101
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 80
Normal Parameters
a,b
Mean 0E-7
Std. Deviation 1.69990218
Most Extreme Differences Absolute
.076 Positive
.051 Negative
-.076 Kolmogorov-Smirnov Z
.680 Asymp. Sig. 2-tailed
.745 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
2. Uji Multikolinearitas
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Tolerance
VIF 1
Constant 6.028
2.857 2.110
.038 Stres Kerja
.489 .165
.349 2.958 .004
.591 1.693
Konflik Kerja .441
.163 .320 2.714
.008 .591
1.693 a. Dependent Variable: Semangat Kerja
Universitas Sumatera Utara
102
3. Uji Heteroskedastisitas
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
2.242 1.611
1.392 .168
Stres Kerja .010
.093 .015
.103 .919
Konflik Kerja -.065
.092 -.105
-.713 .478
a. Dependent Variable: absut
Universitas Sumatera Utara
103
Lampiran 6
Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
6.028 2.857
2.110 .038
Stres Kerja .489
.165 .349
2.958 .004
Konflik Kerja
.441 .163
.320 2.714
.008 a. Dependent Variable: Semangat Kerja
Lampiran 7
Hasil Uji Hipotesis 1.
Uji Signifikansi Simultan Uji F
ANOVA
a
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
132.466 2
66.233 22.340
.000
b
Residual 228.284
77 2.965
Total 360.750
79 a. Dependent Variable: Semangat Kerja
b. Predictors: Constant, Konflik Kerja, Stres Kerja
2. Uji Signifikansi Parsial Uji-t
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
6.028 2.857
2.110 .038
Stres Kerja .489
.165 .349
2.958 .004
Konflik Kerja .441
.163 .320
2.714 .008
a. Dependent Variable: Semangat Kerja
Universitas Sumatera Utara
104
3. Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R
R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1
.606
a
.367 .351
1.72184 a. Predictors: Constant, Konflik Kerja, Stres Kerja
Universitas Sumatera Utara
86
DAFTAR PUSTAKA BUKU:
Badriyah, Mila, 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia, Pustaka Setia, Bandung.
Erlina, 2011.Metode Penelitian,USU Press, Medan. Handoko, T. Hani, 2012. Manajemen Personalia Dan Sumber Daya Manusia,
Edisi Kedua, BPFE, Yogyakarta. Hasibuan, Malayu S. P, 20013. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi,
Bumi aksara, Jakarta. Jogiyanto, 2004. Metodelogi Penelitian Bisnis, BPFE, Yogyakarta.
Lubis, Ade Fatma, Arifin Akhmad dan Firmansyarif, 2007. Aplikasi SPSS Untuk Penyusunan Skripsi dan Tesis, USU Press, Medan.
Mangkunegara, Anwar Prabu, 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung.
Munandar, A.S, Bertina Sjabadhyni dan Rufus Patty, 2004. Peran Budaya Organisasi dalam Peningkatan Unjuk Kerja Perusahaan, Fakultas
Psikologi UI, Depok. Rivai, Veithzal dan Ella Sagala, 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia
untuk Perusahaan, Rajawali Pers, Jakarta. Robbins, Stephen P. dan Judge, 2008. Perilaku Organisasi, Edisi dua belas,
Salemba Empat, Jakarta. Sastrohadiwiryo, B. Siswanto, 2002. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, Bumi
Aksara, Jakarta. Siagian, Siondang. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara,
Jakarta. Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Bisnis, CV Alfabeta, Bandung.
Sule, Tisnawati dan Kurniawan Saefullah, 2005. Pengantar Manajemen, Kencana, Jakarta.
Situmorang, Syafrizal Helmi dan Muslich Lufti, 2014. Analisis Data Untuk Riset Manajemen dan Bisnis Edisi 3, USU Press, Medan.
Umar, Husein, 2008. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Winardi, 2004. Manajemen Perilaku Organisasi, Kencana, Jakarta.
Universitas Sumatera Utara
87
ARTIKEL DAN JURNAL:
Ananta, 2008. “Hubungan Lingkungan Kerja Dengan Semangat Kerja Pegawai
Kantor Badan Pusat Statistik Kota Surabaya ”, Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial,
Volume 8 Nomor 1, hal 1-7. Adnyani, I.G, 2008.
“Membina Semangat Kerja untuk Meningkatkan Produktivitas Kerja Karyawan”, Buletin Studi Ekonomi, Volume 13
Nomor 2, hal 203-209.
Anonim, 2011. Pedoman Kultur Teknis Tembakau Deli. PT. Perkebunan Nusantara II Persero Tanjung Morawa.
Darmawan, Didit,
2008. “Variabel Semangat Kerja dan Indikator
Pengukurannya ”. Program Pascasarjana STIE Mahardhika, Surabaya.
Febriana, Silvia, 2013. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Stres Kerja”, Jurnal
Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin, Volume 1 Nomor 1, hal 24-28.
Jamil, Imran, 2014. “The Impact of The Job Stress, Job Autonomy, and Working
Conditions on Employee Satisfaction ”, International Journal Department
of Management Sciences, The Islamia University of Bahawalpur, Pakistan, Volume 4 Nomor 2, hal 196-207.
