variabel yang dialokasikan secara sistematis, yang terjadi dalam proses konversi bahan menjadi barang jadi.
3. Biaya lain-lain Biaya lain hanya dibebankan sebagai biaya persediaan berada dalam
kondisi dan tempat yang siap untuk dijual atau dipakai.
C. Metode Penilaian Persediaan
Metode penilaian persedian diperlukan untuk menghitung persediaan akhir yang dilaporkan di neraca dan harga pokok penjualan yang akan dilaporkan dalam
laporan laba rugi. Dalam konsep akuntansi, penilaian persediaan dibahas dalam pengakuan dan pengukuran recognition and measurement.
Beberapa metode penilaian persediaan yang ada dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Metode penilaian persediaan berdasarkan harga perolehan cost valuation :
a. Metode LIFO Last In First Out
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 2007 : 14.4 merumuskan metode LIFO sebagai berikut : “Formula MTKPLIFO mengasumsikan barang
yang dibeli atau diproduksi terakhir dijual atau digunakan terlebih dahulu, sehingga yang termasuk dalam persediaan akhir adalah yang dibeli atau
diproduksi terdahulu”.
Universitas Sumatera Utara
Bila melihat pernyataan di atas berarti harus membuat suatu arus persediaan yang cenderung mendorong persediaan yang pertama dibeli atau
diproduksi oleh perusahaan akan dijual atau dipergunakan paling akhir, dan persediaan yang dibeli atau diproduksi atau dipergunakan oleh perusahaan terlebih
dahulu sehingga metode LIFO ini pada awalnya hanya dianggap sesuai diterapkan pada perusahaan yang mempunyai persediaan yang tidak mudah rusak, tahan
lama, serta dapat disimpan sedemikian rupa sehingga tetap dapat dibedakan antara persediaan yang pertama dibeli atau diproduksi dengan persediaan yang dibeli
atau diproduksi terakhir kali. Metode LIFO atau MTKP terdiri dari dua macam, yaitu :
1 Sistem fisik
Metode LIFO sistem fisik adalah penilaian persediaan yang ditentukan dengan cara saldo fisik yang ada dikalikan harga pokok per unit barang yang
masuk pada awal periode. Bila saldo fisik teryata lebih besar dari barang yang masuk pada awal periode, diambilkan dari harga pokok per unit yang masuk
berikutnya. Contoh:
1 Januari 2010 persediaan awal 50 unit Rp. 100 = Rp. 5.000,- 10 Januari 2010 pembelian
100 unit Rp. 110 = Rp. 11.000,- 15 Januari 2010 pembelian
200 unit Rp. 115 = Rp. 23.000,- 20 Januari 2010 pembelian
100 unit Rp. 115 = Rp. 11.500,- Jumlah
450 unit Rp. 50.500,-
Universitas Sumatera Utara
Data Penjualan adalah sebagai berikut : 12 Januari 2010 penjualan 100 unit
18 Januari 2010 penjualan 200 unit 25 Januari 2010 penjualan 100 unit
400 unit Saldo fisik per 31 Januari 2010 adalah 50 unit
Nilai persediaan akhir per 31 Januari 2006 : 50 x Rp. 100 = Rp. 5.000,-
Harga Pokok barang yang dijual : Rp. 50.500 - Rp. 5.000 = Rp. 45.500,-
2 Sistem perpetual
Metode LIFO- Perpetual adalah suatu metode penilaian persediaan yang pencatatan persediaanya dilakukan secara terus menerus dalam kartu persediaan.
Setiap kali ada transaksi, baik pembelian maupun penjualan pemasukan dan pengeluaran, langsung dicatat dalam kartu persediaan. Harga pokok penjualan
dicatat berdasarkan harga pokok barang pertama kali masuk. Jumlah yang masih tersisa merupakan nilai persediaan akhir.
Dalam periode deflasi, pengaruh yang terjadi adalah kebalikannya. Metode LIFO akan menghasilkan kemungkinan laba bersih yang tertinggi. Alasan
utama bagi mereka yang membela metode ini adalah adanya kecendrungan untuk mengurangi pengaruh perkembangan harga pada laba bersih. Kritik terhadap
penggunaan metode ini adalah nilai persediaan barang dagang yang ditetapkan di
Universitas Sumatera Utara
neraca dapat jauh berbeda dengan nilai gantinya. Tetapi hal ini dapat diungkapkan dalam catatan yang menyertai laporan keuangan.
Kartu persediaan akan tampak sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
b. Metode FIFO First In First Out