perlindungan protection
59
Johanes Ibrahim. Op. Cit., hal. 102
Universitas Sumatera Utara
Analisis kredit dalam memperhatikan agunan yang diberikan calon debitur, termasuk nilai pasar dari agunan yang diberikan oleh pihak calon
nasabah debitur. 3. Prinsip 3 R
Prinsip 3 R terdiri dari hasil yang dicapai returns, pembayaran kembali repayment dan kemampuan untuk menanggung resiko risk bearing ability.
60
a. Tentang hasil yang dicapai returns bank harus mempertimbangkan apakah kredit yang diajukan oleh calon
nasabah debitur kan membawa manfaat bagi calon nasabah debitur sehingga calon nasabah debitur dapat mengembalikan kredit beserta
bunganya. b. Tentang pembayaran kembali repayment
bank harus memperhatikan kemampuan membayar kredit nasabah calon debitur sesuai dengan waktu yang ditentukan.
c. Tentang kemampuan untuk menanggung resiko risk bearing ability Yaitu bank menilai kemampuan calon nasabah debitur menanggung
resiko bila terjadi hal- hal dilusr dugaan kedua belah pihak sehingga menyebabkan kredit menjadi macet.
60
Badriyah Harun. Penyelesaian Sengketa Kredit Bermasalah. Yogyakarta : Pustaka Yustisia, 2010, hal. 14
Universitas Sumatera Utara
C. Ketentuan dalam Pemberian Kredit Kupedes PT Bank BRI