31 Desember 2011 31 Desember 2010
December 31, 2011 December 31, 2010
Modal Inti Tier I Modal disetor
450.370 350.370
Cadangan umum dan khusus 1.213
1.213 Rugi tahun-tahun sebelumnya
232.157 243.319
Laba tahun berjalan 12.209
10.234
Jumlah 231.635
118.498
Modal Pelengkap Tier II Penyisihan atas kemungkinan kerugian
pada aktiva produktif 20.224
16.913 Hutang subordinasi
50.000 50.000
Jumlah 70.224
66.913 Jumlah Modal Tier I dan Tier II
301.859 185.411
Jumlah ATMR 1.973.954
1.611.475 Rasio Liabilitas Penyediaan Modal Minimum
yang Tersedia
15,29 11,51
Rasio Liabilitas Penyediaan Modal Minimum yang
Diwajibkan 8,00
8,00
34. Manajemen risiko
Dalam menjalankan kegiatannya, Bank senantiasa berhadapan dengan risiko yang merupakan risiko bawaan dalam setiap
kegiatannya antara lain dalam bentuk risiko kredit, risiko likuiditas, risiko pasar dan risiko operasional sehingga diperlukan
pengelolaan Bank yang baik Good Corporate Governance dan pengelolaan risiko yang terintegrasi dan berkesinambungan.
Sistem pengendalian risiko di PT. Bank Syariah Bukopin mulai disesuaikan dengan mengacu pada ketentuan Bank Indonesia dan
ketentuan intern PT. Bank Syariah Bukopin, antara lain menyusun PedomanSistem Operasional Prosedur Manajemen risiko dan
melakukan secara berkesinambungan sosialisasi kepada seluruh jajaran PT. Bank Syariah Bukopin agar manajemen risiko dapat
terimplementasi sebagaimana diharapkan, dan melakukan revisi berbagai buku PedomanSistem Operasional Prosedur melalui
kerjasama dengan pihak konsultan.
Risiko kredit
Dengan diterbitkannya peraturan Bank Indonesia mengenai Penerapan manajemen Risiko Bank Umum maka program kerja
bank dalam manajemen risiko diarahkan dan dikembangkan sesuai dengan pedoman Bank Indonesia tersebut.
33. Liabilitas penyediaan modal minimum - lanjutan
Main capital Tier I Paid capital
General and specii c reserve Losses of prior years
Income Losses during the year
Total
Complimentary Capital Tier II Provision of possible losses on earning assets
Subordinated loan
Total Total capital Tier I and Tier II
Total ATMR Capital adequacy ratio
Required capital adequacy ratio
34. Risk Management
In conducting its activites, the Bank always come face to face with risks that are in nature in every activities in form of credit
risks, liquidity risks, and operational risks, therefore a good corporate governance, continuous and integrated risk
management is essential.
Risk management system in PT Bank Syariah Bukopin is in accordance with Bank Indonesia regulations and internal
regulations of PT Bank Syariah Bukopin, which is composing a guidelinesRisk Management Procedure Operational System
and continuously socializing to every level of PT Bank Syariah Bukopin to ensure a well implementation of risk management
and revising various manual bookoperational procedure system through cooperation with consultant.
Credit Risk
With the publication of Bank Indonesia regulation on implementation of commercial banks risk management, the
Bank programs in risk management are directed and developed in accordance with the regulations.
33. Liability on providing minimum capital - continue PT. BANK SYARIAH BUKOPIN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
Dalam Rupiah
PT. BANK SYARIAH BUKOPIN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENT
For the Years ended December 31, 2011 and 2010 Expressed in Rupiah
BANK SYARIAH BUKOPIN ANNUAL REPORT 2011
|
49
Sebagai lembaga intermediary, PT. Bank Syariah Bukopin ikut menyalurkan fasilitaspembiayaan dan tidak dapat dipungkiri akan
berhadapan dengan risiko sebagai akibat kegagalan counterparty dalam memenuhi kewajibannya. Untuk mengeliminir risiko maka
Bank dalam menyalurkan pembiayaan tetap selektif dan mengacu pada prinsip pemberian kredit yang sehat dan prinsip kehati-
hatian secara konsisten, memantau dan mengevaluasi perkembangan kolektibilitas pembiayaan, penyelamatan kredit
berkala sesuai ketentuan. Membentuk Penyisihan Penghapusan Aset Produktif PPAP untuk mengcover aktiva produktif
bermasalah. Sebagai tindakan preventif dilakukan peningkatan kualitas sumber daya menusia melalui pelatihan dan pendidikan
pengelola kredit baik secara intern maupun ekstern.
Risiko likuiditas
Bank sangat mementingkan penjagaan kecukupan likuiditas dalam memenuhi komitmennya kepada para nasabah dan pihak lainnya,
baik dalam rangka pemberian kredit, pembayaran kembali simpanan nasabah, maupun untuk memenuhi kebutuhan likuiditas
operasional.
Bank menjaga likuiditas dengan mempertahankan jumlah aktiva likuid yang cukup untuk membayar simpanan para nasabah, dan
menjaga agar jumlah aset yang jatuh tempo pada setiap periode dapat menutupi jumlah kewajiban yang jatuh tempo.
Aset likuid bank terutama terdiri dari penempatan pada bank-bank lain dan lembaga keuangan lainnya, SBI, giro pada Bank Indonesia
dan kas. Apabila Bank memerlukan likuiditas, dengan segera Bank dapat menarik cadangan dana dalam giro pada Bank Indonesia,
menjual SBI dengan perjanjian pembelian atau mencari pinjaman di pasar uang antar bank di Indonesia. Cadangan utama Bank
terdiri dari cadangan Giro Wajib Minimum dan kas di kantor-kantor cabang.
Saat ini peraturan Bank Indonesia mewajibkan bank-bank di Indonesia untuk menjaga Giro Wajib Minimum secara harian,
dalam bentuk simpanan tanpa bunga pada Bank Indonesia sekurang-kurangnya sebesar 5 dari kewajiban pihak ketiga bukan
bank dalam Rupiah.
34. Manajemen risiko - lanjutan