7 Hasil panen
Kayu Komoditi dan jasa komoditi : Aris resin, m.
lebak, pati, m. atsiri, tanin, kayu, selulosa, karet, protein, bahan obat, pestisida, bumbu
dapur, pewarna, penyamak dan bahan industri lain
8 Daur produksi
Riap diameter Riap produksi
9 Pasca panen
Pengeringan, pengawetan
Pelayuan, pengeringan, perendaman dalam air, tanah
10 Pengolahan Penggergajian,
venering, chiping,
millingchoping, panelling
Penggorengan, pengeringan, isolasiekstraksi, penyulingan, pembaraan, pengempaan,
pelarutan, bioprosessing, seleksigrading.
11 Areal pengusahaan
Luas, modal besar
Sempit - luas, modal kecil - menengah 12 Peralatanteknologi
Tinggimenengah Sederhana,
menengah 13 Tahap
pemakai Nasional, internasional
Dipakai sendiri, nasional, internasional 14 Macam
pemakaian Konstruksi
bangunan, jembatan,
mebeler, kerajinan
Finishing, polishing, isolator, pangan, obat, kosmetik, pewangi, pewarna, insektida,
minuman, keperluan rumah tangga, bahan industri, mebeler, kerajinan tangan dan bahan
industri lain
15 Keuntungan Pengusaha,
masyarakat, negara
Masyarakat sekitar hutan, pengusaha, negara Sumber : Suwardi Sumadiwangsa dan Dendi Setyawan 2001
Berdasarkan data Departemen Kehutanan 2005, dari HHBK jenis Rotan, Arang dan Damar pada tahun 1999 telah memberikan kontribusi sebesar US 8,4
juta. Data tersebut meningkat pada tahun 2002, yaitu sebesar US 19,74 juta. Dari jenis perdagangan Satwa dan Tumbuhan telah memberikan kontribusi sebesar US
3,34 juta, meningkat tajam dari tahun 1999 yang hanya sebesar US 61,3 ribu. Dengan mengoptimalkan pemanfaatan potensi HHBK yang ada, diharapkan selain
dapat meningkatkan pendapatan masyarakat juga sekaligus merupakan upaya dalam mengurangi tingkat kerusakan hutan.
Sebagaimana hutan pada umumnya, Cagar Alam Mandor juga memiliki manfaat sebagaimana tersebut di atas. Namun demikian status Cagar Alam Mandor
adalah merupakan kawasan konservasi, sehingga banyak hal yang harus diperhatikan dalam pemanfaatannya.
2.15. Klasifikasi Hutan Berdasarkan Fungsi
Pemerintah melalui Undang-undang Nomor : 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan membagi hutan berdasarkan fungsi pokoknya menjadi 3 tiga jenis
hutan, yaitu Hutan Konservasi, Hutan Lindung dan Hutan Produksi. Kawasan hutan
konservasi merupakan kawasan hutan yang memiliki kekhasan baik tumbuhan maupun satwa serta ekosistemnya, sehingga kawasan ini perlu mendapatkan
perlindungan. Kawasan konservasi terdiri dari kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam. Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam
bertujuan mengusahakan terwujudnya kelestarian sumber daya alam hayati serta keseimbangan ekosistemnya sehingga dapat lebih mendukung upaya peningkatan
kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan. Kawasan suaka alam terdiri dari a Kawasan Cagar Alam dan b Kawasan
Suaka Marga Satwa. Sedangkan kawasan pelestarian alam terdiri dari a Kawasan Taman Nasional, b Kawasan Taman Hutan Raya dan c Kawasan Taman Wisata
Alam. Kawasan ini tidak sama dengan Kawasan Hutan Produksi yang pengelolaannya ditujukan untuk eksploitasi, yang dimanfaatkan hasil kayu dengan
cara melakukan penebangan. Kawasan suaka alam adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di darat maupun di perairan yang mempunyai fungsi pokok sebagai
kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya, yang juga berfungsi sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan. Kawasan Cagar
Alam adalah kawasan suaka alam karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa, dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi
dan perkembangannya berlangsung secara alami. Sesuai definisi kawasan cagar alam, sudah selayaknya kawasan tersebut merupakan kawasan yang perlu mendapat
perlindungan untuk menjaga kelestariannya. Kawasan pelestarian alam yang bisa untuk kegiatan wisata adalah Taman
Hutan Raya dan Taman Wisata Alam. Taman Hutan Raya adalah kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi tumbuhan dan atau satwa yang alami atau
buatan, jenis asli dan atau bukan asli, yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, pariwisata
dan rekreasi. Taman Wisata Alam adalah kawasan pelestarian alam yang terutama dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam.
Dalam rangka kepengurusan hutan, khususnya dalam penetapan status kawasan hutan memang menjadi wewenang pemerintah. Namun demikian dalam
pelaksanaannya pemerintah tidak bisa mengabaikan begitu saja masyarakat yang tinggal di dalam dan sekitar kawasan. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan,
mengingat keberhasilan pengurusan hutan tidak terlepas dari peranan masyarakat
yang tinggal di dalam dan sekitar kawasan hutan. Dengan demikian diharapkan masyarakat akan lebih membantu dalam mencapai tujuan pembangunan hutan secara
lestari dan berkesinambungan.
2.16. Kawasan Hutan Konservasi di Kalimantan Barat