c. Metode rata-rata Average
Metode harga pokok rata-rata adalah suatu metode penilaian persediaan yang didasarkan atas harga rata-rata dalam periode yang bersangkutan.
Besar kecilnya nilai persediaan yang masih ada dan harga pokok barang yang dijual dipengaruhi oleh metode yang dipakai dalam metode rata-rata.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 2007 : 14.4 merumuskan metode rata-rata sebagai berikut :
Dengan rumus biaya rata-rata tertimbang, biaya setiap barang ditentukan berdasarkan biaya rata-rata tertimbang dari barang serupa pada awal periode,
dan biaya barang serupa yang dibeli atau diproduksi selama periode. Perhitungan rata-rata dapat dilakukan secara berkala, atau pada setiap
penerimaan kiriman, tergantung pada keadaan perusahaan.
Berdasarkan rumusan diatas maka penetapan biaya persediaan dengan menggunakan cara ini adalah bahwa persediaan yang ada di gudang dihitung
harga rata-ratanya dengan cara membagi total harga perolehan dengan jumlah satuannya. Jadi apabila setiap kali terjadi pembelian, dengan harga pokok per
unitnya yang berbeda dari harga rata-rata persediaan yang ada di gudang, maka harus dilakukan perhitungan harga pokok per unit yang baru.
1 Metode rata-rata bergerak moving average Metode rata-rata sederhana suatu metode penilaian persediaan yang
ditentukan oleh harga rata-rata per unit setiap kali membeli barang. Metode ini digunakan dengan menggunakan sistem pencatatan perpetual. Harga rata-rata per
unit ini dihitung tanpa memperhatikan jumlah unit kuantitas setiap kali melakukan pembelian. Harga pokok per unit barang yang dijual dan harga per unit
persediaan akhir, dihitung dengan menjumlahkan harga rata-rata setiap kali membeli termasuk persediaan awal dibagi jumlah frekwensi pembelian
termasuk persediaan awal.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Keterangan : 10 Januari 2010 :
Pembelian 100 unit Rp. 110 = Rp. 11.000,- Harga rata-rata = Rp. 5.000 + Rp. 11.000
50 + 100 = Rp. 106,67,-
12 Januari 2010 : Penjualan 100 unit didasarkan atas harga rata-rata terbaru
Harga pokok barang yang dijual = 100 x Rp. 106.67 = Rp. 10.667,- 15 Januari 2010 :
Harga rata-rata = Rp. 23.000 + Rp 5.333 200 + 50
= Rp. 113,33,- 20 Januari 2010 :
Harga rata-rata = Rp 11.500 + Rp. 5.667 100 + 50
= Rp 114,44,- Saldo fisik persediaan per 31 Januari 2010 adalah 50 unit
Nilai persediaan akhir = 50 unit x Rp. 114.44 = Rp. 5.722,- Harga pokok penjualan :
Rp. 50.500 – Rp. 5.722 = Rp. 44.778,- 2 Metode rata-rata tertimbang weighted average
Universitas Sumatera Utara
Metode rata-rata tertimbang adalah suatu metode penilaian yang ditentukan oleh besarnya seluruh harga pokok perolehan dalam periode yang
bersangkutan dan jumlah kuantitas unit dalam periode yang bersangkutan. Metode rata-rata tertimbang merupakan pendekatan antara metode LIFO
dan metode FIFO, perkembangan harga. Misalnya apabila urutan serta harga pokok per unit barang yang tersedia untuk dijual adalah kebalikan dari urutan,
maka hal ini tidak Pengaruh perkembangan harga berjalan secara rata-rata dalam hal dalam penetapan laba bersih maupun dalam penetapan harga pokok
persediaan. Untuk suatu seri pembelian tertentu harga pokok rata-ratanya akan sama, tanpa memperhatikan arah dari akan mempunyai pengaruh apa-apa
terhadap laba bersih maupun harga pokok persediaan. Waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan data dalam metode rata-rata tertimbang biasanya akan lebih
banyak dibandingkan dengan metode-metode lain. Biaya tambahan yang harus dikeluarkan mungkin akan besar apabila pembelian dilakukan berkali-kali dan
jenis barangnya banyak. Bila diketahui persediaan akhir = 50 unit
Maka harga pokok barang yang dijual dan persediaan akhir : Jumlah harga rata-rata :
− =
= ,
22 .
112 .
450 500
. 50
. Rp
unit Rp
Nilai persediaan akhir = 50 unit x Rp. 112.22 = Rp. 5.611,-
Universitas Sumatera Utara
Harga pokok barang yang dijual periode Januari 2010 : = 450 – 50 x Rp.112.22 = Rp. 44.888,-
d. Metode Identifikasi khusus