berelasi berdasarkan PSAK No. 7 Revisi 2010 tentang “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”.
Semua transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa telah diungkapkan pada catatan atas laporan keuangan
masing-masing akun.
c. Penyisihan kerugian dan kualitas aktiva produktif, aktiva non produktif dan estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi
Aktiva produktif terdiri dari penempatan pada Bank Indonesia dalam bentuk sertii kat wadiah Bank Indonesia, giro pada bank
lain, penempatan pada bank lain, efek-efek, piutang, pinjaman Qardh, pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah, penyertaan
saham dan kewajiban komitmen dan kontinjensi yang memiliki risiko penanaman dana.
Aktiva non produktif adalah aktiva bank yang memiliki potensi keru gian antara lain dalam bentuk agunan yang diambil alih -
property terbengkalai, rekening antar kantor, dan suspense account
. Penyisihan kerugian kualitas aktiva produktif serta estimasi
kerugian komitmen dan kontinjensi dibentuk berdasarkan hasil penelaahan dan evaluasi terhadap kualitas dari masing-masing
aktiva produktif dan aktiva non produktif serta komitmen dan kontinjensi pada akhir tahun. Dalam menentukan jumlah
keseluruhan penyisihan kerugian tersebut, Bank menggunakan ketentuan Bank Indonesia tentang pembentukan Penyisihan
Penghapusan Aktiva sebagai pedoman.
Pedoman pembentukan penyisihan kerugian aktiva produktif dan kualitas aktiva sebagaimana ketentuan Bank Indonesia tersebut
adalah sebagai berikut:
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.1313PBI2011 tentang penilaian kualitas aktiva bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah mencabut PBI sebelumnya yaitu Peraturan Bank Indonesia No. 821PBI2006 tanggal 5 Oktober 2006 sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Bank Indonesia No.99PBI2007 dan PBI No. 1024PBI2008 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bagi Bank
Syariah.
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi -lanjutan
accounted for as transactions with related parties under SFAS No. 7 Revised 2010 on “Disclosure of the parties relate to”.
All signii cant transactions with related parties are disclosed in
the notes herein to each accounts.
c. Allowance for Possible Losses and Quality of Earning Assets, Non Earning Assets and Estimated Losses on Commitments
and Contingencies
Earning assets consist of placements with central bank of Indonesia in the form of Bank Indonesia wadiah certii cates,
current accounts with other banks, placement with other banks, securities, receivables, funds of Qardh, Mudharabah and
Musyarakah i nancing facilities, investments in shares of stock and commitments and contingencies bearing credit risks.
Non Earning Assets represents Bank Assets which have potential loss such as foreclosed assets, unused property, inter-
branches account, and suspense account.
Allowance for possible losses on earning assets and commitments and contingencies is provided based on
management’s review and evaluation of the quality of each earning assets and commitments and contingencies at the end
of the year. In determining the required allowance for possible losses, Bank applies the guidelines prescribed by Central Bank
of Indonesia.
The guidelines in determining the allowance for possible losses on earning assets and assests qualities in accordance with Bank
Indonesia regulation are as follows:
Based on Bank Indonesia No.1313PBI2011 about asset quality assessment for Islamic Banks and Sharia revoke the
previous Bank Indonesia Regulation. 821PBI2006 dated October 5, 2006, as amended by Bank Indonesia Regulation
No. No.99PBI2007 and PBI. 1024PBI2008 on Asset Quality Rating for Sharia Banks.
2. Accounting Policy
Highlights -
continue
PT. BANK SYARIAH BUKOPIN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 Dalam Rupiah
PT. BANK SYARIAH BUKOPIN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENT
For the Years ended December 31, 2011 and 2010 Expressed in Rupiah
14
|
LAPORAN TAHUNAN BANK SYARIAH BUKOPIN 2011
1 Penyempurnaan beberapa ketentuan , diantaranya: perubahan perubahan pembiayaan mudharabah dan
musyarakah, penggantian jenis penempatan dana BUSUUS pada Bank Indonesia dari sertii kat wadiah Bank Indonesia
menjadi sertii kat Indonesia syariah, perubahan pengaturan property terbengkalai, pengaturan agunan yang diambil alih
dan perubahan pengaturan validitas hasil penilaian oleh penilai independen.
2 Pembentukan cadangan umum dan khusus aset produktif adalah sebagai berikut:
i Umum, sekurang-kurangnya
sebesar 1
dari aset
produktif dan komitmen dan kontinjensi yang digolongkan lancar, tidak termasuk Sertii kat Wadiah Bank
Indonesia dan Surat Utang Pemerintah.
ii Khusus, sekurang-kurangnya sebesar: a 5 dari aset produktif yang digolongkan dalam
perhatian khusus setelah dikurangi agunan; b 15 dari aset produktif yang digolongkan kurang
lancar setelah dikurangi agunan; c 50 dari aset produktif yang digolongkan diragukan
setelah dikurangi agunan; dan d 100 dari aset produktif yang digolongkan macet
setelah dikurangi agunan. 3 Pengelompokan golongan kualitas pembiayaan Mudharabah
dan Musyarakah dilakukan berdasarkan kemampuan membayar yang mengacu pada rasio RBH terhadap PBH dan
atau ketepatan pembayaran pokok.
4 Pengelompokan golongan kualitas surat berharga syariah digolongkan menjadi lancar apabila memiliki peringkat
investasi lebih tinggi dari nilai yang diterbitkan oleh lembaga pemeringkat yang diakui oleh Bank Indoneisa, kurang lancar
apabila terdapat penundaan pembayaran bagi hasil, macet apabila tidak memenuhi kreteria lancar dan kurang lancar.
5 Pengelompokan golongan kualitas aktiva produktif dalam bentuk pembiayaan mudharabah dan musyarakah
digolongkan menjadi 5 lima golongan kualitas yakni lancar, dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan dan macet.
Sedangkan untuk agunan yang diambil alih, transaksi antar
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi -lanjutan