KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI POKOK PERMOHONAN

29

I. KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI

1. Bahwa dengan mendasarkan pada ketentuan Pasal 24 ayat 1 dan 2 UUD 1945, Mahkamah Konstitusi mengemban tugas sebagai salah satu pelaku kekuasaan kehakiman, keadaan mana demi hukum menjadikan Mahkamah Konstitusi sebagai lembaga negara pengawal konstitusi dalam konteks ketatanegaraan, satu dan lain ditujukan semata-mata guna melaksanakan konstitusi agar dilaksanakan secara bertanggung jawab sesuai dengan kehendak rakyat dan cita-cita demokrasi; 2. Bahwa sebagai pengawal konstitusi, Mahkamah Konstitusi berwenang untuk menerima, memeriksa, mengadili, dan memutus perselisihan tentang Pemilu sebebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 24C ayat 1 UUD 1945 juncto Pasal 10 ayat 1 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi UU MK, termasuk di dalamnya menerima, memeriksa, mengadili, dan memutus perselisihan hasil Pemilu Presiden dan Wakil Presiden [Pasal 22E ayat 2 UUD 1945]; 3. Bahwa terkait dengan kewenangan dimaksud, dan dengan mendasarkan pada ketentuan Pasal 201 ayat 1 Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden juncto Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 17 Tahun 2009 tentang Pedoman Beracara Dalam Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, apabila terdapat pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang keberatan terhadap hasil perhitungan suara Pemilu Presiden dan Wakil Presiden yang dilakukan oleh Termohon, maka dapat mengajukan keberatan pada Mahkamah Konstitusi. Dengan demikian dan oleh karenanya permohonan penyelesaian Perselisihan Hasil Pemilihan Umum PHPU Presiden dan Wakil Presiden kepada Mahkamah Konstitusi terkait Surat Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor 365KptsKPUTAHUN 2009 telah dilakukan Pemohon sesuai dengan lingkup tugas dan kewenangan serta dengan memperhatikan kompetensi absolut Mahkamah Konstitusi; 30

II. LEGAL STANDINGKEDUDUKAN HUKUM