Mulyadi, 2012. Pengaruh Stres Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan BAPPEDA Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Radzali, Farah Mardiana, Aminah Ahmad dan Zoharah Omar, 2013. “Workload,
Job Stress, Family-To-Work Conflict and Deviant Workplace Behavior ”,
International Journal, University Putra Malaysia, Malaysia, Volume 3 Nomor 12, hal 109-115.
Sutanto, Eddy Madiono, 2000. “Peranan Gaya Kepemimpinan yang Efektif dalam Upaya Meningkatkan Semangat dan Kegairahan Kerja Karyawan di
Toserba Sinar Mas Sidoarjo”, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 2 Nomor 2, hal 29-42.
Septianina, Hayfa, 2014. “Pengaruh Konflik Terhadap Semangat Kerja Karyawan
Pada CV. Usaha Jaya Banjarmasin ”, Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah, Malang. Widagdo, Nunnni, 2013.
“Analisis Hubungan Manajemen Konflik dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Marketing Divisi Emerging Business Bank Swasta Di
Bandung ”, Jurnal Ilmiah,Volume 6 Nomor 1, hal 158-165.
Universitas Sumatera Utara
88
SKRIPSI:
Fauji, Husni, 2013.Pengaruh Stres Kerja dan Konflik Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Karya Mandiri Environment, Skripsi, Fakultas
Ekonomi Universitas Pasundan, Bandung.
Universitas Sumatera Utara
34
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Menurut Sugiyono 2012:5, jenis-jenis penelitian secara umum dikelompokan menurut “bidang, tujuan, tingkat ekspalanasi, dan waktu”. Jenis
penelitian ini adalah penelitian menurut tingkat eksplanasi, dimana penelitian ini dapat dikaji menurut tingkatannya yang didasarkan pada tujuan objek-objeknya.
Pada tingkatan eksplanasi, penelitian ini termasuk kedalam penelitian asosiatif, yakni penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih untuk melihat
pengaruh antar variabel yang terumus pada hipotesis penelitian, yaitu stres kerja dan konflik kerja terhadap variabel semangat kerja karyawan tembakau pada PT
Perkebunan Nusantara II Kebun Klumpang.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada PT Perkebunan Nusantara II yang berlokasi di Desa Klumpang, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang ± 30
km dari kota Medan. Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Desember 2015 sampai Maret 2016.
3.3 Batasan Operasional
Batasan operasional dilakukan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan penelitian yang dilakukan.
Batasan operasional dalam penelitian ini adalah:
Universitas Sumatera Utara
35 1. Penelitian ini hanya dibatasi pada seluruh karyawan tanam tembakau pada PT
Perkebunan Nusantara II Kebun Klumpang. 2. Variabel Independen X yaitu Stres Kerja X
1
, dan Konflik Kerja X
2
. 3. Variabel Dependen Y yaitu Semangat Kerja Y Karyawan Tembakau Pada
PT Perkebunan Nusantara II Kebun Klumpang.
3.4 Definisi Operasional
Menurut Erlina 2011:48, defi nisi operasional adalah “menjelaskan
karakteristik dari objek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan ke dalam penelitian
”. Pengertian operasional variabel ini kemudian diuraikan menjadi sebagai berikut:
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Variabel Definisi
Dimensi Indikator
Skala
Stres Kerja
X
1
suatu keadaan dimana karyawan mengalami
ketegangan karena
adanya kondisi-kondisi yang mempengaruhi
dirinya. Kondisi-
kondisi tersebut dapat ditimbulkan
dari dalam diri karyawan
rnaupun dari
lingkungan diluar diri karyawan
PT Perkebunan Nusantara
II Kebun Klumpang Beban Kerja
Waktu Kerja Pengaruh
Kepemimpinan 1. Target atau tuntutan
perusahaan yang terlalu tinggi
2. Kelelahan yang muncul di tempat kerja
1. Tekanan atau desakan waktu
2. Waktu Istirahat 3. Tenggat waktu
1. Kewenangan yang diberikan atasan
Likert
Universitas Sumatera Utara
36
Lanjutan Tabel 3.1
Variabel Definisi
Dimensi Indikator
Skala
Konflik Kerja
X
2
Suatu pertentangan
yang terjadi antara apa yang diharapkan oleh
karyawan terhadap
dirinya, orang lain, organisasi
dengan kenyataan apa yang
diharapkannya pada
karyawan PT.
Perkebunan Nusantara II Kebun Klumpang
Faktor Komunikasi
Konflik Personal 1. Tidak patuh terhadap arahan
kerja dari atasan 2. Selalu mendapat teguran
terhadap hasil kerja
1. Sikap dan bicaranya tidak dijaga
2. Perselisihan dengan rekan kerja
Likert
Semangat Kerja
Y Melakukan pekerjaan
secara lebih
giat sehingga
pekerjaan dapat diharapkan lebih
cepat dan lebih baik pada
karyawan tembakau
PT Perkebunan Nusantara
II Kebun Klumpang Sikap
Kepuasan Kerja Disiplin
1. Tingkat absensi karyawan 2. Kerja sama
1. Rekan kerja 2. Atasan
3. Pekerjaan 1. Masuk kerja tepat waktu
2. Mempercepat pekerjaan tanpa melupakan kualitas
kerja Likert
Sumber: Handoko 2012, Robbins 2008, Sule dan Saefullah 2005, dan Nitisemito 2008 data diolah
3.5 Skala Pengukuran Variabel
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert. Skala Likert menurut Erlina 2011:
51 yaitu “skala yang digunakan untuk mengukur respons subjek berupa sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok kejadian atau gejala sosial ke dalam 5 poin skala dengan interval yang sama”.
