tidak ada timbal baliknya untuk masyarakat di Mandor. Dengan alasan ini maka Pak Kartodi mengatakan bahwa akan sulit mengumpulkan masyarakat di
Mandor, karena tidak akan mendapatkan kepercayaan lagi, yang sering hanya melakukan wawancara-wawancara tanpa ada realisasinya.
Banyak rencana kegiatan yang akan dilakukan di wilayah Mandor dan sekitarnya akan tetapi sampai sekarang tidak pernah ada realisasi sama sekali.
Harapannya adalah kalau memang ada rencana kegiatan, maka langsung aja dilaksanakan. Walaupun demikian Kartodi juga menyadari bahwa melaksanakan
kegiatan juga tidak semudah membalikkan telapak tangan, akan tetapi kenyataan selama ini dari tahun ke tahun sudah banyak yang datang selalu wawancara dan
menggali informasi dari masyarakat tanpa ada kegiatan nyata di lapangan. Kartodi juga menyampaikan bahwa jangan lagi hanya beradu argumentasi, tapi
berbuatlah untuk lebih baik ke depannya untuk Cagar Alam Mandor ini akan diapakan. Tidak ada manfaatnya lagi saling berdebat dan mengkritik, karena itu
bukan solusi terbaik. Mengembalikan seperti semula tidak mungkin, tetapi bagaimana melakukan upaya lebih baik Cagar Alam Mandor yang sudah
mengalami kerusakan adalah perlu. Sebagai Ibu Rumah Tangga Siyul 47 tahun sangat merasakan sekali
dampak kerusakan Cagar Alam Mandor dan sekitarnya akibat penebangan dan penambangan emas tanpa ijin.
“Air sungai yang ada sangat keruh dan kotor, tidak bisa dimanfaatkan lagi sebagai kebutuhan rumah tangga sehari-hari padahal air
merupakan hal penting sekali, sangat menyusahkan sekali untuk keperluan warga Mandor”.
Berbagai persepsi masyarakat dan pihak-pihak terkait dalam rangka pengelolaan kawasan Cagar Alam Mandor telah memberikan gambaran, bagaimana pihak
pengelola selama ini melakukan upaya konservasi dan bagaimana gambaran tentang apa yang terjadi di kawasan Cagar Alam Mandor sampai dengan saat ini.
2.30. Partisipasi Masyarakat
Partisipasi masyarakat merupakan proses dimana masyarakat turut serta mengambil bagian dalam pengambilan keputusan Hadi, 2005. Selanjutnya
dijelaskan pula, bahwa masyarakat akan bisa memahami atau mengerti berbagai
permasalahan yang muncul serta memahami keputusan akhir yang akan diambil. Pada hakikatnya pelibatan masyarakat merupakan bagian dari perencanaan yang
dimasudkan untuk mengakomodasi kebutuhan, aspirasi dan “concern” dari mereka. Masyarakat selain mempunyai hak dalam menikmati kualitas lingkungan
hidup yang dihasilkan hutan, juga berhak mengetahui rencana peruntukan hutan, pemanfaatan hasil hutan, dan informasi kehutanan. Selain haknya tersebut,
masyarakat berkewajiban untuk ikut serta memelihara dan menjaga kawasan hutan dari gangguan dan perusakan. Dalam hal ini pemerintah wajib mendorong
partisipasi masyarakat melalui berbagai kegiatan di bidang kehutanan yang berdaya guna dan berhasil guna. Terdapat 3 tiga hal unsur pokok yang
mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya partisipasi masyarakat Mardikanto dalam Hertiarto, 2004, yaitu :
- Adanya kemauan masyarakat untuk berpartisipasi. - Adanya kesempatan yang diberikan kepada masyarakat untuk berpartisipasi.
