Ada 2 dua jenis foto yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber data ; yaitu foto yang dihasilkan oleh orang lain dokumentasi dan foto yang dihasilkan oleh
peneliti sendiri. Sekarang ini foto sudah lebih banyak dipakai sebagai alat untuk keperluan penelitian kualitatif karena dapat dipakai dalam berbagai keperluan. Foto
menghasilkan data deskriptif yang cukup berharga dan sering digunakan untuk menelaah segi-segi subjektif dan hasilnya sering dianalisis secara induktif Moleong,
2002.
3.11. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan Sugiyono, 2005. Beberapa
narasumberresponden dalam penelitian ini sebagaimana tersebut dalam tabel 3.1.
Tabel 3.1. Narasumber No. Narasumber
Jml. orang
Ket.
1 Dinas Kehutanan
Prov. Kalbar.
1 2
Bapedalda Prov. Kalbar. 1
3 Dinas Pertambangan Prov. Kalbar.
1 4 BKSDA
Kalbar. 2
5 Dishutbun. Kab. Landak
1 6 Kecamatan
Mandor 1
7 Kepolisian 1
8 Aparat Desa Mandor
1 9 Masyarakat
Penambang 3
9 Masyarakat Non
Penambang 4
10 Tokoh Masyarakat Mandor
3 11 LSM
2 12 Pemerhati
LingkunganAkdemisi 1
Jumlah 22
Pengambilan data dalam penelitian ini, menggunakan beberapa teknik sebagai berikut :
a Wawancara
Wawancara dilakukan secara mendalam indepth interview dengan para pejabat atau pihak-pihak yang berkompeten dengan permasalahan penelitian dengan
berpedoman pada interview guide pedoman wawancara. Pejabat atau pihak
tersebut adalah Pejabat dari instansi terkait pemerintah daerah dan pusat, Tokoh Masyarakat atau Pamong Desa serta masyarakat. Dalam studi dampak sosial,
wawancara dengan menggunakan pedoman pertanyaan digunakan untuk menghimpun data dari para tokoh masyarakat atau pamong desa Hadi, 2005.
Pertanyaan dilakukan secara terbuka dan fleksibel sesuai perkembangan yang terjadi selama proses wawancara dalam rangka menyerap informasi mengenai
persepsi, pola pikir, pendapat maupun interpretasi terhadap masalah penelitian. Wawancara bisa dianggap selesai apabila informasi yang digali selama wawancara
sudah cukup. Sebagaimana dikatakan Moleong 2002, bila informasi dirasakan sudah cukup memenuhi tujuan penelitian atau sudah terjadi pengulangan informasi,
maka pengajuan pertanyaan atau penjaringan informasi dapat diakhiri.
b Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematik tentang gejala-gejala yang diamati. Dengan melakukan observasi, peneliti berharap dapat
mengalami atau paling tidak menyaksikan langsung proses atau peristiwa yang sedang terjadi. Sebagaimana dinyatakan Moleong 2002, teknik pengamatan juga
memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya.
Dalam penelitian ini observasi dilakukan terhadap kegiatan penambangan dan penebangan illegal yang dilakukan di sekitar dan di dalam kawasan Cagar Alam
Mandor. Observasi juga dilakukan terhadap aktivitassuasana Kota Mandor. Observasi terhadap lokasi Kawasan Cagar Alam Mandor juga dilakukan untuk
melihat lokasi yang mengalami kerusakan dan lokasi yang masih belum mengalami kerusakan.
Untuk mendapatkan data lapangan dan bisa ditampilkan di dalam peta sebagai lampiran hasil penelitian, observasi didukung dengan peralatan berupa Teropong
dan GPS Geographic Position System. Pada titik lokasi-lokasi tertentu yang menjadi objek pengamatan diambil koordinatnya dan selanjutnya di download dan
dipetakan dengan fasilitas perangkat lunak Soft Ware SIG Sistem Informasi Geografis
. Dalam penelitian ini observasi yang dilakukan adalah observasi secara terbuka.
Pengamatan secara terbuka diketahui oleh subjek, sedangkan sebaliknya para subjek
dengan sukarela memberikan kesempatan kepada pengamat untuk mengamati peristiwa yang terjadi, dan mereka menyadari bahwa ada orang yang mengamati hal
yang dilakukan oleh mereka Moleong, 2002.
c Catatan Lapangan
Penelitian kualitatif mengandalkan pengamatan atau wawancara dalam pengumpulan data lapangan. Pada saat berada di lapangan, peneliti membuat
catatan, setelah sampai atau pulang di rumah catatan lapangan tersebut baru disusun lebih jelas. Catatan lapangan dibuat sangat ringkas dan dengan coretan seperlunya
berisi kata-kata inti, frase, pokok-pokok isi pembicaraan atau pengamatan bisa berbentuk gambar, sketsa, diagram dan lain-lain. Catatan lapangan diperlukan dalam
penelitian sosial mengingat keterbatasan daya ingat seseorang sebagai peneliti. Sebagaimana menurut Moleong 2002, Proses itu dilakukan setiap kali selesai
mengadakan pengamatan atau wawancara, tidak boleh dilalaikan karena akan bercampur dengan informasi lain dan ingatan seseorang itu sifatnya terbatas.
3.12. Teknik Analisa Data