Tabel 3.2 Pengkururan Skala Likert
No Alternatif Jawaban
Skor
1. Sangat Setuju SS
5 2.
Setuju S 4
3. Netral N
3 4.
Tidak Setuju TS 2
5. Sangat Tidak Setuju STS
1
Sumber: Erlina 2011
Universitas Sumatera Utara
37
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian 3.6.1 Populasi
Populasi menurut Ridwan dan Kuncoro dalam Erlina, 2011:80 adalah “wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan tanam
tembakau pada PT Perkebunan Nusantara II Kebun Klumpang berjumlah 100 orang.
3.6.2 Sampel
Sampel menurut Erlina 2011: 81 adalah “bagian populasi yang digunakan
untuk memperkirakan karaktersitik populasi”. Untuk menghitung penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu yang dikembangkan, maka digunakan rumus
Slovin sebagai berikut: n =
N + N e ²
Dimana: n
= ukuran sampel N
= ukuran populasi e
= taraf kesalahan, dalam penelitian ini digunakan α = 5
Dalam menentukan jumlah sampel yang akan dipilih, peneliti menggunakan
tingkat kesalahan sebesar 5, karena dalam setiap penelitian tidak mungkin hasilnya sempurna 100, semakin besar tingkat kesalahan maka semakin sedikit
Universitas Sumatera Utara
38 ukuran sampel. Jumlah sampel yang digunakan adalah 80 orang, dengan
perhitungan di atas maka : n = + , 5
2
= 80 orang
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Simple Random Sampling dikarenakan populasi yang dijadikan sampel dilakukan secara acak
tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut.
3.7 Jenis data
Penelitian ini menggunakan data sebagai berikut: 1. Menurut Umar 2008:42, data primer merupakan
“data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan seperti hasil dari
wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan peneliti ”.
Data primer dari penelitian ini diperoleh dari responden dengan memberikan kuesionerdaftar pertanyaan kepada karyawan tembakau pada PT Perkebunan
Nusantara II Kebun Klumpang. 2. Menurut Umar 2008:42, data sekunder merupakan
“data primer yang diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak ngumpul data primer atau oleh
pihak lain ”. Data sekunder dari penelitian ini diperoleh melalui dokumen-
dokumen dan laporan-laporan tertulis perusahaan, literatur-literatur yang ada di perusahaan dan bagian bahan-bahan atau tulisan lain yang ada
hubungannya dengan masalah yang akan diteliti.
Universitas Sumatera Utara
39
3.8 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Angket Kuesioner Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberikan
sejumlah daftar pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab. 2. Observasi Langsung
Peneliti melakukan observasi langsung untuk mendapatkan informasi mengenai responden di lapangan.
3. Studi Dokumentasi Peneliti mengumpulkan data melalui buku, jurnal dan internet yang menjadi
bahan referensi pendukung bagi peneliti.
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.9.1 Uji Validitas
Menurut Jogiyanto 2004:120, validitas menunjukkan “seberapa nyata
suatu pengujian mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas berhubungan dengan ketepatan alat ukur untuk melakukan tugasnya mencapai sasarannya
”. Menurut Situmorang dan Lutfi 2014:89
“pada penelitian ini untuk nilai r hitung pada Corrected Item-Total Correlation dibandingkan dengan table r
0,361, jika nilai Corrected Item-Total Correlation lebih besar dari 0,361, maka butir dinyatakan Valid. Begitu juga sebaliknya
”. Penelitian ini menggunakan alat kuesioner dengan pengujian validitas
menggunakan program Statistical Product and Service Solution SPSS for
Universitas Sumatera Utara
40 Windows. Kriteria dalam menentukan validitas suatu kueisioner adalah sebagai
berikut: 1. Jika r
hitung
r
tabel
maka pertanyaan tersebut valid. 2. Jika r
hitung
r
tabel
maka pertanyaan tersebut tidak valid. Penyebaran kuesioner khusus dalam uji validitas dan reliabilitas diberikan
kepada 30 responden diluar sampel penelitian yaitu kepada karyawan tembakau PT.Perkebunan Nusantara II Kebun Buluh Cina. Adapun hasil pengolahan dari uji
validitas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.3 Uji Validitas
Item-Total Statistics Scale Mean
if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted Corrected
Item-Total Correlation
Cronbachs Alpha if Item
Deleted
VAR00001 60.2000
29.269 .549
.895 VAR00002
59.0000 28.759
.594 .893
VAR00003 59.3000
29.734 .439
.898 VAR00004
58.8333 29.799
.486 .897
VAR00005 58.7000
27.045 .693
.889 VAR00006
58.6000 29.766
.526 .896
VAR00007 58.8667
29.016 .517
.896 VAR00008
58.4333 28.461
.698 .890
VAR00009 58.7000
27.045 .693
.889 VAR00010
58.6667 28.023
.645 .891
VAR00011 58.5333
29.568 .441
.898 VAR00012
60.2000 29.269
.549 .895
VAR00013 59.4333
29.357 .521
.896 VAR00014
59.5000 28.121
.611 .893
VAR00015 59.3000
29.734 .439
.898 VAR00016
58.8667 29.016
.517 .896
VAR00017 60.2000
29.269 .549
.895
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 2016
Universitas Sumatera Utara
41 Pada tabel tersebut terlihat seluruh pernyataan valid, karena pada Tabel 3.3
menunjukkan bahwa nilai pada
Corrected Item-Total Correlation diatas 0.361, sehingga dapat dinyatakan tujuh belas butir instrumen dalam penelitian ini valid.
