Kawasan Hutan Konservasi di Kalimantan Barat

yang tinggal di dalam dan sekitar kawasan hutan. Dengan demikian diharapkan masyarakat akan lebih membantu dalam mencapai tujuan pembangunan hutan secara lestari dan berkesinambungan.

2.16. Kawasan Hutan Konservasi di Kalimantan Barat

Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 259Kpts-II2000 tanggal 23 Agustus 2000, luas kawasan hutan di Propinsi Kalimantan Barat 9.178.760 Ha, terdiri dari 3 tiga fungsi kawasan yaitu fungsi kawasan hutan Produksi, kawasan hutan Lindung dan kawasan hutan Konservasi. Kawasan Konservasi di wilayah Kalimantan Barat sampai dengan tahun 2003 memiliki luasan sebesar 1.645.580 Ha. Dalam pengelolaannya kawasan konservasi dilakukan oleh Departemen Kehutanan, dalam hal ini adalah Balai Konservasi Sumber Daya Hutan BKSDA dan Balai Taman Nasional Kalimantan Barat sebagai unit pelaksana teknis Departemen Kehutanan yang ada di daerah. Termasuk kawasan konservasi yang ada di Propinsi Kalimantan Barat adalah Kawasan Cagar Alam Mandor. Kawasan ini secara administrasi berada di wilayah Kabupaten Landak, Propinsi Kalimantan Barat. Kabupaten Landak terbentuk pada tahun 1999 dengan luas wilayah 9.909,10 km 2 , merupakan h\asil pemekaran Kabupaten Pontianak. Sejak jaman pemerintahan Belanda, Kawasan Cagar Alam Mandor sudah ditetapkan sebagai kawasan yang dilindungi berdasarkan Surat Keputusan Het Zelfbestuur Van Het Landschap Pontianak Nomor : 8 tanggal 16 Maret 1936, yang disahkan oleh De Resident Der Westerafdeeling Van Borneo tanggal 30 Maret 1936. Selanjutnya disahkan oleh Menteri Pertanian melalui Direktorat Jenderal Kehutanan pada tanggal 15 Januari 1980 sebagai Kawasan Cagar Alam Mandor Dephut, 1993. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor : 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian, kriteria suatu kawasan dapat ditunjuk dan ditetapkan sebagai Kawasan Cagar Alam adalah apabila : 1. Mempunyai keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa dan tipe ekosistem; 2. Mewakili formasi biota tertentu dan atau unit-unit penyusunnya; 3. Mempunyai kondisi alam, baik biota maupun fisiknya yang masih asli dan tidak atau belum diganggu manusia; 4. Mempunyai luas yang cukup dan bentuk tertentu agar menunjang pengelolaan yang efektif dan menjamin keberlangsungan proses ekologis secara alami; 5. Mempunyai ciri khas potensi dan dapat merupakan contoh ekosistem yang keberadaannya memerlukan upaya konservasi; dan atau 6. Mempunyai komunitas tumbuhan dan atau satwa beserta ekosistemnya yang langka atau yang keberadaannya terancam punah.

2.17. Pertumbuhan Penduduk