6. Penyajian dan Pengungkapan Persediaan pada Laporan Keuangan
Penyusunan Laporan Keuangan pada PT.PERTANI Persero dilakukan pada setiap akhir periode tanggal 31 Desember setiap tahunnya. Perhitungan
neraca dan laporan laba rugi merupaka laporan keuangan yang tidak dapat dipisahkan dan saling terkait. Dalam penyajian persediaan pada laporan keuangan
khususnya neraca, laporan laba rugi, metode yang digunakan perusahaan akan memiliki pengaruh penilaian tersebut terhadap laporan keuangan sebagai berikut:
a. Penyajian persediaan di neraca Penyajian nilai persediaan di neraca dicantumkan pada harta aktiva yaitu
dikelompokkan pada aktiva lancar setelah pos piutang dagang, sedangkan persediaan barang dagang rusak dicantumkan pada bagian aktiva lain-lain.
Persediaan barang dagang rusak pada tahun 2010 Rp. 50.658.032,88 Persediaan yang tercantum di neraca mencerminkan nilai persediaan yang ada pada tanggal
neraca, yang biasanya juga merupakan akhir dari suatu periode akuntansi. Penggunaan metode FIFO dalam menilai persediaan dianggap pilihan yang baik
dan akan memberikan informasi atas persediaan yang lebih terpercaya dalam penyajiannya di neraca.
Nilai persediaan terlihat lebih realistis dan wajar selama satu periode maupun antar periode. Realistisnya nilai persediaan tercermin dari nilai
persediaan akhir barang yang ada di neraca yang merupakan harga pokok yang mendekati dengan jumlah nilai persediaan akhir pada tanggal neraca. Sehubungan
dengan penentuan nilai atas persediaan dalam perjalanan goods in transit
Universitas Sumatera Utara
perusahaan menggunakan FOB Destination, maka perusahaan tidak mencatat persediaan dalam perjalanan tersebut dalam perkiraan persediaan perusahaan.
b. Penyajian persediaan di laporan laba rugi Pada PT. PERTANI Persero laporan laba rugi persediaan disajikan
digunakan untuk menghitung harga pokok penjualan. Nilai persediaan awal tahun ditambah dengan pembelian dalam periode tersebut, dikurangi dengan nilai
persediaan akhir tahun adalah nilai harga pokok persediaan yang bersangkutan, sedangkan persediaan barang dagangan rusak diakui sebagai biaya kerugian dan
dicantumkan pada biaya di luar usaha pada bagian biaya lain-lain. Biaya lain-lain pada tahun 2009 Rp. 143.567.413,- yang berasal dari persediaan barang dagang
rusak dan kerugian atas penjualan aktiva tetap. Metode FIFO yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai persediaan
akhirnya mengakibatkan harga pokok penjualan yang rendah, sehingga laba kotor terlihat tinggi apabila harga barang dalam suatu periode cenderung meningkat.
Tetapi bila harga barang dalam suatu periode cenderung terus menurun akan mengakibatkan harga pokok penjualan yang tinggi, sehingga laba kotor akan
terlihat rendah. Namun mengingat kondisi untuk saat ini dimana harga cenderung
meningkat, penggunaan metode FIFO menyebabkan laba kotor terlihat tinggi sehingga mengakibatkan tingginya beban pajak penghasilan yang harus
ditanggung oleh perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 PT. PERTANI PERSERO
Neraca 31 Desember 2010
AKTIVA AKTIVA LANCAR
KAS DAN BANK
Kas 10.236.174,00
Bank 1.081.466.406,00
Jumlah 1.091.702.580,00
INVESTASI JANGKA PENDEK
Piutang Dagang dan Subsidi 11.238.829.975,00
Piutang Non Dagang 136.078.979,00
Jumlah 11.374.908.954,00
UANG MUKA DAN PAJAK
Uang muka 46.628.145,00
Setoran Pajak 9.071.776.428,00
Jumlah 9.118.404.573,00
POS TRANSITORIS DAN ANTISIPASI
Pendapatan YMH Diterima 238.747.879,00