3.9.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukan akurasi dan ketepatan dari pengukurnya. Reliabilitas berhubungan dengan akurasi dari pengukurannya. Suatu pengukur
dikatakan reliabel dikatakan dapat dipercaya, maka hasil dari pengukuran harus akurat dan konsisten. Dikatakan konsisten jika beberapa pengukuran terhadap
subjek yang sama diperoleh hasil yang tidak berbeda Jogiyanto, 2004:120. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai
Cronbach Alpha 0,8 reliabilitas sangat baiksangat meyakinkan, 0,7 Cronbach Alpha 0,8 reliabilitas baik, dan Cronbach Alpha 0,7 reliabilitas kurang
meyakinkan Situmorang dan Lufti, 2014:92. Penelitian ini menggunakan alat kuesioner dengan pengujian reliabilitas
menggunakan program Statistical Product and Service Solution SPSS for Windows. Kriterianya sebagai berikut:
1. Jika r
hitung
r
tabel
maka pernyataan tersebut reliabel. 2. Jika r
hitung
r
tabel
maka pernyataan tersebut tidak reliabel.
Tabel 3.4 Uji Reliabilitas
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 2016
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha
N of Items .900
17
Universitas Sumatera Utara
42 Berdasarkan Tabel 3.4 dapat dilihat
Cronbachs Alpha 0.8 maka dinyatakan reliabilitas sangat baik.
3.10 Teknik Analisis Data
3.10.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah statistik yang menggambarkan fenomena atau karakteristik data. Dalam suatu penelitian, analisis deskriptif perlu dilakukan
karena karakteristik dari suatu data akan menggambarkan fenomena dari data.
3.10.2 Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian ini diperlukan karena untuk melakukan uji t dan uji F mengasumsikan bahwa
nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar atau tidak dipenuhi maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel
kecil Erlina, 2011:100. Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan histogram, grafik, dan Kolmogorv-Smirnov dengan
menggunakan tingkat signifikan 5. 2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas untuk mengetahui apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antarvariabel independen. Jika terjadi korelasi, terdapat
masalah multikolinearitas yang harus diatasi Umar, 2008:177.
Universitas Sumatera Utara
43 Ketentuan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas menurut Lubis
dkk, 2007:32 yaitu: a. Jika nilai Variance Inflation Factor VIF tidak lebih dari 10 dan nilai
Tolerance tidak kurang dari 0,1, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas. VIF = 1Tolerance, jika VIF = 0 maka Tolerance = 110 =
0,1. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah Tolerance. b. Jika nilai koefisien korelasi antar masing-masing variabel independen
kurang dari 0,70, maka model dapat dinyatakan bebas dari asumsi klasik multikolinieritas. Jika lebih dari 0,7 maka diasumsikan terjadi korelasi yang
sangat kuat antar variabel independen sehingga terjadi multikolinieritas. 3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan
ke pengamatan lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, disebut homoskedastisitas, sementara itu, untuk
varians yang berbeda disebut heteroskedastisitas Umar, 2008:179. Cara memprediksinya menurut Lubis dkk 2007:34 adalah jika pola gambar
Scatterplot model tersebut sebagai berikut: a. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0.
b. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja. c. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang
melebar kemudian menyempit dan melebar kembali. d. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.
Universitas Sumatera Utara
44 Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
pendekatan grafik Scatterplot dan statistik melalui uji Glejser dengan menggunakan tingkat signifikan 5.
3.10.3 Analisis Regresi Linear Berganda
Metode regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh atau hubungan dari variabel independen, yaitu stres kerja X
1
, konflik kerja X
2
, terhadap variabel dipenden yaitu semangat kerja Y. Data diolah dengan
menggunakan program SPSS for Windows. Model persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut:
Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ e
Dimana: Y
= Semangat Kerja a
= Konstanta b
1
-b
2
= Koefisien Regresi X
1
= Stres Kerja X
2
= Konflik Kerja e
= Standart Error
3.10.4 Uji Hipotesis
1. Uji Signifikansi Simultan Uji Serentak Uji F Uji Signifikansi Simultan Uji Serentak Uji F digunakan untuk menguji
apakah setiap variabel independen X mempunyai pengaruh yang positif dan
Universitas Sumatera Utara
45 signifikan terhadap variabel dipenden Y secara simultan. Kriteria
pengujiannya adalah sebagai berikut:
H : b
1
= b
2
= 0
Artinya secara simultan tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel independen yaitu stres kerja X
1
, konflik kerja X
2
, terhadap variabel dependen yaitu semangat kerja Y.
H
a
: b
1
≠ b
2
≠ 0
Artinya secara simultan terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel independen yaitu stres kerja X
1
, konflik kerja X
2
, terhadap variabel dependen yaitu semangat kerja Y.
Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: a. H
diterima jika F
hitung
F
tabel
pada α = 5. b. H
ditolak jika F
hitung
F
tabel
pada α = 5. 2. Uji Signifikansi Parsial Uji Individual Uji-t
Uji-t bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual parsial terhadap variabel dependen Lubis
dkk, 2007:51.Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:
H : b
i
= 0
Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel independen yaitu stres kerja X
1
, konflik kerja X
2
, terhadap variabel dependen yaitu semangat kerja Y.
