Perilaku Suami Suku Batak Toba dalam Merawat Ibu Nifas

32 3. Suami memberi air nira tuak dan juga bir hitam kepada ibu dengan anggapan supaya ibu cepat sehat dan bisa kuat kembali bekerja ke sawah apabila sudah sehat total, karena kebanyakan mata pencaharian mereka adalah bertani. 4. Suami juga memberi makanan yaitu bangun-bangun dan ayam napinadar, supaya sisa darah yang ada di rahim ibu cepat keluar dan ibu cepat sehat dan memperlancar ASI. 5. Membantu ibu untuk berkemih, mandi, dan mengganti pakaian jika ibu menginginkannya. 6. Membantu merawat bayi Jika suami bekerja pada siang hari, tugas merawat bayi dapat digantikan ayah pada malam harinya. Misalnya dengan membagi waktu malam menjadi dua paruh waktu pertama pukul 21.00 – 24.00 untuk istri, paruh waktu berikutnya 24.00 – 04.00 untuk suami. Pada malam hari itu suami bisa mengambil tugas mengganti popok bayi, mengganti baju, atau mengayun bayi sementara istri hanya menyusui. 7. Ayah menyusui Yaitu ayah yang mendukung dan berpartisipasi dalam proses pemberian ASI agar ASI keluar lebih lancar. a. Suami melihat kepada istri saat menyusui bayi, mendekap bayi dalam pelukan, dan suami bisa membantu menyediakan makanan dan minuman bagi istri yang menyusui, misalnya membuatkan segelas susu hangat saat istri menyusui. b. Jangan tidur sepanjang malam tapi tunjukkan solidaritas dalam kegiatan menyusui di malam hari, misalnya mengangkat bayi dari ranjang untuk 33 diserahkan kepada istri, lalu mengembalikan bayi ke ranjangnya usai menyusui. c. Suami dapat mengurangi keletihan istri akibat menyusui dengan memijat bahunya. d. Terhadap bayi, usapan lengan ayahnya saat ia tengah menyusu umumnya menyenangkan, meskipun ada juga bayi yang sangat sensitif sehingga tidak ingin diganggu saat tengah menyusu. e. Suami bisa membantu memberikan ASI perahan pada bayi saat istri tidak bisa memberikan ASI secara langsung suami bisa berada di samping istri yang tengah menyusui sambil memberikan semangat pada istri untuk terus memberikan ASI-nya, juga kekaguman dan penghargaan.

E. Perilaku

1. Pengertian Perilaku

Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktifitas organisme atau makhluk hidup yang mempunyai aktifitas masing-masing disepanjang kegiatan yang dilakukannya seperti : berjalan, berfikir, berbicara, berpendapat, bereaksi dan lain sebagainya. Bloom membedakan perilaku dalam tiga bentuk komponen yaitu : kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan bentuk operasional dari perilaku dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu : perilaku dalam bentuk pengetahuan yang artinya mengetahui situasi atau rangsangan dari luar, perilaku dalam bentuk sikap artinya tanggapan batin terhadap keadaan atau rangsangan dari luar subjek, dan perilaku dalam bentuk tindakan artinya sudah kongkrit yang berupa perbuatan terhadap situasi atau rangsangan dari luar. 34 Penelitian Rongers 1974 mengungkapkan bahwa seseorang mengadopsi perilaku di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan yaitu : a. Awareness kesadaran, dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus. b. Interest merasa tertarik, terhadap stimulus atau objek tersebut bagi dirinya, hal ini berarti responden sudah lebih baik lagi. c. Evaluation menimbang-nimbang terhadap baik tidaknya stimulus bagi dirinya hal ini berarti sikap responden sudah mulai baik lagi. d. Trial percobaan dimana orang mulai mencoba berprilaku baru. e. Adoption adopsi dimana subjek sudah berperilaku sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus. Skiner 1938 adalah seorang ahli perilaku mengungkapkan bahwa perilaku adalah hasil hubungan antara perangsang atau stimulus dan respon. Skiner membedakan perilaku menjadi 2 respon yaitu : a. Respon atau refleksif adalah respon yang ditimbulkan oleh rangsangan yang disebut electing stimuli karena menimbulkan respon-respon yang relatif tetap. b. Operant respon atau instrumental respon adalah respon yang timbul dan berkembang diikuti oleh perangsang ini disebut reinforcing stimuli atau reinforcer karena rangsangan tersebut memperkuat respon yang telah dilakukan organisme Notoatmodjo, 2007.

2. Alasan Seseorang Berperilaku

Menurut para tim kerja World Health Organization WHO bahwa yang menyebabkan seseorang berperilaku atau tidak berperilaku ada empat alasan yaitu : a. Pemikiran atau perasaan yaitu : dalam bentuk pengalaman diri atau orang lain.