- Adanya kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi. Tanpa adanya partisipasi masyarakat sangat sulit untuk mewujudkan tujuan
pengelolaan kawasan. Dalam rangka pengelolaan kawasan Cagar Alam Mandor, partisipasi sebenarnya sudah dilaksanakan masyarakat. Dari hasil wawancara,
diperoleh informasi bahwa partisipasi masyarakat selama ini berupa sikap kepatuhan dan ketaatan untuk tidak merusak Cagar Alam Mandor. Sikap tersebut
dilakukan masyarakat walaupun secara ekonomis tidak diperoleh. Pada awal mulai terjadinya aktivitas di dalam Cagar Alam Mandor, masyarakat dan tokoh
masyarakat pada waktu itu masih melakukan upaya untuk mengatasi kerusakan. Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh pada saat penelitian di lapangan,
beberapa warga masyarakat mandor telah menandatangani kesepakatan tentang tidak setuju adanya kegiatan penambangan emas di dalam kawasan. Kesepakatan
tersebut selain diketahui tokoh masyarakat, juga ditandatangani oleh seluruh Kepala Desa yang ada di wilayah Kecamatan Mandor.
Partisipasi masyarakat sangat dipengaruhi oleh bentuk pengelolaan kawasan konservasi Cagar Alam Mandor yang dilakukan oleh pemerintah. Balai
Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Barat, selama ini dalam melaksanakan pengelolaan Cagar Alam Mandor baru menerapkan strategi
perlindungan. Keterlibatan masyarakat sebagai salah satu kunci keberhasilan dalam melaksanakan pengelolaan kawasan Cagar Alam Mandor oleh Balai
Konservasi Suber Daya Alam Kalimantan belum dilakukan. Dalam rangka pengelolaan Cagar Alam Mandor, upaya perlindungan yang
dilakukan adalah menghimbau dan melarang sebagaimana dicantumkan dalam Papan Nama tanda memasuki kawasan. Di dalam papan nama tersebut tercantum
tulisan ; dilarang melakukan perburuan terhadap satwa yang berada di dalam kawasan ; memasukkan jenis-jenis tumbuhan dan satwa bukan asli ke dalam
kawasan ; memotong, merusak, mengambil, menebang, dan memusnahkan tumbuhan dan satwa dalam dan dari kawasan; menggali atau membuat lubang
pada tanah yang mengganggu kehidupan tumbuhan dan satwa dalam kawasan, atau; mengubah bentang alam kawasan yang mengusik atau mengganggu
kehidupan tumbuhan dan satwa. Peran serta merupakan istilah yang sama artinya dengan keikutsertaan,
keterlibatan, dan partisipasi. Dalam hal ini peran serta atau partisipasi masyarakat merupakan keterlibatan masyarakat dalam menentukan arah, strategi, kebijakan,
memikul beban dan pelaksanaan kegiatan serta memetik hasil dan manfaat kegiatan secara berkeadilan. Terkait dengan peran serta, terdapat 8 delapan
tangga partisipasi masyarakat, menurut Arstein 1969 dalam Hadi 1999 yaitu mulai dari non partisipasi, partisipasi semutokenisme sampai ke tingkat
partisipasi sejatikekuasaan masyarakat ; 1 manipulasi, 2 terapi, 3 menyampaikan menginformasikan, 4 konsultasi, 5 peredaman kemarahan, 6
kemitraan, 7 pendelegasian kekuasaan dan 8 pengawasan masyarakat. Harapan agar masyarakat dapat berperan serta secara maksimal, maka partisipasi
masyarakat harus benar-benar dilibatkan dalam pengelolaan dari tingkat perencanaan sampai kepada implementasi dan monitoringevaluasi. Keterlibatan
masyarakat akan menumbuhkan rasa memiliki yang dapat membantu dalam mencapai tujuan pengelolaan kawasan konservasi Cagar Alam Mandor.
Pengelolaan Cagar Alam Mandor selama ini dianggap masyarakat tidak pernah memberikan manfaat secara ekonomi. Namun demikian secara ekologi
masyarakat merasakan manfaatnya seperti : kesejukan dan keindahan alam,
mendengar kicauan burung dan suara binatang, air sungai yang jernih sehingga tidak kesulitan dalam mencukupi kebutuhan air bersih dalam rutinitas sehari-hari.
Menurut Pak Maridin selaku petugas lapangan, sebagai bentuk partisipasinya masyarakat bersama tokoh masyarakat telah melakukan upaya penanganan
kegiatan perusakan kawasan Cagar Alam Mandor.
2.31. Usulan Pengelolaan Kawasan Cagar Alam Mandor