H
a
: bi ≠ 0
Universitas Sumatera Utara
46 Artinya secara parsial terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel
independen yaitu stres kerja X
1
, konflik kerja X
2
, terhadap variabel dependen yaitu semangat kerja Y.
Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: a. H
diterima apabila t
hitung
t
tabel
pada α = 5. b. H
a
diterima apabila t
hitung
t
tabel
pada α = 5. 3. Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi R
2
menurut Lubis dkk 2007:48 bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan
variabel dependen. Bila nilai R
2
semakin mendekati nilai 1 maka menunjukkan semakin kuatnya hubungan variabel bebas terhadap variabel
terikat.
Universitas Sumatera Utara
47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum PT Perkebunan Nusantara II Persero
Perkebunan pertama kali muncul akibat dari perubahan politik kolonial pada pertengahan abad ke-19. Dengan munculnya Undang-Undang Pokok Agrarian
UUPA pada tahun 1870 yang secara resmi merupakan masa berakhirnya tanam paksa di pulau Jawa yang mengakibatkan transisi liberalisme yang tidak
terkendali. Orientasi yang menunjukkan kebijaksanaan baru atas sumber-sumber alam di Nusantara dan kemudian menarik minat kaum kapitalis Erropa.
Selanjutnya perkebunan di pulau Jawa berangsur-angsur meluas. Akan tetapi karena semakin bertambahnya jumlah penduduk, sumber-sumber tanah
semakin sulit diperoleh sehingga pembukaan lahan baru perkebunan dialihkan keluar pulau Jawa yaitu pulau Sumatera yang masih banyak memiliki lahan
kosong dan tersedianya petani sebagai pekerja. Lahan perkebunan di pulau Sumatera yang pertama kali dibuka adalah
Daerah Sumatera bagian timur yaitu perkebunan tembakau yang dibuka oleh seorang pengusaha Belanda, Jacobus Nienhuys, yang menuai kesuksesan di
perkebunan pulau Sumatera tersebut. Keberhasilan Jacobus mengundang kehadiran pengusaha swasta asing lainnya yang disertai dengan mengalirnya
modal besar ke Sumatera Timur. Perkebunan yang berada di Sumatera terus bertambah dan beraneka ragam, salah satunya adalah PT Perkebunan Nusantara II
yang memiliki kantor di jalan Tembakau Deli.
Universitas Sumatera Utara
48 Perkebunan ini pada awalnya dikelola dan didirikan oleh orang Belanda
dengan jenis tanaman tembakau. Setelah diambil alih oleh pemerintah nama perkebunan ini adalah Perusahaan Perkebunan Negara 1960. Seiring dengan
waktu yang terus berputar serta semakin berkurangnya penghasilan tanaman tembakau, pihak-pihak perkebunan mengganti jenis tanaman menjadi coklat pada
tahun 1977 dan pada tahun 1985-1989 nama perkebunan berubah menjadi PPN Baru. Tahun 1990 nama perkebunan ini menjadi PTP IX dan akhirnya pada tahun
2000 areal perkebunan Marindal I berubah menjadi PTPN II sampai sekarang nama tersebut masih dipakai oleh pihak perkebunan.
Areal lahan PTPN II sangat luas dan terbagi menjadi beberapa dareah seperti: Marindal, Selambo, Cemara Asri, di Langkat, Batang Kuis, Seintis dan
bahkan masih banyak lagi areal HGU PTPN II di Sumatera Utara. Areal lahan perkebunan PTPN II khususnya Marendal I memiliki luas 1710 hektar, sehingga
memerlukan banyak tenaga kerja, dimana para pekerja banyak didatangkan dari pulau Jawa dan lain sebagainnya. Para pekerja difasilitasi rumah pondok dan gaji
yang bisa dikatakan cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup. Berawal pada tahun 1863 seorang turunan Arab bernama Said Abdullah bin
Umar Bilsagih telah mengajak rekan-rekan dagang bangsa Belanda untuk menanam tembakau di Tanah Deli. Pedagang tembakau yang pertama sekali
tertarik untuk menanam tembakau di Deli adalah Firma J.F van Leeuwen, dan mengirim pegawainya antara lain Tuan Jacobus Nienhuys untuk datang ke Deli
dengan kapal “Josephine” milik Firma van Leeuwen Mains Co. Tujuan utama pada waktu itu adalah untuk menyelidiki kemungkinan serta prospektif lainnya
Universitas Sumatera Utara
49 mengenai penanaman tembakau di Deli, sebagai tindak lanjut informasi yang
disampaikan oleh Tuan Abdullah. Usaha penanaman tembakau ini pada awalnya gagal dan mengalami
kerugian cukup besar. Kemudian tim expedisi membuat laporan awal yang menyatakan bahwa “Deli adalah dataran rendah yang berawa-rawa yang sebagian
ditutupi hutan-hutan primer yang tidak dapat dijelajahi oleh manusia dan orang- orang pribumi yang tinggal di tepi-tepi sungai membiarkan hutan-hutannya
didiami oleh monyet, badak, harimau, buaya dan binatang buas lainnya serta adanya penyakit malaria. Mendengar laporan ini maka Firma J. F van Leeuwen
menarik diri dari usaha penanaman tembakau di Deli. Hampir semua anggota expedisi pulang kembali ke Jawa, tetapi J. Nienhuys merasa yakin usahanya akan
berhasil, ia meneruskan usahanya dan meminta bantuan biaya dari Tuan P van Den Arend.
