Teknik Hoposoga dengan Media Talking Card

15 Siswa kelas VII SMP merupakan anak-anak yang masuk pada usia 11 tahun ke atas, jadi bermain untuk usia anak-anak SMP kelas VII hendaknya diimbangi dengan aturan-aturan yang disepakati bersama dengan tidak mengurangi rasa senang dan kreativitas anak-anak sebagai pemain. Dalam permainan jenis ini dapat ditentukan kelompok pemenang dan kelompok yang kalah dalam permainan. Selanjutnya Hadfield 2002, menambahkan bahwa a language game merupakan kegiatan yang terprogram dan mempunyai beberapa properti seperti tugas dan objek tertentu, seperangkat aturan, kompetisi dengan para pemain, dan komunikasi antar pemain baik lisan maupun tertulis.

4. Teknik Hoposoga dengan Media Talking Card

Teknik Hoposoga merupakan gabungan dari teknik bernyanyi dan game. Dalam teknik ini penulis memilih Lagu Hokey Pokey yang diambil dari super simple song untuk game babak I. Di samping itu, untuk menumbuhkan kreativitas siswa guru juga memilih lagu yang dianggap mudah dan lebih sederhana tetapi menarik yaitu lagu Sedang Apa-Sedang Apa, sebuah lagu pramuka yang diubah syairnya dengan beberapa kalimat perintah sederhana untuk game babak II lirik lagu bisa dilihat pada lampiran 16 Dengan lagu para siswa diajak untuk melafalkan kalimat- kalimat perintah dalam bahasa Inggris. Sambil bernyanyi para siswa diminta untuk bergerak sesuai dengan lirik lagu. Dalam pelaksanaannya para siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok. Tiap kelompok terdiri dari 5 anggota. Setiap kelompok diberi kesempatan 5 menit untuk bermain di tengah-tengah kelas yang dikelilingi oleh kelompok lain dalam sebuah lingkaran besar dengan media Talking card. Setiap anggota kelompok mempunyai kesempatan untuk membaca dan merespon isi perintah yang ada dalam Talking card ketika lagu untuk babak II berhenti. untuk penjelasan lebih lanjut tentang aturan permainan bisa dilihat pada lampiran. Dari gambaran di atas, maka dapat dikatakan bahwa teknik Hoposoga merupakan sebuah model pembelajaran yang dirancang oleh penulis dengan memperhatikan karakteristik, komponen dan langkah-langkah pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual. Teknik tersebut sangat memperhatikan kondisi siswa. Maksud dilaksanakannya pembelajaran dengan teknik Hoposoga adalah untuk menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Teknik ini sangat tepat digunakan untuk anak-anak seperti peserta didik yang masih duduk di bangku SD dan siswa SMP. 17 Teknik Hoposoga dengan media Talking Card merupakan model pembelajaran dengan pendekatan kontekstual belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja, bermain dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Proses pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil. Karakteristik pembelajaran kontekstual adalah sebagai berikut: adanya kerjasama, saling menunjang, menyenangkan, tidak membosankan, belajar dengan bergairah, pembelajaran terintegrasi, menggunakan berbagai sumber, siswa aktif, kerjasama dengan teman, siswa kritis, guru kreatif dan inovatif serta menggunakan media yang bervariasi dan menarik. Depdiknas, 2002.

5. Hakekat Media Pembelajaran.