46
D. Pembahasan Hasil Tiap Siklus
1. Pembahasan Siklus I Siklus I dilakukan sebagai refleksi pembelajaran model
konvensional. Metode yang digunakan adalah metode tunggal ceramah dengan sewaktu-waktu tanya jawab tanpa menggunakan
alat bantu atau peraga. Dengan model pembelajaran seperti itu motivasi, kerja sama, aktivitas dan kompetisi antar siswa tidak
muncul. Hal tersebut tercermin pada sikap siswa yang hanya duduk diam dan pasif yang akhirnya berdampak pada rendahnya
kompetensi listening. Dari permasalahan tersebut di atas, maka diupayakan
pembelajaran yang lebih meningkatkan aktivitas, motivasi, kerja sama, dan kompetisi antar siswa sekaligus menyenangkan.
Pembelajaran pada siklus I secara umum berlangsung cukup baik. Fase-fase sudah berjalan runtut sesuai dengan
rencana pembelajaran. Meskipun demikian, masih ada beberapa hal yang harus diperbaiki. Salah satu hal yang perlu diadakan
perbaikan adalah penyediaan tempat bermain yang lebih luas, media realia dan gambar. Beberapa siswa masih tampak bingung
untuk merespon pesan perintah dan larangan yang ada dalam Talking Card. Kompetisi antar kelompok juga belum maksimal.
47 Hal lain yang perlu ditingkatkan adalah isi pesan yang
terdapat pada Talking Card. Pada siklus I guru masih menemukan beberapa siswa yang tidak bisa membaca isi pesan karena tulisan
yang tidak jelas. Di samping itu, siswa juga tampak bingung dengan kesulitan kosa kata yang terlalu tinggi. Oleh karena itu Talking Card
yang terlalu sukar perlu direduksi dan diganti dengan Talking Card yang dianggap lebih mudah dan sesuai dengan kosa kata tingkat
kelas VII SMP yang disediadakan oleh guru. Meskipun pada siklus I masih terdapat banyak kekurangan,
pembelajaran dengan model konvensional dapat diatasi melalui pendekatan kontekstual dengan teknik Hoposoga dan Talking
Card. Hal tersebut terlihat dari hasil rata-rata nilai ulangan harian kompetensi listening yang mengalami kenaikan dari 64.32 menjadi
69.72. Di samping itu, respon positif siswa juga meningkat dari 42.40 menjadi 68 . Aktivitas, kerja sama, dan kompetisi siswa
juga mulai muncul pada siklus ini meskipun belum maksimal. 2. Pembahasan Siklus II
Siklus II dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 4 Agustus dan hari Senin tanggal 9 Agustus 2010 dalam waktu empat jam
pelajaran. Dengan merujuk pada refleksi pembelajaran siklus I, pembelajaran pada siklus II berjalan lebih hidup, aktif, menantang
dan menyenangkan. Hal tersebut disebabkan oleh para siswa yang telah terbiasa dengan aturan main Hoposoga. Satu hal yang
48 memacu para siswa lebih aktif dan bersaing adalah adanya
pembagian game menjadi dua babak. Para siswa sangat antusias untuk bermain mencari skor setingg-tingginya untuk memperoleh
kesempatan bermain pada babak II. Pemilihan tempat yang cukup luas tanpa meja dan kursi juga membuat siswa merasa lebih
nyaman untuk bergerak merespon kalimat perintah dan larangan yang ada pada media Talking Card. Penggunaan media realia dan
gambar-gambar yang dibutuhkan untuk merespon isi pesan Talking Card juga sangat mempermudah siswa dalam merespon isi pesan
tersebut. Ditinjau dari aspek kognitif pada siklus II mengalami
kenaikan yang signifikan dari rata-rata 69.72 menjadi 78.40. Meskipun demikian, masih ada tujuh siswa yang belum mencapai
batas ketuntasan minimal. Keberhasilan ini bukan hanya pada aspek kognitif, tetapi juga peningkatan pada aspek afektif respon
positif siswa yaitu dari rata-rata hasil kuesioner 68 menjadi 76.80. Peningkatan aktivitas, kerja sama, dan kompetisi antar
siswa juga meningkat. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari aspek kognitif yaitu
kompetensi listening siswa materi Command and Prohibition, aktivitas, kerja sama, dan kompetisi antar siswa pada siklus II,
maka dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran berhasil.
49
E. Pembahasan Hasil Antar siklus 1. Tindakan