2. Persediaan lambat baku slow moving inventory Persediaan yang dapat terjual dengan harga layak diatas harga pokok
dalam periode lebih dari periode normal yang ditetapkan. 3.. Persediaan rusak obsaletedefective inventory
Persediaan yang mutunya tidak seperti semula dan dapat dijual dengan harga normal atau dibawah harga pokok dan atau tidak dapat terjual.
2. Biaya-Biaya Persediaan
Seperti yang telah dijelaskan dalam PSAK No. 14 bahwa biaya persediaan harus meliputi semua biaya pembelian, biaya konversi dan biaya yang timbul
sampai persediaan berada dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dijual atau dipakai.
Biaya-biaya persediaan PT.PERTANI Persero meliputi : a. Persediaan barang dagangan lokal sebesar yang tercantum didalam faktur
ditambah ongkos angkut dan ongkos bongkar muat dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan sehubungan dengan perolehan sampai barang tersebut
siap untuk dijual kembali. b. Persediaan barang dagangan import bersubsidi sebesar Nilai LC harga
penyerahan yang ditambah ongkos angkut dan ongkos bongkar muat dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan sehubungan dengan perolehan sampai
barang tersebut siap untuk dijual kembali. Biaya pemesanan yaitu biaya yang dikeluarkan dalam rangka mengadakan
pemesanan barang misalnya biaya telephone, biaya faxmile dimasukkan ke biaya
Universitas Sumatera Utara
kantor. Sedangkan biaya penyimpanan persediaan tidak dikalkulasikan sebagai penambahan harga pokok persediaan namun dimasukkan dalam biaya langsung.
Komponen biaya dalam persediaan yang dibebankan sebagai harga perolehan pada PT. PERTANI Persero telah sesuai dengan definisi dari PSAK
dimana selain harga perolehan atas persediaan juga dibebankan biaya ongkos angkut dan biaya bongkar muat dalam menghitung harga pokok perolehan
persediaan tersebut.
3. Sistem Pencatatan Persediaan
Sistem pencatatan persediaan yang digunakan oleh PT. PERTANI Persero adalah sistem pencatatan perpetual. Dalam penggunaan sistem perpetual
tersebut, perusahaan telah mencatat setiap transaksi yang mempengaruhi nilai persediaan secara terus menerus baik transaksi yang menambah maupun yang
mengurangi saldo yang ada sehingga setiap saat dapat diketahui berapa kuantitas fisik dan nilai persediaan yang ada di perusahaan tanpa harus melakukan
inventarisasi fisik sehingga perusahaan dapat mengawasi proses keluar dan masuknya barang dagangan dengan baik.
Penggunaan sistem pencatatan perpetual pada PT. PERTANI Persero telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan dimana pada saat
transaksi pembelian persediaan dicatat dengan mendebit perkiraan persediaan bersangkutan dan mengkredit kas atau hutang dan pada saat transaksi penjualan,
harga pokok barang yang terjual dicatat dengan mendebit harga pokok penjualan dan mengkredit persediaan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Perhitungan fisik atas persediaan dapat saja dilakukan perusahaan sewaktu-waktu namun wajib dilakukan setahun sekali pada tanggal 31 Desember
setiap tahunnya. Hal ini telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan 14 dimana inventarisasi fisik perlu dilakukan untuk mengetahui kebenaran saldo
perkiraan persediaan yang ada pada kartu persediaan yang telah dicatat dengan kondisi fisik persediaan yang ada di gudang untuk mengetahui apakah telah sesuai
atau tidak sesuai. Pada saat dilakukan inventarisasi fisik tersebut maka akan dibentuk tim inventarisasi yang terdiri dari bagian akuntansi dan bagian gudang.
4. Metode Penilaian Persediaan