Setelah nasionalisasi semua perusahaan perkebunan Belanda di Indonesia pada tahun 1957, maka perkebunan-perkebunan tembakau yang ada di Sumatera
Utara eks Keresidenan Sumatera Timur dilebur ke dalam PTPN IX Perseroan Terbatas Perkebunan Negara IX. Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Agraria
RI No. 24HGU1965 tanggal 10 Juni 1965, PTPN IX mempunyai areal Hak Guna Usaha HGU seluas 59.000 ha yang membentang dari Sei Wampu di Kabupaten
Langkat sampai Sei Ular di Kabupaten Deli Serdang. Pada saat perkebunan tembakau dinasionalisasi tahun 1957, tinggal dua
perusahaan perkebunan tembakau yang masih bertahan, yakni Deli Maatschappij dengan 16 kebun estate dan Senembah Maatschappij dengan 6 kebun tembakau,
Universitas Sumatera Utara
50 laporan resmi mengindikasikan bahwa 170 perkebunan besar dan kecil yang ada
di tahun 1889 menjadi hanya tinggal 22 di tahun 1959. Hingga tahun 1971, semua kebun yang disebutkan di atas masih menanam
tembakau. Hanya saja untuk memperkecil risiko pengelolaan monokultur dan lebih memeratakan pendapatan sepanjang tahun, mulailah dilakukan diversifikasi
tanaman. Maka, sejak tahun 1982 di bekas lahan tembakau yang sengaja dihutankan 5-6 tahun, mulai ditanami tebu secara bergantian. Di sejumlah tempat,
tembakau sudah digantikan coklat dan kelapa sawit secara permanen. Diversifikasi ini kemudian mendapat legitimasi dengan dikeluarkannya
Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1996, yang menetapkan PTPN II Tanjung Morawa mengelola budidaya tembakau, kelapa sawit, kakao, karet dan tebu.
Peraturan Pemerintah tersebut juga sekaligus menetapkan PTPN IX dilebur menjadi PTPN II. Pada masa penanaman tahun berikutnya, hanya ada 12 kebun
yang masih melakukan penanaman tembakau Perusahaan Perseroan PT Perkebunan II bergerak dibidang usaha Pertanian
dan Perkebunan didirikan dengan Akte Notaris GHS Loemban Tobing, SH No. 12 tanggal 5 April 1976 yang diperbaiki dengan Akte Notaris No. 54 tanggal 21
Desember 1976 dan pengesahan Menteri Kehakiman dengan Surat Keputusan No. Y.A. 5438 tanggal 28 Januari 1977 dan telah diumumkan dalam Lembaran
Negara No. 52 tahun 1978 yang telah didaftarkan kepada Pengadilan Negeri Tingkat I Medan tanggal 19 Pebruari 1977 No. 101977PT. Perseroan Terbatas
ini bernama Perusahaan Perseroan Perseroan PT Perkeb unan II disingkat “PT
Perkebunan II merupakan perubahan bentuk dan gabungan dari PN Perkebunan
Universitas Sumatera Utara
51 II dengan PN Perkebunan Sawit Seberang. Pendirian perusahaan ini dilakukan
dalam rangka pelaksanaan ketentuan-ketentuan dalam Undang-Undang No. 9 tahun 1969, Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 1969 tentang Perusahaan Perseroan
dan Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 1975. Pada tahun 1984 menurut Keputusan Rapat Umum Luar Biasa Pemegang
Saham, Akte Pendirian tersebut diatas telah dirubah dan diterangkan dalam Akte Notaris Imas Fatimah Nomor 94 tanggal 13 Agustus 1984 yang kemudian
diperbaiki dengan Akte Nomor 26 tanggal 8 Maret 1985 dengan persetujuan Menteri Kehakiman Nomor C2-5013-HT.0104 tahun 1985 tanggal 14 Agustus
1985. Sesuai dengan Keputusan Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham tanggal 20 Desember 1990 Akte tersebut mengalami perubahan kembali dengan
Akte Notaris Imas Fatimah Nomor 2 tanggal 1 April 1991 dengan persetujuan Menteri Kehakiman Nomor C2-4939-HT.01.04TH-91 tanggal 20 September
1991. Pada tanggal 11 Maret 1996 kembali diadakan reorganisasi berdasarkan
nilai kerja dimana PT Perkebunan II dan PT Perkebunan IX yang didirikan dengan Akte Notaris GHS. Loemban Tobing, SH Nomor 6 tanggal 1 April 1974
dan sesuai dengan Akte Notaris Ahmad Bajumi, SH Nomor 100 tanggal 18 September 1983 dilebur dan digabungkan menjadi satu dengan nama PT
Perkebunan Nusantara II yang dibentuk dengan Akte Notaris Harun Kamil, SH Nomor 35 tertanggal 11 Maret 1996. Akte pendirian ini kemudian disyahkan oleh
Menteri Kehakiman RI.
