91 2. Menyatakan penetapan KPU Nomor 365KptsKPUTAHUN 2009 tanggat 25 Juli
2009 tentang Penetapan Hasil Rekapitutasi Penghitungan Suara dan Pengumuman Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Republik
Indonesia Tahun 2009 adalah sah menurut hukum. Atau, apabila KetuaMajelis Hakim Mahkamah Konstitusi berpendapat lain mohon
putusan yang bijaksana dan seadil-adilnya ex aequo et bono
;
Jawaban Tertulis Termohon Terhadap Permohonan Pemohon II I. Dalam Eksepsi
a. Permohonan Pemohon Bukan Objek Perselisihan Hasil Pemilihan Umum PHPU
1. Bahwa Pemohon dalam permohonannya halaman 5 s.d. 6 angka 3 dan 4 pada pokoknya mempermasalahkan :
- Bahwa Termohon selaku institusi Penyelenggara Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia Tahun 2009, beserta seluruh
perangkatnya dipandang belum berperan secara optimal sehingga belum mampu mempersempit ruang penyimpangan serta berbagai
bentuk kecurangan lainnya, baik yang bersifat teknis prosedural, administratif maupun ketimpangan pemungutan dan penghitungan
suara sehingga tidak menjamin tegaknya hukum law enforcement; 2. Selanjutnya Pemohon dalam permohonannya halaman 10 angka 9
mendalilkan: “Termohon telah secara tergesa-gesa dan secara melawan hukum serta
tanpa pertimbangan yang jelas telah memutus dan menetapkan Pasangan Calon DR. H.Susilo Bambang Yudhoyono dan Prof. DR.
Boediono sebagai Pasangan Calon Presiden Dan Wakil Presiden Terpilih yang memperoleh jumlah suara terbanyak, dengan tidak
mengindahkan keberatan-keberatan yang diajukan oleh Pemohon dan Surat Lembaga Swadaya Masyarakat maupun Rekomendasi Badan
Pengawas Pemilu cq Panitia Pengawas di setiap jenjang perhitungan suara”;
3. Lebih lanjut Pemohon dalam permohonannya angka halaman 12 s.d. 22 angka 14 huruf e, huruf f, huruf g dan halaman 23 tentang Fakta Hukum
antara lain mendalilkan:
92 - Termohon menerbitkan kebijakan dengan menghilangkan 68.918
TPS yang
berpotensi mempengaruhi
pergerakan danatau
penghilangan sebanyak 34.459.000 suara pemilih. vide permohonan halaman 19 huruf e;
- Termohon telah bertentangan atau setidak-tidaknya telah bertindak tidak sesuai dengan ketentuan penyelenggaraan Pemilu yang
mensyaratkan KPU selaku Penyelenggara Pemilu harus terbebas dari pengaruh pihak manapun termasuk pihak asing terkait dengan
segala sesuatu yang berkenan dengan pelaksanaan tugas dan wewenangnya. vide permohonan halaman 20 huruf f;
- Pemilih Pemohon yang tidak terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap: Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 102PUU-VII2009 tertanggal 6
Juli 2009 disengaja ataupun tidak telah dibuat sebagai Keputusan yang tidak memiliki kekuatan eksekutorial. vide permohonan
halaman 21 huruf g; - Tentang fakta hukum dimana Komisi Hak Asasi Manusia, Mahkamah
Konstitusi dan Badan Pengawas Pemilu Bawaslu secara terang dan jelas menyatakan bahwa Termohon telah gagal menyelenggarakan
Pemilu secara tertib. vide permohonan halaman 23; 4.
Dalil-dalil Pemohon sebagaimana diuraikan di atas bukan merupakan
objek Perselisihan Hasil Pemilihan Umum “PHPU”, karena permohonan Pemohon tidak berhubungan dengan “hasil penghitungan
suara yang mempengaruhi penentuan terpilihnya Pasangan Calon atau penentuan untuk dipilih kembali pada Pemilu Presiden dan
Wakil Presiden” sebagai yang dinyatakan di dalam Undang-Undang
Nomor 42 Tahun 2008; Dengan demikian permohonan Pemohon tidak dapat dikualifikasikan
sebagai Perselisihan Hasil Pemilihan Umum sehingga cukup beralasan bagi Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi untuk menyatakan permohonan
Pemohon tidak dapat diterima;
b. Permohonan Pemohon Kabur Obscuur Libel