Pengertian kedua jenis bank tersebut didasarkan pada segi fungsi bank. Untuk lebih memperjelas ruang lingkup dan batasan kegiatan yang dapat dilakukan oleh
bank , tercantum dalam Pasal 6 dan pasal 7 Undang-Undang No 10 Tahun 1998 jo Undang-Undang No 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan yaitu :
1. Usaha Bank Umum Meliputi :
a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa
Giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu;
b. Memberikan kredit;
c. Menerbitkan surat pengakuan utang;
d. Membeli , menjual, atau menjamin atas resiko sendiri maupun untuk
kepentingan atau atas perintah nasabahnya; e.
Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah;
f. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan
dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek,atau sarana lainnya
g. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan
perhitungan dengan atau antar pihak ketiga; h.
Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga; i.
Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak;Melakukan penempatan dana dari nasabah
Universitas Sumatera Utara
kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek;
j. Membeli melalui pelelangan agunan baik semua maupun sebagian
dalam hal debitur tiidak memenuhi kewajibannya kepada bank,dengan ketentuan agunan yang dibeli tersebut wajib dicairkan secepatnyaj;
k. Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan
wali amanat; l.
Menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan prinsip syariah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan
Bank Indonesia; m.
Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-Undang ini dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku 2.
Sedangkan usaha bank umum meliputi : a.
Menghimpun dana dari masyarkat dalam bentuk simpanan berupa depositoberjangka, tabungan, dan atau bentuk lain yang dipersamakan
dengan itu; b.
Memberikan kredit; c.
Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetaapkan oleh Bank
Indonesia;
Universitas Sumatera Utara
d. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank IndonesiaSBI ,
deposito berjangka, sertifikat deposito, dan atau tabungan pada bank lain.
Berdasarkan ruang lingkup dan batasan kegiatan yang dapat dilakukan oleh bank tersebut maka dapat diketahui bahwa salah satu kegiatan yang
dilakukan oleh bank adalah Memberikan Kredit. Menurut Undang – undang No 10 Tahun 1998 jo Undang – undang no 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan
menyatakan bahwa Kredit adalah penyedian uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam
meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian
bunga.
11
Menurut OP. Simorangkir kredit adalah pemberian prestasi misalnya
Uang,barang dengan balas prestasi kontraprestasi yang akan terjadi pada waktu yang akan datang. Kehidupan ekonomi modren adalah prestasi uang, yang
dengan demikian transaksi kredit menyangkut uang sebagai alat kredit. Kredit berfungsi kooperatif antara si pemberi kredit dan si penerima kredit atau antara
kreditur dengan debitur. Mereka menarik keuntungan dan saling mengambil resiko. Singkatnya, Kredit dalam arti luas didasarkan atas komponen kepercayaan
, risiko dan pertukaran ekonomi di masa – masa mendatang.
12
11
Pasal 1 angka 11 Undang –undang No 10 Tahun 1998 jo Undang- undang No 2 Tahun 1992 Tentang Perbankan.
12
Budi Untung, Op. Cit.,hal. 1-2
Universitas Sumatera Utara
Pada dasarnya ada 3 macam produk kredit. Yakni : 1.
Kredit Usaha 2.
Kredit Konsumsi 3.
Kredit serba Guna Kredit usaha adalah kredit yang digunakan untuk membiayai perputaran usaha
atau bisnis sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang produktif, seperti usaha perdagangan, usaha industtri rumah tangga, usaha industri rumah tangga,
usaha jasa konsultasi, dan lain-lain. Bila usaha yang anda miliki prospeknya ke depan kelihatan cukup baik, anda bisa datang kepada bank mengajukan
permohonan pinjaman dana untuk usaha.
Kredit Konsumsi adalah kredit yang digunakan untuk membeli barang
konsumtif , seperti rumah baru, mobil pribadi dsb. Karena uang pinjaman digunakan untuk konsumsi pribadi nasabah , maka risiko bagi bank akan lebih
besar karena thal tersebut sehingga suku bunga yang dibebankan kepada nasabah akan lebih besar ketimbang bunga kredit yang digunakan untuk
usaha. Kredit Serba Guna yaitu kredit yang bisa digunakan untuk tujuan apa saja,
bisa untuk konsumsi maupun untuk usaha.
13
Kredit pada awalnya mengarahkan fungsinya untuk merangsang kedua belah pihak untuk tujuan pencapaian kebutuhan baik dalam bidang usaha maupun
13
Safir Senduk, Berkenalan Dengan Kredit Bank, www.google.com
, diunduh tanggal 19 januari 2011.
Universitas Sumatera Utara
untuk kebutuhan sehari –hari. Pihak yang mendapatkan kredit harus dpat menunjukkan prestasi yang lebih tinggi dari kemajuan usahanya. Adapun bagi
pemberi kredit , secara meterial harus mendapatkan rentabilitas berdasarkan perhitungan yang wajar dari modal yang dijadikan objek kredit, dan secara
spiritual mendapatkan kepuasan karena dapat membantu pihak lainuntuk mencapai kemajuan. Suatu kredit mencapai fungsinya , baik bagi debitur , kreditur
, maupun bagi masyarakat, apabila secara sosial ekonomis membawa pengaruh yang lebih baik. Bagi pihak debitur dan kreditur sama –sama memperoleh
keuntungan, dan juga mengakibatkan tambahan penerimaan negara dari sektor pajak, serta membawa dampak kemajuan ekonomi yang bersifat mikro dan makro.
Pemberian kredit dewasa ini merupakan salah satu cara untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Namun disamping itu terdapat juga
hambatan – hambatan dan kesulitan dikarenakan banyaknya terjadi Kredit Macet , dalam artian debitur tidak dapat mengembalikan pinjamannya sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan sehingga menyebabkan proses perputaran dana kredit terhenti. Dengan adanya kondisi yang demikian maka diperlukan pemberian
kredit yang selektif berdasarkan pertimbangan – pertimbangan tertentu. Selain itu diperlukan juga adanya konsekuensi hukum yang tegas apabila kreditur
wanprestasi . Sehubungan dengan hal tersebut , penulis tertarik menganggkat judul
“ Tinjauan Hukum Pelaksanaan Perjanjian Kredit KUPEDES Studi Pada Bank Rakyat Indonesia BRI cabang Medan.” Sebagai suatu persyaratan untuk
menjadi sarjana hukum di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
B. Rumusan Masalah