Universitas Sumatera Utara
52 PT Perkebunan Nusantara II Persero, disingkat PTPN II, dibentuk
berdasarkan PP No. 7 Tahun 1996, tanggal 14 Pebruari 1996. Perusahaan yang berstatus sebagai Badan Usaha Milik Negara BUMN ini merupakan
penggabungan kebun-kebun di Wilayah Sumatera Utara dari eks PTP II dan PTP IX. Selain itu dikembangkan juga tanaman kelapa sawit di wilayah Irian
Jaya.
4.1.1 Sejarah Singkat Unit Kebun Klumpang
Kebun Klumpang dibuka pada tahun 1875 oleh Nienhuys bersama Jamnsen P.W.Clemem dan Cremer yang mendirikan perusahaan bernama De Deli
Maatschappij. Setelah kemerdekaan, kemudian dinasionalisasikan pada tahun 1958. Kebun Klumpang memiliki sertifikat dengan No.108Klumpang Kebun dan
hak usahanya berakhir pada 19 Juni 2028. Luas wilayah PT Perkebunan Nusantara II Kebun Klumpang adalah 2.034 Ha. Jenis Komoditi yang diusahakan
Kebun Klumpang antara lain: a. Tebu
: 556,30 Ha b. Tembakau
: 80 Ha c. Kelapa Sawit
: 284 Ha
4.1.2 Nilai Budaya, Visi, dan Misi PT Perkebunan Nusantara II
a. Nilai Budaya Profesional, kesetaraan, kemakmuran, kejujuran, integritas, dan kerjasama.
b. Visi Perusahaan
Universitas Sumatera Utara
53 Dari perusahaan perkebunan menjadi perusahaan multi usaha berdaya saing
tinggi. c. Misi Perusahaan
Mengoptimalkan seluruh potensi sumber daya dan usaha, memberikan kontribusi optimal, menjaga kelestarian dan pertambahan nilai.
4.1.3 Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah susunan atau perwujudan yang mencerminkan arus atau garis perintah, tugas, kewajiban, serta tanggung jawab. Pada umumnya
suatu organisasi digambarkan dalam bentuk bagan tertentu, sehingga dengan bagan akan dapat dilihat serta kedudukan masing-masing orang dalam organisasi.
Bentuk struktur organisasi pada PT Perkebunan Nusantara II Kebun Klumpang adalah struktur organisasi garis line organization yang menggambarkan
pembagian tugas, fungsi, tanggung jawab, serta wewenang di dalam perusahaan secara vertikal serta mencerminkan hubungan anatara departemen secara
horizontal.
Universitas Sumatera Utara
54
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT Perkebunan Nusantara II Kebun Klumpang
Sumber: PT Perkebunan Nusantara II Kebun Klumpang 4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Analisis Deskriptif Respoden
Analisis deskriptif merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehungga memberikan gambaran yang jelas mengenai hasil pengumpulan data
primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh responden. Dari kuesioner tersebut terlihat gambaran umum mengenai karakteristik responden, antara lain
berdasarkan usia, tingkat pendidikan, lama bekerja, dan jumlah anak. Khusus jumlah anak ditanyakan karena ada kaitannya dengan bantuan tenaga untuk
pekerjaan borong yang dilakukan oleh orang tuanya sebagai karyawan tanam. Berikut ini merupakan data deskriptif responden:
Universitas Sumatera Utara
55
Tabel 4.1 Identitas Responden
No. Karakteristik
Jumlah Responden
Karyawan Persentase
1. Usia
Tahun 40-44
11 13,8
45-49 27
33,8 50-54
42 52,5
Jumlah 80
100
2. Pendidikan
SD SMP
52 65
SMA 28
35
Jumlah 80
100
3. Lama Bekerja
Tahun 10-14
10 1,3
15-19 14
17,5 20
65 81,3
Jumlah 80
100
4. Jumlah Anak
1-2 12
15 3-4
46 57,5
5-6 22
27,5
Jumlah 80
100 Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer Kuesioner, 2016
Berdasarkan Tabel 4.1 diatas, dapat dilihat bahwa: a. Karakteristik responden berdasarkan usia, mayoritas karyawan berusia 50-54
tahun berjumlah 42 orang responden 52,5, hal ini menunjukkan bahwa karyawan tembakau pada PT Perkebunan Nusantara II Kebun Klumpang
adalah karyawan yang masih produktif, akan tetapi kemampuan untuk mengerjakan pekerjaan borong yang membutuhkan tenaga lebih cenderung
sudah berkurang dibanding dengan usia dibawah 50 tahun. b. Karyawan tembakau pada PT Perkebunan Nusantara II Kebun Klumpang
lebih banyak dari tingkat Sekolah Menengah Pertama, yaitu berjumlah 52 orang responden 65. Karena untuk penyelesaian pekerjaan borong tanam
tembakau, perusahaan lebih mengutamakan kemampuan fisiktenaga.
Universitas Sumatera Utara
56 c. Karakteristik responden berdasarkan lama bekerja, mayoritas karyawan
bekerja diatas 20 tahun berjumlah 65 orang responden 81,3, hal ini menunjukkan bahwa karyawan tembakau pada PT Perkebunan Nusantara II
Kebun Klumpang adalah karyawan yang berpengalaman dalam mengerjakan pekerjaan borong tanam tembakau.
d. Untuk karakteristik responden berdasarkan jumlah anak, mayoritas karyawan memiliki 3-4 anak berjumlah 46 orang responden 57,5. Dan dari hasil
wawancara dengan karyawan, usia anak karyawan berkisar diatas 20 tahun. Dalam hal ini seharusnya bantuan tenaga untuk penyelesaian pekerjaan borong
tidak menjadi hambatan.
