Partisipasi Suami dalam Asuhan Masa Nifas

31 masyarakat Indonesia. Dari hasil penelitian diketahui partisipasi suami dalam kesehatan reproduksi masih sangat rendah BKKBN, 2000. Beberapa pandangan yang salah di atas harus diluruskan. Kesadaran, pengetahuan, sikap, dan perilaku suami dalam kesehatan reproduksi umumnya dan asuhan masa nifas khususnya perlu ditingkatkan. Partisipasi suami dalam asuhan mulai dari kehamilan sampai masa nifas merupakan salah satu perwujudan kesetaraan dan keadilan gender dalam menunaikan tanggung jawabnya untuk membina keluarga yang berkualitas BKKBN, 2001. Perlunya peningkatan partisipasi suami dalam asuhan mulai dari kehamilan sampai masa nifas karena suami merupakan pasangan atau patner dalam proses reproduksi, sehingga beralasan apabila suami isteri berbagi tanggung jawab dan peranan secara seimbang untuk mencapai kesehatan reproduksi dan berbagai beban untuk mencegah penyakit serta komplikasi kesehatan reproduksi dan kehamilan, suami juga bertanggung jawab secara sosial, moral, dan ekonomi dalam membangun keluarga. Suami secara nyata terlibat dalam fertilitas dan mereka mempunyai peran yang penting dalam mengambil keputusan. Partisipasi dan tanggung jawab suami baik secara langsung maupun tidak langsung dalam asuhan kehamilan saat ini masih rendah. Partisipasi suami sangat dibutuhkan untuk dukungan psikis, fisik, sosial, dan spiritual. Partisipasi dalam asuhan masa nifas ini merupakan refleksi dari peran suami dalam keluarga BKKBN, 2001.

D. Perilaku Suami Suku Batak Toba dalam Merawat Ibu Nifas

1. Suami dapat melakukan pekerjaan ibu sehari-hari seperti memasak, mencuci pakaian dan merapikan rumah. 2. Suami membuat arang di bawah atau di samping ibu, supaya ibu dan bayi merasa hangat dan bayi tidak hipotermi. 32 3. Suami memberi air nira tuak dan juga bir hitam kepada ibu dengan anggapan supaya ibu cepat sehat dan bisa kuat kembali bekerja ke sawah apabila sudah sehat total, karena kebanyakan mata pencaharian mereka adalah bertani. 4. Suami juga memberi makanan yaitu bangun-bangun dan ayam napinadar, supaya sisa darah yang ada di rahim ibu cepat keluar dan ibu cepat sehat dan memperlancar ASI. 5. Membantu ibu untuk berkemih, mandi, dan mengganti pakaian jika ibu menginginkannya. 6. Membantu merawat bayi Jika suami bekerja pada siang hari, tugas merawat bayi dapat digantikan ayah pada malam harinya. Misalnya dengan membagi waktu malam menjadi dua paruh waktu pertama pukul 21.00 – 24.00 untuk istri, paruh waktu berikutnya 24.00 – 04.00 untuk suami. Pada malam hari itu suami bisa mengambil tugas mengganti popok bayi, mengganti baju, atau mengayun bayi sementara istri hanya menyusui. 7. Ayah menyusui Yaitu ayah yang mendukung dan berpartisipasi dalam proses pemberian ASI agar ASI keluar lebih lancar. a. Suami melihat kepada istri saat menyusui bayi, mendekap bayi dalam pelukan, dan suami bisa membantu menyediakan makanan dan minuman bagi istri yang menyusui, misalnya membuatkan segelas susu hangat saat istri menyusui. b. Jangan tidur sepanjang malam tapi tunjukkan solidaritas dalam kegiatan menyusui di malam hari, misalnya mengangkat bayi dari ranjang untuk