4. Mempunyai luas yang cukup dan bentuk tertentu agar menunjang pengelolaan yang efektif dan menjamin keberlangsungan proses ekologis secara alami;
5. Mempunyai ciri khas potensi dan dapat merupakan contoh ekosistem yang keberadaannya memerlukan upaya konservasi; dan atau
6. Mempunyai komunitas tumbuhan dan atau satwa beserta ekosistemnya yang langka atau yang keberadaannya terancam punah.
2.17. Pertumbuhan Penduduk
Secara umum penyebab masalah dan tekanan terhadap lingkungan adalah peristiwa alam, pertumbuhan penduduk dengan segala aktivitasnya serta kemajuan
industrialisasitekhnologi. Kerusakan lingkungan hidup yang terjadi selama ini berkaitan erat dengan tingkat pertambahan penduduk dan pola penyebaran yang
kurang seimbang dengan jumlah dan penyebaran sumber daya alam serta daya dukung lingkungan yang ada Soerjani, dkk, 1987. Sementara itu, Planet Bumi
sebagai tempat kehidupan memiliki keterbatasan antara lain ; 1 terbatas kemampuan lingkungan dalam menyerap polusi, 2 terbatasnya lahan, 3
terbatasnya produksi per satuan lahan, 4 terbatasnya cadangan sumber-sumber yang tidak dapat diperbaharui Kismartini, 2006.
Sejak jaman dulu, manusia hidup memang tidak bisa terlepas dari keberadaan sumber daya alam yang ada di sekitarnya dimana mereka tinggal. Pada tahap awal,
jumlah sumber daya masih melimpah sementara jumlah penduduk yang ada masih sangat memungkinkan keperluannya dapat dicukupi dengan sumber daya alam
tersebut. Namun demikian kondisi tersebut saat ini berubah. Menurut Hadi 2000 beberapa tahap atau evolusi dalam kaitannya hubungan manusia dengan alam ;
adalah tahap Pan-Cosmism. Dalam tahap ini masih terlihat hubungan antara
manusia dengan alam yang harmonis. Keserasian ini diwujudkan karena beberapa faktor antara lain sifat manusia yang nrima nrimo dengan apa yang mereka peroleh
dan juga adanya kearifan tradisional dalam pemanfaatan sumber daya alam.
Tahap kedua, adalah tahap Anthropocentries. Pada tahap ini seiring dengan
kemajuan tekhnologi, pertumbuhan pendunduk yang pesat dan kebutuhan semakin kompleks menjadikan alam sebagai objek eksploitasi untuk pemenuhan kebutuhan
manusia. Sebagai akibat yang ditimbulkan adalah tekanan atau kerusakan alam yang
ada di sekitarnya. Tahap ketiga yaitu Holism, suatu tahap manusia mulai menyadari
bahwa aktifitasnya selama ini telah memberikan tekanan terhadap lingkungan, sehingga manusia mulai berfikir untuk menyelaraskan kehidupan dan aktifitasnya
dengan alam dan menuju perilaku yang berwawasan lingkungan. Terdapat 3 tiga faktor sangat berpengaruh dalam keberhasilan pembangunan
berkelanjutan. Ketiga faktor tersebut adalah ; manusia, sumber daya alam dan hubungan antara manusia dengan sumber daya alam tersebut. Ketiga faktor tersebut
akan menjamin kelangsungan pembangunan apabila diimbangi dengan nilai tambah. Atau dengan meningkatnya jumlah penduduk, harus ada upaya peningkatan kualitas
jumlah penduduk yang ada terkait dengan masalah lingkungan. Sebagaimana dikatakan Soerjani 2000, dengan nilai tambah itulah maka pemanfaatan sumber
daya alam akan makin dihemat, karena penerapan teknologi produksi yang eko- efektif sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dan eko-efisien hemat dalam
memanfaatkan sumber daya, oleh manusia yang arif bijaksana, dengan etika lingkungan serta teknologi konsumsi yang mengharamkan keserakahan, dan yang
memperhatikan daya dukung serta daya tampung sumber daya alam yang kita miliki. Hutan termasuk sumber daya alam yang dapat diperbaharui renewable natural
resources tidak berarti keberadaannya tak terbatas. Sumber daya hutan
keberadaannya sangat tergantung dari manajemennya, bisa berkurang bila dimanfaatkan oleh manusia secara berlebihan danatau lebih besar dari kemampuan
alamiahnya dalam mempermudakan diri natural regeneration atau upaya manusia memulihkannya rehabilitation Sardjono, 2004.