4.2.2 Jawaban Responden Atas Variabel Penelitian
Setelah mengetahui karakteristik responden penelitian, berikut ini akan ditampilkan hasil olahan data primer yang merupakan deskriptif penelitian
berdasarkan pendapat responden. Secara deskriptif persentase hasil penelitian setiap dimensi faktor yang mempengaruhi semangat kerja karyawan tembakau
pada PT Perkebunan Nusantara II Kebun Klumpang:
1. Variabel Stres Kerja X
1
Tabel 4.2 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan
Variabel Stres Kerja
NO. Pernyataan
Sangat Tidak
Setuju STS
Tidak Setuju
TS Kurang
Setuju KS
Setuju S
Sangat Setuju
SS Total
F F
F F
F F
1. Berusaha bekerja
melebihi target 30
37.5 50
62.5 80
100
Universitas Sumatera Utara
57
Lanjutan Tabel 4.2
NO. Pernyataan
Sangat Tidak
Setuju STS
Tidak Setuju
TS Kurang
Setuju KS
Setuju S
Sangat Setuju
SS Total
F F
F F
F F
2. Saat mengerjakan
pekerjaan borong, tidak
sempat beristirahat
sehingga lelah 22
27.5 54
67.5 4
5.0 80
100
3. Dalam
mengerjakan pekerjaan borong,
selalu dikejar
waktu 31
38.8 49
61.3 80
100
4. Waktu
istirahat dengan jam kerja
tidak sebanding 10
12.5 62
77.5 8
10.0 80
100 5.
Harus bekerja
lebih dari jam
kerja, agar
pekerjaan selesai susai target
13 16.3
45 56.3
22 27.5
80 100
6. Tidak mempunyai
wewenang untuk melaksanakan
tanggung jawab
pekerjaan 2
2.5 57
71.3 21
26.3 80
100
Sumber: Hasil Pengolahan data primer dengan SPSS 2016
Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 80 orang responden untuk variabel stres kerja pada Tabel 4.2, yaitu:
a. Pada pernyataan pertama Saya berusaha bekerja melebihi target tidak ada responden yang menyatakan sangat setuju dan setuju, 50 responden 62.5
menyatakan kurang setuju, 30 responden 37.5 menyatakan tidak setuju dan tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju.
b. Pada pernyataan kedua Saat mengerjakan pekerjaan borong, saya tidak sempat beristirahat sehingga lelah sebanyak 4 responden 5.0 menyatakan
sangat setuju, 54 responden 67.5 menyatakan setuju, 22 responden
Universitas Sumatera Utara
58 27.5 menyatakan kurang setuju, dan tidak ada responden yang
menyatakan tidak setuju ataupun sangat tidak setuju. c. Pada pernyataan ketiga Dalam mengerjakan pekerjaan borong, saya selalu
dikejar waktu tidak ada responden yang menyatakan sangat setuju, 49 responden 61.3 menyatakan setuju, 31 responden 38.8 menyatakan
kurang setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju ataupun sangat tidak setuju.
d. Pada pernyataan keempat Waktu istirahat dengan jam kerja tidak sebanding sebanyak 8 responden 10.0 menyatakan sangat setuju, 62 responden
77.5 menyatakan setuju, 10 responden 12.5 menyatakan kurang setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju ataupun sangat
tidak setuju. e. Pada pernyataan kelima Harus bekerja lebih dari jam kerja, agar pekerjaan
selesai susai target sebanyak 22 responden 27.5 menyatakan sangat setuju, 45 responden 56.3 menyatakan setuju, 13 responden 16.3
menyatakan kurang setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju ataupun sangat tidak setuju.
f. Pada pernyataan keenam Saya tidak mempunyai wewenang untuk
melaksanakan tanggung jawab pekerjaan saya sebanyak 21 responden 26.3 yang menyatakan sangat setuju, 57 responden 71.3 menyatakan
setuju, 2 responden 2.5 menyatakan kurang setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju ataupun sangat tidak setuju.
Universitas Sumatera Utara
59 Berdasarkan hasil distribusi jawaban responden terhadap Stres Kerja X
1
dapat disimpulkan bahwa jawaban yang paling dominan menyatakan sangat setuju terdapat pada pernyataan kelima yaitu “harus bekerja lebih dari jam kerja, agar
pekerjaan selesai susai target ”, dimana sebanyak 22 responden atau sekitar 27.5
menyatakan sangat setuju. Sementara jawaban yang paling dominan setuju terdapat pada pernyataan keempat yaitu “waktu istirahat dengan jam kerja tidak
sebanding”, dimana sebanyak 62 responden atau sekitar 77.5 menyatakan setuju. Jawaban yang paling dominan menyatakan kurang setuju terdapat pada
pernyataan pertama yaitu “saya berusaha bekerja melebihi target”, dimana sebanyak 50 responden atau sekitar 62.5 menyatakan kurang setuju. Sedangkan
jawaban yang dominan menyatakan tidak setuju juga terdapat pada pernyataan pertama yaitu “saya berusaha bekerja melebihi target”, dimana sebanyak 30
responden atau sekitar 37.5 menyatakan tidak setuju. Untuk keenam pernyataan diatas tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju.
2. Variabel Konflik Kerja X