Biaya dibayar Dimuka 966.250,00
Jumlah 239.714.129,00
REKENING HUBUNGAN INTERN
RK Kantor Pusat - Wilayah 125.245.449.300,98
Piutang K.P Wilayah 188.144.651.412,28
Jumlah 62.899.202.111,30
PERSEDIAAN
Pupuk 136.811.782,29
Pestisida 524.040.219,60
BenihBibit BJ 42.414.719,00
Benih Padi BPJ 1.151.593,73
Benih Palawija BPJ 296.146.718,22
Jumlah 1.000.565.032,84
TOTAL AKTIVA LANCAR 85.724.497.380,14
AKTIVA TETAP BERWUJUD
Tanah 561.519.120,00
Bangunan 397.634.896,00
Kenderaan 831.752.786,00
Inventaris 404.941.453,00
Jumlah 2.195.848.255,00
Akum. Penyusutan A.T. Berwujud 1.521.884.166,00
Nilai Buku A.T. Berwujud 673.964.089,00
AKTIVA TIDAK BERWUJUD
Sertifikat Hak Guna Usaha 201.823.200,00
Jumlah 201.823.200,00
Akumulasi Amortisasi 36.295.200,00
Nilai Buku Aktiva Tak Berwujud 165.528.000,00
AKTIVA LAIN-LAIN
Piutang Ragu-ragu 3.312.543.183,00
Penyisihan Kerugian Piutang 976.444.666,00
A.T Yang Akan Dijual 293.322.380,00
Akum A.T. Yang Akan Dijual 158.209.380,00
Universitas Sumatera Utara
Persediaan Brg Dagang Rusak 50.658.032,88
Penyisihan Kerugian Barang Rusak 50.658.032,88
Jumlah 2.471.211.517,00
TOTAL AKTIVA 89.035.200.986,14
PASIVA HUTANG JANGKA PENDEK
Hutang Dagang 5.924.853.745,00
Hutang Pajak 9.009.330.549,48
Jumlah 14.934.184.294,48
POS TRANSITORIS DAN ANTISIPASI
Pendapatan Diterima Dimuka 337.303.878,00
Biaya YMH Dibayar 459.299.145,00
RK Wilayah - Kantor Pusat 65.809.891.806,00
Hutang K.P. - Wilayah 4.878.358.944,30
Jumlah 70.810.246.017,30
LABA YANG DITAHANBELUM DIBAGI
Laba Rugi Tahun-tahun Lalu 1.205.201.242,14
LabaRugi Tahun Berjalan 2.101.897.874,22
Jumlah 3.307.099.116,36
PASSIVA ADMINISTRATIF
Simpanan WajibTHT 181.726,00
Hutang Jamsostek 16.510.168,00
Jumlah 16.328.442,00
TOTAL PASSIVA 89.035.200.986,14
Sumber : PT. PERTANI Persero, 2010
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3 PT. PERTANI PERSERO
Laporan Laba Rugi Untuk Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2010
PENJUALAN PENDAPATAN
Penjualan Pupuk 26.903.994.909,00
Penjualan Pestisida 1.196.892.342,00
Penjualan BenihBibit BJ 8.041.675,00
PENJUALAN BENIH BPJ SUBSIDI
Benih Padi BPJ 1.285.420.182,00
Benih Palawija BPJ 419.706.125,00
Penjualan Pendapatan Lainnya 654.971.306,08
Jumlah 30.469.026.539,08
HARGA POKOK PENJUALAN
H.P.P Pupuk 23.406.318.378,19
H.P.P Pestisida 1.107.452.141,13
H.P.P BenihBibit BJ 6.067.968,54
Benih Padi Subsidi 1.256.556.049,65
Benih Palawija Subsidi 378.993.990,26
Jumlah 26.155.388.527,77
LABA KOTOR USAHA 4.313.638.011,31
BIAYA USAHA BIAYA LANGSUNG H COST
Biaya Langsung Pupuk 1.336.088.841,00
Biaya Langsung Pestisida 98.151.822,00
Biaya Langsung Benih BJ 1.233.500,00
BIAYA LANGSUNG BENIH BPJ
Benih Padi BPJ 21.019.000,00
Benih Palawija BPJ 113.826.540,00
BIAYA LANGSUNG OPERASIONAL JASA Traktor PT. Pertani
1.000.000,00 Traktor Ex Ditjen Tanaman
300.000,00 JUMLAH BIAYA LANGSUNG HC
1.571.619.703,00 BIAYA TIDAK LANGSUNG OC
Biaya Personil 622.627.071,00
Biaya Kantor 466.500.048,00
By Peny Piut; PenyAmort 8.053.147,09
JUMLAH BIAYA TIDAK LANGSUNG 1.097.180.266,09
LABA USAHA 1.644.838.042,22
PENDAPATAN DAN BY DILUAR USAHA PENDAPATAN DILUAR USAHA
Selisih Lebih Kas 9.344.243,00
Pendapatan Bunga : Jasa Giro 17.218.859,00
Pendapatan Lain-lain 509.266.375,00
Jumlah 535.829.477,00
BIAYA DILUAR USAHA
Biaya Lain-lain 143.567.413,00
Jumlah 143.567.413,00
LABA BERSIH SEBELUM PAJAK 2.037.100.106,22
Sumber : PT. PERTANI Persero, 2010
Universitas Sumatera Utara
B. Analisis Hasil Pertanian