Masih menurut Sardjono 2004, ada dua faktor yang mempengaruhi pemanfaatan hutan secara berlebihan, pertama peningkatan jumlah populasi manusia
yang selanjutnya mengakibatkan peningkatan kebutuhan hidup. Kondisi ini tidak saja menuntut pemikiran pemenuhan kebutuhan, tetapi juga sejauhmana sumberdaya
mampu memenuhinya. Kedua, peningkatan kualitas kebutuhan sendiri dari yang pada awalnya bersifat primer saja sifatnya terbatas dan objektif, diistilahkan dengan
needs , bertambah dengan kebutuhan yang bersifat sekunder dan bahkan tersier
bersifat subjektif dan seringkali tidak terbatas, sehingga lebih diistilahkan sebagai ‘keinginan’ atau demand.
Secara kuantitas jelas bahwa semakin meningkat jumlah penduduk, keperluan tempat tinggal dan kecukupan kebutuhan pokok lainnya akan meningkat pula, dan
sebagai objek pemenuhannya adalah dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada. Kualitas hidup dalam hubungan dengan sumber daya alam, Soerjani 2000
mengatakan kualitas hidup yang meningkat ditandai dengan meningkatnya taraf hidup manusia dan pemantapan peran sertanya dalam pembangunan serta dengan
terpeliharanya kelanggengan kualitas sumber daya alam yang beraneka ragam dalam mendukung kehidupan secara keseluruhan. Sebagaimana dikatakan juga, bahwa
salah satu kriteria diperolehnya peningkatan kualitas hidup adalah terpeliharanya kualitas sumber daya alam yang beranekaragam dengan daya dukung dan daya
tampung sesuai laju pembangunan. Secara keseluruhan makhluk hidup yang ada di planet bumi ini merupakan
penyebab utama terhadap terjadinya perubahan dalam suatu sistem kehidupan. Manusia memiliki kelebihan dibanding makhluk hidup lainnya memiliki potensi dan
kemampuan yang berbeda untuk melakukan perubahan sistem kehidupan karena manusia memiliki kelebihan berupa akal. Banyak dampak positif yang ditimbulkan
adanya perubahan oleh kemampuan manusia dalam menciptakan teknologi dan adanya perkembangan ilmu pengetahuan, apabila perubahan tersebut memberikan
manfaat bagi dirinya, orang lain dan makhluk hidup lainnya. Namun demikian tidak dibenarkan apabila perubahan tersebut menimbulkan kerugian terhadap orang atau
makhluk hidup lain termasuk kerusakan lingkungan. Jadi dalam kaitannya dengan hal ini, hakikat pokok pengelolaan lingkungan hidup oleh manusia adalah
bagaimana manusia melakukan upaya agar kualitas manusia makin meningkat, sementara kualitas lingkungan juga menjadi makin membaik. Menurut Soerjani,
dkk. 1987, dengan ini diartikan bahwa masalah lingkungan hidup yang paling menonjol dan perlu memperoleh prioritas pengelolaan adalah masalah
kependudukan. Bekerja dan berusaha selalu dilakukan manusia dalam mencukupi kebutuhan
hidupnya. Dengan keterbatasan lapangan pekerjaan, banyak masyarakat mencari alternatif pekerjaan untuk memenuhi kebutuhannya. Bagi masyarakat yang tinggal
di sekitar kawasan hutan, sudah tentu peluang besar dalam pilihan alternatif tersebut adalah berupa kegiatan yang terkait dengan hutan. Baik hasil hutan berupa kayunon
kayu atau hasil tambang berupa emas, intan atau batubara. Kalau dalam praktek pemanfaatannya tidak memperhatikan aspek lingkungan tentunya hal ini akan
menurunkan kualitas lingkungan atau degradasi hutan. Apalagi kegiatan tersebut
dilakukan di kawasan hutan konservasi, yang seharusnya merupakan kawasan yang harus dilindungi bukan merupakan kawasan untuk dieksploitasi.
2.18. Kerusakan Kawasan Hutan